Kata Ilmiah dan Kata-kata Populer

2.6.6 Idiom

Idiom merupakan pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah- kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya. Untuk mengetahui makna sebuah idiom, setiap orang harus mempelajarinya sebagai seorang penutur asli, tidak mungkin hanya melalui makna dari kata-kata yang membentuknya. Idiom bersifat tradisional dan bukan bersifat logis, maka bentuk-bentuk idiom hanya bisa dipelajari dari pengalaman-pengalaman, bukan melalui peraturan-peraturan umum bahasa.

2.6.7 Bahasa Artifisial

Bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Bahasa yang artifisial tidak terkandung dalam kata yang digunakan, tetapi dalam pemakaiannya untuk menyatakan suatu maksud. Fakta dan pernyataan- pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tidak perlu disembunyikan.

2.6.8 Kata Seru

Kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan batin, misalnya kaget, terharu, marah, atau sedih disebut kata seru Chaer, 2011:194 Dilihat strukturnya ada dua macam kata seru yaitu 1 Kata seru yang berupa kata-kata singkat, seperti wah, cih, hai, o, oh, nah, ha, hah 2 Kata seru yang berupa kata-kata biasa, seperti aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, ya ampun. Serta kata serapan astaga, masya Allah, allhamduliliah, dan sebagainya. Kata seru yang berupa kata-kata singkat dapat digunakan dengan fungsi untuk menyatakan berbagai perasaan batin tergantung dengan intonasinya.

2.6.9 Kata Fatis

Kata fatis adalah kata-kata dalam bahasa lisan percakapan dengan fungsi- fungsi ‗tertentu‘. Misalnya kata sih, kan, ya, lho,seperti dalam kalimat 1 Dia sih enak gajinya besar 2 Suaminya kan pegawai kantor pajak Dalam ragam bahasa nonformal kita dapati juga kata fatis yang lain seperti dong, kek, koq, dan mah Chaer, 2011:196.

2.6.10 Rangkuman

Berdasarkan uraian di atas, pilihan kata dapat pula mempengaruhi kesantunan berbahasa seseorang. Kesanggupan memilih kata oleh seorang penutur dapat menjadi salah satu penentu santun tidaknya bahasa yang digunakan. Pilihan kata yang dimaksud adalah ketepatan pemakaian kata untuk mengungkapkan makna dan maksud dalam konteks tertentu sehingga menimbulkan efek tertentu pada mitra tutur. Keraf membagi pilihan kata menjadi tujuh macam yang meliputi 1 bahasa standar dan nonstandar, 2