unit dan SMUSMK 1 unit. Dari 13 106 jiwa penduduk di Kecamatan Una-Una, sebanyak 10 255 orang merupakan tenaga kerja berusia di atas 10 tahun dan
1 156 orang tenaga kerja di luar sektor pertanian BPS Touna 2009.
4.3.1.3 Pengetahuan Lokal
Pengelolaan sumberdaya perikanan di Gugus Pulau Batudaka yang menggunakan kearifan tradisional yaitu menyangkut pengetahuan atau
pemahaman masyarakat adat kebiasaan tentang manusia dan bagaimana relasi yang baik di antara manusia dengan alam serta di antara semua penghuni
komunitas ekologi. Penduduk gugus Pulau Batudaka Kecamatan Una-Una memiliki latar belakang etnis yang beragam seperti Bajo, Bobongko, Togian,
Kaili, Bare’e, Taa, Gorontalo, dan Bugis. Masyarakat Bajo dan Bobongko lebih menyebar tapi umumnya terkonsentrasi pada beberapa desa tertentu. Desa-desa
Bajo antara lain terdapat di Pulau Salaka, Siatu, Taufan, Kulingkinari; sementara etnis Bobongko menetap di Tumbulawa dan tersebar di beberapa desa lainnya.
Etnik Bobongko telah mulai memeluk agama Kristen dan Islam. Adat-istiadat yang dijadikan norma dalam pergaulan adalah adat Bobongko yang sudah mulai
mendapatkan pengaruh dari kepercayaan yang baru terutama nilai-nilai agama Kristen dan Islam, sehingga tradisi upacara selalu dikaitkan dengan agama
walaupun nilai budaya kepercayaan leluhur masih dapat ditemukan dalam tradisi Bobongko terutama dalam pesta panen dan upacara perkawinan dan kematian
Bappeda Touna 2007. Selain itu, masyarakat di kawasan ini bersifat terbuka dalam menerima budaya lain misalnya penduduk dari etnik Togean mengenakan
pakaian dari suku Jawa pada prosesi pernikahannya. Namun, budaya yang bertentangan dengan agama Islam, masyarakat setempat lebih bersifat preventif,
seperti dengan semakin meningkatnya wisatawan mancanegara yang datang dan berbusana terbuka membuat masyarakat meminta pengelola wisata untuk
memindahkan lokasi cottage yang terletak pada jalur masuk pelayaran menuju Desa Bomba ke lokasi lain Pulau Poya.
Masyarakat kawasan ini, ini masih memiliki sistem pemanfaatan SDA yang diperoleh secara turun-temurun dengan menerapkan beberapa aturan serta
praktek pengelolaan sumberdaya alam yang ramah lingkungan dan berdampak positif terhadap kelestarian alam. Masyarakat Bajo juga biasa melakukan
bapongka,
yaitu suatu kegiatan melaut yang dilakukan secara berkelompok. Mereka biasanya pergi untuk beberapa hari atau minggu untuk mengumpulkan
hasil laut yaitu beberapa jenis ikan yang terkait dengan ekosistem terumbu karang seperti Lolosi Caesio sp dan juga teripang.
Pengetahuan lokal lainnya yang diyakini suku bajo adalah melarang masyarakatnya melakukan penangkapan terhadap “Tuturuga” penyu dan tidak
boleh semena-mena terhadap jenis ikan tertentu seperti paus dan lumba-lumba. Hal ini berkaitan dengan anggapan mereka tentang “penunggu laut”, bahwa bila
menangkap Tuturuga atau mengganggu paus dan lumba-lumba akan mendatangkan penyakit. Selain itu, kepercayaan masyarakat akan adanya mahluk
halus yang mendiami hutan bakau disebut dengan “pongko lolap” memberikan pengaruh untuk tidak berlama-lama di dalam hutan. Tempat tersebut dijadikan
tempat keramat oleh masyarakat. Kepercayaan ini mulai memudar ketika adanya pendatang yang mengenalkan chainsaw dan menebang wilayah yang
dikeramatkan tersebut, sehingga masyarakat menjadi lebih berani untuk masuk ke wilayah hutan bakau Adhiasto 2001.
4.3.2 Kegiatan Ekonomi
Pemanfaatan sumberdaya alam laut di Gugus Pulau Batudaka memberikan nilai ekonomi yang paling besar pada sektor perikanan maupun pariwisata
dibandingkan sektor pertanian dan perkebunan. Kontribusi perikanan yang menonjol berasal dari perdagangan ikan hidup khususnya jenis kakap dan
kerapu, teripang, ikan-ikan pelagis, ikan teri, dan ikan garam. Di sektor pariwisata, kepulauan Togean juga memiliki potensi yang besar khususnya bagi
wisatawan yang ingin menikmati pemandangan bawah laut, ataupun jungle trecking.
Infrastruktur ekonomi yaitu sarana yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan perekonomian di wilayah Gugus Pulau Batudaka Kecamatan Una-Una
yang dapat menunjang perkembangan perekonomian wilayah baik dalam lingkup lokal maupun regional. Sarana ekonomi ini berupa fasilitas perdagangan dan jasa.
Jenis fasilitas perdagangan yang terdapat di Kecamatan Una-Una yaitu pasar, toko, warung dan kios. Fasilitas perdagangan menyebar di seluruh desa di
kecamatan Una -Una dengan jumlah bervariasi. Aktivitas pasar dilakukan di Desa