Tabel 16 Tropik Level berbagai jenis ikan untuk Gugus Pulau Batudaka
Sistem Perairan Kelompok Spesies
Tropic Level
Tropical shelves Small Pelagics
2.8 Misc. teleosteans
3.5 Jack, Mackerel
3.3 Tuna, bonitos, bilifishes
4.0 Squids, cuttlefish, octopuses
3.2 Shrimps, prawn
2.7 Lobster, crabs, other
2.6 Sharks, rays, and chimaeras
3.6 Coastal and Coral System
Bivalves and other mollusca 2.1
Misc. Marine fishes 2.8
Herrings, sardines and anchovies 3.2
Seaweeds 1.0
Jack, Mackerel 3.3
Diadromous Fishes 2.8
Shrimps, prawn 2.6
Turtles 2.4
Sumber : Pauly and Christensen 1995.
PPR spesies ikan dihitung berdasarkan Pauly dan Christensen 1995 yaitu :
1
10 9
TLi i
i
C PPR
………..………………………..…..…………... 9 di mana : PPR
i
= kebutuhan produksivitas primer spesies ikan ke-i; C = hasil tangkapan spesies ikan ke-i, C dibagi 9 sebagai konversi
berat atom C Wada 1999 dalam Adrianto dan Matsuda 2004; TL-i = rata-rata jumlah transfer tropic level produktivitas primer hasil
tangkapan ke-i.
Estimasi EF sumberdaya perikanan secara statis dimulai dengan produksi utama biomassa ikan di Gugus Pulau Batudaka Kecamatan Una-Una Tabel 17 dan di
perairan Kabupaten Tojo Una-Una Lampiran 1. Jika rata-rata efisiensi transfer adalah 10 Pauly dan Christensen 1995 maka ruang ekologis sistem perairan
untuk Gugus Pulau Batudaka dapat dihitung dengan formula Wada 1999 dalam Adrianto and Matsuda 2004 sebagai berikut.
a n
i ia
a
PP PPR
EF
1
……..…………………………………....………… 9 di mana : EF
a
= ruang ekologis sistem perairan a; PPR
ia
= kebutuhan produktivitas primer spesies i di sistem perairan a; PP
a
= produktivitas primer sistem perairan a; n = jumlah ikan
Tabel 17 Produksi ikan di Kecamatan Una-Una Tahun 2005-2008
Nama Indonesialokal
Nama Inggris Nama Ilmiah
Volume kg Sistem
Trophic Level
2005 2006 2007 2008 Perairan
Kerapu sunu Grouper
Plecrtopormus leopardus
4 346 5 348
4 229 3 461
2 2.8
Kakap Giant sea
pearchBaramundi Lutjanus sp.
7 963 7 880
5 753 8 060
2 2.8
Tongkol Frigate mackerel
Auxis sp. 15 200
12 000 12 600
15 060 1
4.0 Terilureh rono
Commersons anchovy
Anchovies Stolephorus
commersonii Stolephorus
sp. 6 850
7 700 6 685
4 500 1 2.8
Tenggiri Spotted spanish
mackerel Indo- pasific king
mackerel Scomberomorus
guttatus 450
250 450 150
1 4.0 Ekor
Kuninglolosi Redbely yellow
tail fusilier Caesio cuning
6 220 5 150
4 160 3 831
2 2.8 Teripang Sea
cucumber Stichopus sp
2 070 839
624 1 319
2 2.4 Kepiting bakau
Mud carb Scylla serata
80 175
145 185 2 2.6
Udang Barong Spiny lobster
Penulirus sp 585
75 560 115
2 2.6 Gurita Octopuses
Octopus 300
230 830 280
2 3.2
Sumber : Data Primer Terolah, DKP Kec. Una-Una 2006-2009 Keterangan : 1 Tropical Shelves; 2 Coastal and Coral System
3.4.4 HANPP Human Appropriation of Net Primary Productvity
Analisis metabolisme sosial ekologis gugus pulau kecil dapat dilakukan menggunakan pendekatan HANPP yang dikembangkan Haberl et al. 2004.
Profil metabolik masyarakat lokal dan regional dapat digambarkan secara statistik melalui pendekatan HANPP berupa pertambahan dan kepadatan penduduk,
produksi perikanan laut, serta tata guna ruang perairan. HANPP dapat menggambarkan ekstraksi sumberdaya perikanan pada ekosistem di Gugus Pulau
Batudaka berdasarkan kebutuhan produktivitas primer Primary Productivity Requirements PPR. Formula HANPP :
h o
PPR PPR
HANPP
..................................................................... 10
di mana : HANPP = Kebutuhan produktivitas primer untuk perikanan kJ; PPR
O
= potensial kebutuhan produktivitas primer kJ diperoleh dari PPR spesies ikan dihitung berdasarkan Pauly dan Christensen
1995 dikalikan energi spesies ikan kJ100 g; PPR
h
= produksi tiap spesies ikan volume of landing, kg dikalikan energi spesies ikan kJ100 g Adrianto dan Matsuda 2004.
