Aset Sosial Aset Keuangan
Gambar 53 Grafik hasil CLSA di Gugus Pulau Batudaka
5 10
15 20
25 Alam
Manusia
Sosial Keuangan
Buatan
Wakai
5 10
15 20
Alam Manusia
Sosial Keuangan
Buatan
Bambu
5 10
15 20
Alam Manusia
Sosial Keuangan
Buatan
Bomba
5 10
15 20
Alam Manusia
Sosial Keuangan
Buatan
Kulingkinari
5 10
15 20
Alam Manusia
Sosial Keuangan
Buatan
Malino
5 10
15 Alam
Manusia
Sosial Keuangan
Buatan
Siatu
Kesempatan yang paling luas adalah aktivitas rumah tangga, ibadah dan konservasi, namun memiliki tingkat kesulitan yang tinggi terkait faktor alam seperti
letak geografis yang jauh dari pusat fasilitas seperti pabrik es, PPI, pasar. Kesulitan yang tinggi juga terjadi pada aktivitas ekonomi produktif yakni pada pertanian,
wisata, dan perikanan tangkap karena kelangkaan lapangan pekerjaan atau sedikitnya kesempatan kerja. Kesadaran yang tinggi untuk aktivitas konservasi walaupun
memperoleh penghargaan ekonomi yang rendah, secara keseluruhan kondisi ini, masyarakat dapat memperoleh insentif sesuai konstelasi CLSA Adrianto 2005.
Dinamika aset alam sebagai Coastal Livelihood System dalam kurun waktu 20 tahun tertera pada Tabel 65.
Tabel 65 Perubahan aset alam di Gugus Pulau Batudaka
No. Faktor kunci
Tahun 1995
2000 2005 2010 1
Hutan bakau xxx
xxx xx
xx 2
Hutan Alam xxx
xx xx
xx 3
Jumlah rumah x
xx xx
xx 4
Air Bersih xx
xx xx
xx 5
Areal Pertanian x
xx xx
xxx 6
Tangkapan Ikan laut xxx
xxx xxx
xxx 7
Abrasi x x
x xx
8 Hasil Pertanian
xx xx
xxx xx
9 Tambak 0
x x
x 10
Kelapa xxx xxx
xxx xx
Keterangan : 0 = tidak adahabis, x = sedikit, xx = sedang, xxx = banyak Sumber : Analisis Data 2010
Proses interaksi sistem alam dan sosial terakumulasi pada dinamika perubahan aset alam. Sistem alam pesisir Gugus Pulau Batudaka menyediakan
berbagai barang dan jasa, yang mendukung perkembangan sistem sosial, juga membatasi ataupun menghancurkan perkembangan sistem sosial ekologi dalam
bentuk berbagai tekanan Tabel 66 . Tekanan alam yang teridentifikasi di Gugus Pulau Batudaka adalah 1 abrasi,
2 sedimentasi, 3 musim, dan 4 Badai. Tekanan tersebut mempengaruhi
penghidupan masyarakat yang menimbulkan dampakresiko berupa kehilangan asset, pekerjaan, pendapatan, meningkatkan biaya operasional penangkapan dan
ketidakpastian berusaha. Kerentanan dalam masyarakat merupakan hal yang dianggap mengganggu atau dapat merugikan penghidupan mereka, berkaitan dengan
“sense of problem” yang penting untuk diketahui, khususnya pada konteks masyarakat yang telah memiliki kesadaran tinggi untuk mengantisipasi perubahan,
atau pada konteks masyarakat sangat rentan dan membutuhkan dukungan. Pengetahuan masyarakat tentang konteks kerentanan membantu memahami prioritas
dan upaya dalam mensikapi setiap perubahan, dan pada konteks dukungan yang lebih tepat diberikan. Pemahaman ini penting untuk mengetahui potensi dan pengalaman
masyarakat dalam mengantisipasi dan mengelola perubahan, atau bahkan mungkin terdapat mekanisme yang telah dibangun oleh masyarakat untuk melindungi
penghidupan masyarakat. Tabel 66 Tekanan alam pesisir dan laut pada masyarakat Gugus Pulau Batudaka
No Tekanan Alam Kelompok Rentan
DampakResiko 1
Abrasi Pemilik pinggir pantai Kehilangan asset secara permanen
2 Sedimentasi
Petambak Nelayan
Petani Nelayan
Kehilangan pekerjaan Kehilangan pendapatan
Kehilangan pendapatan
3 Musim Nelayan
Meningkatkan ketidakpastian Meningkatkan resiko penangkapan
Meningkatkan biaya operasional Kehilangan pendapatan
4 Badai Semua
Meningkatkan ketidakpastian Meningkatkan biaya operasional
Kehilangan pendapatan Kehilangan asset hingga nyawa
Sumber : Analisis Data 2010
Pada situasi-situasi tertentu mungkin masyarakat sangat bergantung pada dukungan dari pemerintah. Pemahaman ambang batas kemampuan masyarakat
menghadapi perubahan sangat diperlukan, terutama bagi pihak-pihak terkait untuk meningkatkan sensitifitas mereka terhadap ancaman atau gangguan yang dialami
masyarakat, yaitu kapan dukungan atau bantuan langsung perlu diberikan sehingga pemilihan insentif menjadi tepat guna.