Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Memain-mainkan Muka
berbahasa itu merupakan realitas ketidaksantunan. Dengan demikian, sebuah tuturan dikatakan tidak santun jika tuturan tersebut menimbulkan kerugian berupa
kejengkelan bahkan dapat menimbulkan konflik karena tuturan tersebut disampaikan secara sembrono dengan kesengajaan kepada mitra tuturnya.
Cuplikan Tuturan 39
Penutur: mahasiswa perempuan, umur 20 tahun Mitra tutur: mahasiswa perempuan, umur 20 tahun
M1: “Hey bajumu tu lho kebuka, keliatan perutmu.”
M2:
“Hehe goyang asik… goyang itik.” C3
konteks tuturan: tuturan terjadi ketika setelah mengoreksi lembar jawab mahasiswa pada kuis psikolinguistik. Suasana kelas agak gaduh. Mitra tutur mengomentari baju
penutur yang terbuka. Mitra tutur duduk sebelahan dengan penutur
Cuplikan Tuturan 43
Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 22 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun
M1: “Guru pamongmu kemana e?”
M2:
“Palestina.” C7
konteks tuturan: tuturan terjadi ketika di luar kelas. Beberapa mahasiswa duduk- duduk dan berbincang satu sama lain sedang menunggu kelas berikutnya. Suasana
gaduh dan santai. Penutur menanyakan guru pamong kepada mitra tutur. Penutur tahu bahwa mitra tutur masih mengurusi laporan PPL. Penutur dan mitra tutur
merupakan teman sekelas
Cuplikan Tuturan 44
Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun
M1: “Kowe potong rambut model opo to?”
M2: “Potong model pitik jago yoo?” C8 melihat mitra tutur dan tertawa
kecil
konteks tuturan: tuturan terjadi ketika di luar kelas. Beberapa mahasiswa duduk- duduk dan berbincang satu sama lain sedang menunggu kelas berikutnya. Suasana
luar kelas gaduh dan santai. penutur dan mitra tutur merupakan teman sekelas. Penutur berkomentar mengenai model rambut mitra tutur
Cuplikan Tuturan 45
Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun Mitra tutur: mahasiswa laki-laki, umur 21 tahun
M1: “Dudu pitik jago.”
M2: “Lha model opo?”
M1:
“Kowe potong koyo pitik gering.” C9
konteks tuturan: tuturan terjadi ketika di luar kelas. Beberapa mahasiswa duduk- duduk dan berbincang satu sama lain sedang menunggu kelas berikutnya. Suasana
luar kelas gaduh dan santai. penutur dan mitra tutur merupakan teman akrab. Penutur berkomentar mengenai model rambut mitra tutur
Cuplikan Tuturan 46
Penutur: mahasiswa laki-laki, umur 33 tahun Mitra tutur: mahasiswa perempuan, umur 22 tahun
M1: “Kamu mau makan bakso enggak dari plastiknya langsung tapi pake
tempat? ”
M2: “Emang pake apaan?”
M1:
“Itu lhoo tanah di pot dikeluarkan dulu trus buat tempat baksonya.” C10
konteks tuturan: tuturan terjadi ketika beberapa mahasiswa sedang duduk di depan secretariat dan berbincang-bincang. Mitra tutur sedang menikmati bakso langsung
dari bungkus plastik. Penutur memberikan saran untuk menggunakan pot sebagai mangkok tempat bakso sambil tertawa kecil