Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang berupa Kesembronoan yang Disengaja

b. Tuturan D5: “Mel, sekarang kamu pose, trus kamu keluar.” c. Tuturan D6: “Ztt berisik kamu” d. Tuturan D11: “Sirik banget si jadi orang, suka-suka akulah.. emang situ OK?” e. Tuturan D13: “Terima kasih atas masukannya, sebenarnya judul saya ini sudah direvisi oleh ibu Yuli. Jadi saya tidak mengubahnya lagi.”

4.2.4.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Wujud ketidaksantunan pragmatik tuturan yang menghilangkan muka dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks sebagai wujud ketidaksantunan pragmatik masing-masing tuturan yang menghilangkan muka. Konteks tuturan D4: tuturan terjadi ketika sebelum masuk ke dalam laboratorium bahasa, para mahasiswa melepaskan sepatunya di depan laboratorium bahasa. Suasana agak gaduh. Mitra tutur membuka sepatunya. Penutur mengomentari kaki mitra tutur dengan suara keras di tengah teman mahasiswa yang lain sehingga menimbulkan tawa Konteks tuturan D5: tuturan terjadi ketika para mahasiswa sedang menunggu kelas berikutnya di dalam kelas. Mitra tutur menghampiri beberapa mahasiswa. Suasana gaduh tetapi santai. Mitra tutur berdiri di depan penutur dan penutur berkomentar padanya. Konteks tuturan D6: tuturan terjadi ketika perkuliahan Sintaksis, ada mahasiswa yang duduk di belakang berbincang dengan mahasiswa yang duduk di depan dengan suara keras. Penutur merasa terganggu dengan mitra tutur yang terus berbicara padahal perkuliahan sedang berangsung dan dosen sedang menjelaskan materi. Penutur memperingatkan mitra tutur. Konteks tuturan D11: tuturan terjadi ketika ada beberapa mahasiswa berkumpul di hall student tengah. Suasana di sekitar hall ramai dan santai. Penutur dan mitra tutur teman sekelas. Penutur menghampiri mitra tutur yang sedang duduk berkumpul dengan teman lain. Mitra tutur mengomentari dan menyindir penampilan penutur berkali-kali dengan suara keras di depan banyak orang. Konteks tuturan D13: tuturan terjadi ketika sedang presentasi makalah dalam kelas, ada sesi tanggapan dari pembahas utama untuk pemakalah. Suasana kelas serius dan tenang. Penutur sebagai pemakalah dan mitra tutur sebagai pembahas utama. Penutur menanggapi mitra tutur mengenai komentar judul makalahnya.

4.2.4.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Penanda ketidaksantunan linguistik tuturan yang menghilangkan muka dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-masing penanda ketidaksantunan linguistik tuturan yang menghilangkan muka. a. Tuturan D4 dikatakan dengan nada sedang. tekanan sedang, intonasi berita, sedangkan pilihan kata menggunakan kata nonstandar yaitu kata tidak baku dan kata fatis.