Universitas Indonesia
diakomodir oleh Darwin Nasution dalam tim pemenangan pemilihan gubernur, maka ada  banyak  keingingan  yang  tidak  bisa  dipenuhi.  Untuk  menghindari  konflik
kepentingan  tersebut,  Darwin  Nasution  memutuskan  meletakkan  jabatan  sebagai Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Tabel 3.4 Pemicu Konflik Antara Darwin Nasution dengan Anwar Shah
No. Pemicu
Perbedaan Pendapat Darwin Nasution
Anwar Shah 1.
Kompetisi Memperebutkan Ketua Partai Patriot Pancasila Sumut
Melalui Musyawarah Ditunjuk oleh
Pengurus Pusat 2.
Dukungan Syamsul Arifin Dana Operasional
yang Disepakati Tambahan Dana
Operasional 3.
Ketua Tim
Sukses Syamsul
Arifin-Gatot Pudjonugroho Diusulkan oleh
Partai Pendukung Diusulkan oleh
MPW PP Sumut 4.
Koordinasi  antara  Tim  Sukses- MPW PP Sumut
Sulit dilakukan karena permintaan uang
Tidak ada permintaan uang
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
3.5. Pembentukan Tim Pemenangan
Setelah Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara mendeklarasikan  dukungannya  kepada  Syamsul  Arifin  sebagai  calon  gubernur,  maka
dibentuk  tim  pemenangan  yang  bertugas  menyusun,  melaksanakan  dan  memantau kegiatan  pemenangan.  Tim  pemenangan  internal  tersebut  berasal  dari  pengurus
Pemuda  Pancasila  tingkat  provinsi  dan  kabupatenkota  serta  bertanggung  jawab kepada  ketua  MPW  Pemuda  Pancasila.  Tim  pemenangan  yang  dibentuk  oleh  MPW
Pemuda  Pancasila  Provinsi  Sumatera  Utara  adalah  tindak  lanjut  dari  hasil  pertemuan antara  pengurus  wilayah  dengan  31  pimpinan  cabang  se-Provinsi  Sumatera  Utara  di
Medan. Tugas utamanya adalah membantu kegiatan tim sukses bentukan koalisi partai politik  pendukung  Syamsul  Arifin.  Pembentukan  tim  pemenangan  internal  Pemuda
Pancasila lebih didasarkan untuk menjaga agar konsolidasi internal organisasi berjalan sesuai kesepakatan yang telah diputuskan oleh pengurus wilayah.
Setelah  melalui  proses  pertemuan  internal  di  lingkungan  Pemuda  Pancasila Provinsi Sumatera Utara, disepakati ketua tim adalah Firdaus Nasution
56
. Penunjukan
56
Firdaus  Nasution  adalah  kader  Pemuda  Pancasila  yang  saat  itu  menjabat  sebagai  wakil  ketua  harian MPW  Pemuda  Pancasila.  Karir  organisasinya  bermula  dari  sekretaris  Pimpinan  Anak  Cabang  PAC
atau  organisasi  PP  pada  tingkat  kecamatan.  Setelah  itu  diminta  oleh  Ajib  Shah  untuk  membantunya
Universitas Indonesia
Firdaus  Nasution  sebagai  ketua  tim  pemenangan  internal  Pemuda  Pancasila disebabkan  karena  sejak  awal  mengikuti  pertemuan  yang  dilakukan  oleh  tokoh
Pemuda  Pancasila  untuk  mencari  figur  calon  gubernur  yang  didukung.  Selain  itu, Firdaus  Nasution  dianggap  sebagai  orang  yang  paling  dipercaya  ketua  wilayah
Pemuda Pancasila. Atas dasar itu, beban tugas yang harus dilakukan Firdaus Nasution hanya memastikan konsolidasi internal untuk kegiatan pemenangan berjalan dan setiap
saat harus dilaporkan kepada ketua wilayah Pemuda Pancasila. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pengurus wilayah Pemuda Pancasila
adalah  menerbitkan  surat  edaran  berupa  instruksi  kepada  jajaran  pengurus  di  semua kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara. Instruksi itu berisi kewajiban setiap pengurus
