Perumusan Masalah Model integrasi wisata–perikanan di gugus pulau Batudaka kabupaten Tojo Una Una provinsi Sulawesi Tengah

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batasan dan Definisi Pulau-Pulau Kecil PPK Secara umum pulau-pulau kecil atau gugusan pulau-pulau kecil adalah kumpulan pulau-pulau yang secara fungsional saling berinteraksi dari sisi ekologis, ekonomi, sosial dan budaya, baik secara individual maupun secara sinergis dapat meningkatkan skala ekonomi dari pengelolaan sumberdayanya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil menyatakan bahwa pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2 000 km 2 beserta kesatuan ekosistemnya. Secara ekologis pulau kecil terpisah dari pulau induk mainland island, memiliki batas fisik yang jelas dan terpencil sehingga bersifat insular, memiliki sejumlah biota endemik, keanekaragaman biota yang tipikal dan bernilai ekonomis tinggi. Pulau kecil memiliki daerah tangkapan air water catchment area relatif kecil sehingga sebagian besar aliran permukaan dan sedimen akan langsung masuk ke laut. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat bersifat khas dibandingkan dengan pulau induknya DKP 2001. Ada tiga kriteria tentang batasan PPK yaitu : 1 batasan fisik pulau luas pulau, 2 batasan ekologis, proporsi spesies endemik dan terisolasi, dan 3 keunikan budaya. Selain kriteria tersebut, indikasi besar-kecilnya pulau terlihat dari kemandirian penduduknya dalam memenuhi kebutuhan pokok Dahuri 1998. Bengen dan Retraubun 2006 menggolongkan pulau berdasarkan proses geologinya : 1. Pulau Benua Continental Island, terbentuk sebagai bagian dari benua dan setelah itu terpisah dari daratan utama, tipe batuan kaya akan silika. Biota yang terdapat dalam tipe ini sama dengan yang terdapat di daratan utama; 2. Pulau Vulkanik Volcanic Island, terbentuk dari kegiatan gunung berapi yang timbul perlahan-lahan dari dasar laut ke permukaan. Tipe batuan dari ini adalah basalt, silika kadar rendah; 3. Pulau Karang Timbul Raised Coral Island terbentuk oleh terumbu karang yang terangkat ke atas permukaan laut karena proses geologi. Jika proses ini berlangsung terus, maka karang yang timbul ke permukaan laut berbentuk teras-teras seperti sawah di pegunungan; 4. Pulau Daratan Rendah Low Island, adalah pulau dengan ketinggian daratannya dari muka laut rendah. Pulau-pulau dari tipe ini paling rawan terhadap bencana alam, seperti angin taufan dan tsunami; 5. Pulau Atol Atolls adalah pulau karang yang berbentuk cincin, umumnya adalah pulau vulkanik yang ditumbuhi oleh terumbu karang yang berbentuk fringing reef kemudian menjadi barrier reef dan akhirnya menjadi pulau atol. Hehanusa 1993 membuat klasifikasi PPK di Indonesia berdasarkan morfologi dan genesis pulau yaitu : 1 Pulau Berbukit dan, 2 Pulau Datar. Pulau Berbukit terdiri atas : Pulau Vulkanik, Pulau Tektonik, Pulau Teras Terangkat, Pulau Petabah monadnock dan Pulau Gabungan. Pulau Datar terdiri atas : Pulau Aluvium, Pulau Koral dan Pulau Atol yang memiliki luas daratan lebih kecil dari 50 km 2 . Ongkosongo 1998 lebih menekankan pada proses pembentukan pulau tersebut, yaitu: 1 Penurunan muka laut, contohnya, P. Akat, P. Sekikir, P. Abang Besar di Kepulauan Riau; 2 Kenaikan muka laut, contohnya Kepulauan Lingga, P. Batam, P. Karimun Kecil, juga di Kepulauan Riau; 3 Tektonik, zona penunjaman subduction, contohnya P. Christmas, P. Nias 4 Tektonik, zona pemekaran spreading, contohnya Kepulauan Hawai; 5 Amblesan daratan, contohnya P. Digul; 6 Erosi, contohnya P. Popole di Jawa Barat; 7 Sedimentasi contohnya : pulau-pulau di Segara Anakan, P. Bengkalis; 8 Volkanisme, contohnya P. Krakatau, P. Ternate, P. Manado Tua; 9 Biologi, biota terumbu karang dan asosiasinya, contoh di Kep. Seribu; 10 Biologi, Biota lain mangrove, lamun dan lain-lain, contohnya P. Karang Anyar, P. Klaces, dan P. Mutean di Segara Anakan; 11 Pengangkatan Daratan, contohnya P. Manui di Sulawesi Tengah; 12 Buatan Manusia, contohnya Lapangan Udara Kansai Osaka Jepang; 13 Kombinasi berbagai proses, contohnya P. Rupat. Karakteristik PPK yang dibandingkan dengan pulau besar dan benua berdasarkan karakteristik geografis, geologi, biologi, dan ekonomi Tabel 2. Tabel 2 Karakteristik geografi, geologi, biologi dan ekonomi pulau kecil, pulau besar, dan benua Pulau Kecil Pulau Besar Benua Karakteristik Geografis  Jauh dari benua  Dekat dari benua  Area sangat besar  Dikelilingi oleh laut luas  Dikelilingi sebagian oleh laut yang sempit  Suhu udara bervariasi  Area kecil  Area besar  Iklim musiman  Suhu udara stabil  Suhu udara agak bervariasi  Iklim sering berbeda dengan pulau besar terdekat  Iklim mirip benua terdekat Karakteristik Geologi  Umumnya karang atau vulkanik  Sedimen atau metamorphosis  Sedimen atau metamorfosis  Sedikit mineral penting  beberapa mineral penting  beberapa mineral penting  Tanahnya porous permeabel  Beragam tanahnya  Beragam tanahnya Karakteristik Biologi  Keanekaragaman hayati teresterial rendah, namun memiliki sejumlah spesies endemik yang bernilai ekologis tinggi  Keanekaragaman hayati sedang  Keanekaragaman hayati tinggi  Keanekaragaman hayati laut tinggi, dengan laju pergantian jumlah jenis tinggi akibat perubahan lingkungan  Pergantian spesies agak rendah  Pergantian spesies biasanya rendah  Tinggi pemijahan massal hewan laut bertulang belakang  Sering pemijahan massal hewan laut bertulang belakang  Sedikit pemijahan massal hewan laut bertulang belakang Karakteristik Ekonomi  Sedikit sumberdaya daratan  Sumberdaya daratan agak luas  Sumberdaya daratan luas  Sumberdaya laut lebih penting  Sumberdaya laut lebih penting  Sumberdaya laut sering tidak penting  Jauh dari pasar  Lebih dekat pasar  Pasar relatif mudah Sumber : Modifikasi Salm et al. 2000 dalam Bengen dan Retraubun 2006

