kelompok melalui konsultasi dengan pengusaha dan analisis kelayakan pasar dan keruangan: 3 Menguji program pelatihan dan pengembangan pendapatan dengan
masyarakat terpilih atas dasar percobaan; 4 Merumuskan kerangka pengawasan kelembagaan dan anggaran; 5. Memacu pemasaran produk di dalam dan di luar
tempat relokasi; 6 Mengevaluasi program dan memberi bantuan teknis tambahan.
2.4.5 Konsep Pemodelan Dinamik Integrasi Wisata Perikanan
Model secara terminologi penelitian operasional diartikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual Eriyatno 1999.
Model memperlihatkan hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik sebab akibat. Suatu model merupakan seperangkat anggapan
asumsi mengenai suatu sistem yang rumit, sebagai usaha untuk memahami dunia nyata yang memiliki sifat beragam sehingga mempelajari sistem sangat
diperlukan pengembangan model guna menemukan peubah-peubah variabel penting dan tepat, serta menemukan hubungan-hubungan antar peubah di dalam
sistem tersebut. Pengelompokkan model yakni berupa model ikonik seperti yang berdimensi dua foto, peta, cetak biru, atau tiga dimensi prototip mesin, alat,
model analog kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi statistik, diagram alir, dan model simbolik seperti persamaan equation. Kenyataannya suatu model
dapat bersifat statik dan dinamik. Model statik memberikan informasi tentang peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu, sedangkan model
dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model. Permodelan sistem merupakan salah satu metode analisis dalam
pemecahan suatu masalah dengan mengabstraksikan dari suatu objek pada situasi yang aktual ke dalam konsep dan stukturisasi model. Tahapan dalam membangun
model simulasi komputer menurut Djojomartono 1993 adalah 1 Identifikasi dan
defenisi sistem. Tahap ini mencakup pemikiran, definisi, karakteristik yang
bersifat dinamik atau stokastik dari masalah yang dihadapi dan memerlukan pemecahan dan mengapa perlu dilakukan pendekatan sistem terhadap masalah
tersebut. Batasan dari permasalahannya juga harus dibuat untuk menentukan ruang lingkup sistem; 2 Konseptualisasi sistem. Tahap ini mencakup pandangan
yang lebih dalam lagi terhadap struktur sistem dan mengetahui dengan jelas pengaruh–pengaruh penting yang akan beroperasi di dalam sistem. Struktur dan
kuantitatif dari model digabungkan bersama, sehingga akhirnya kedua-duanya akan mempengaruhi efektivitas model; 3 Formulasi model. Tahap ini biasanya
model dibuat dalam bentuk kode-kode yang dapat dimasukkan ke dalam komputer. Penentuan akan bahasa komputer yang tepat merupakan bagian pokok
pada tahap formulasi model; 4 Simulasi model. Tahap simulasi komputer digunakan untuk menyatakan dan menentukan bagaimana semua peubah dalam
sistem berperilaku terhadap waktu. Tahapan ini perlu menetapkan periode waktu simulasi; 5 Evaluasi model. Berbagai uji dilakukan terhadap model yang telah
dibangun untuk mengevaluasi keabsahan dan mutunya. Uji berkisar memeriksa konsistensi logis, membandingkan keluaran model dengan data pengamatan, atau
lebih jauh menguji secara statistik parameter–parameter yang digunakan dalam simulasi. Analisis sensitivitas dapat dilakukan setelah model divalidasi; 6
Penggunaan model dan analisis kebijakan. Tahap ini mencakup aplikasi model dan mengevaluasi alternatif yang memungkinkan dapat dilaksanakan.
Konsep model awal merepresentasikan secara kualitatif seluruh aspek
relevan dari sistem yang dibangun Forrester 1994; Grant et al. 1997 untuk model integrasi wisata-perikanan di Gugus Pulau Batudaka dengan tahapan berikut ini.
1 Penetapan tujuan, dimulai pertanyaan yang ingin dijawab dalam pemodelan. Bagaimana skenario pemanfaatan ruang berdasarkan keterkaitan antara
kesesuaian pemanfaatan dan daya dukung kawasan melalui integrasi wisata dan perikanan.
2 Batasan sistem yang dibangun Sistem yang dibangun berdasarkan kesesuaian pemanfaatan ruang dan daya
dukung secara ekologis untuk wisata dan perikanan. 3 Pengelompokan komponen yang dibatasi
Komponen sistem dikelompokkan menjadi tujuh kategori komponen sistem yaitu :
- Variabel Keadaan State Variables Variabel ini mencerminkan titik akumulasi materi di dalam sistem seperti
populasi penduduk, populasi wisatawan, total footprint, biomassa ikan. - Variabel Pendorong Driving Variables
Variabel pendorong mempengaruhi tetapi tidak dipengaruhi oleh bagian lainnya dari sistem integrasi wisata-perikanan yakni laju pertumbuhan intrinsik
- Konstanta Constants Konstanta adalah nilai numerik yang menerangkan ciri suatu sistem yang tidak
berubah atau yang dapat digambarkan tidak berubah dibawah semua kondisi yang disimulasikan oleh model seperti yield factor YF, laju kelahiran,
kematian, emigrasi, imigrasi. - Variabel Pembantu Auxiliary Variables
Variabel ini muncul sebagai bagian perhitungan yang menentukan tingkat alih materi atau nilai variabel yang lain, dan mencerminkan konsep yang
menunjukkan secara eksplisit di dalam model. Variabel pembantu mungkin juga menggambarkan suatu produk akhir dari perhitungan seperti biocapacity BC,
komponen footprint built-up, energy, food and fibre, fraksi tangkapan, rasio biomassa ikan, produksi lokalregional per area.
- Alih Materi dan Informasi Material and Information Transfers Sebuah alih materi mencerminkan peralihan secara fisik materi selama periode
tertentu : 1 antara dua variabel keadaan, 2 antara sebuah sumber source dan variabel keadaan, atau 3 antara variabel keadaan dengan sebuah muara sink.
Misalnya menghitung ecological footprint pada sub-model wisata alih materi biocapacity dari jumlah wisatawan di Gugus Pulau Batudaka ke ecological
footprint atau menghitung produksi lokalregional pada sub-model perikanan alih materi individu dari biomassa ikan di daerah penangkapan lokalregional
ke produksi lokalregional. - Sumber dan Muara Sources and Sinks
Sumber dan muara menggambarkan masing-masing adalah titik asal mula awal dan titik akhir alih materi masuk dan keluar dari sistem.
4 Identifikasi hubungan antar komponen Tahapan dari perumusan model konseptual mencakup identifikasi hubungan
antar komponen sistem yang sedang dipelajari sebagai dasar pemahaman analisis sistem yang lebih luas.