wilayah,  cabang,  pimpinan  anak  cabang,  ranting,  dan  anak  ranting  beserta  jajaran organisasi  Pemuda  Pancasila  untuk  memberikan  dukungan  kegiatan  dan  memilih
Syamsul  Arifin  dalam  pemilihan  Gubernur  Provinsi  Sumatera  Utara  tahun  2008. Kepada  mereka  yang  menerima  instruksi  itu  jika  tidak  dijalankan  akan  diberikan
sanksi organisasi hingga pemecatan sebagai pengurus dan anggota Pemuda Pancasila. “….setelah  saya  ditunjuk  sebagai  ketua  tim  pemenangan  internal  Pemuda
Pancasila.  Ya…instruksi  diturunkan  dari  kantor  wilayah.  Kalau  itu  ada dokumennya kepada pengurus dan anggota Pemuda Pancasila. Jika instruksi ini
tidak  dijalankan,  akan  dipecat.  Bagi  mereka  yang  tidak  menjalankan  instruksi ini  terjadilah  pemecatan  karena  tidak  menjalankannya.  Ini  harus  ada  instruksi
yang  jelas  agar  seluruh  anggota  mendapat  perintah  karena  PP  ini  harus  ada perintah  seperti  militer.  Jika  tidak  ada  perintah  mereka  gampang  tidak
melaksanakannya…”
57
Menurut  Firdaus  Nasution  instruksi  tidak  hanya  berlaku  di  atas  kertas  tetapi menjadi dasar tindakan setiap pengurus Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Provinsi
Sumatera Utara. Bagi para pengurus dan kader yang tidak melaksanakan instruksi itu akan dikenakan sanksi. Keputusan mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur
dilakukan  secara  bersama-sama  dengan  melibatkan  semua  pengurus  tingkat  cabang. Instruksi  tersebut  sekaligus  menjadi  salah  satu  bukti  tindakan  komitmen  Pemuda
sebagai sekretaris di DPC Kota Medan. Sebagai kader Pemuda Pancasila, Firdaus pernah didukung oleh PP  dan  terpilih  menjadi  Ketua  Komite  Nasional  Pemuda  Indonesia  KNPI  Provinsi  Sumatera  Utara
tahun 2002-2005.
57
Wawancara  dengan  Firdaus  Nasution,  Wakil  Ketua  DPW  PP  Sumatera  Utara,  5  Oktober  2011,  di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin. Selain itu, sebagai kader, Syamsul Arifin sangat perlu didukung untuk mewujudkan wibawa organisasi yaitu mendorong kader-
kader  potensial  menduduki  jabatan-jabatan  publik  yang  memungkinkan  sejak reformasi digulirkan. Salah satu prestasi Syamsul Arifin adalah menjadi tokoh pemuda
yang pertama berhasil dipilih menjadi bupati di wilayah Sumatera Utara. Instruksi  organisasi  itu  memiliki  arti  penting  untuk  menggerakkan  roda
organisasi hingga ke tingkat anak ranting. Melibatkan para pimpinan cabang Pemuda Pancasila untuk menentukan calon gubernur yang didukung menjadi salah satu alasan
agar mesin organisasi dapat dijalankan. Masing-masing ketua cabang mengikuti proses penentuan  calon  gubernur  yang  didukung.  Satu  cabang  memiliki  kecamatan,  satu
kecamatan memiliki ranting, dan satu ranting memiliki anak ranting. Setiap tingkatan ini  pasti  ada  pengurus  dan  anggota  serta  simpatisan  Pemuda  Pancasila.  Di  antara
mereka  pasti  memiliki  keluarga  yaitu  ayah,  ibu,  atau  istri  dan  anak  yang  sudah memiliki  hak  pilih.  Di  antara  anggota  dan  simpatisan  Pemuda  Pancasila  diwajibkan
memberikan pengaruh kepada minimal satu anggota keluarnya agar memilih Syamsul Arifin  sebagai  calon  gubernur.  Instruksi  yang  berupa  kewajiban  itu  jika  tidak
dilaksanakan  oleh  ketua  cabang,  maka  akan  diberikan  sanksi  organisasi  berupa pemecatan bukan lagi pembekuan atau teguran.
