Daya Dukung Wisata Analisis Daya Dukung Pemanfaatan Gugus Pulau Kecil

P 2 d p p m P b o l d e l EF p Pulau Batud 2009 maka dengan kate hasil analisi pemanfaatan penangkapan memiliki ke Pengelolaan beberapa fa oseanografi, lainnya. Hal dalam mene ekosistem s lahan. Gambar 48 perikanan lo daka Kecama luasan EF p egori sesuai is GIS yakn n ruang EF n ikan kar esempatan un n wilayah pe aktor antara , memiliki k l tersebut me entukan prio setempat dan 8 Perbandin okal sebesar atan Una-Un perikanan s untuk pena ni sebesar 84 F perikanan ang sehingg ntuk mempe esisir dan pu a lain kon arateristik su erupakan ba oritas peman n kemampu ngan EF peri r 0.04 haka na pada Tah sebesar 5.5 h angkapan ik 45 ha maka k lebih keci ga ada rua erbaiki dan ulau-pulau k ndisi wilaya umberdaya y ahan pertimb nfaatan sum uan daya du ikanan dan K apita. Jika hun 2009 seb ha. Bila dib kan karang d kondisi ini d l dari luasa ang dan wa mempertaha kecil sangat ah yang d yang berbed bangan bagi mberdaya yan ukung lingk KS perikanan jumlah pen banyak 1310 bandingkan di Gugus Pu disebut under an kategori aktu dimana ankan fungs penting, dis dipengaruhi da antara satu para pengam ng sesuai d kungan serta n nduduk Gug 06 orang BP dengan luas ulau Batuda rshoot artin sesuai unt a sumberda si ekologisny sebabkan ol oleh kond u dengan ya mbil kebijak dengan kond a kemampu 79 gus PS san aka nya tuk aya ya. leh disi ang kan disi uan 5.3 Analisis HANPP Human Appropriation of Net Primary Production 5.3.1 Profil Metabolik Profil metabolik masyarakat lokal dan regional dapat digambarkan secara statistik melalui pertambahan dan kepadatan penduduk Tabel 52. Tabel 52 Parameter demografi Kecamatan Una-Una dan Kabupaten Tojo Una-Una Parameter Lokal Regional Unit Jumlah Penduduk 2008 13 106 131 283 Jiwa Kepadatan Penduduk 2008 42 23 Jiwakm 2 Rumah Tangga RT 2008 3 547 33 872 RT Sebaran rata-rata Rumah Tangga 4 4 JiwaRT Sex Rasio Laki-lakiPerempuan 104 104 Tingkat Ketergantungan penduduk Usia Non Produktif terhadap Usia Produktif 67.60 70.24 Pertumbuhan Penduduk Tahun 2001-2008 2.0 2.39 Tahun Tingkat Kelahiran penduduk Tahun 2008 0.013 0.0086 Tingkat Kematian Penduduk Tahun 2008 0.005 0.0034 Sumber : BPS 2002-2009 Hasil registrasi penduduk tahun 2001-2008, penduduk Kecamatan Una-Una peningkatan 2tahun, sedangkan Kabupaten Tojo Una -Una mengalami peningkatan 2.39 setiap tahunnya, dengan tingkat kelahiran dan kematian yang lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan penduduk. Salah satu pendorong tingginya pertumbuhan penduduk adalah arus migrasi masuk yang cukup signifikan, sebagian besar adalah pendatang yang mencari nafkah di daerah ini. Produksi hasil tangkapan nelayan di laut tidak terlepas daripada keadaan alam, yang berkaitan dengan musim penangkapan ikan. Hasil tangkapan melimpah pada musim puncak dan pada musim panceklik, dimana keadaan alam ditandai dengan angin kencang musim timur dan barat hasil tangkapan menurun bahkan tidak sedikit nelayan tidak mendapatkan hasil. Laju tangkap dan estimasi produksi beberapa alat tangkap yang beroperasi di