masing wujud ketidaksantunan linguistik tuturan yang memain-mainkan muka tersebut.
a. Tuturan B2: “Yauda sii biasa aja”
b. Tuturan B3: “Wong stress.”
c. Tuturan B8: “Ratna… huu cantik bangett.”
d. Tuturan B12: “Pil.. rambute anyaar ciee”
e. Tuturan B16: “Kamu yakin mau ikut mi?”
4.2.2.2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik
Wujud ketidaksantunan pragmatik tuturan yang memain-mainkan muka dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan itu. Berikut uraian konteks
sebagai wujud ketidaksantunan pragmatik masing-masing tuturan yang memain- mainkan muka.
Konteks tuturan B2: tuturan terjadi ketika jeda kuliah, beberapa mahasiswa
masuk ke dalam kelas untuk mencari tempat duduk. Suasana dalam kelas agak gaduh, santai. Mitra tutur berjalan di depan penutur dan menggodanya.
Konteks tuturan B3: tuturan terjadi ketika jeda kuliah, beberapa mahasiswa
masuk ke dalam kelas untuk mencari tempat duduk. Suasana kelas agak gaduh tetapi santai. Mitra tutur menyapa penutur dengan suara menggoda.
Konteks tuturan B8: tuturan terjadi ketika menunggu kelas selanjutnya
beberapa mahasiswa angkatan 2009 duduk-duduk di kelas sambil berbincang. Datang mitra tutur dengan potongan rambut barunya. Suasana dalam kelas santai dan gaduh.
Mitra tutur duduk di depan penutur lalu penutur memberi komentar kepada mitra tutur.
Konteks tuturan B12: tuturan terjadi ketika sedang menunggu kelas
berikutnya. Beberapa mahasiswa duduk-duduk dan berbincang satu sama lain di luar kelas. Suasana gaduh dan santai. Mitra tutur menghampiri mahasiswa yang
berkumpul di depan kelas. Penutur mengomentari rambut mitra tutur yang baru.
Konteks tuturan B16: tuturan terjadi ketika sedang mengerjakan tugas di
perpustakaan, suasana agak gaduh. Penutur dan mitra tutur teman sekelompok. Mitra tutur menjelaskan bahwa dia ingin menjadi mitra di perpustakaan. Penutur
menanggapi pembicaraan mitra tutur. Penutur tahu bahwa mitra tutur tidak bisa memiliki kegiatan yang banyak karena daya tahan tubuhnya kurang bagus dan dia
susah mengatur waktu.
4.2.2.3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik
Penanda ketidaksantunan linguistik tuturan yang memain-mainkan muka dapat dilihat berdasarkan nada, tekanan, intonasi, dan diksi. Berikut uraian masing-
masing penanda ketidaksantunan linguistik tuturan yang memain-mainkan muka.
a. Tuturan B2 dikatakan dengan nada sedang, tekanan sedang, intonasi
perintah, sedangkan pilihan kata menggunakan kata nonstandar yaitu tidak baku, kata fatis.