Setelah  instruksi  itu  diterbitkan,  ada  seorang  ketua  MPC  Pemuda  Pancasila Kabupaten Mandailing Natal Madina diberikan sanksi organisasi berupa pemecatan
sebagai ketua MPC yaitu Abdulrahman Nasution. Sanksi diberikan atas dasar tindakan Ketua  MPC  Pemuda  Pancasila  Kabupaten  Mandailing  Natal  yang  memberikan
dukungan  kepada  calon  lain  yaitu  Ali  Umri,  calon  dari  Partai  Golkar,  bukan  kepada Syamsul  Arifin.  Abdulrahman  Nasution  diketahui  menghadiri  dan  membantu
kampanye Ali Umri di Madina. Pemecatan Abdulrahman sebagai ketua MPC Pemuda Pancasila  Madina  dilakukan  tanpa  ada  surat  peringatan  apapun  yang  diberikan
sebelumnya.  Begitu  ditemukan  bukti  yang  kuat  saat  Abdulrahman  membantu kampanye  calon  lain  seketika  itu  pula  dikeluarkan  surat  pemecatan  sebagai  Ketua
MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina.
58
58
Sebelum dipecat dari Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal, Abdulrahman Nasution, sangat disegani oleh kelompok masyarakat di daerah itu. Tetapi, setelah tidak menjabat sebagai Ketua
Pemuda  Pancasila,  aktivitas  kesehariannya  tidak  lagi  diperhitungkan  oleh  para  elit  di  Kabupaten Madina.  Sanksi  organisasi  diikuti  pula  oleh  sanksi  sosial  dan  ekonomi  serta  setiap  hari  semakin
berkurang jumlah anggota Pemuda Pancasila yang mengikuti perintah dari Abdulrahman Nasution.
Universitas Indonesia
“…Madina  itu  sudah  kita  putuskan  untuk  dipecat.  Sudah  diinstruksikan  tapi juga melawan. Sudah tentu, mesti kita pecat. Aku yang pecat Madina itu. Kita
pecat,  bukan  dibekukan,  dipecat.  Karena  dia  mendukung  Ali  Umri.  Jadi, misalnya  aku  mau  bilang  begini,  SK  Surat  Keputusan  satu  kecamatan  di
Madina  terdiri  dari  beberapa  orang  pengurus,  misalnya  ada  70  orang. Rantingnya berapa? Ada 9 ranting. Berapa SK rantingnya. Kalau akumulasinya
berjumlah  misalnya  500,  kita  kalikan  2  anak  atau  istrinya  wajib  mengikuti instruksi itu. Kalau di situ tidak ada 1.000 suara, kau dipecat…”
59
Tindakan  dan  sanksi  organisasi  itu  perlu  ditegakkan  mengingat  potensi organisasi sangat besar di setiap daerah. Tidak ada satu daerah pun di Sumatera Utara
yang  tidak  ada  organisasi  Pemuda  Pancasila  dari  mulai  tingkat  kabupaten  hingga  ke desa.    Struktur  organisasi  yang  tersebar  hingga  ke  tingkat  desa  inilah  yang  menjadi
modal Pemuda Pancasila untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti pelantikan, kampanye,  gotong  royong,  dan  lain  sebagainya.  Beberapa  kelemahan  manajemen
organisasi  yang  masih  sulit  diatasi  di  antaranya  adalah  tidak  tertatanya  administrasi organisasi  secara  baik  sehingga  sering  tidak  terdata  jumlah  anggota  dari  setiap
kabupaten  hingga  desa.  Khusus  instruksi  untuk  dukungan  calon  gubernur  harus dipastikan  dilaksanakan  aparatur  organisasi,  sebab  tidak  hanya  persoalan  dukungan
tetapi  sudah  terkait  dengan  kewibawaan  organisasi.  Oleh  karena  itu,  setiap  tindakan organisasi  terkait  pemilihan  gubernur  harus  dipantau  mendukung  kemenangan
Syamsul Arifin. Untuk  melakukan  serangkaian  kegiatan-kegiatan  yang  berkaitan  dengan  tim
pemenangan  internal  yang  dibentuk  oleh  Pemuda  Pancasila  tentunya  membutuhkan biaya  yang  tidak  sedikit.  Penjelasan  Firdaus  Nasution  mengenai  sumber  pembiayaan
ini  tidak  diminta  dari  Syamsul  Arifin  apalagi  Gatot  Pudjonugroho.  Segala  kebutuhan yang  diperlukan  untuk  kegiatan  pemenangan  internal  Pemuda  Pancasila  berasal  dari
uang organisasi dan sumbangan para senior lainnya yang bersimpati kepada Syamsul Arifin.  Para  tokoh  dan  pengurus  Pemuda  Pancasila  lebih  mementingkan  komitmen
untuk  membangun  masyarakat  Sumatera  Utara  karena  slogan  kampanye  Syamsul Arifin  adalah  “tidak  lapar,  tidak  sakit,  tidak  bodoh,  dan  punya  masa  depan”.
Keyakinan  sebagian  tokoh  dan  pengurus  Pemuda  Pancasila  kepada  Syamsul  Arifin
59
Ibid.
Universitas Indonesia
lebih didasarkan atas hubungan baik yang telah terjalin selama ini dan kapan saja bisa memberikan kritik dan teguran jika tidak sesuai dengan janji-janji kampanyenya.
Tim  pemenangan  internal  Pemuda  Pancasila  yang  dipimpin  oleh  Firdaus Nasution tidak mencampuri urusan kegiatan yang telah disusun oleh tim sukses koalisi
partai politik pendukung Syampurno. Justru keberadaan tim internal Pemuda Pancasila dapat membantu kelancaran aktivitas tim sukses yang dibentuk Syamsul Arifin. Pada
pelaksanaan pemilihan gubernur itu sendiri, Syamsul Arifin memiliki berbagai macam tim  sukses  yang  terdiri  dari  unsur  keluarga,  suku,  pemuda,  tokoh  adat  dan  tokoh
agama  serta  unsur  masyarakat  Sumatera  Utara  yang  bersimpati  pada  dirinya.  Selain tim  sukses  Syampurno  yang  dibentuk  oleh  koalisi  partai  politik  pendukung,  ada  tim
sukses  lainnya  yang  dibentuk  sendiri  oleh  Syamsul  Arifin  dan  kawan-kawanya. Namun,  tugas  tim  internal  yang  dibentuk  oleh  Pemuda  Pancasila  tidak  menyebutkan
secara  khusus  nama  tim  pemenangan  itu.
60
Ditunjuknya  Firdaus  Nasution  sebagai ketua  tim  internal  pemenangan  hanya  karena  untuk  memudahkan  koordinasi  dari
serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Hampir  semua  kader-kader  Pemuda  Pancasila  yang  didukung  menjadi  calon
kepala  daerah  mendapatkan  perlakuan  yang  sama.  Tidak  hanya  Syamsul  Arifin  yang tercatat  sebagai  anggota  MPO  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara,  begitu  juga  bagi
kader-kader lainnya. Sebut saja seperti Ketua Pemuda Pancasila Tebing Tinggi, Syafri Chap,  yang  maju  sebagai  calon  walikota  Tebing  Tinggi  tahun  2010.  Mereka
memberikan  dukungan  yang  solid  hingga  menang  dalam  pilkada  meskipun kemenangannya  dibatalkan  oleh  Mahkamah  Konstitusi.  Setelah  dinyatakan  batal  dan
dilakukan  pemilihan  ulang,  kader-kader  Pemuda  Pancasila  memberikan  dukungan kepada  Umar  Hasibuan  kader  Pemuda  Pancasila  yang  terpilih  menjadi  Walikota
Tebing Tinggi Periode 2010-2015. Mengenai hal ini, Firdaus Nasution menjelaskan: “….kenapa anggota Pemuda Pancasila patuh? Sebab rezekinya ada di situ. Mau
rezekinya  hilang?  Ini  kan  persoalan  aku  sebagai  pengurus  anak  cabang, rezekinya sama dengan camat bahkan sama dengan koramil atau mungkin bisa
60
Tidak  ditemukan  secara  khusus  dokumentasi  surat  menyurat  di  kantor  MPW  Pemuda  Pancasila Provinsi  Sumatera  Utara  terkait  pembentukan  tim  pemenangan  internal.  Begitu  juga  korenspondensi
mengenai  instruksi  dan  surat  pemecatan  atau  sanksi  yang  diterbitkan  kepada  Ketua  MPC  Pemuda Pancasila  Kabupaten  Madina.    Tidak  ada  pula  nama  khusus  yang  disebutkan  untuk  tim  pemenangan
internal ini, yang ada hanya sebutan pembentukan tim pemenangan Syamsul Arifin. Artinya tidak ada dokumentasi  berupa  Surat  Keputusan  SK  yang  diterbitkan  oleh  MPW  Pemuda  Pancasila  tentang  hal
itu. Meski Firdaus Nasution menyebutkan ada surat resmi berupa SK tentang tim pemenangan Syamsul Arifin bentukan Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
lebih.  Ya…orang  mau  melakukan  apapun  di  tempatnya  mencari  ketua  PP. Misalnya mau bangun rumah toko, ketua izin mau bangun ini ketua. Diberi lah
dia  uang,  kalau  tidak  diberi  bahan  material  bangunannya  hilang.  Jadi  untuk Syamsul Arifin, cuma diinstruksikan satu hari pilih Syamsul, tidak ada alasan
tidak bisa…”
61
Penjelasan  Firdaus  Nasution  itu  memberikan  pemahaman  bahwa  anggota Pemuda  Pancasila  diberikan  perlindungan  dalam  mencari  uang  untuk  keperluan
anggota dan kegiatan organisasi. Tidak ada setoran berupa uang yang diwajibkan oleh pengurus  wilayah  dari  pendapatan  yang  dicari  oleh  anggota  di  tingkat  anak  cabang
maupun ranting. Sehingga jika diperlukan biaya operasional untuk beberapa kegiatan dari  provinsi  di  lokasi  kecamatan  hingga  desa  harus  mampu  ditanggulangi  oleh
pengurus  anak  cabang  atau  ranting  tersebut.  Demikian  pula  biaya  yang  dibutuhkan untuk kegiatan pemenangan pemilihan gubernur bisa diperoleh dari pendapatan sehari-
hari setiap ketua cabang hingga ranting di masing-masing daerah. Menurut penjelasan Ketua MPW Pemuda Pancasila, Anuar Shah, bahwa segala
pengeluaran dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pemenangan Syamsul Arifin seperti pertemuan,  kampanye,  dan  saksi  berasal  dari  organisasi.  Sumber  pendanaan  lainnya
berasal dari berbagai simpatisan dan para senior serta pengurus di tingkat cabang dan anak  cabang.  Semua  perangkat  organisasi  Pemuda  Pancasila  diberi  instruksi  untuk
mendukung  kemenangan  Syamsul  Arifin  bukan  karena  uang  atau  komitmen  lainnya, namun  karena  kedekatan  hubungan  emosional  antara  para  senior  dan  pengurus
Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin. “….itu  bentuk  komitmen  kita  saja.  Kan  kasihan  kita,  dia  pun  perlu  biaya,
masak  diganggu  lagi.  Di  Pemuda  Pancasila  kan  mudah  kumpulin  biaya  itu. Buktinya,  bisa  dilihat  dokumen  kalau  kita  buat  pelantikan  anak  cabang  atau
ranting. Kalau pelantikan wajib 10.000 orang, itu kan pakai biaya. Kalau orang luar dihitung, tetapi kalau kita tidak ada biaya itu. Angkutan kota angkot saja
yang  kita  sumbang,  kita  panggil  pengurus  angkutan  kota.  Bitra  nama perusahaan  pengangkutan  umum  kau  kasi  berapa  angkot?  Budi  nama
61
Ibid.
Universitas Indonesia
perusahaan  pengangkutan  umum  kau  kasi  berapa?  Tetapi  kita  menyumbang saja. Kita tidak ada biaya, partisipasi pengusaha pengangkutan…”
62
Penjelasan  yang  disampaikan  Anuar  Shah  menegaskan  tentang  independensi Pemuda  Pancasila  dalam  mengambil  dan  bertindak  untuk  sebuah  keputusan  politik
terkait dengan dukungan kepada calon gubernur. Mulai dari mencari calon yang akan didukung, menetapkan calon yang didukung, pengamanan pada saat kampanye hingga
di  hari  pemilihan.  Meskipun  Anuar  Shah  menjelaskan  kelemahan  organisasi  yang sekarang  sedang  dibenahi  adalah  mencatat  dan  mendokumentasikan  segala  kegiatan
politik  di  Pemuda  Pancasila.  Hampir  semua  peristiwa  dan  keputusan  penting  yang terkait dengan kegiatan dukungan pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun
2008 tidak terdokumentasi dengan baik. Dalam  menjalankan  kegiatan-kegiatan  tim  pemenangan  internal  Pemuda
Pancasila,  tidak  ada  pertemuan-pertemuan  khusus  yang  dilakukan  seperti  menyusun program  kerja  atau  pembentukan  personil,  dan  pembentukan  posko-posko
sebagaimana  layaknya  sebuah  tim  pemenangan.  Namun,  dari  berbagai  penjelasan narasumber,  tim  ini  selalu  ada  jika  diperlukan  untuk  mengantisipasi  kebutuhan-
kebutuhan  yang  tidak  bisa  diatasi  oleh  tim  sukses  koalisi  partai  pendukung Syampurno.  Sebagai  contoh,  PKS  yang  ditugaskan  oleh  tim  sukses  koalisi  partai
politik pendukung Syampurno untuk menyusun saksi dan menginventarisasi masalah- masalah  yang  terjadi  di  TPS  selalu  berkoordinasi  dengan  tim  internal  Pemuda
Pancasila untuk mengisi petugas saksi yang tidak bisa dipenuhi oleh PKS. Agar tidak tumpang  tindih  koordinasi  dilakukan  melalui  kantor  tim  pemenangan  Syampurno.
Selalu  saja  ada  petugas-petugas  saksi  yang  berada  di  lokasi-lokasi  tertentu  untuk mengamankan  perolehan  suara,  meski  tidak  tercatat  dalam  administrasi  tim
pemenangan Syampurno. Lokasi-lokasi itu tidak bisa dijangkau oleh kader-kader PKS seperti  daerah  Tapanuli,  Karo,  Siantar,  Simalungun,  dan  lain-lain  yang  mayoritas
masyarakatnya beragama Kristen. Ketua tim pemenangan Syampurno, Darwin Nasution, memberikan keterangan
yang  berbeda  terkait  keterlibatan  MPW  Pemuda  Pancasila  Provinsi  Sumatera  Utara dalam setiap kegiatan yang telah disusun oleh kantor pemenangan. Sebagaimana yang
dijelaskan  sebelumnya  bahwa  kedudukan  Darwin  Nasution  sebagai  ketua  tim
62
Bitra dan Budi adalah pengusaha pengangkutan yang ada di kota Medan. Wawancara dengan Anuar Shah, 2 Oktober 2011 di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
pemenangan  menimbulkan  persoalan  tersendiri  di  kalangan  internal  pengurus  MPW Pemuda  Pancasila  Provinsi  Sumatera  Utara.
63
Saat  itu  sebagai  Ketua  MPW  Partai Patriot  Pancasila  Provinsi  Sumatera  Utara  dan  Sekretaris  MPW  Pemuda  Pancasila
Sumatera  Utara,  Darwin  Nasution,  sangat  berpengaruh  dalam  tim  pemenangan Syamsul  Arifin.  Darwin  Nasution  menjadi  salah  seorang  tim  sukses  yang  sangat
didengar  pendapatnya  oleh  Syamsul  Arifin  karena  posisinya  sebagai  Ketua  Tim Sukses Pemenangan Syampurno yang dibentuk koalisi partai politik pendukung.
Posisi Darwin Nasution sebagai ketua tim sukses Syampurno membuat dirinya menjadi  pusat  aliran  informasi  segala  kegiatan  pemenangan  mulai  dari  tahapan
pencalonan  hingga  penetapan  hasil  perhitungan  suara.  Khusus  untuk  kegiatan  yang dilakukan  oleh  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara,  Darwin  memberi  perhatian
khusus  karena  sangat  memahami  prilaku  anggota  organisasi  pemuda  terbesar  di Sumatera  Utara  itu.  Di  samping  itu,  sejak  awal  Darwin  mengikuti  dan  terlibat
langsung dalam proses pemilihan calon gubernur yang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila dan Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara.
Menurut  penjelasan  Darwin  Nasution,  sejak  Ketua  MPW  Pemuda  Pancasila Sumatera Utara menandatangani deklarasi dukungan kepada Syamsul Arifin di Hotel
Madani  Medan  sangat  jarang  koordinasi  kegiatan  dilakukan  di  antara  mereka.  Pada saat  deklarasi  itu  pun,  sudah  ada  transaksi  uang  yang  disepakati  antara  Anuar  Shah
sebagai  Ketua  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  dengan  Syamsul  Arifin. Jumlah  dana  yang  disepakati  pada  waktu  itu  sebesar  600  juta  rupiah  diserahkan
Syamsul  Arifin  kepada  MPW  Pemuda  Pancasila  melalui  Darwin  Nasution. Sebenarnya  jumlah  itu  tidak  sesuai  dengan  permintaan  yang  diajukan  Anuar  Shah
kepada Syamsul Arifin. Darwin yang ditugasi menjadi fasilitator pertemuan itu merasa berada  pada  posisi  yang  sulit.  Akhirnya,  melalui  negosisasi  yang  cukup  panjang
keputusan  jumlah  dana  bantuan  kegiatan  untuk  pemenangan  internal  dari  Syamsul Arifin  kepada  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  disepakati  kedua  pihak.