2.2 Sistem Ekologi dan Ekonomi Pulau-Pulau Kecil

Menurut Briguglio 1995 karakteristik PPK yang unik yaitu berukuran kecil, terisolasi, ketergantungan, rentan dan secara ekonomi hal ini tidak menguntungkan karena akan menimbulkan keterbatasan sokongan sumberdaya, ketergantungan kisaran diversifikasi produk, keterbatasan mempengaruhi perubahan harga produk, keterbatasan kompetensi lokal dan pengembangan skala ekonomi. Faktor isolasi akan mengakibatkan tingginya biaya transpor per unit serta ketidakpastian suplai, namun beberapa pulau yang telah dikembangkan untuk pariwisata seperti di Kepulauan Maldive, Fiji, Karibia, keterbatasan tersebut dapat diatasi secara ekonomi Ghina 2003. Maldive yang telah berkembang sebagai negara pariwisata bahari dikunjungi sekitar 500 000 turis setiap tahunnya. Kepulauan Karibia mampu mengembangkan pariwisata bahari berbasis pulau- pulau kecil dengan kontribusi 12 bagi PDB dari kunjungan 100 juta turis setiap tahunnya. Pulau kecil Newfoundland Kanada, dan Texel Belanda, dikembangkan sebagai sumber energi berbasis tenaga matahari dan angin, budidaya perikanan dan pertanian, serta pariwisata. PPK cenderung rentan terhadap bencana alam. Sifat rentan dimaksudkan karena memiliki kerapuhan ekologis ecological fragility. Ghina 2003 merangkum dari berbagai sumber mengenai karakteristik pengelolaan PPK berdasarkan sifat kerentanannya yaitu karena keterpencilan, ukuran fisik kecil, kerapuhan dan keunikan ekologis, pertumbuhan populasi manusia yang cepat dan kepadatan tinggi, sumber alam yang terbatas terutama daratannya, ketergantungan tinggi pada sumberdaya laut, peka dan mudah terekspose akibat bencana alam, peka terhadap naiknya permukaan air laut dan perubahan iklim. Karakteristik lainnya yakni pasar domestik kecil, ketergantungan barang ekspor dan impor yang tinggi, ketidak-mampuan untuk mempengaruhi harga internasional, tingginya biayaunit pengangkutan, marginal, ketidakpastian persediaan barang, harus menyimpan sejumlah besar barang, kerentanan perdagangan : ketergantungan tinggi pada pajak perdagangan, industri domestik yang rentan, ketergantungan pada pilihanpreferensi perdagangan, pembatasan pada kompetisi domestik, berbagai kesulitan dalam menarik investasi langsung dari luar, peluang investasi dan jasa komunikasi terbatas, permasalahan administrasi pemerintahan, ketergantungan pada keuangan eksternal. Kaly et al. 2004 menambahkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kerentanan tersebut karena bencana alam, masalah perbatasan, migrasi, kerusuhan, pemisahan secara geografis, pemanfaatan ekonomi, pasar internal yang kecil dan kerusakan sumberdaya. Prinsip utama pembangunan PPK secara terpadu dan berkelanjutan, harus mempertimbangkan kriteria ekologi, ekonomi, dan sosial Kay dan Alder 2005.