Pendekatan DPSIR Drivers–Pressures–States–Impacts–Responses

….......………………….………….…………. 6 di mana TEF a = ecological footprint wisata komponen akomodasi haorangth; a n = luasan area infrastruktur akomodasi guesthouse, homestay ha, x i = jumlah wisatawan tahun ke-i orangth Footprint energi dari komponen akomodasi dihitung dengan mengalikan penggunaan energi penerangan tiap guesthouse dengan jumlah guesthouse kemudian dibagi dengan jumlah wisatawan. Aktivitas meliputi kunjungan ke lokasi yang spesifik untuk tujuan wisata bawah laut, rekreasi pantai, olah raga dll. Dalam hal ini, Footprint aktivitas wisatawan yang berhubungan dengan ruang laut luas yang dibutuhkan untuk wisatawan untuk selamdiving dan snorkeling dan dianggap merupakan bagian dari buil-up land. Luasan untuk kegiatan wisata tersebut di Gugus Pulau Batudaka diperoleh dari hasil analisis kesesuaian lahan menggunakan GIS. Fossil energy land untuk menghitung penggunaan energi penerangan. Ketersedian energi dihitung berdasarkan data produksi listrik PLN dan Non PLN di Kecamatan Una-Una yaitu sebesar 661 KWH Bappeda Touna 2007, selanjutnya dikonversi dalam satuan Joule atau sebesar 2.38 GJhatahun. Konsumsi sandang dan pangan untuk wisata merupakan footprint berdasarkan lahan pertanian crop land, hutan forest land, produktivitas ruang laut sea space dan padang rumput pasture land dihitung degan asumsi bahwa kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi seharian di rumah Li Peng dan Guihua 2007, sehingga footprint sandang pangan dalam Living Planet Report 2008 WWF 2008 dapat digunakan untuk menghitung data footprint nasional yang dominan mengunjungi lokasi ini Perancis, Belanda dan Indonesia. Jumlah sumbangan rata-rata tahunan untuk konsumsi sandang dan pangan adalah 5 hari yang merupakan rata-rata lama tinggal di Gugus Pulau Batudaka. Kategori ruang yang berbeda terhadap total footprint dijumlahkan dengan cara mengalikan area yang ada hasil GIS dengan equivalent factors, yang menggambarkan produktivitas relatif rata-rata dunia ha dalam tipe lahan yang berbeda. Equivalent factors dapat digunakan dalam perhitungan biocapacity, dinyatakan dalam satuan global hektar gha Gossling et al. 2002; WWF 2008. i n n n a x a TEF    1