perairan Kecamatan Una-Una Tabel 53. Berdasarkan jumlah alat tangkap yang ada di kecamatan Una-Una maka estimasi produksi perikanan pada Tahun 2009 sebesar 1 698.67 ton DKP Kecamatan Una-Una 2010. Produksi perikanan laut Kecamatan Una-Una pada Tahun 2008 sebesar 1 123 ton BPS Touna 2009, sedangkan menurut Bappeda Touna 2009 sebesar 1 759.68 ton. Tabel 53 Laju tangkap dan estimasi produksi beberapa alat tangkap yang beroperasi di perairan Kecamatan Una-Una Tahun 2009 No Alat Tangkap Jumlah unit Triptahun Laju Tangkap rata- rata kgtrip Estimasi Produksi rata-rata tontahun 1 Pancing 317 96 10 304.32 2 Jaring Ingsang 211 120 50 1266.00 3 Bagan 11 96 100 105.60 4 Bubu 158 48 3 22.75 Sumber : DKP UPTD Kecamatan Una-Una 2010 Hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan masih tergolong sederhana dan didominasi penggunaan perahu tanpa motor sehingga berdampak pada hasil penangkapan yang tidak maksimal. Pada tingkat regional dimana hasil tangkapan nelayan tidak semua didaratkan ke TPI-TPI Kabupaten Tojo Una-Una namun lebih banyak didaratkan ke TPI di Gorontalo, Poso maupun Pagimana Kabupaten Luwuk. Jumlah TPI di Kabupaten Tojo Una-Una sebanyak 3 buah yang bertempat di Kecamatan Ampana Kota, Kecamatan Tojo dan Kecamatan Walea Kepulauan tetapi dari ketiga TPI tersebut belum ada yang difungsikan secara maksimal. Luas area dan produksi perikanan menurut kecamatan di Kabupaten Tojo Una-Una tertera pada Tabel 54. Tabel 54 Luas area dan produksi perikanan menurut kecamatan di Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2008 NO Kecamatan Perairan Umum Perairan Kolam Budidaya Tambak Perikanan Laut Luas Ha Produksi Ton Luas Ha Produksi Ton Luas Ha Produksi Kg Produksi Ton 1 Tojo Barat 4.10 400 6 383 2 Tojo 5.10 7.50 0.60 120.00 1 300 1 901 3 Ulubongka 0 13.02 0.40 953 4 Ampana Tete 0.70 3 0.30 2 817 5 Ampana Kota 19.15 1.20 55 099 6 Una-una 10.40 1.40 20.90 2 800 1 123 7 Togean 0 2 083 8 Walea Kepulauan 852 9 Walea Besar 558 Kab. Tojo Unauna 16.20

1.40 42.67

2.50 145.00

4 500 71 773 Sumber: BPS 2009 Produksi perikanan laut terbesar terdapat di Kecamatan Ampana Kota yaitu sebesar 55 099 ton, yang disusul oleh Kecamatan Tojo Barat yaitu sebesar 6 383 ton, artinya sebagian besar hasil tangkapan nelayan dari kecamatan kepulauan di Teluk Tomini didaratkan di kecamatan tersebut. Kecamatan Una-Una memberikan kontribusi sebesar 1.56 dari seluruh produksi perikanan laut di Kabupaten Tojo Una-Una. Jenis ikan dominan yang dtangkap nelayan pada kedalaman kurang dari atau sama dengan 10 m adalah kelompok ikan demersal dan ikan karang, sedangkan pada kedalaman lebih dari 10 m, jenis ikan dominan yang ditangkap adalah kelompok pelagis dan beberapa jenis ikan pada kelompok ikan demersal dan Karang. Berdasarkan jumlah hasil tangkapan ikan, jumlah tangkapan tertinggi per tahun diperoleh nelayan di wilayah pulau yang mengoperasikan alat tangkap purse seine dan bagan yakni untuk jenis ikan pelagis kecil, sedangkan jumlah tangkapan terendah diperoleh nelayan yang mengoperasikan alat tangkap bubu dan pancing ulur untuk ikan karang dan