Wujud Ketidaksantunan Linguistik Menghilangkan Muka

mengomentari kaki mitra tutur dengan suara keras di tengah teman mahasiswa yang lain sehingga menimbulkan tawa. Tanggapan penutur dengan sindiran menunjukkan tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi untuk tuturan D4 yaitu penutur berharap mitra tutur merasa diperhatikan oleh penutur dan merespon penutur. Konteks tuturan D5 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 21 November 2012 pukul 14.55 WIB ketika para mahasiswa sedang menunggu kelas berikutnya di dalam kelas. Penutur dan mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2009 dan mereka teman sekelas. Mitra tutur menghampiri beberapa mahasiswa yang sedang berkumpul bersama penutur. Suasana gaduh tetapi santai. Mitra tutur berdiri di depan penutur dan penutur berkomentar padanya. Penutur menyuruh mitra tutur untuk berpose kemudian ke luar kelas di depan banyak teman sehingga menimbulkan gelak tawa. Suruhan penutur dengan sindiran menunjukkan tindak verbal direktif. Tindak perlokusi untuk tuturan D5 yaitu penutur berharap mitra tutur mengikuti omongan penutur. Konteks tuturan D6 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 21 November 2012 pukul 11.35 WIB perkuliahan Sintaksis, ada mahasiswa yang duduk di belakang berbincang dengan mahasiswa yang duduk di depan dengan suara keras. Penutur laki- laki dan mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2011 dan mereka teman sekelas. Penutur merasa terganggu dengan mitra tutur yang terus berbicara padahal perkuliahan sedang berlangsung dan dosen sedang menjelaskan materi. Penutur memperingatkan mitra tutur dengan suara keras dan sinis seperti pada tuturan D6 menunjukkan tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi untuk tuturan tersebut yaitu penutur berharap agar mitra tutur diam dan tidak menganggu penutur. Konteks tuturan D11 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 5 Desember 2012 pukul 10.00 WIB ketika ada beberapa mahasiswa berkumpul di hall student tengah. Suasana di sekitar hall ramai dan santai. Penutur dan mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2011 dan mereka teman sekelas. Penutur menghampiri mitra tutur yang sedang duduk berkumpul dengan teman lain. Mitra tutur mengomentari dan menyindir penampilan penutur dengan suara keras di depan banyak orang. Penutur menanggapi sinis mitra tutur seperti pada tuturan D11 yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi untuk tuturan tersebut yaitu penutur berharap mitra tutur berhenti mengomentari penutur. Konteks tuturan D13 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 29 November 2012 pukul 15.30 WIB ketika sedang presentasi makalah dalam kelas, ada sesi tanggapan dari pembahas utama untuk pemakalah. Suasana kelas serius dan tenang. Penutur dan mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2009, dan mereka teman sekelas dan sekelompok. Penutur sebagai pemakalah dan mitra tutur sebagai pembahas utama. Penutur menanggapi mitra tutur mengenai komentar judul makalahnya. Penutur menanggapi sinis mitra tutur seperti pada tuturan D13 yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi tuturan tersebut yaitu penutur berharap agar mitra tutur memberi masukan yang lain kepada penutur.