Aspek-aspek Mental ‘Language Users’
pragmatik, yang sekali lagi merupakan „ingredients‟ konteks
komunikatif dalam pragmatik. Terkait dengan dimensi sosial salah satunya dimensi jenis
kelamin dapat mempengaruhi bentuk bahasa seseorang. Biasanya bahasa untuk kaum laki-laki cenderung keras, sedangkan bahasa
untuk kaum perempuan cenderung lebih lembut. Bidang atau topik yang dibicarakan antara kaum laki-laki dan perempuan pun
berbeda. Bidang-bidang yang berkaitan dengan masalah politik, pekerjaan, pembangunan, dan masalah sosial lainnya yang
cenderung berat dan rumit biasanya cenderung dibicarakan oleh kaum laki-laki. Akan tetapi, untuk bidang yang berkaitan dengan
keluarga, kesehatan, keindahan atau estetika, biasanya menjadi bahan pembicaraan perempuan.
Dimensi sosial
berikutnya yakni
usia juga
dapat mempengaruhi bentuk bahasa seseorang. Namun kenyataannya,
dimensi usia ini banyak diabaikan oleh orang-orang yang terlibat dalam praktik komunikasi. Lazimnya bahasa yang digunakan oleh
penutur kepada orang-orang tua atau mereka yang dituakan, harus lebih sopan dan lebih halus dibandingkan dengan bahasa yang
digunakan kepada mereka yang lebih muda. Bentuk-bentuk kebahasaan yang lengkap, tidak dipotong-potong, atau yang tidak
dipendekkan seharusnya lebih banyak digunakan daripada bentuk-
bentuk kebahasaan yang bersifat terbatas dan biasanya bentuk kebahasaan kepada orang tua cenderung lebih halus dan santun.
Dimensi lain yang sangat menentukan bentuk kebahasaan yang digunakan seseorang adalah status sosial dan tingkat sosial.
Orang yang berstatus sosial rendah dalam masyarakat lazimnya menggunakan bentuk-bentuk hormat kepada mereka yang
berstatus sosial menengah, apalagi dengan mereka yang berstatus sosial tinggi.