Wujud Ketidaksantunan Linguistik Memain-mainkan Muka

mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2010 dan mereka teman sekelas. Mitra tutur berjalan di depan penutur dan menggodanya. Penutur menyuruh mitra tutur dengan suara tinggi dan keras serta sinis menunjukkan tindak verbal direktif. Hal tersebut membuat mitra tutur kaget karena biasanya penutur ramah ketika disapa tetapi saat itu penutur berperilaku yang tidak seperti biasanya. Tindak perlokusi untuk tuturan B2 yaitu penutur berharap mitra tutur tidak menggodanya. Konteks tuturan B3 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 20 November 2012 pukul 12.30 WIB ketika jeda kuliah, beberapa mahasiswa masuk ke dalam kelas untuk mencari tempat duduk. Suasana dalam kelas agak gaduh, santai. Penutur dan mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2010 dan mereka teman sekelas. Mitra tutur menyapa penutur dan menggodanya. Penutur menanggapi mitra tutur dengan suara keras dan sinis yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Hal tersebut membuat mitra tutur kaget karena biasanya penutur menanggapi dengan ramah tetapi saat itu ia berperilaku yang tidak seperti biasanya. Tindak perlokusi tuturan B3 yaitu penutur berharap mitra tutur tidak menggodanya. Konteks tuturan B8 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 20 November 2012 pukul 14.45 WIB ketika menunggu kelas selanjutnya beberapa mahasiswa angkatan 2009 duduk-duduk di kelas sambil berbincang. Penutur dan mitra tutur perempuan merupakan mahasiswa angkatan 2009 dan mereka teman sekelas. Suasana dalam kelas santai dan gaduh. Datang mitra tutur dengan potongan rambut barunya. Perilaku penutur tidak seperti biasanya, tiba-tiba penutur berkomentar mengenai mitra tutur dengan genitnya. Mitra tutur duduk di depan penutur lalu penutur memberi komentar kepada mitra tutur dengan tuturan B8 yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Tindak perlokusi tuturan tersebut yaitu penutur berharap mitra tutur tersanjung dan memberi komentar atas pujiannya. Konteks tuturan B12 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 28 November 2012 pukul 13.50 WIB ketika sedang menunggu kelas berikutnya. Beberapa mahasiswa duduk-duduk dan berbincang satu sama lain di luar kelas. Suasana gaduh dan santai. Penutur dan mitra tutur laki-laki merupakan mahasiswa angkatan 2009 dan mereka teman sekelas. Mitra tutur menghampiri mahasiswa yang berkumpul di depan kelas. Penutur jarang berkomentar mengenai mitra tutur. Penutur mengomentari rambut mitra tutur yang baru dengan godaan yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Hal tersebut menimbulkan perhatian bagi teman-temannya. Tindak perlokusi tuturan B12 yaitu penutur berharap agar mitra tutur menjelaskan rambutnya yang baru. Konteks tuturan B16 yaitu tuturan terjadi pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 12.40 WIB ketika sedang mengerjakan tugas di perpustakaan, suasana agak gaduh. Penutur dan mitra tutur teman sekelompok dan teman sekelas serta merupakan mahasiswa angkatan 2009. Mitra tutur menjelaskan bahwa dia ingin menjadi mitra di perpustakaan. Penutur menanggapi pembicaraan mitra tutur dengan sindiran yang menunjukkan tindak verbal ekspresif. Penutur tahu bahwa mitra tutur tidak bisa memiliki kegiatan yang banyak karena daya tahan tubuhnya kurang bagus dan dia susah mengatur waktu sehingga penutur jarang mengejek mitra tutur. Tindak perlokusi tuturan B16 yaitu penutur berharap mitra tutur berpikir kembali untuk mempertimbangkan keputusannya.