Kebijakan Policy Response Options

113 Tabel 26 Jumlah tegakan, kerapatan relatif, frekuensi relatif, dominasi relatif dan indeks nilai penting pada tiap tingkatan pohon Spesies Magrove Jumlah Tegakan Kerapatan Relatif Frekuensi Relatif Dominasi Relatif Indeks Nilai Penting Pohon Anakan Semai Pohon Anakan Semai Pohon Anakan Semai Pohon Anakan Pohon Anakan Semai Taningkola Rhizopora apiculata 15 11 88 62.50 40.74 47.06 37.50 37.50 37.50 34.67 16.07 134.67 94.31 84.56 Avicennia alba 2 7 16 8.33 25.93 8.56 25.00 25.00 25.00 29.23 43.09 62.56 94.02 33.56 Bruguiera gymnorrhiza 7 9 83 29.17 33.33 44.39 37.50 37.50 37.50 36.11 40.84 102.77 111.67 81.89 Jumlah 24 27 187 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 300.00 300.00 200.00 Sope Rhizopora apiculata 10 17 121 58.82 58.62 69.14 50.00 50.00 50.00 38.41 46.74 147.24 155.37 119.14 Bruguiera gymnorrhiza 7 12 54 41.18 41.38 30.86 50.00 50.00 50.00 61.59 53.26 152.76 144.63 80.86 Jumlah 17 29 175 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 300.00 300.00 200.00 Luangon Rhizopora apiculata 4 8 25 23.53 21.05 21.74 23.08 21.43 18.75 17.76 10.26 64.37 52.74 40.49 Rhizopora mucronata 5 9 12 29.41 23.68 10.43 23.08 21.43 18.75 14.26 13.71 66.75 58.82 29.18 Bruguiera gymnorrhiza 4 10 52 23.53 26.32 45.22 23.08 21.43 18.75 26.69 9.92 73.29 57.66 63.97 Xylocarpus granatum 1 5 8 5.88 13.16 6.96 7.69 14.29 18.75 11.97 9.86 25.55 37.30 25.71 Soneratia alba 1 2 6 5.88 5.26 5.22 7.69 7.14 6.25 7.82 21.69 21.39 34.10 11.47 Lumnitzera littorea 1 2 4 5.88 5.26 3.48 7.69 7.14 6.25 10.40 14.80 23.97 27.20 9.73 Aegiceras corniculatum 1 2 8 5.88 5.26 6.96 7.69 7.14 12.50 11.11 19.76 24.68 32.17 19.46 Jumlah 17 38 115 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 300.00 300.00 200.00 Umpagi Rhyzophora apiculata 13 16 34 50.00 47.06 40.96 27.27 30.00 27.27 17.21 29.97 94.48 107.03 68.24 Rhyzophora mucronata 8 12 25 30.77 35.29 30.12 27.27 30.00 27.27 13.95 27.55 72.00 92.85 57.39 Bruguiera gymnoriza 3 4 15 11.54 11.76 18.07 27.27 20.00 27.27 36.85 29.00 75.66 60.76 45.35 Avicennia alba 1 6 3.85 0.00 7.23 9.09 10.00 9.09 13.33 0.00 26.26 10.00 16.32 Xylocarpus granatum 1 2 3 3.85 5.88 3.61 9.09 10.00 9.09 18.66 13.48 31.60 29.36 12.71 Jumlah 26 34 83 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 300.00 300.00 200.00 Sumber : Data Primer 2009 Tabel 26 menunjukkan bahwa pada stasiun Taningkola terdapat 3 jenis mangrove dan Sope 2 jenis memiliki nilai Indeks Nilai Penting yang paling tinggi untuk jenis Rhizopora apiculata disusul Bruguiera gymnorrhiza, sedangkan Stasiun Luangon 7 jenis memiliki nilai Indeks Nilai Penting yang paling tinggi untuk jenis Bruguiera gymnorrhiza disusul Rhizopora mucronata dan Rhizopora apiculata. Kondisi ini menggambarkan bahwa untuk kategori jenis Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata dan Bruguiera gymnorrhiza memberikan pengaruh atau peranan yang sangat besar dalam komunitas mangrove di kawasan Gugus Pulau Batudaka. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh CII Conservation International for Indonesia, ditemukan 33 spesies mangrove di Kepulauan Togean yang terdiri dari 19 spesies mangrove sejati true mangrove dan 14 spesies mangrove ikutan asociate mangrove. Semua jenis mangrove tersebut dikelompokkan dalam 26 genus dan 21 familia Adhiasto 2001. 4.2.1.3 Padang Lamun Ekosistem padang lamun di Kepulauan Togean relatif sedikit bila dibandingkan dengan ekosistem karang maupun ekosistem mangrove. Jenis dan kelimpahan lamun tersebut tertera pada Tabel 27. Tabel 27 Data jenis dan kelimpahan lamun di Gugus Pulau Batudaka No Jenis-jenis Nama Pulaulokasi Stasiun P.Batudaka P.Poya Umpagi Sope 1 Enhalus acoroides Pama +++ +++ +++ +++ 2 Thalassia hemprichii ++ - + + 3 Halophila ovalis + ++ + ++ 4 Cymodocea serrulata +++ +++ +++ +++ 5 Halodule uninervis ++ - - ++ Keterangan : = RTRW Kabupaten Tojo Una-Una Bappeda Touna 2007 = Data Primer 2009 : - = Tidak ditemukan; + = Ada, sedikit; ++ = Ada, sedang; +++ = Ada,dominan Terdapat 5 lima jenis lamun, yaitu: Thallasia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis dan Cymodocea rotundata. Dari ke-5 jenis lamun yang terdapat di sekitar perairan Gugus Pulau Batudaka, jenis lamun Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata merupakan jenis yang dominan. Hasil analisis spasial CII menunjukkan luas ekosistem padang lamun di Kepulauan Togean pada tahun 2001 seluas 281.3 ha dan pada tahun 2007 terjadi penurunan menjadi 189.69 ha, atau dalam kurun waktu 6 tahun terjadi penurunan sebesar 91.61 ha 32.57. Kawasan yang mengalami penurunan luas padang lamun adalah Pulau Malenge dan perairan di sebelah barat Pulau Batudaka. Kawasan yang mengalami penurunan luas padang lamun ini ternyata juga merupakan kawasan yang mengalami penurunan luas terumbu karang.

