Sektor Produksi Sub Model Perikanan

tahun simulasi menjadi 5 917 wisatawan dengan sumberdaya yang ada dan didukung kebutuhan area sumberdaya perikanan yang surplus, sebagai indikator keberlanjutan bagi kegiatan wisata perikanan di kawasan tersebut. Hasil simulasi integrasi wisata-perikanan pada akhir tahun tersebut menghasilkan jumlah kunjungan wisatawan dan populasi penduduk pada akhir tahun simulasi sebesar 23 030 kapitatahun 4 326 wisatawantahun dengan tren penurunan wisatawan seiring dengan peningkatan populasi penduduk setelah tahun ke-7 simulasi. Penggunaan pendekatan kehati-hatian precusionary approach dalam penggunaan sumberdaya yakni lahan potensial yang tersedia di Gugus Pulau Batudaka ruang untuk wisata 0.93 hatahun dan perikanan 0.03 hatahun, maka bila dikaitkan dengan kebijakan pengelolaan dengan jumlah kunjungan wisatawan yang belum melampai daya dukung kawasan maka kegiatan yang dapat dilakukan adalah promosi dan meningkatkan atraksi wisata.

5.6.2.5 Verifikasi dan Validasi Model

Verifikasi dan validasi model untuk mengetahui apakah model yang dibangun dengan cara yang benar dan sah sebagai perwakilan dunia nyata Murthy et al. 1990. Uji verifikasi dan validasi pada model integrasi wisata-perikanan dilakukan terhadap struktur model integrasinya. Model dinamik kinerja integrasi wisata-perikanan mengadopsi teori sistem penilaian kinerja pemanfaatan ruang untuk wisata Solarbesain 2009 dan perikanan Adrianto dan Matsuda 2004 yang telah dikaji secara akademis merupakan model yang dibuat melalui pengembangan dari beberapa model sistem penilaian pemanfaatan ruang perairan secara spasial dan temporal Moffat 2000; Warren-Rhodes dan Koenig 2001; Adrianto dan Matsuda 2004. Oleh karena itu validasi teoritis untuk model sistem penilaian kinerja pada penelitian ini berdasarkan rujukan teoritis yang digunakannya. Simulasi model ini bertujuan untuk memprediksi pemanfaatan ruang wisata perikanan berdasarkan nilai variabel keadaan state variable stok dari data primer dan sekunder. Model divalidasi dengan membandingkan perfomansi model dari hasil analisis basis model dari beberapa level stok sumberdaya dengan hasil analisis data pengamatan dan sekunder melalui pengujian secara statistik. Level sumberdaya yang digunakan untuk validasi model adalah jumlah wisman dan jumlah penduduk. Persyaratan statistik yang diuji adalah nilai β intercept, besaran koefisien determinasi R 2 , dan rata-rata nilai prediksi dari level Y. Nilai statistik untuk uji validasi model disajikan pada Tabel 76. Tabel 76 Hasil analisis statistik berdasarkan persyaratan validasi No. Jenis persyaratan statistik Nilai hasil analisis dinamik Nilai hasil analisis data lapangan Intercept R 2 Rataan Y predik Intercept R 2 Rataan Y predik 1. Jumlah penduduk X terhadap kunjungan wisman Y - 5 821 0.6565 5 436 - 11 688 0.9057 2 767 2. Jumlah penduduk dan wisman X terhadap EF wisata Y 3 061 0.8869 4 840 342 0.9401 3 396 Tabel 76 menunjukkan bahwa baik persyaratan nilai intercept maupun rata-rata nilai prediksi level kunjungan wisman dan EF wisata umumnya menunjukkan nilai yang relatif sama, kecuali pada nilai koefisien determinasi R 2 jumlah penduduk X terhadap kunjungan wisman Y dari analisis data analisis dinamik lebih rendah dibanding data lapangan. Perbedaan ini terkait dengan penggunaan data kunjungan wisman` Lampiran 9 menunjukan bahwa pada kondisi ril lapangan, variasi nilai kunjungan wisman dipengaruhi oleh berbagai faktor lain yang tidak dimasukan dalam model ini. Nilai intercept yang diperoleh relatif sama yakni tanda negatif untuk hubungan jumlah penduduk X terhadap kunjungan wisman Y dan tanda positif untuk jumlah penduduk dan wisman X terhadap EF wisata Y untuk seluruh dimensi sehingga hasil analisis dalam penelitian ini dianggap valid. Model dinamik integrasi wisata-perikanan yang dibuat mampu untuk melakukan sebuah proses simulasi sebagai kajian model dunia abstrak mengikuti dari perilaku realitas dunia nyata yang dikaji sehingga model dinamik integrasi wisata-perikanan tersebut telah memenuhi prosedur verifikasi dan validasi model. 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka hal-hal yang dijadikan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1 Pemanfaatan sumberdaya untuk wisata selam, snorkeling dan perikanan budidaya rumput laut dilakukan berdasarkan kesesuaian temporal karena kesesuaian ruangnya yang bersifat dinamik. Integrasi wisata-perikanan di Gugus Pulau Batudaka dapat menampung sebanyak 21 887 wisatawantahun yang memanfaatkan ruang untuk perikanan sebesar 0.04 hakapita skala lokal dan 0.3 hakapita skala regional dan didukung hasil analisis HANNP, CLSA dan valuasi ekonomi sehingga Gugus Pulau Batudaka dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata dan perikanan. 2 Keberlanjutan sistem sosial ekologi di kawasan ini dapat menampung wisatawan rata-rata setiap tahun sebanyak 4 326 orang yang memanfaatkan ruang untuk wisata 0.93 hatahun dan ruang untuk perikanan 0.3 hatahun.

6.2 Saran

Saran untuk keberlanjutan pengelolaan kawasan ini adalah : 1 Perlu adanya perubahan zonasi di Gugus Pulau Batudaka berdasarkan kebutuhan masyarakat, kesesuaian ruang dan daya dukung kawasan. 2 Pengembangan Gugus Pulau Batudaka sebagai kawasan wisata dengan menerapkan prinsip kehati-hatian precautionary approach dalam pengelolaan sumberdaya, maka untuk meningkatkan jumlah kunjungan wistawan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi obyek wisata saat ini wisata selam, dan snorkeling yang didukung oleh ketersediaan infrastruktur penunjang melalui peningkatan atraksi wisata dan kegiatan promosi.