Teori Ketidaksantunan Berbahasa dalam Pandangan Locher and Watts

mengandung kata-kata dan struktur-struktur gramatikal saja, tetapi penutur juga memperlihatkan tindakan-tindakan melalui tuturan-tuturan itu. Tindakan- tindakan yang ditampilkan lewat tuturan itu biasanya disebut tindak tutur. Austin 1962 membedakan tiga jenis tindakan yang bekaitan dengan ujaran. Ketiganya adalah tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner atau singkatnya lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Searle melalui bukunya Speech Acts An Essay in The Philosophy of Language dalam Wijana, 2011:21 mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi locutionary act, tindak ilokusi illocutionary act, dan tindak perlokusi perlocutionary act.

2.3.1 Tindak Lokusi

Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu Wijana, 2011:21. Tindak tutur ini dinamakan the act of saying something. Konsep lokusi sendiri berkenaan dengan proposisi kalimat. Kalimat di sini dipandang sebagai suatu satuan yang terdiri dari dua unsur, yakni subjektopik dan predikatcomment Nababan, 1987:4 dalam Wijana:22. Sebagai satuan kalimat, pengidentifikasian tindak lokusi cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Jadi, tindak tutur lokusioner adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu sendiri Rahardi, 2009: 17 atau menurut Yule 1996:83 tindak dasar tuturan atau yang menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Perhatikan contoh berikut. 1 Aku pulang dulu ya. 2 Kamu cantik hari ini. 3 Yogyakarta diguyur hujan malam tadi. Kalimat 1 dan 2 dituturkan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Pada kalimat 1, informasi yang dituturkan adalah penutur pulang lebih dulu, dan kalimat 2 mitra tutur cantik. Kalimat 3 juga berfungsi untuk mengutarakan informasi, yaitu memberitahukan bahwa kota Yogyakarta hujan tadi malam. Berdasarkan contoh-contoh itu, dapatlah dilihat bahwa ihwal maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur tidak dipermasalahkan sama sekali. Dengan demikian, tindak tutur lokusioner adalah tindak menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penutur.

2.3.2 Tindak Ilokusi

Sebuah tuturan berfungsi untuk mengatakan atau menyampaikan sesuatu dan untuk melakukan sesuatu. Tuturan yang berfungsi untuk menyampaikan sesuatu disebut tindak lokusi, sedangkan tuturan yang berfungsi untuk melakukan sesuatu dinamakan tindak ilokusi Wijana, 2011:23. Tindak tutur ini disebut the act of doing something. Tindak tutur ilokusioner merupakan tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya. Tindak tutur ilokusioner cenderung tidak hanya digunakan untuk menginformasikan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan dengan seksama. Perhatikan contoh-contoh berikut ini. 4 Di sini dingin sekali ya. 5 Pemulung dilarang masuk. 6 Baju kotormu sudah menumpuk di sana. Kalimat 4 s.d 6 ini tidak saja memberi informasi tertentu sesuai isi kalimat itu tetapi juga untuk melakukan sesuatu jika dipertimbangkan situasi tuturnya berikut ini. Kalimat 4 bila diutarakan oleh mahasiswa kepada temannya yang berada di ruang ber-AC, tidak hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan sesuatu, yakni bisa saja meminta untuk mengecilkan ACnya. Informasi keinginan penutur dalam hal ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan mitra tutur sudah mengetahui hal itu. Kalimat 5 yang biasa ditemui di bagian depan gang perumahan tidak hanya berfungsi untuk membawa informasi, tetapi untuk memberi peringatan kepada pemulung. Kalimat 6 bila diucapkan oleh ibu kepada anaknya, mungkin berfungsi untuk menyatakan suruhan untuk segera mencuci baju kotor itu.