Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Memain-mainkan Muka

kepada mitra tutur dengan tuturan B8 yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi tuturan tersebut yaitu penutur berharap mitra tutur tersanjung dan memberi komentar atas pujiannya. Konteks tuturan B12 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 28 November 2012 pukul 13.50 WIB ketika sedang menunggu kelas berikutnya. Beberapa mahasiswa duduk-duduk dan berbincang satu sama lain di luar kelas. Suasana gaduh dan santai. Penutur dan mitra tutur laki-laki merupakan mahasiswa angkatan 2009 dan mereka teman sekelas. Mitra tutur menghampiri mahasiswa yang berkumpul di depan kelas. Penutur jarang berkomentar mengenai mitra tutur. Penutur mengomentari rambut mitra tutur yang baru dengan godaan yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Hal tersebut menimbulkan perhatian bagi teman-temannya. Tindak perlokusi tuturan B12 yaitu penutur berharap agar mitra tutur menjelaskan rambutnya yang baru. Konteks tuturan B16 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 12.40 WIB ketika sedang mengerjakan tugas di perpustakaan, suasana agak gaduh. Penutur dan mitra tutur teman sekelompok dan teman sekelas serta merupakan mahasiswa angkatan 2009. Mitra tutur menjelaskan bahwa dia ingin menjadi mitra di perpustakaan. Penutur menanggapi pembicaraan mitra tutur dengan sindiran yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Penutur tahu bahwa mitra tutur tidak bisa memiliki kegiatan yang banyak karena daya tahan tubuhnya kurang bagus dan dia susah mengatur waktu sehingga penutur jarang mengejek mitra tutur. Tindak perlokusi tuturan B16 yaitu penutur berharap mitra tutur berpikir kembali untuk mempertimbangkan keputusannya.

4.2.2.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Memain-mainkan Muka

Secara umum, makna ketidaksantunan berbahasa yang memain-mainkan muka yaitu penutur membuat bingung dan jengkel mitra tuturnya karena tingkah penutur yang tidak seperti biasanya. a. Tuturan B2 memiliki makna berupa ejekan dari penutur terhadap godaan mitra tuturnya. b. Tuturan B3 memiliki makna berupa ejekan dari penutur terhadap godaan mitra tuturnya. c. Tuturan B8 memiliki makna berupa pujian penutur mengenai rambut baru mitra tutur. Selain itu, tuturan B8 dapat pula bermaksud untuk mengejek mitra tutur mengenai penampilan barunya. d. Tuturan B12 memiliki makna berupa ejekan penutur kepada mitra tutur yang memiliki model rambut baru. e. Tuturan B16 memiliki makna berupa ejekan penutur kepada mitra tutur yang ingin menjadi mitra perpustakaan USD.

4.2.3 Kesembronoan yang Disengaja

Bousfield 2008: 3 berpendapat bahwa ketidaksantunan dalam berbahasa dipahami sebagai perilaku berbahasa seseorang yang mengancam muka, dan ancaman terhadap muka itu dilakukan secara sembrono gratuitous, hingga akhirnya tindakan berkategori sembrono demikian itu mendatangkan konflik, atau bahkan pertengkaran, dan tindakan tersebut dilakukan dengan kesengajaan purposeful, maka tindakan