demersal. Produksi ikan yang tertangkap di Kabupaten Tojo Una- Una tertera pada Lampiran 2. Jumlah hasil tangkapan ikan demersal tersebut tertera pada Tabel 55. Tabel 55 Hasil tangkapan ikan demersal di perairan Kabupaten Tojo Una-Una ton NO JENIS IKAN TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Bawal Hitam 1.36 1.20 1.20 1.80 8.00 10.00 1.28 2 Bawal Putih 1.20 1.00 1.00 2.80 13.50 11.50 0.92 3 Kakap 56.80 49.50 52.50 15.10 26.70 23.60 48.24 4 Kakap merah 53.76 46.80 49.80 16.10 34.70 41.00 44.73 5 Kerapu Sunu 73.44 63.90 67.90 101.60 464.20 507.00 62.54 6 Kurisi 8.40 7.30 8.30 5.80 22.10 15.60 7.50 7 Sunglir 18.56 16.20 17.20 7.90 24.00 15.00 15.46 8 Tenggiri 23.36 20.30 21.30 22.40 96.00 50.00 19.14 9 Tenggiri Papan 20.24 17.60 18.60 8.90 28.20 15.00 16.66 Sumber : DKP Prov Sulteng 2010 Data hasil perikanan tangkap ikan demersal menunjukkan bahwa kerapu sunu dan kakap merupakan jenis yang dominan penting dengan kecenderungan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap pada perairan Kabupaten Tojo Una-Una meliputi total jam dan hari kerja melaut, jumlah trip per bulan dan per tahun, jumlah hasil tangkapan per trip dan dalam tahun. Jumlah jam kerja melaut pada setiap trip melaut berkisar antara 7-24 jam kerja, sedangkan hari kerja melaut yang diperlukan pada setiap trip penangkapan ikan berkisar 1.0-2 hari. Trip penangkapan ikan sepanjang tahun selalu berbeda di setiap musim, namun antara nelayan di pesisir dengan pulau hampir tidak ada perbedaan dalam jumlah jam dan hari melaut. Musim penangkapan ikan di wilayah penelitian terbagi atas dua musim yakni musim puncak dan paceklik. Musim puncak surplus ikan umumnya berlangsung selama 8-10 bulan SeptemberOktober sampai AprilMei. Jumlah trip penangkapan ikan tertinggi pada musim puncak dilakukan oleh unit usaha purse seine yakni 25 trip per bulan. Musim paceklik kekurangan ikan umumnya berlangsung selama 2-4 bulan MeiJuni sampai AgustusSeptember. Jumlah trip penangkapan ikan pada musim paceklik pada setiap unit usaha penangkapan yakni berkisar antara 2-12 trip per bulan. Trip terendah terjadi pada unit usaha Bagan antara 2 - 5 trip per bulan Laapo et al. 2006. Tinggi rendahnya jumlah trip penangkapan ikan, selain dipengaruhi oleh keadaan musim perubahan iklim dan cuaca, juga dipengaruhi oleh harga ikan, hari kerja melaut, sarana penangkapan dan ketersediaan tenaga kerja melaut. Jam dan hari kerja melaut yang lebih lama menyebabkan jumlah trip per bulan dan tahun menjadi lebih kecil jumlahnya. Pada kondisi iklim dan cuaca yang tidak kondusif dan tidak menentu, hasil tangkapan menurun, nelayan lebih memilih untuk tidak melaut oleh karena biaya yang dikeluarkan akan lebih besar daripada hasil penjualan ikan. Pada kondisi yang sama, harga ikan mengalami peningkatan, sehingga ada insentif bagi nelayan untuk melaut terutama bagi nelayan yang mengusahakan alat tangkap dengan wilayah perairan maksimum 4 mil. Ketersediaan sarana penangkapan, tenaga kerja melaut dan sarana penunjang berpengaruh pada peningkatan aktivitas dan mobilitas melaut secara intensif.