Penanda ketidaksantunan Linguistik Kesembronoan yang Disengaja

terhibur. Tuturan C3, C7, C8, C9, dan C10 memiliki makna berupa godaan atau candaan penutur kepada mitra tutur walaupun yidak menutup kemungkinan akan terjadinya konflik diantara keduanya.

4.2.4 Menghilangkan Muka

Pemahaman Culpeper 2008: 3 tentang ketidaksantunan berbahasa adalah, „Impoliteness, as I would define it, involves communicative behavior intending to cause the “face loss” of a target or perceived by the target to be so.‟ Culpeper memberikan penekanan pada fakta „face loss‟ atau „kehilangan muka‟ dalam bahasa Jawa dapat diartikan „kelangan rai‟ kehilangan muka. Konsep kehilangan muka ini dapat diartikan pula dengan adanya rasa malu yang mendalam yang dirasakan bagi mitra tutur di depan orang banyak. Dengan demikian, sebuah tuturan akan dianggap sebagai tuturan yang tidak santun jika tuturan itu menjadikan muka seseorang hilang atau merasakan malu yang mendalam di depan orang banyak. Setidaknya tuturan yang menghilangkan muka itu dirasakan oleh sang mitra tutur sendiri. Cuplikan Tuturan 50 Penutur: mahasiswa perempuan, umur 19 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 19 tahun M1: “Duh.. susah banget ni buka sepatu.” M2: “Iih kakimu cantik yaa kayak cewek.” D4 M1: “Ahh iya kakiku emang gini kok.” konteks tuturan: tuturan terjadi ketika sebelum masuk ke dalam laboratorium bahasa, para mahasiswa melepaskan sepatunya di depan laboratorium bahasa. Suasana agak gaduh. Mitra tutur membuka sepatunya. Penutur mengomentari kaki mitra tutur dengan suara keras di tengah teman mahasiswa yang lain sehingga menimbulkan tawa Cuplikan Tuturan 51 Penutur: mahasiswa perempuan, umur 21 tahun Mitra tutur: mahasiswa perempuan, umur 22 tahun M1: “Hai, lagi ngomongin apa e?” M2: “Mel, sekarang kamu pose, trus kamu keluar.” D5 konteks tuturan: tuturan terjadi ketika para mahasiswa sedang menunggu kelas berikutnya di dalam kelas. Mitra tutur menghampiri beberapa mahasiswa. Suasana gaduh tetapi santai. Mitra tutur berdiri di depan penutur dan penutur berkomentar padanya Cuplikan Tuturan 52 Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 19 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 19 tahun M1: “Eh iya kan kemaren sore aku belanja baju murah-murah lho” M2: “Mosok sii? belanja dimana e kamu?” M1: “Itu lhoo deketnya KFC namae De Pujja tu lagi diskon” M3: “Ztt berisik kamu” D6 konteks tuturan: tuturan terjadi ketika perkuliahan Sintaksis, ada mahasiswa yang duduk di belakang berbincang dengan mahasiswa yang duduk di depan dengan suara keras. Penutur merasa terganggu dengan mitra tutur yang terus berbicara padahal perkuliahan sedang berangsung dan dosen sedang menjelaskan materi. Penutur memperingatkan mitra tutur Cuplikan Tuturan 57 Penutur: mahasiswa perempuan, umur 19 tahun Mitra tutur: mahasiswa perempuan, umur 19 tahun M1: “Eh kamu itu lho, celana ama baju kok gak match gitu to.”