Pendekatan Ruang Ekologis Ecological footprint Analysis

G L sistem Step kondis sosial merup bersam diiden Step 2 pesisir langsu dilaku memp maupu Step 3 yang h Gambar 7 Langkah-lan m insentif E 1 : Mengum si sumberda ekonomi m pakan salah s maan interak ntifikasi. 2 : Mengana r dan laut, ung berkontr ukan. Pada pengaruhi d un ekonomi. 3 : Mengide harus dilakuk Kerangka m Allison da ngkah penen Emerton 2001 mpulkan inf aya alam. masyarakat pe satu faktor p ksi antara m alisis pengar melalui ide ribusi terha saat yang b driven factor entifikasi ke kan pada tah makro penge n Allis 2001 ntuan mata 1, terdiri ata formasi tent Dalam taha esisir dan ko penting yang masyarakat pe ruh masyara entifikasi ak adap kerusak bersamaan d rs aktivitas ebutuhan ma hap ini. Perta embangan m 1 pencaharian as 5 lima tah tang mata p ap ini, infor ondisi sumb g harus diku esisir dan su akat pesisir t ktivitas masy kan sumber dilakukan pu s tersebut, b asyarakat pe ama adalah i ata pencahar n masyaraka hap yaitu: pencaharian rmasi tentan berdaya alam umpulkan da umberdaya a terhadap kon yarakat pes daya pesisir ula identifik baik dalam esisir. Ada d identifikasi k rian alternati at berbasis masyarakat ng kondisi k m pesisir dan n pada saat alam ekosis ndisi sumber isir yang se r dan laut p kasi faktor perspektif s dua aspek u kebutuhan si if pada t dan kunci n laut yang stem rdaya ecara perlu yang sosial utama istem insentif yang diperlukan oleh masyarakat khususnya dalam kerangka konservasi sumberdaya pesisir dan lautan. Kedua adalah peluang penerapan sistem insentif dalam konservasi sumberdaya pesisr dan lautan. Step 4 : Memilih sistem insentif yang tepat untuk pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat. Dalam konteks tahap ini, identifikasi dan pemilihan sistem insentif menjadi faktor penting. Sistem insentif harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat pesisir seperti yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Step 5 : Implementasi sistem insentif mata pencaharian terpilih Gambar 8. Pemilihan faktor insentif menjadi faktor penting, dimana harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat pesisir. Gambar 8 Langkah-langkah mendisain CLSA Emmerton 2001 Mata pencaharian alternatif dapat dikembangkan dengan langkah berikut DKP 2006 yaitu : 1 Menganalisis kegiatan ekonomi seluruh masyarakat menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, ketrampilan, pendapatan, besarnya keluarga, preferensi, pilihan untuk menilai kebutuhan mereka; 2 Mengidentifikasi berbagai program pemulihan pendapatan perseorangan dan per Step 1. Mengumpulkan informasi tentang karakteristik mata pencaharian masyarakat dan kondisi SDA Step 2. Menganalisis pengaruh masyarakat terhadap kondisi sumberdaya alam Step 3. Identifikasi sistem insentif terkait dengan pengembangan mata pencaharian masyarakat Step 4. Memilih sistem insentif ekonomi yang tepat untuk konservasi berbasis masyarakat Step 5. Implementasi pengembangan mata pencaharian masyarakat berbasis insentif kelompok melalui konsultasi dengan pengusaha dan analisis kelayakan pasar dan keruangan: 3 Menguji program pelatihan dan pengembangan pendapatan dengan masyarakat terpilih atas dasar percobaan; 4 Merumuskan kerangka pengawasan kelembagaan dan anggaran; 5. Memacu pemasaran produk di dalam dan di luar tempat relokasi; 6 Mengevaluasi program dan memberi bantuan teknis tambahan.

2.4.5 Konsep Pemodelan Dinamik Integrasi Wisata Perikanan

Model secara terminologi penelitian operasional diartikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual Eriyatno 1999. Model memperlihatkan hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik sebab akibat. Suatu model merupakan seperangkat anggapan asumsi mengenai suatu sistem yang rumit, sebagai usaha untuk memahami dunia nyata yang memiliki sifat beragam sehingga mempelajari sistem sangat diperlukan pengembangan model guna menemukan peubah-peubah variabel penting dan tepat, serta menemukan hubungan-hubungan antar peubah di dalam sistem tersebut. Pengelompokkan model yakni berupa model ikonik seperti yang berdimensi dua foto, peta, cetak biru, atau tiga dimensi prototip mesin, alat, model analog kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi statistik, diagram alir, dan model simbolik seperti persamaan equation. Kenyataannya suatu model dapat bersifat statik dan dinamik. Model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu, sedangkan model dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model. Permodelan sistem merupakan salah satu metode analisis dalam pemecahan suatu masalah dengan mengabstraksikan dari suatu objek pada situasi yang aktual ke dalam konsep dan stukturisasi model. Tahapan dalam membangun model simulasi komputer menurut Djojomartono 1993 adalah 1 Identifikasi dan defenisi sistem. Tahap ini mencakup pemikiran, definisi, karakteristik yang bersifat dinamik atau stokastik dari masalah yang dihadapi dan memerlukan pemecahan dan mengapa perlu dilakukan pendekatan sistem terhadap masalah tersebut. Batasan dari permasalahannya juga harus dibuat untuk menentukan ruang lingkup sistem; 2 Konseptualisasi sistem. Tahap ini mencakup pandangan yang lebih dalam lagi terhadap struktur sistem dan mengetahui dengan jelas pengaruh–pengaruh penting yang akan beroperasi di dalam sistem. Struktur dan