Aset Buatanfisik Analisis Pengaruh Masyarakat Pesisir terhadap Kondisi Sumberdaya

menghadapi perubahan sangat diperlukan, terutama bagi pihak-pihak terkait untuk meningkatkan sensitifitas mereka terhadap ancaman atau gangguan yang dialami masyarakat, yaitu kapan dukungan atau bantuan langsung perlu diberikan sehingga pemilihan insentif menjadi tepat guna.

5.4.4 Pemilihan insentif

Pilihan insentif bagi masyarakat Gugus Pulau Batudaka hampir seluruhnya mengharapkan dari pemerintah, sehingga pengembangan mata pencaharian alternatif ini diarahkan untuk mengalihkan profesi nelayan atau sebagai tambahan pendapatan. Berbagai program, proyek dan kegiatan pemerintah telah dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan. Motorisasi armada nelayan skala kecil adalah program yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produktivitas dan daerah ini juga memperolehnya. Pada tahun 2009, Kecamatan Una-Una memperoleh 25 unit motor tempel 5.5 PK yang didistribusikan pada 5 desa. Program motorisasi ini membawa dampak positif, dilihat dari bertambahnya jumlah perahu bermotor di Gugus Pulau Batudaka. Saat ini bila ada program pemerintah untuk mengadakan armada kapalperahu nelayan, atau bila ada rencana investasi oleh nelayan, selalu pengadaan motor penggerak perahu menjadi permintaan nelayan. Demikian pula di bidang pariwisata, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi telah melakukan berbagai program terkait dalam pengembangan pariwisata di kawasan Kepulauan Togean. Mulai tahun 2006, Pemerintah meresmikan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri dengan tujuan meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. PNPM bukan program yang baru, namun merupakan wadah bagi terintegrasinya program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan diperluas secara nasional. Untuk tahun 2007, dua program diintegrasikan, yaitu Program Pengembangan Kecamatan dan PNPM Mandiri merupakan instrumen program untuk pencapaian Millenium Development Goals MDGs. Program Pengembangan Kecamatan merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, memperkuat institusi lokal, dan meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Program diimplementasikan melalui pengelolaan di tingkat kecamatan dalam bentuk pemberian dana bergulir untuk usaha ekonomi produktif dan penyediaan prasarana dan sarana yang menunjang kegiatan ekonomi, yang kesemuanya itu diarahkan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat capacity building investment. Program pemberdayaan masyarakat ini berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri Depdagri Hadi 2009. Kecamatan Una-una tahun 2010 memperoleh Rp 3 milyar dengan pembiayaan program berasal dari Pemerintah Pusat APBN, Pemerintah Daerah APBD, dan swadaya masyarakat. Hall 2001 menyatakan bahwa salah satu strategi pengelolaan wisata pesisir berkelanjutan yakni dengan pemberlakuan insentif keuangan financial incentives seperti pajak, harga, subsidi, dan bantuan yang diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur wisata dan pemberdayaan masyarakat lokal.

5.4.5 Menyusun Strategi Pilihan Mata Pencaharian.

Strategi pilihan mata pencaharian dapat dilakukan melalui : 1 Penciptaan lapangan kerja alternatif sebagai sumber pendapatan lain bagi keluarga melalui diversifikasi pendapatan nelayan untuk dikembangkan, yang diarahkan bukan saja untuk nelayan tetapi juga untuk anggota keluarganya, khususnya istri atau perempuan nelayan yang memang besar potensinya. Pengembangan mata pencaharian alternatif bukan saja dalam bidang perikanan, seperti pengolahan, pemasaran, atau budidaya ikan, juga diarahkan ke kegiatan non-perikanan; 2 mendekatkan masyarakat dengan sumber modal dengan penekanan pada penciptaan mekanisme mendanai diri sendiri self financing mechanism. Masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan sangat sulit untuk memperoleh modal. Sifat bisnis perikanan yang musiman, ketidakpastian serta resiko tinggi sering menjadi alasan keengganan bank menyediakan modal bagi bisnis ini. Sifat bisnis perikanan seperti ini yang disertai dengan status nelayan yang umumnya rendah dan tidak mampu secara ekonomi membuat mereka sulit untuk memenuhi syarat-syarat perbankan yang selayaknya diberlakukan seperti perlu adanya collateral, insurance dan equity; 3 mendekatkan masyarakat dengan sumber teknologi baru yang lebih berhasil dan berdaya guna. Teknologi yang digunakan masyarakat pesisir, khususnya nelayan, pada umumnya masih bersifat tradisional, maka produktivitas rendah. Upaya meningkatkan pendapatan dilakukan melalui perbaikan teknologi, mulai dari teknologi produksi hingga pasca produksi dan pemasaran. Dengan mempertimbangkan sifat dan karakteristik masyarakat; 4 mendekatkan masyarakat dengan pasar, Pasar adalah faktor penarik dan bisa menjadi salah kendala utama bila pasar tidak berkembang, maka membuka akses pasar adalah cara untuk mengembangkan usaha karena bila tidak ada pasar maka usaha sangat terhambat perkembangannya. Pengembangan pasar bagi produk- produk yang dihasilkan masyarakat pesisir maka upaya yang dilakukan adalah mendekatkan masyarakat dengan perusahaan-perusahaan besar khususnya eksportir komoditas perikanan, untuk mendapatkan jaminan pasar dan harga, pembinaan terhadap masyarakat terutama dalam hal kualitas barang bisa dilaksanakan, serta bantuan modal bagi pengembangan usaha. Meskipun hubungan seperti ini sudah ada, secara umum boleh dikatakan bahwa masyarakat masih menghadapi pasar yang tidak sempurna strukturnya, monopoli ketika masyarakat membeli faktor produksi serta monopsoni ketika masyarakat menjual produk yang dihasilkan. Struktur pasar yang tidak menguntungkan masyarakat ini disebabkan karena informasi yang kurang mengenai harga, komoditas, kualitas, kuantitas serta kontinyutas produk. Kelangkaan informasi ini begitu rupa sehingga umumnya masyarakat hanya menghasilkan produk-produk yang serupa sehingga akhirnya membuat kelebihan pemasokan dan kejatuhan harga; 5 membangun solidaritas serta aksi kolektif di tengah masyarakat. Kelima pendekatan ini dilaksanakan dengan memperhatikan aspirasi, keinginan, kebutuhan, pendapatan, dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat Nikijuluw 2001.