Menyusun Strategi Pilihan Mata Pencaharian.

dengan meregresikan peubah terikat jumlah kunjungan Q terhadap peubah bebas biaya perjalanan TC, pendapatan invidividu I dan jarak D dengan menggunakan pendekatan logaritma natural, maka diperoleh model permintaan sebagai berikut: LnQ = 26.2728 – 3.4082 LnTC – 1.0981 LnY + 1.2707D Model regresi di atas diuji dengan menggunakan uji F untuk mengetahui sejauh mana ketepatan model yang menjelaskan hubungan nyata antara tingkat kunjungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil uji F menunjukkan F hitung 5.88 F tabel 4.76 pada selang kepercayaan 95. Nilai F hitung yang lebih besar daripada F tabel berarti menolak H H : β 1 = β 2 = β i = 0, yang berarti menerima H 1 H 1 : minimal ada satu β i ≠ 0, yaitu setidaknya ada satu peubah bebas dalam fungsi permintaan tersebut yang berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan. Selain itu, nilai koefisien determinasi R 2 juga menunjukkan nilai sebesar 0.7464, berarti peubah bebas yang digunakan dalam model biaya perjalanan, pendapatan invidividu dan jarak mampu menjelaskan keragaman peubah tak bebas, yaitu jumlah kunjungan sebesar 74.64. Model permintaan yang diperoleh juga dapat menunjukkan hubungan yang berlawanan antara jumlah kunjungan dan biaya perjalanan. Berdasarkan hasil perhitungan regresi di atas, nilai terhadap permintaan sebesar -3.4082 dapat diartikan apabila terjadi perubahan biaya perjalanan sebesar 0.05 atau 5 maka akan menurunkan tingkat kunjungan sebesar 3.41. Tanda negatif menunjukkan bahwa pada fungsi permintaan tersebut terdapat hubungan terbalik antara biaya perjalanan dengan tingkat kunjungan. Apabila terjadi kenaikan biaya perjalanan menuju kawasan Gugus Pulau Batudaka, maka akan menyebabkan penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu komoditas maka semakin rendah tingkat permintaannya. Yoeti 1997 berpendapat, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga. Kenyataan ini juga sesuai dengan pendapat Gaspersz 2000 tentang hukum permintaan law of demand yang menyatakan bahwa kuantitas produk yang diminta akan meningkat apabila harga menurun dan kuantitas produk yang diminta akan menurun apabila harga meningkat dengan asumsi nilai-nilai dari peubah lain yang mempengaruhi permintaan produk tersebut dianggap konstan atau ceteris paribus. Hasil regresi yang didapatkan dapat digunakan untuk membangun kurva permintaan dan menentukan surplus konsumen dari kegiatan ekowisata bahari di kawasan Gugus Pulau Batudaka. Surplus konsumen pada penelitian ini merupakan selisih antara tingkat kesediaan membayar dari wisatawan dengan biaya atau harga yang harus dikeluarkan untuk memperoleh kepuasan dalam menikmati jasa alam Yudasmara 2010 berupa obyek wisata di kawasan Gugus Pulau Batudaka. Tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut dapat dilihat dari intensitas kunjungannya. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin sering seorang wisatawan berkunjung ke kawasan ekowisata Gugus Pulau Batudaka mencerminkan semakin puas terhadap lokasi wisata tersebut. Pada kurva permintaan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gugus Pulau Batudaka yang dinotasikan dengan Q pada sumbu X dengan tingkatan harga yang dinotasikan dengan P pada sumbu Y pada waktu tertentu, namun penjelasan kurva permintaan berbeda dengan penawaran dimana semakin rendah nilai harga yang ditawarkan maka jumlah wisatawan akan semakin meningkat atau sebaliknya semakin tinggi harga yang ditawarkan maka jumlah kunjungan wisatawan semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat pada kurva di atas, dimana harga pada tingkat sekitar 910 nilai Q = 0 tidak ada wisatawan yang datang sedangkan bila harga berada pada level 300 maka nilai Q sekitar ± 1 400 orang. Selain itu, dari kurva permintaan diperoleh hasil perhitungan surplus konsumen sebesar US 21 813 per individu per tahun atau Rp 207 223 500 per individu per tahun dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar Rp 9 500. Nilai surplus konsumen didapatkan nilai ekonomi kawasan ekowisata kawasan Gugus Pulau Batudaka yang diperoleh berdasarkan jumlah wisatawan yang berkunjung tahun 2007 adalah sebesar US 58 273 atau Rp. 553 593 500. Nilai ekonomi ini merupakan nilai riil pemanfaatan ekowisata di kawasan ini dan nilai tersebut akan meningkat bila jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini bertambah banyak. Hal ini dapat terjadi apabila potensi dan kondisi daya tarik wisata yang ada di kawasan ini dapat dipertahankan, d m p a k h k d s k b m p m disertai den manajemenn Setel perpotongan aktivitas wis Kurv keseimbanga harga P 37 konsumen s didapatkan sebesar US kawasan saa berkunjung menambah j pada kondis mampu dita P harga ngan pening nya. lah hasil ku n kedua kur sata di kawa Gambar 5 va keseimb an aktivitas 70 dan nilai Q sebesar US juga nilai e 58 273. N at ini dan n ke kawasan jumlah kunj si keseimban ampung oleh gkatan sara urva penawa rva tersebut, san Gugus P 6 Kondisi k bangan di wisata di ka Q jumlah w 21 813 p ekonomi ka Nilai ekonom nilai tersebu n ini bertam jungan wisa ngan baru se h kawasan jum ana prasaran aran dan per , untuk men Pulau Batuda kesetimbanga atas mem awasan Gug wisatawan s per individu awasan wisa mi ini merup ut akan men mbah banyak atawan meng ebesar 640 o atau batas mlah wisataw na penduku rmintaan dip ngetahui kon aka Gambar an pasar akti mberikan p gus Pulau Ba ebesar 640 o per tahun. ata kawasan pakan nilai r ningkat bila k atau masi gingat jumla orang, jumla daya dukun wan ung wisata peroleh mak ndisi keseim r 56. ivitas wisata penjelasan, atudaka bera orang denga Nilai surp n Gugus Pu riil pemanfa a jumlah wi ih ada kese ah kunjung ah wisatawa ng kawasan dan kualit ka dapat dic mbangan pas a bahwa tit ada pada lev an nilai surpl lus konsum ulau Batuda aatan wisata isatawan ya empatan unt gan wisataw an yang mas Gugus Pul tas ari sar tik vel lus men aka di ang tuk wan sih lau