4.2.2 Kondisi Morfologi

Gugus Pulau Batudaka masuk dalam wilayah di Kecamatan Una-Una dengan luas daratan 298.08 km 2 dan ketinggian 0-85 meter dari permukaan air laut. Topografi dataran adalah datar sampai berombak dengan sedikit bagian yang berbukit. Bagian wilayah yang datar berada di sekitar pantai, sedangkan ke arah daratan atau jauh dari pantai kondisi topografi berombak dan sedikit bagian berbukit. Tekstur tanah sedang sampai kasar dengan drainase cukup baik. Kondisi tanah termasuk subur karena berbagai macam tanaman dapat tumbuh di daerah ini. Persentase bentuk permukaan tanah serta ketinggian desa di Kecamatan Una- Una tertera pada Tabel 28. Tabel 28 Persentase bentuk permukaan tanah dan ketinggian menurut desa di Kecamatan Una-Una Kabupaten Tojo Una–Una Tahun 2008 No. Desa Persentase Bentuk Permukaan Tanah Ketinggian Permukaan Laut m Dataran Perbukitan Pegunungan 1 Kulingkinari - 35 65 2 2 Molowagu 10 60 30 85 3 Bomba 5 75 20 10 4 Tumbulawa 15 80 5 10 5 Taningkola 80 15 5 8 6 Bambu 10 80 10 15 7 Una – Una 20 40 40 3 8 Lembanya 70 30 - 4 9 Wakai 45 35 20 3 10 Tanjung Pude 50 35 15 3 11 Malino - 75 25 75 12 Siatu 50 50 - 5 13 Kambutu 10 55 35 3 Kecamatan Una-Una 28.08 51.15 20.80 3 Sumber : BPS Touna 2009 Litologi pulau Batudaka BKSDA 2006 terdiri atas : 1 Batu gamping terumbu koral dan klastik Ql, batu gamping terumbu ini berwarna putih, bagian atas telah mengalami pelapukan, berukuran butir pasir sedang hingga kasar, tersusun sebagian besar oleh koral dan cangkang moluska. 2 Konglomerat, batu pasir, batu lempung dan lensa batu gamping Tmpb yang terubah kuat dan lensa-lensa batu gamping. Geologi Pulau Batudaka mempunyai jenis litologi yang didapat berdasarkan hasil Grab Sample di sepanjang lokasi pengamatan Pulau Una Una adalah : pecahan karang dan sedikit pasir halus berwarna coklat muda berisi pecahan karang. Material yang ada diduga berasal dari hasil proses pelapukan serta erosi batuan yang ada di permukaan yang dipengaruhi oleh kondisi iklim, hempasan gelombang dan material-material yang tertransportasi oleh media air melalui sungai-sungai yang mengalir sampai ke laut. Struktur geologi yang berkembang pada daerah ini adalah struktur lipatan monoklin. Geomorfologinya terdiri dari 4 satuan geomorfologi dengan 5 subsatuan geomorfologi, dengan penjelasan sebagai berikut: 1 Satuan Geomorfologi Bentuk Lahan Asal Struktural S dengan subsatuan Geomorfologi Blok Pegunungan, lereng tidak teratur, pipih, runcing, pola memanjang S1. Subsatuan ini terdapat di bagian Timur dengan penyebaran berarah Barat laut-Tenggara. Lahan ini mempunyai morfologi, topografi pegunungan, dengan pinggir tajam dan banyak dilalui oleh sistem patahan atau kelurusan dan berkesan terkotak-kotak dengan lereng curam sampai terjal. Litologi yang mendominasi satuan ini adalah : konglomerat, batupasir, batu lempung dan lensa batu gamping yang terubah kuat dan lensa-lensa batu gamping. Subsatuan ini memiliki kelerengan berkisar antara 15 hingga 30 dengan beda tinggi antara 50 sampai dengan 150 m. Ketinggian elevasi subsatuan ini berkisar antara 25 hingga 100 m di atas permukaan laut. 2 Satuan Geomorfologi Bentuk Lahan Asal Kars K dengan Subsatuan Geomorfologi Perbukitan Kars, dengan puncak membulat K2. Subsatuan ini penyebarannya hampir diseluruh Pulau Batudaka, lahan ini mempunyai morfologi perbukitan hillock, dengan puncak membundar kubah, dengan topografi rendah, Litologi yang mendominasi satuan ini adalah: batugamping klastik, batugamping terumbu berwarna putih, bagian atas telah mengalami pelapukan, berukuran butir pasir sedang hingga kasar, tersusun sebagian besar