Selanjutnya efisiensi tiap spesies ikan dapat dihitung dengan membandingkan
HANPP dengan PPR
h
.
3.4.5 Analisis Mata Pencaharian Masyarakat Pesisir Coastal Livelihood System Analysis-CLSA
Analisis sosial dan budaya dengan melibatkan masyarakat dilakukan dengan metode pengkajian
CLSA merupakan salah satu penilaian yang objektif dalam menentukan keberlanjutan mata pencaharian masyarakat pesisir Adrianto, 2005.
Tahapan yang dilakukan adalah: 1
Pengumpulan informasi tentang mata pencaharian masyarakat dan kondisi sumberdaya alam;
2 Menganalisis pengaruh masyarakat pesisir terhadap kondisi sumberdaya
alam; 3
Identifikasi kebutuhan masyarakat pesisir Gugus Pulau Batudaka; 4
Pemilihan insentif; 5
Menyusun strategi pilihan mata pencaharian.
3.4.6 Valuasi Ekonomi Pemanfaatan Gugus Pulau
Perhitungan nilai ekonomi sumberdaya pesisir pulau-pulau kecil PPK dimulai dari analisis supply merupakan identifikasi potensi dan kondisi
sumberdaya yaitu tipologi PPK meliputi tipe ekosistem, tipe spesies dan komunitas yang ada di dalamnya yang dilakukan penilaian ekonomi berbasis pada
teknik valuasi yang relevan untuk setiap sub-tipologi tersebut Huttche et al. 2002; Adrianto 2005. Teknik penilaian ekonomi penelitian ini melalui
identifikasi manfaat dan biaya benefit dan cost kegiatan wisata dan perikanan. 3.4.6.1 Wisata
Manfaat objek wisata dan barang-barang lingkungan lainnya digunakan pendekatan valuasi ekonomi objek wisata yakni Travel cost method TCM. TCM
atau metode valuasi dengan biaya perjalanan merupakan salah satu teknik penilaian yang secara konsep dapat dipergunakan untuk: 1 menilai daerah tujuan
wisata alam; 2 dilakukan dengan cara survei biaya perjalanan dan atribut lainnya terhadap respon pengunjung suatu obyek wisata; 3 biaya perjalanan total
merupakan biaya perjalanan, makan, dan penginapan; serta 4 surplus konsumen merupakan nilai ekonomi lingkungan obyek wisata tersebut Kusumastanto2000.
Penawaran supply wisata pada dasarnya merupakan gambaran dari kuantitas dan kualitas dari jasa yang ditawarkan oleh pihak pengelola wisata pada
tingkat harga tertentu. Jasa yang ditawarkan berupa atraksi wisata pada berbagai tingkat harga, ditentukan oleh beberapa faktor seperti: harga atraksi wisata itu
sendiri; harga atraksi wisata yang lain; biaya pengelolaan dan tingkat teknologi yang digunakan Sukirno, 2002. Laju pertumbuhan penawaran produk wisata
akan tergantung dari biaya dan jumlah produk yang ditawarkan, sehingga untuk menduga laju penawaran produk wisata atau mengestimasi kurva penawaran
produk wisata bahari diturunkan dari fungsi biaya khususnya biaya jangka pendek. Beberapa atribut yang mempengaruhi laju penawaran dapat diperoleh
melalui analisis regresi linear berganda menggunakan Excel dan kurva penawaran dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Mapple 9.5.
Hubungan penawaranderived supply kunjungan wisata diperoleh dengan
melakukan regresi pada variabel yang dinilai berpengaruh terhadap jumlah kunjungan Perhitungan penawaran wisata terkait dengan kegiatan pelayanan
wisata oleh perusahaan yang berkonsekuensi pada biaya produksi. Total biaya TC yang dikeluarkan perusahaan wisata merupakan fungsi penawaran yang
nilainya tergantung dari jumlah kunjungan turis V atau secara matematis dituliskan TC = fV. Pada umumnya peubah yang dimasukkan dalam fungsi
hanyalah peubah yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Peubah yang paling berpengaruh dalam hal ini diantaranya adalah biaya konsumsi dan akomodasi V
1
biaya pemeliharaan fasilitas wisata V
2
sebagai peubah bebas dan peubah tidak bebasnya adalah Total cost TC yakni biaya operasional yang dikeluarkan
pengusaha untuk melayani wisatawan atas semua atraksiproduk wisata yang disuguhkan, sehingga fungsi penawaran produk wisatanya adalah :
TC =
β +
β
1
Ln V
1
+ β
2
V
2 2
.
............................................ 11 di mana : TC = Total biaya operasional pengusaha wisata US
V
1
= Biaya konsumsi dan akomodasi US V
2
= Biaya pemeliharaan setiap kunjungan wisatawan US β
= nilai variabel dari total biaya operasional β
1
= nilai variabel dari biaya konsumsi dan akomodasi β
2
= nilai variabel dari biaya pemeliharaan setiap kunjungan