Penanda Ketidaksantunan Linguistik Memain-mainkan Muka

4.2.2.5 Makna Ketidaksantunan Berbahasa yang Memain-mainkan Muka

Secara umum, makna ketidaksantunan berbahasa yang memain-mainkan muka yaitu penutur membuat bingung dan jengkel mitra tuturnya karena tingkah penutur yang tidak seperti biasanya. a. Tuturan B2 memiliki makna berupa ejekan dari penutur terhadap godaan mitra tuturnya. b. Tuturan B3 memiliki makna berupa ejekan dari penutur terhadap godaan mitra tuturnya. c. Tuturan B8 memiliki makna berupa pujian penutur mengenai rambut baru mitra tutur. Selain itu, tuturan B8 dapat pula bermaksud untuk mengejek mitra tutur mengenai penampilan barunya. d. Tuturan B12 memiliki makna berupa ejekan penutur kepada mitra tutur yang memiliki model rambut baru. e. Tuturan B16 memiliki makna berupa ejekan penutur kepada mitra tutur yang ingin menjadi mitra perpustakaan USD.

4.2.3 Kesembronoan yang Disengaja

Bousfield 2008: 3 berpendapat bahwa ketidaksantunan dalam berbahasa dipahami sebagai perilaku berbahasa seseorang yang mengancam muka, dan ancaman terhadap muka itu dilakukan secara sembrono gratuitous, hingga akhirnya tindakan berkategori sembrono demikian itu mendatangkan konflik, atau bahkan pertengkaran, dan tindakan tersebut dilakukan dengan kesengajaan purposeful, maka tindakan berbahasa itu merupakan realitas ketidaksantunan. Dengan demikian, sebuah tuturan dikatakan tidak santun jika tuturan tersebut menimbulkan kerugian berupa kejengkelan bahkan dapat menimbulkan konflik karena tuturan tersebut disampaikan secara sembrono dengan kesengajaan kepada mitra tuturnya. Cuplikan Tuturan 39 Penutur: mahasiswa perempuan, umur 20 tahun Mitra tutur: mahasiswa perempuan, umur 20 tahun M1: “Hey bajumu tu lho kebuka, keliatan perutmu.” M2: “Hehe goyang asik… goyang itik.” C3 konteks tuturan: tuturan terjadi ketika setelah mengoreksi lembar jawab mahasiswa pada kuis psikolinguistik. Suasana kelas agak gaduh. Mitra tutur mengomentari baju penutur yang terbuka. Mitra tutur duduk sebelahan dengan penutur Cuplikan Tuturan 43 Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 22 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun M1: “Guru pamongmu kemana e?” M2: “Palestina.” C7 konteks tuturan: tuturan terjadi ketika di luar kelas. Beberapa mahasiswa duduk- duduk dan berbincang satu sama lain sedang menunggu kelas berikutnya. Suasana gaduh dan santai. Penutur menanyakan guru pamong kepada mitra tutur. Penutur tahu bahwa mitra tutur masih mengurusi laporan PPL. Penutur dan mitra tutur merupakan teman sekelas Cuplikan Tuturan 44 Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun