Universitas Indonesia
diakomodir oleh Darwin Nasution dalam tim pemenangan pemilihan gubernur, maka ada banyak keingingan yang tidak bisa dipenuhi. Untuk menghindari konflik
kepentingan tersebut, Darwin Nasution memutuskan meletakkan jabatan sebagai Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Tabel 3.4 Pemicu Konflik Antara Darwin Nasution dengan Anwar Shah
No. Pemicu
Perbedaan Pendapat Darwin Nasution
Anwar Shah 1.
Kompetisi Memperebutkan Ketua Partai Patriot Pancasila Sumut
Melalui Musyawarah Ditunjuk oleh
Pengurus Pusat 2.
Dukungan Syamsul Arifin Dana Operasional
yang Disepakati Tambahan Dana
Operasional 3.
Ketua Tim
Sukses Syamsul
Arifin-Gatot Pudjonugroho Diusulkan oleh
Partai Pendukung Diusulkan oleh
MPW PP Sumut 4.
Koordinasi antara Tim Sukses- MPW PP Sumut
Sulit dilakukan karena permintaan uang
Tidak ada permintaan uang
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
3.5. Pembentukan Tim Pemenangan
Setelah Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara mendeklarasikan dukungannya kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur, maka
dibentuk tim pemenangan yang bertugas menyusun, melaksanakan dan memantau kegiatan pemenangan. Tim pemenangan internal tersebut berasal dari pengurus
Pemuda Pancasila tingkat provinsi dan kabupatenkota serta bertanggung jawab kepada ketua MPW Pemuda Pancasila. Tim pemenangan yang dibentuk oleh MPW
Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengurus wilayah dengan 31 pimpinan cabang se-Provinsi Sumatera Utara di
Medan. Tugas utamanya adalah membantu kegiatan tim sukses bentukan koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin. Pembentukan tim pemenangan internal Pemuda
Pancasila lebih didasarkan untuk menjaga agar konsolidasi internal organisasi berjalan sesuai kesepakatan yang telah diputuskan oleh pengurus wilayah.
Setelah melalui proses pertemuan internal di lingkungan Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara, disepakati ketua tim adalah Firdaus Nasution
56
. Penunjukan
56
Firdaus Nasution adalah kader Pemuda Pancasila yang saat itu menjabat sebagai wakil ketua harian MPW Pemuda Pancasila. Karir organisasinya bermula dari sekretaris Pimpinan Anak Cabang PAC
atau organisasi PP pada tingkat kecamatan. Setelah itu diminta oleh Ajib Shah untuk membantunya
Universitas Indonesia
Firdaus Nasution sebagai ketua tim pemenangan internal Pemuda Pancasila disebabkan karena sejak awal mengikuti pertemuan yang dilakukan oleh tokoh
Pemuda Pancasila untuk mencari figur calon gubernur yang didukung. Selain itu, Firdaus Nasution dianggap sebagai orang yang paling dipercaya ketua wilayah
Pemuda Pancasila. Atas dasar itu, beban tugas yang harus dilakukan Firdaus Nasution hanya memastikan konsolidasi internal untuk kegiatan pemenangan berjalan dan setiap
saat harus dilaporkan kepada ketua wilayah Pemuda Pancasila. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pengurus wilayah Pemuda Pancasila
adalah menerbitkan surat edaran berupa instruksi kepada jajaran pengurus di semua kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara. Instruksi itu berisi kewajiban setiap pengurus
wilayah, cabang, pimpinan anak cabang, ranting, dan anak ranting beserta jajaran organisasi Pemuda Pancasila untuk memberikan dukungan kegiatan dan memilih
Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008. Kepada mereka yang menerima instruksi itu jika tidak dijalankan akan diberikan
sanksi organisasi hingga pemecatan sebagai pengurus dan anggota Pemuda Pancasila. “….setelah saya ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan internal Pemuda
Pancasila. Ya…instruksi diturunkan dari kantor wilayah. Kalau itu ada dokumennya kepada pengurus dan anggota Pemuda Pancasila. Jika instruksi ini
tidak dijalankan, akan dipecat. Bagi mereka yang tidak menjalankan instruksi ini terjadilah pemecatan karena tidak menjalankannya. Ini harus ada instruksi
yang jelas agar seluruh anggota mendapat perintah karena PP ini harus ada perintah seperti militer. Jika tidak ada perintah mereka gampang tidak
melaksanakannya…”
57
Menurut Firdaus Nasution instruksi tidak hanya berlaku di atas kertas tetapi menjadi dasar tindakan setiap pengurus Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Bagi para pengurus dan kader yang tidak melaksanakan instruksi itu akan dikenakan sanksi. Keputusan mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur
dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan semua pengurus tingkat cabang. Instruksi tersebut sekaligus menjadi salah satu bukti tindakan komitmen Pemuda
sebagai sekretaris di DPC Kota Medan. Sebagai kader Pemuda Pancasila, Firdaus pernah didukung oleh PP dan terpilih menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia KNPI Provinsi Sumatera Utara
tahun 2002-2005.
57
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua DPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin. Selain itu, sebagai kader, Syamsul Arifin sangat perlu didukung untuk mewujudkan wibawa organisasi yaitu mendorong kader-
kader potensial menduduki jabatan-jabatan publik yang memungkinkan sejak reformasi digulirkan. Salah satu prestasi Syamsul Arifin adalah menjadi tokoh pemuda
yang pertama berhasil dipilih menjadi bupati di wilayah Sumatera Utara. Instruksi organisasi itu memiliki arti penting untuk menggerakkan roda
organisasi hingga ke tingkat anak ranting. Melibatkan para pimpinan cabang Pemuda Pancasila untuk menentukan calon gubernur yang didukung menjadi salah satu alasan
agar mesin organisasi dapat dijalankan. Masing-masing ketua cabang mengikuti proses penentuan calon gubernur yang didukung. Satu cabang memiliki kecamatan, satu
kecamatan memiliki ranting, dan satu ranting memiliki anak ranting. Setiap tingkatan ini pasti ada pengurus dan anggota serta simpatisan Pemuda Pancasila. Di antara
mereka pasti memiliki keluarga yaitu ayah, ibu, atau istri dan anak yang sudah memiliki hak pilih. Di antara anggota dan simpatisan Pemuda Pancasila diwajibkan
memberikan pengaruh kepada minimal satu anggota keluarnya agar memilih Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Instruksi yang berupa kewajiban itu jika tidak
dilaksanakan oleh ketua cabang, maka akan diberikan sanksi organisasi berupa pemecatan bukan lagi pembekuan atau teguran.
Setelah instruksi itu diterbitkan, ada seorang ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal Madina diberikan sanksi organisasi berupa pemecatan
sebagai ketua MPC yaitu Abdulrahman Nasution. Sanksi diberikan atas dasar tindakan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal yang memberikan
dukungan kepada calon lain yaitu Ali Umri, calon dari Partai Golkar, bukan kepada Syamsul Arifin. Abdulrahman Nasution diketahui menghadiri dan membantu
kampanye Ali Umri di Madina. Pemecatan Abdulrahman sebagai ketua MPC Pemuda Pancasila Madina dilakukan tanpa ada surat peringatan apapun yang diberikan
sebelumnya. Begitu ditemukan bukti yang kuat saat Abdulrahman membantu kampanye calon lain seketika itu pula dikeluarkan surat pemecatan sebagai Ketua
MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina.
58
58
Sebelum dipecat dari Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal, Abdulrahman Nasution, sangat disegani oleh kelompok masyarakat di daerah itu. Tetapi, setelah tidak menjabat sebagai Ketua
Pemuda Pancasila, aktivitas kesehariannya tidak lagi diperhitungkan oleh para elit di Kabupaten Madina. Sanksi organisasi diikuti pula oleh sanksi sosial dan ekonomi serta setiap hari semakin
berkurang jumlah anggota Pemuda Pancasila yang mengikuti perintah dari Abdulrahman Nasution.
Universitas Indonesia
“…Madina itu sudah kita putuskan untuk dipecat. Sudah diinstruksikan tapi juga melawan. Sudah tentu, mesti kita pecat. Aku yang pecat Madina itu. Kita
pecat, bukan dibekukan, dipecat. Karena dia mendukung Ali Umri. Jadi, misalnya aku mau bilang begini, SK Surat Keputusan satu kecamatan di
Madina terdiri dari beberapa orang pengurus, misalnya ada 70 orang. Rantingnya berapa? Ada 9 ranting. Berapa SK rantingnya. Kalau akumulasinya
berjumlah misalnya 500, kita kalikan 2 anak atau istrinya wajib mengikuti instruksi itu. Kalau di situ tidak ada 1.000 suara, kau dipecat…”
59
Tindakan dan sanksi organisasi itu perlu ditegakkan mengingat potensi organisasi sangat besar di setiap daerah. Tidak ada satu daerah pun di Sumatera Utara
yang tidak ada organisasi Pemuda Pancasila dari mulai tingkat kabupaten hingga ke desa. Struktur organisasi yang tersebar hingga ke tingkat desa inilah yang menjadi
modal Pemuda Pancasila untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti pelantikan, kampanye, gotong royong, dan lain sebagainya. Beberapa kelemahan manajemen
organisasi yang masih sulit diatasi di antaranya adalah tidak tertatanya administrasi organisasi secara baik sehingga sering tidak terdata jumlah anggota dari setiap
kabupaten hingga desa. Khusus instruksi untuk dukungan calon gubernur harus dipastikan dilaksanakan aparatur organisasi, sebab tidak hanya persoalan dukungan
tetapi sudah terkait dengan kewibawaan organisasi. Oleh karena itu, setiap tindakan organisasi terkait pemilihan gubernur harus dipantau mendukung kemenangan
Syamsul Arifin. Untuk melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tim
pemenangan internal yang dibentuk oleh Pemuda Pancasila tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penjelasan Firdaus Nasution mengenai sumber pembiayaan
ini tidak diminta dari Syamsul Arifin apalagi Gatot Pudjonugroho. Segala kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan pemenangan internal Pemuda Pancasila berasal dari
uang organisasi dan sumbangan para senior lainnya yang bersimpati kepada Syamsul Arifin. Para tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila lebih mementingkan komitmen
untuk membangun masyarakat Sumatera Utara karena slogan kampanye Syamsul Arifin adalah “tidak lapar, tidak sakit, tidak bodoh, dan punya masa depan”.
Keyakinan sebagian tokoh dan pengurus Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin
59
Ibid.
Universitas Indonesia
lebih didasarkan atas hubungan baik yang telah terjalin selama ini dan kapan saja bisa memberikan kritik dan teguran jika tidak sesuai dengan janji-janji kampanyenya.
Tim pemenangan internal Pemuda Pancasila yang dipimpin oleh Firdaus Nasution tidak mencampuri urusan kegiatan yang telah disusun oleh tim sukses koalisi
partai politik pendukung Syampurno. Justru keberadaan tim internal Pemuda Pancasila dapat membantu kelancaran aktivitas tim sukses yang dibentuk Syamsul Arifin. Pada
pelaksanaan pemilihan gubernur itu sendiri, Syamsul Arifin memiliki berbagai macam tim sukses yang terdiri dari unsur keluarga, suku, pemuda, tokoh adat dan tokoh
agama serta unsur masyarakat Sumatera Utara yang bersimpati pada dirinya. Selain tim sukses Syampurno yang dibentuk oleh koalisi partai politik pendukung, ada tim
sukses lainnya yang dibentuk sendiri oleh Syamsul Arifin dan kawan-kawanya. Namun, tugas tim internal yang dibentuk oleh Pemuda Pancasila tidak menyebutkan
secara khusus nama tim pemenangan itu.
60
Ditunjuknya Firdaus Nasution sebagai ketua tim internal pemenangan hanya karena untuk memudahkan koordinasi dari
serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Hampir semua kader-kader Pemuda Pancasila yang didukung menjadi calon
kepala daerah mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak hanya Syamsul Arifin yang tercatat sebagai anggota MPO Pemuda Pancasila Sumatera Utara, begitu juga bagi
kader-kader lainnya. Sebut saja seperti Ketua Pemuda Pancasila Tebing Tinggi, Syafri Chap, yang maju sebagai calon walikota Tebing Tinggi tahun 2010. Mereka
memberikan dukungan yang solid hingga menang dalam pilkada meskipun kemenangannya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Setelah dinyatakan batal dan
dilakukan pemilihan ulang, kader-kader Pemuda Pancasila memberikan dukungan kepada Umar Hasibuan kader Pemuda Pancasila yang terpilih menjadi Walikota
Tebing Tinggi Periode 2010-2015. Mengenai hal ini, Firdaus Nasution menjelaskan: “….kenapa anggota Pemuda Pancasila patuh? Sebab rezekinya ada di situ. Mau
rezekinya hilang? Ini kan persoalan aku sebagai pengurus anak cabang, rezekinya sama dengan camat bahkan sama dengan koramil atau mungkin bisa
60
Tidak ditemukan secara khusus dokumentasi surat menyurat di kantor MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara terkait pembentukan tim pemenangan internal. Begitu juga korenspondensi
mengenai instruksi dan surat pemecatan atau sanksi yang diterbitkan kepada Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina. Tidak ada pula nama khusus yang disebutkan untuk tim pemenangan
internal ini, yang ada hanya sebutan pembentukan tim pemenangan Syamsul Arifin. Artinya tidak ada dokumentasi berupa Surat Keputusan SK yang diterbitkan oleh MPW Pemuda Pancasila tentang hal
itu. Meski Firdaus Nasution menyebutkan ada surat resmi berupa SK tentang tim pemenangan Syamsul Arifin bentukan Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
lebih. Ya…orang mau melakukan apapun di tempatnya mencari ketua PP. Misalnya mau bangun rumah toko, ketua izin mau bangun ini ketua. Diberi lah
dia uang, kalau tidak diberi bahan material bangunannya hilang. Jadi untuk Syamsul Arifin, cuma diinstruksikan satu hari pilih Syamsul, tidak ada alasan
tidak bisa…”
61
Penjelasan Firdaus Nasution itu memberikan pemahaman bahwa anggota Pemuda Pancasila diberikan perlindungan dalam mencari uang untuk keperluan
anggota dan kegiatan organisasi. Tidak ada setoran berupa uang yang diwajibkan oleh pengurus wilayah dari pendapatan yang dicari oleh anggota di tingkat anak cabang
maupun ranting. Sehingga jika diperlukan biaya operasional untuk beberapa kegiatan dari provinsi di lokasi kecamatan hingga desa harus mampu ditanggulangi oleh
pengurus anak cabang atau ranting tersebut. Demikian pula biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pemenangan pemilihan gubernur bisa diperoleh dari pendapatan sehari-
hari setiap ketua cabang hingga ranting di masing-masing daerah. Menurut penjelasan Ketua MPW Pemuda Pancasila, Anuar Shah, bahwa segala
pengeluaran dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pemenangan Syamsul Arifin seperti pertemuan, kampanye, dan saksi berasal dari organisasi. Sumber pendanaan lainnya
berasal dari berbagai simpatisan dan para senior serta pengurus di tingkat cabang dan anak cabang. Semua perangkat organisasi Pemuda Pancasila diberi instruksi untuk
mendukung kemenangan Syamsul Arifin bukan karena uang atau komitmen lainnya, namun karena kedekatan hubungan emosional antara para senior dan pengurus
Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin. “….itu bentuk komitmen kita saja. Kan kasihan kita, dia pun perlu biaya,
masak diganggu lagi. Di Pemuda Pancasila kan mudah kumpulin biaya itu. Buktinya, bisa dilihat dokumen kalau kita buat pelantikan anak cabang atau
ranting. Kalau pelantikan wajib 10.000 orang, itu kan pakai biaya. Kalau orang luar dihitung, tetapi kalau kita tidak ada biaya itu. Angkutan kota angkot saja
yang kita sumbang, kita panggil pengurus angkutan kota. Bitra nama perusahaan pengangkutan umum kau kasi berapa angkot? Budi nama
61
Ibid.
Universitas Indonesia
perusahaan pengangkutan umum kau kasi berapa? Tetapi kita menyumbang saja. Kita tidak ada biaya, partisipasi pengusaha pengangkutan…”
62
Penjelasan yang disampaikan Anuar Shah menegaskan tentang independensi Pemuda Pancasila dalam mengambil dan bertindak untuk sebuah keputusan politik
terkait dengan dukungan kepada calon gubernur. Mulai dari mencari calon yang akan didukung, menetapkan calon yang didukung, pengamanan pada saat kampanye hingga
di hari pemilihan. Meskipun Anuar Shah menjelaskan kelemahan organisasi yang sekarang sedang dibenahi adalah mencatat dan mendokumentasikan segala kegiatan
politik di Pemuda Pancasila. Hampir semua peristiwa dan keputusan penting yang terkait dengan kegiatan dukungan pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun
2008 tidak terdokumentasi dengan baik. Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan tim pemenangan internal Pemuda
Pancasila, tidak ada pertemuan-pertemuan khusus yang dilakukan seperti menyusun program kerja atau pembentukan personil, dan pembentukan posko-posko
sebagaimana layaknya sebuah tim pemenangan. Namun, dari berbagai penjelasan narasumber, tim ini selalu ada jika diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan-
kebutuhan yang tidak bisa diatasi oleh tim sukses koalisi partai pendukung Syampurno. Sebagai contoh, PKS yang ditugaskan oleh tim sukses koalisi partai
politik pendukung Syampurno untuk menyusun saksi dan menginventarisasi masalah- masalah yang terjadi di TPS selalu berkoordinasi dengan tim internal Pemuda
Pancasila untuk mengisi petugas saksi yang tidak bisa dipenuhi oleh PKS. Agar tidak tumpang tindih koordinasi dilakukan melalui kantor tim pemenangan Syampurno.
Selalu saja ada petugas-petugas saksi yang berada di lokasi-lokasi tertentu untuk mengamankan perolehan suara, meski tidak tercatat dalam administrasi tim
pemenangan Syampurno. Lokasi-lokasi itu tidak bisa dijangkau oleh kader-kader PKS seperti daerah Tapanuli, Karo, Siantar, Simalungun, dan lain-lain yang mayoritas
masyarakatnya beragama Kristen. Ketua tim pemenangan Syampurno, Darwin Nasution, memberikan keterangan
yang berbeda terkait keterlibatan MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara dalam setiap kegiatan yang telah disusun oleh kantor pemenangan. Sebagaimana yang
dijelaskan sebelumnya bahwa kedudukan Darwin Nasution sebagai ketua tim
62
Bitra dan Budi adalah pengusaha pengangkutan yang ada di kota Medan. Wawancara dengan Anuar Shah, 2 Oktober 2011 di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
pemenangan menimbulkan persoalan tersendiri di kalangan internal pengurus MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara.
63
Saat itu sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara dan Sekretaris MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, Darwin Nasution, sangat berpengaruh dalam tim pemenangan Syamsul Arifin. Darwin Nasution menjadi salah seorang tim sukses yang sangat
didengar pendapatnya oleh Syamsul Arifin karena posisinya sebagai Ketua Tim Sukses Pemenangan Syampurno yang dibentuk koalisi partai politik pendukung.
Posisi Darwin Nasution sebagai ketua tim sukses Syampurno membuat dirinya menjadi pusat aliran informasi segala kegiatan pemenangan mulai dari tahapan
pencalonan hingga penetapan hasil perhitungan suara. Khusus untuk kegiatan yang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Darwin memberi perhatian
khusus karena sangat memahami prilaku anggota organisasi pemuda terbesar di Sumatera Utara itu. Di samping itu, sejak awal Darwin mengikuti dan terlibat
langsung dalam proses pemilihan calon gubernur yang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila dan Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara.
Menurut penjelasan Darwin Nasution, sejak Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara menandatangani deklarasi dukungan kepada Syamsul Arifin di Hotel
Madani Medan sangat jarang koordinasi kegiatan dilakukan di antara mereka. Pada saat deklarasi itu pun, sudah ada transaksi uang yang disepakati antara Anuar Shah
sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Jumlah dana yang disepakati pada waktu itu sebesar 600 juta rupiah diserahkan
Syamsul Arifin kepada MPW Pemuda Pancasila melalui Darwin Nasution. Sebenarnya jumlah itu tidak sesuai dengan permintaan yang diajukan Anuar Shah
kepada Syamsul Arifin. Darwin yang ditugasi menjadi fasilitator pertemuan itu merasa berada pada posisi yang sulit. Akhirnya, melalui negosisasi yang cukup panjang
keputusan jumlah dana bantuan kegiatan untuk pemenangan internal dari Syamsul Arifin kepada MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara disepakati kedua pihak.
Sehingga, MPW Pemuda Pancasila membuat forum deklarasi yang dihadiri oleh 31 pengurus cabang se-Provinsi Sumatera Utara.
Setelah deklarasi dukungan itu, hampir tidak pernah ada bentuk konkrit kegiatan yang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara secara
kelembagaan dalam mendukung Syamsul Arifin. Situasi itu terjadi karena setiap
63
Untuk kejelasan hal ini lihat di Bab III hal. 170-180.
Universitas Indonesia
kegiatan yang berkaitan dengan pemenangan seperti sosialisasi, kampanye, dan saksi yang akan dilakukan oleh tim internal MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu
meminta dana, meskipun kesepakatan dana sudah diberikan di awal dukungan.
64
Instruksi yang dibuat MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada jajaran organisasi di seluruh kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara untuk mendukung
Syampurno dianggap sebagai bentuk penegasan organisasi tentang figur yang dipilih. Instruksi itu perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan dan monitoring agar memastikan
tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Persoalan yang terjadi adalah tidak dilakukannya perencanaan kegiatan berikut pengawasannya sehingga membuat tim
sukses Syampurno mengalami kesulitan dalam koordinasi dan akselerasi program kegiatan.
“…tidak benar, kalau melalui Aweng Anuar Shah sulit kordinasi. Setelah kami tanda tangani yang tadi di Hotel Madani itu, gak ada dan mereka kecewa
karena kordinasi bagi mereka dianggap semua keluar uang. Jadi saya buka saja, kalau mereka bergerak harus dikasi duit. Kalau Firdaus siap untuk keliling, tapi
sekali berdiri dia harus dibayar sekian. Betul dia ucapkan, tapi saya kan gak punya duit, kita kan tidak seperti itu. Boleh Tanya Datok Syamsul Arifin.
Datok tau persis bagaimana, berapa banyak duitnya habis sama saya. Kalau orang itu tau, pasti heran…”
65
Terkait dengan sanksi berupa pemberhentian Abdulrahman Nasution sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mandina, Darwin Nasution, menjelaskan
tidak ada kaitan instruksi terhadap sanksi yang diberikan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina,
Abdulrahman Nasution. Sanksi organisasi itu dilakukan karena tidak harmonisnya hubungan antara Ketua MPW Pemuda Pancasila dengan Ketua MPC Kabupaten
Madina.
66
Seharusnya ada mekanisme organisasi yang dilakukan sebelum pemecatan yaitu berupa surat peringatan lalu pemberhentian diputuskan setelah ada pembinaan
64
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
65
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
66
Menurut penjelasan Darwin Nasution, pemberhentian Abdulrahman Nasution sebagai Ketua DPC Pemuda Pancasila lebih disebabkan karena Abdulrahman memberi dukungan kepada Ali Umri calon
Gubernur Sumut. Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, sangat tidak setuju dengan Ali Umri dikarenakan kekecewaannya saat Ali Umri memimpin Partai Golkar Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
terlebih dahulu. Sanksi yang sama tidak dilakukan di daerah lain yang ketua MPC Pemuda Pancasila tidak mendukung Syampurno.
Darwin mengakui bahwa struktur organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara layak digunakan untuk memperlancar saluran komunikasi kegiatan pemenangan
pemilihan gubernur. Pemuda Pancasila di Sumatera Utara memiliki perangkat organisasi hingga di tingkat desa bahkan dusun. Selain itu, pengurus di tingkat paling
bawah memperoleh manfaat dari kegiatan itu untuk melibatkan setiap anggota organisasi. Para pengurus dan anggota di tingkat cabang, anak cabang, ranting, dan
anak ranting mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Banyak pengurus Pemuda Pancasila yang tidak memiliki pekerjaan tetap, namun punya penghasilan
rutin yang bersumber dari kegiatan-kegiatan seperti menjaga keamanan, parkir, dan lain sebagainya. Terlepas dari cara mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang,
namun sumber pendanaan rutin organisasi dan pengurus itu membuat Pemuda Pancasila tidak begitu sulit melaksanakan instruksi organisasi.
Diagram 3.1 Posisi Pemuda Pancasila dalam
Tim Pemenangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugorho Syampurno
Keterangan: = garis komando
= garis koordinasi Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
Diagram 3.1 di atas menggambarkan bahwa tim pemenangan internal yang dibentuk MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berada di luar struktur Tim Sukses
Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho Syampurno. Mekanisme kerja tim pemenangan dibentuk secara mandiri oleh para pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara,
tetapi tetap melakukan koordinasi dengan Tim Sukses Syampurno. Keputusan untuk
Pj. Jawab Syamsul Arifin
Tim Sukses Syampurno
Partai Politik Pendukung
Ormas Pendukung
Tim Pemenangan Daerah
Tim Pemenangan Internal Pemuda
Pancasila
Pengurus KabupatenKota
Anggota, Kader, Tokoh dan
Simpatisan PP
Universitas Indonesia
membentuk tim pemenangan internal merupakan inisiatif dari pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara karena mereka memiliki potensi organisasi yang hanya
dapat diperintahkan oleh para pimpinannya.
Potensi struktur organisasi Pemuda Pancasila yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara harus digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan
pemenangan Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur. Darwin Nasution kemudian menjelaskan bahwa meski sudah mendeklarasikan dan membuat instruksi kepada
seluruh jajarannya untuk mendukung dan memilih Syamsul Arifin, ternyata tindak lanjut kegiatan pemenangan jarang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara.
67
Permintaan uang dan pengaruh menjadi penyebab tidak berjalannya dukungan tersebut. Pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu meminta uang
untuk setiap kegiatan pemenangan seperti kampanye, pertemuan dengan warga atau kegiatan lainnya. Selain uang, mereka merasa tidak memiliki pengaruh yang
menentukan dalam tim sukses Syamsul Arifin. Kondisi itu yang membuat Darwin Nasution, sebagai ketua Tim Sukses Syampurno, mengambil langkah-langkah lain
terkait dengan dukungan MPW Pemuda Pancasila. Tiga posisi penting
68
yang dijabat oleh Darwin Nasution, membuatnya lebih mudah mengendalikan seluruh kegiatan tim
pemenangan yang berasal dari semua kelompok masyarakat khususnya Pemuda Pancasila.
Kegiatan pemenangan yang seharusnya dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila seperti sosialisasi, kampanye, saksi di TPS dan lain sebagainya tidak akan
berjalan tanpa rencana program kegiatan yang telah dilakukan. Situasi itu dirasakan oleh Darwin Nasution pada saat eskalasi kegiatan pemenangan semakin hari semakin
meningkat. Kesulitan berkordinasi dengan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara menjadi faktor utama Darwin Nasution mengambil langkah-langkah
lain untuk memberdayakan infrastruktur organisasi Pemuda Pancasila. Banyak cara yang dilakukan oleh Darwin untuk menggunakan potensi Pemuda
Pancasila secara formal dan informal dalam kegiatan pemenangan Syampurno. Sebagai ketua MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara, Darwin Nasution,
67
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
68
Saat proses pemilihan gubernur berlangsung, Darwin Nasution menjabat sebagai ketua tim sukses Syampurno, Ketua DPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara, dan Sekretaris MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
memiliki kewenangan untuk memerintahkan pengurus di jajarannya hingga tingkat ranting agar melakukan kegiatan pemenangan. Hampir 60 ketua MPC Partai Patriot
Pancasila juga menjabat sebagai ketua MPC Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Sumatera Utara. Melalui kewenangan inilah, Darwin Nasution, menggerakkan potensi
Pemuda Pancasila di Sumatera Utara untuk mendukung Syamsul Arifin meski tanpa persetujuan dari pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
3.6. Transaksional dan Intervensi untuk Memperoleh Dukungan Pemuda Pancasila dalam Pemilihan Gubernur
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa tokoh Pemuda Pancasila berperan dalam mendukung pencalonan Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera
Utara Periode 2008-2013. Di antara peran penting yang dilakukan tokoh Pemuda Pancasila adalah berupaya mencari dukungan dari partai politik kepada Syamsul
Arifin sesuai dengan kepentingan Pemuda Pancasila. Kesepakatan di antara kedua pihak dilakukan dengan pola-pola transaksional dan bersifat mengintervensi. Pola-pola
yang dilakukan Pemuda Pancasila sebenarnya tidak mencerminkan konsolidasi demokrasi di tingkat lokal. Tidak ditemukan kesepakatan yang bersifat ideologis dan
strategis untuk membangun Sumatera Utara berdasarkan platform program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada saat kewenangan masyarakat lokal
diberikan melalui kebijakan otonomi daerah. Tindakan transaksional yang dilakukan pengurus MPW Pemuda Pancasila untuk mendapatkan dukungan yaitu agar ketua tim
pemenangan memberikan sejumlah uang untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda Pancasila. Tindakan tersebut disertai dengan ucapan yang bernada ancaman
keamanan di lapangan bagi tim kampanye Syamsul Arifin. Seluruh calon gubernur yang menginginkan dukungan dari Pemuda Pancasila
atau melakukan pendekatan untuk mendapatkan dukungan tersebut, mempertim- bangkan aspek keamanan. Pemuda Pancasila memiliki anggota organisasi yang
tersebar di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara sehingga dapat dimanfaatkan untuk meraih suara dengan cara-cara seperti mangancam para pemilih dan
mengamankan perolehan suara di lokasi pemilihan. Tindakan seperti itu sering dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila ketika memberikan dukungan dalam
pemilihan pejabat publik. Perintah ketua organisasi menjadi panduan para anggota
Universitas Indonesia
untuk melakukan tindakan tertentu seperti merusak, mengancam jika tidak bisa disampaikan dengan cara-cara yang baik.
Tokoh dan pimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara meminta imbalan kepada Syamsul Arifin agar jika terpilih menjadi gubernur. Syamsul Arifin harus
membantu kegiatan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Bentuk bantuan kegiatan itu terkait dengan kebiasaan yang telah berlangsung selama ini di Sumatera Utara.
Meskipun tidak dapat ditemukan dokumen dari kesepakatan itu, namun Syamsul Arifin yang “dibesarkan” oleh organisasi pemuda di Sumatera Utara memahami secara
persis keinginan para tokoh Pemuda Pancasila.
69
Sementara Syamsul Arifin memerlukan dukungan Pemuda Pancasila untuk kegiatan pengamanan di lapangan
dalam kaitan pemenangan. Dalam kaitan kepentingan tersebut, kedua pihak secara bersama-sama menjalin kesepakatan yang bersifat transaksional. Disebut transaksional
karena dukungan Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin diberikan atas dasar imbalan uang. Begitu juga pada saat tokoh Pemuda Pancasila, melalui Partai Patiot
Pancasila, menggiring 8 dari 11 partai politik yang bersepakat mengusulkan Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Dukungan
partai politik itu juga diberikan dengan imbalan sejumlah uang. Tindakan transaksional yang dilakukan MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara dalam proses pencalonan gubernur yaitu dengan cara menekan Darwin Nasution agar memberikan sejumlah uang tambahan untuk dukungan organisasi. Darwin
Nasution terpaksa menyampaikan permintaan itu kepada Syamsul Arifin untuk tetap menjaga agar dukungan Pemuda Pancasila tidak diberikan kepada calon gubernur
yang lain. Salah satu alasan yang mendasari hal itu adalah Pemuda Pancasila dapat memberikan bantuan pengamanan di lapangan kepada tim pemenangan Syamsul
Arifin seperti pengamanan kegiatan kampanye dan pemilihan suara di TPS. Tindakan intimidasi juga dilakukan oleh Pemuda Pancasila dalam pencalonan
gubernur yang ingin didukung. Pada saat kader dan Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Darwin Nasution, dipilih sebagai ketua tim sukses yang
69
Dari berbagai sumber informasi dan pengamatan penelitian, bahwa selalu ada permintaan yang diajukan oleh Pemuda Pancasila ketika menjalin kesepakatan. Permintaan itu terkait kepentingan
ekonomi seperti akses mendapatkan sumber daya lokal dalam bentuk proyek pemerintah maupun perizinan usaha dengan potensi keuntungan yang besar. Ketika mendapatkan akses terhadap local
government resources, maka mereka akan memaksimalkan pengaruhnya pada lembaga-lembaga politik lokal seperti partai politik, birokrasi dan lain sebagainya. Syamsul Arifin telah menjalani sebagian besar
dari praktek tersebut sehingga tidak begitu sulit menjalin kesepakatan dengan Pemuda Pancasila.
Universitas Indonesia
dibentuk oleh koalisi partai politik, dia merasa selalu diintimidasi oleh pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk memenuhi kepentingan sebagian pengurus
Pemuda Pancasila. Konflik kepentingan di antara para pengurus Pemuda Pancasila itupun berlangsung pada saat proses pencalonan gubernur. Masing-masing tokoh
memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi tekanan sampai di antara salah satu pihak menyatakan menang dan kalah. Perbedaan pendapat dan konflik menjadi suatu
hal yang biasa dialami oleh seluruh anggota Pemuda Pancasila. Pada tahapan pencalonan dan mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila,
tidak ditemukan tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengurus Pemuda Pancasila. Pengurus Pemuda Pancasila hanya melakukan tindakan transaksional yaitu
meminta sejumlah dana untuk kegiatan pemenangan. Selain itu, proses negosiasi yang bersifat transaksional itu juga diiringi dengan ucapan ancaman kepada tim
pemenangan Syampurno. Tabel 3.5
Tindakan Transaksional dan Intimidasi yang Dilakukan Pemuda Pancasila untuk Memperoleh Dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
No. Tindakan
Waktu Tempat
Pelaku
1. Permintaan sejumlah dana untuk
Pemuda Pancasila dalam rangka dukungan organisasi kepada pasangan
Syampurno sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang didukung.
Tiga kali pertemuan pada
Bulan Desember
2007. Medan
Anuar Shah kepada Darwin
Nasution
2. Pemuda Pancasila mengancam akan
memberikan dukungan kepada calon lain dan mengawasi tim pemenangan
Syampurno dalam kegiatan kampanye dan pemilihan di lapangan.
Bulan Januari 2008
Medan Anuar Shah
kepada Darwin Nasution
3. Memenuhi permintaan kebutuhan
pribadi pengurus Pemuda Pancasila kepada tim pemenangan Syampurno.
Bulan Desember 2007
dan Januari 2008.
Medan Anuar Shah,
Firdaus Nasution
kepada Darwin Nasution
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
Kebijakan desentralisasi yang menguatkan demokrasi dan menekankan pentingnya partisipasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh BC Smith
70
, tidak terjadi ketika melihat peran Pemuda Pancasila dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera
70
Lihat Brian C. Smith. 1985. Decentralization: The Territorial Dimension of the State. London: Allen Unwin. hal. 21.
Universitas Indonesia
Utara. Merujuk pada pandangan Smith tentang persaman hak politik political equality dalam pelaksanaan desentralisasi, diharapkan akan membuka kesempatan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas politik di tingkat lokal. Political equality dalam proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tidak
dilakukan oleh para pengurus partai politik di Sumatera Utara. Keputusan untuk menawarkan calon gubernur kepada masyarakat hanya dilakukan oleh partai politik
tanpa melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Dalam kajian penelitian ini, bentuk partisipasi Pemuda Pancasila sebagai
bagian dari kelompok masyarakat, dipraktikkan dengan cara-cara yang tidak demokratis seperti menjalin kesepakatan transaksional dan melakukan tindakan yang
mengintimidasi. Proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan organisasi masyarakat memberikan kesempatan yang belum pernah terjadi
sebelumnya, kepada para tokoh Pemuda Pancasila di Sumatera Utara untuk berperan secara otonom mendukung calon gubernur sesuai dengan keinginan mereka. Dalam
banyak hal, mereka memiliki pengaruh terhadap pimpinan partai politik dan memberikan rasa aman dalam kegiatan pemilihan yang menguntungkan kepentingan
mereka dalam kaitan memaksimalisasi sumber daya ekonomi di tingkat lokal. Pengaruh itu menjadi kekuatan mereka untuk melakukan transaksi dengan Syamsul
Arifin dalam pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Kontestasi pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku menjamin adanya mekanisme kompetisi. Sejumlah persyaratan yang diperlukan bagi calon gubernur dan partai politik yang memiliki hak
untuk mengajukan pasangan calon menjadi bagian dari mekanisme kompetisi itu. Partai politik yang melakukan mekanisme internal untuk menjaring calon gubernur
yang berminat bukan hanya berasal dari kader partai politik tetapi juga dari warga negara yang berminat. Mekanisme seperti itu harus dilakukan partai politik untuk
memastikan calon gubernur yang diusulkan memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi, jika tidak partai politik akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh akses
kekuasaan. Situasi tersebut tidak akan pernah bisa dilakukan sebelum kebijakan pemilihan kepala daerah langsung diberlakukan.
Masalah yang terjadi kemudian adalah, dalam realitasnya, rakyat tidak bisa sepenuhnya mampu mengawasi proses-proses yang dilakukan oleh partai politik untuk
pencalonan gubernur. Kelompok-kelompok masyarakat lokal yang memiliki akar
Universitas Indonesia
rumput yang kuat sulit untuk mengetahui adanya komitmen yang bersifat transaksional, intervensi dan intimidasi kekerasan. Dalam kasus keterlibatan Pemuda
Pancasila dalam pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, terlihat sangat jelas adanya komitmen yang dilakukan secara transaksional, bersifat intervensi, dan prilaku
intimidasi yang dapat mengancam pelaksanaan demokrasi di tingkat lokal. Implikasinya, proses pencalonan seperti itu belum sepenuhnya bercorak demokratis.
Realitas peran Pemuda Pancasila dalam pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang transaksional dan bersifat intervensi membenarkan teori Syarif
Hidayat tentang kepentingan terselebung hiden autonomy terkait dengan kepentingan individual individual interest dalam politik lokal.
71
Kepentingan individu itu terkait dengan kepentingan ekonomi elit Pemuda Pancasila yaitu agar mudah mendapatkan
akses terhadap sumber daya resources dari pemerintah daerah dan akan memaksimalkan ’sumber kekuasaan’ yang dimiliki di tingkat lokal. Pilihan Pemuda
Pancasila kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur dilakukan sangat kontekstual dengan kepentingan para tokoh Pemuda Pancasila.
Kepentingan individu elit Pemuda Pancasila akan mewarnai kebijakan pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyangkut kepentingan ekonomi. Beberapa
alokasi sumber ekonomi seperti pemberian izin untuk wilayah yang berpotensi dijadikan bisnis perkebunan, proyek yang bersumber dari dana APBD dan APBN,
serta usaha-usaha lain yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila perlu didukung oleh Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Sementara bagi Syamsul Arifin mendapatkan
kepentingan untuk sponsor politik seperti dukungan keamanan, jaringan kelompok masyarakat, dan tidak tertutup kemungkinan pinjaman atau bantuan dana. Meskipun
tidak ditemukan kesepakatan dalam dokumen tertulis di antara kedua pihak yang berkepentingan, tetapi masing-masing dipastikan telah memahami arti dukungan yang
diberikan pada saat kekuasaan yang diperoleh dalam kompetisi yang melelahkan.
71
Syarif Hidayat. “Desentralisasi dan Otonomi Daerah Masa Orde Baru 1966-1998”. dalam Soetandyo Wignosubroto dkk. 2000. Pasang Surut Otonomi Daerah: Sketsa Perjalanan 100 Tahun.
Jakarta: Institute for Local Development dan Yayasan Tifa. hal. 137
Universitas Indonesia
BAB 4 INTIMIDASI DAN MOBILISASI KAMPANYE PEMUDA PANCASILA UNTUK