101 19
82,3 85,7
89,1 20
- 88,5
95,5 21
- 85,7
86,4 22
67,7 88,5
91,8 23
38,2 88,5
89,1 24
85,2 -
86,4 25
88,2 88,5
81 26
70,5 85,7
94,5 27
79,4 88,5
86,4 28
70 74,2
94,5
Rata-rata 76,02
84,82 88,66
Persentase Ketuntasan
≥76 x100=
62,5
x100=
88,88
x100=
96,29
Keterangan: Belum Tuntas
Tabel 23: Hasil Prestasi Peserta Didik No.
Hasil Prestasi Peserta Didik
Pra Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 38,2
65,7 67,5
2 Nilai Tertinggi 88,2
91,4 97,2
3 Jumlah Peseta Didik Memenuhi KKM
15 25
26 4 Jumlah Peserta
Didik Belum Memenuhi KKM
9 3
1 5 Rata-rata Per Siklus
76,02 84,82
88,66 6 Ketuntasan ≥76
62,5 88,88
96,29
102
Gambar 3. Grafik Kenaikan Nilai Membaca Bahasa Jerman Peserta Didik Per
Siklus
C. Pembahasan
Berdasarkan tabulasi data di atas diketahui bahwa teknik PORPE terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam keterampilan membaca
bahasa Jerman dan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman.
1. Peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam keterampilan membaca bahasa Jerman dapat dilihat dari kenaikan persentase ketuntasan peserta didik
ketika pra tindakan atau sebelum diterapkannya teknik PORPE mencapai 62,5, sebanyak 9 peserta didik mendapatkan nilai dibawah KKM. Pada
siklus pertama terjadi peningkatan persentase ketuntasan peserta didik menjadi 88,88, sebanyak 3 peserta didik mendapatkan nilai dibawah KKM.
20 40
60 80
100 120
Pre Tes 62.5
Siklus I 88.88
Siklus II 96.29
Kenaikan Persentase Ketuntasan
103 Kemudian pada siklus kedua terjadi kembali peningkatan pada presentase
ketuntasan peserta didik mencapai 96,29, sebanyak 1 peserta didik mendapatkan nilai dibawah KKM. Dari hasil angket refleksi yang diisi oleh
peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap upaya yang telah ditempuh dalam siklus I dan siklus II. Berikut
kutipan dari angket refleksi peserta didik yang mendukung pernyataan tersebut. “Iya lebih menarik dan mudah dipahami”
2. Teknik PORPE mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman. Hal tersebut
dapat dilihat dari antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik lebih aktif bertanya kepada pendidik maupun peserta didik
lainnya, peserta didik turut bekerjasama dalam diskusimengemukakan pendapatmenjawab pertanyaan, peserta didik juga lebih aktif dalam
menyampaikan informasipendapatjawaban. Pada tindakan pertama siklus I peresentase keaktifan peserta didik sebesar 45,77 dan rerata sebesar 4,12,
peningkatan terjadi pada tindakan kedua siklus I sebesar 49,38 dan rerata sebesar 4,44, tindakan ketiga siklus I peningkatan sebesar 56,79 dan rerata
sebesar 5,11. Peningkatan terus terjadi pada tindakan pertama siklus II peresentase keaktifan peserta didik sebesar 56,88 dan rerata sebesar 5,12,
tindakan kedua siklus II mengalami peningkatan sebesar 64,19 dan rerata sebesar 5,77. Berikut kutipan dari angket refleksi peserta didik yang
104 mendukung pernyataan tersebut. “Bisa, asalkan mau memperhatikan
pelajarannya” Peserta didik yang belum memiliki nilai maksimal bukan berarti tidak
mengalami peningkatan. Tolok ukur keberhasilan tidak hanya dilihat dari peningkatan nilai keterampilan membaca saja melainkan juga peningkatan pada
aspek keaktifan dalam pembelajaran bahasa Jerman. Dari saran-saran yang telah dikemukakan oleh peserta didik melalui angket, peneliti dengan segala
keterbatasan mengupayakan tindakan yang sesuai dengan hasil kolaborasi antara pendidik dan peneliti.
Hasil yang diperoleh dari prestasi belajar keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran telah
mencapai indikator sesuai harapan. Oleh karena itu peneliti dan pendidik memutuskan untuk tidak meneruskan ke siklus selanjutnya.
D. Tolok Ukur Keberhasilan 1 Keberhasilan Produk
Berdasarkan data nilai peserta didik kelas XI IPS 1 terdapat peningkatan yang cukup baik. Pada saat tes pra tindakan persentase ketuntasan peserta didik
mencapai 62,5 atau sebanyak 15 peserta didik yang memenuhi KKM dari 24 jumlah peserta didik yang mengikuti tes pra tindakan, nilai rata-rata mencapai
76,02. Pada pelaksanaan tes siklus pertama persentase ketuntasan peserta didik mencapai 88,88, atau sebanyak 24 peserta didik yang memenuhi KKM dari 27