satu alasan mengapa kesantunan berbahasa sangat diutamakan dalam lingkungan perguruan tinggi. Sebagai orang yang memiliki pendidikan tinggi, mahasiswa harus
memahami dan menguasai kesantunan dalam berbahasa. Tujuannya selain untuk menghormati orang lain, yang lebih hakiki adalah bahwa berlaku santun justru untuk
menjaga harkat dan martabat diri mahasiswa sebagai penutur bahasa Pranowo, 2009:150. Ironisnya masih banyak mahasiswa yang kurang santun ketika berbicara.
Ketidaksantunan berbahasa yang dilakukan khususnya antarmahasiswa sering kali terjadi baik di lingkungan perguruan tinggi maupun di luar. Ketidaksantunan
tersebut terjadi karena berbagai alasan yaitu adanya kedekatan antarmahasiswa, kebiasaan berbahasa tidak santun, latar belakang keluarga, kurang adanya
pengetahuan mengenai bahasa yang santun, bahkan bahasa tidak santun digunakan untuk bersosialisasi antarmahasiswa kelompok tertentu. Contoh kalimat yang
diutarakan Pie kabare cuk?, Bajingan, soal ujiane susah-susah. Hal-hal seperti ini dapat berakibat fatal apabila sedang terjadi komunikasi, terlebih komunikasi yang
dilakukan dengan mitra tutur seperti orang-orang besar dan berpendidikan tinggi. Pada dasarnya fenomena seperti di atas telah terjadi di berbagai lingkup ranah
pendidikan seperti halnya di perguruan tinggi. Penulis secara khusus memilih untuk meneliti ketidaksantunan berbahasa para mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Angkatan 2009 —2011 Universitas Sanata
Dharma yang notabene para mahasiswanya berasal dari berbagai pelosok daerah di Indonesia yang juga memiliki tata karma dan cara berbahasa masing-masing. Hal
penting lainnya yaitu mahasiswa PBSID dipandang memiliki kemampuan dan
kekhasan tersendiri dalam berkomunikasi karena mereka lebih mendalami kajian bahasa daripada mahasiswa program studi lain. Selain itu, kedekatan penulis dengan
para mahasiswa PBSID tersebut juga menjadi salah satu faktor utama pemilihan subjek penelitian ini.
Berdasarkan fakta di atas, seharusnya para mahasiswa khususnya mahasiswa PBSID dapat menghindari penggunaan bahasa yang kurang santun baik dengan
sesama mahasiswa maupun dengan orang yang lebih tua bahkan berpendidikan tinggi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan ketidaksantunan
linguistik dan pragmatik terutama dalam komunikasi antarmahasiswa di Program Studi PBSID Angkatan 2009
—2011 Universitas Sanata Dharma.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti di atas, masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi:
a. Wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa sajakah yang
digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 di
Universitas Sanata Dharma? b.
Wujud penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa apa sajakah yang digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan
2009 —2011 di Universitas Sanata Dharma?
c. Apa makna ketidaksantunan berbahasa yang digunakan antarmahasiswa
Program Studi PBSID Angkatan 2009
—2011 di Universitas Sanata Dharma?
1.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah seperti di atas, maka tujuan penelitian ini secara rinci sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa
yang digunakan antarmahasiswa Angkatan 2009 —2011 di Universitas Sanata
Dharma. b.
Mendeskripsikan wujud penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa yang digunakan antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan
2009 —2011 di Universitas Sanata Dharma.
c. Mendeskripsikan makna ketidaksantunan berbahasa yang digunakan
antarmahasiswa Program Studi PBSID Angkatan 2009 —2011 di Universitas
Sanata Dharma.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ketidaksantunan berbahasa dalam ranah pendidikan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Terdapat dua
manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut. a.
Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas
kajian serta memperkaya khasanah teoretis tentang ketidaksantunan dalam berbahasa sebagai fenomena pragmatik baru. Penelitian ini dapat dikatakan
memiliki kegunaan teroretis karena dengan memahami teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan baru dan referensi untuk menghindari ketidaksantunan berbahasa dalam
berkomunikasi. b.
Manfaat Praktis Penelitian ketidaksantunan berbahasa ini juga diharapkan dapat
memberikan masukan khususnya bagi mahasiswa dalam berkomunikasi untuk menghindari penggunaan bahasa yang kurang santun. Demikian pula,
penelitian ini akan memberikan masukan kepada para praktisi dalam bidang pendidikan terutama bagi dosen, guru, mahasiswa, siswa, dan tenaga
kependidikan untuk mempertimbangkan adanya ketidaksantunan berbahasa dalam komunikasi yang harus dihindari.
1.5 Batasan Istilah
a. Ketidaksantunan
Ketidaksantunan berbahasa menurut Culpeper 2008:3 adalah , ‘Impoliteness,
as I would define it, involves communicative behavior intending to cause the “face loss” of a target or perceived by the target to be so.‟ Dengan kata lain
ketidaksantunan dapat dilihat dari penekanan pada fakta ‘face loss‟ atau fakta ‘kehilangan muka’.
b. Linguistik Linguistik adalah ilmu tentang aspek bahasa, dalam arti salah satu ilmu yang
berurusan dengan bahasa dengan mengambil bahasa dalam arti harafiah
sebagai objek sasarannya atau ilmu yang mengkaji seluk beluk bahasa Kesuma melalui Sudaryanto, 1995:5
c. Pragmatik Pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan
konteksnya. Konteks yang dimaksud telah tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak pernah dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Levinson
melalui Rahardi, 2009:20 d. Konteks
Konteks tuturan dapat diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan background knowledge yang diasumsikan sama-sama dimiliki dan dipahami
bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan oleh si penutur itu di dalam keseluruhan
proses bertutur Rahardi, 2006:20.
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penulisan penelitian dijabarkan beberapa hal, yang meliputi pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan,
dan penutup. Bab I adalah pendahuluan, yang berisi beberapa sub bab, yaitu 1 latar
belakang, 2 rumusan masalah, 3 tujuan penelitian, 4 manfaat penelitian, 5 batasan istilah, dan 6 sistematika penyajian.
Bab II adalah kajian teori yang berisi tiga pokok bahasan yaitu 1 penelitian yang relevan, 2 kajian pustaka, dan 3 kerangka berpikir.
Bab III metode penelitian yang berisi enam hal yaitu 1 jenis penelitian, 2 subjek penelitian, 3 metode dan teknik pengumpulan data, 4 instrumen
penelitian, 5 metode dan teknik analisis data, 6 hasil analisis data. Bab IV hasil dan pembahasan yang berisi tiga hal yaitu 1 deskripsi data,
2 hasil analisis data, dan 3 pembahasan. Bab V penutup yang berisi dua hal yaitu 1 kesimpulan dan 2 saran. Selain beberapa bab di atas, peneliti juga
menyajikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian ini.