Keras-Lemah Tekanan, Aksen, Stress

Kesesuaian diksi menyangkut apakah sebuah kata yang dipergunakan itu tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir. Lebih lanjut dijelaskan oleh Pranowo 2009:16 bahwa kesanggupan memilih kata seorang penutur dapat menjadi salah satu penentu santun tidaknya bahasa yang digunakan. Pilihan kata yang dimaksud adalah ketepatan pemakaian kata untuk mengungkapkan makna dan maksud dalam konteks tertentu sehingga menimbulkan efek tertentu pada mitra tutur. Setiap kata, di samping memiliki makna tertentu juga memiliki daya kekuatan tertentu. Jika pilihan kata yang digunakan menimbulkan daya bahasa tertentu dan daya bahasa yang timbul menjadikan mitra tutur tidak berkenan, penutur akan dipersepsi sebagai orang yang tidak santun. Sebaliknya, jika pilihan kata menimbulkan daya bahasa yang menjadikan mitra tutur berkenan, penutur akan dipersepsi sebagai orang yang santun. Dengan demikian, penggunaan kata-kata yang dipilih harus dipergunakan secara hati-hati agar tidak merusak suasana komunikasi. Sebab itu ada beberapa hal yang perlu dipergunakan tidak akan mengganggu suasana dan tidak menimbulkan ketegangan antara penulis atau penutur dengan mitra tutur Keraf,1985:103. Syarat-syarat tersebut sebagai berikut. 1 Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi yang formal 2 Gunakanlah kata-kata ilimiah dalam situasi khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata populer. 3 Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. 4 Penulis atau pembivara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata- kata slang. 5 Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan. 6 Hindarilah ungkapan-ungkapan usang idiom yang mati 7 Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial. Semua persyaratan di atas diuraikan lebih lanjut sebagai berikut.

2.6.1 Bahasa Standar dan Nonstandar

Kata-kata bukan saja menunjukkan barang-barang atau sikap orang tetapi merefleksikan juga tingkah laku sosial dari orang-orang yang mempergunakannya. Pemakaian bahasa dipengaruhi oleh latar belakang si penutur yang berpendidikan atau tidak. Misalnya pada waktu yang sama sebuah pertanyaan seperti ―Tahukah Tuan di mana tempat tinggal Ahmad?‖, ada kemungkinan kita mendapatkan jawaban sebagai berikut ―Saya tidak tahu‖ atau ―Saya tidak mengerti‖. Kedua jawaban mungkin sama jelasnya namun perbedaan bentuk jawaban tersebut dipengetahui suatu penafsiran situasi. Bentuk pertama tersebut disebut bahasa standar bahasa baku serta bentuk kedua disebut bahasa nonstandar bahasa nonbaku Keraf, 1985:104. Bahasa standar adalah dialek kelas dan dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Bahasa ini dipergunakan oleh