Sehingga,  MPW  Pemuda  Pancasila  membuat  forum  deklarasi  yang  dihadiri  oleh  31 pengurus cabang se-Provinsi Sumatera Utara.
Setelah  deklarasi  dukungan  itu,  hampir  tidak  pernah  ada  bentuk  konkrit kegiatan  yang  dilakukan  oleh  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  secara
kelembagaan  dalam  mendukung  Syamsul  Arifin.  Situasi  itu  terjadi  karena  setiap
63
Untuk kejelasan hal ini lihat di Bab III hal. 170-180.
Universitas Indonesia
kegiatan  yang  berkaitan  dengan  pemenangan  seperti  sosialisasi,  kampanye,  dan  saksi yang akan dilakukan oleh tim internal MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara selalu
meminta  dana,  meskipun  kesepakatan  dana  sudah  diberikan  di  awal  dukungan.
64
Instruksi  yang  dibuat  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  kepada  jajaran organisasi  di  seluruh  kabupatenkota  Provinsi  Sumatera  Utara  untuk  mendukung
Syampurno dianggap sebagai bentuk penegasan organisasi tentang figur yang dipilih. Instruksi  itu  perlu  ditindaklanjuti  dengan  kegiatan  dan  monitoring  agar  memastikan
tercapainya  tujuan  yang  sudah  ditetapkan.  Persoalan  yang  terjadi  adalah  tidak dilakukannya  perencanaan  kegiatan  berikut  pengawasannya  sehingga  membuat  tim
sukses  Syampurno  mengalami  kesulitan  dalam  koordinasi  dan  akselerasi  program kegiatan.
“…tidak  benar,  kalau  melalui  Aweng  Anuar  Shah  sulit  kordinasi.  Setelah kami tanda tangani yang tadi di Hotel Madani itu, gak ada dan mereka kecewa
karena kordinasi bagi mereka dianggap semua keluar uang. Jadi saya buka saja, kalau mereka bergerak harus dikasi duit. Kalau Firdaus siap untuk keliling, tapi
sekali  berdiri  dia  harus  dibayar  sekian.  Betul  dia  ucapkan,  tapi  saya  kan  gak punya  duit,  kita  kan  tidak  seperti  itu.  Boleh  Tanya  Datok  Syamsul  Arifin.
Datok  tau  persis  bagaimana,  berapa  banyak  duitnya  habis  sama  saya.  Kalau orang itu tau, pasti heran…”
65
Terkait  dengan  sanksi  berupa  pemberhentian  Abdulrahman  Nasution  sebagai Ketua  MPC  Pemuda  Pancasila  Kabupaten  Mandina,  Darwin  Nasution,  menjelaskan
tidak  ada  kaitan  instruksi  terhadap  sanksi  yang  diberikan  MPW  Pemuda  Pancasila Sumatera  Utara  kepada  Ketua  MPC  Pemuda  Pancasila  Kabupaten  Madina,
Abdulrahman  Nasution.  Sanksi  organisasi  itu  dilakukan  karena  tidak  harmonisnya hubungan  antara  Ketua  MPW  Pemuda  Pancasila  dengan  Ketua  MPC  Kabupaten
Madina.
66
Seharusnya  ada  mekanisme  organisasi  yang  dilakukan  sebelum  pemecatan yaitu  berupa  surat  peringatan  lalu  pemberhentian  diputuskan  setelah  ada  pembinaan
64
Wawancara  Darwin  Nasution,  19  Desember  2011,  pukul  14.00  Wib  di  kantor  Perusahaan  Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
65
Wawancara  Darwin  Nasution,  19  Desember  2011,  pukul  14.00  Wib  di  kantor  Perusahaan  Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
66
Menurut  penjelasan  Darwin  Nasution,  pemberhentian  Abdulrahman  Nasution  sebagai  Ketua  DPC Pemuda  Pancasila  lebih  disebabkan  karena  Abdulrahman  memberi  dukungan  kepada  Ali  Umri  calon
Gubernur  Sumut.  Anuar  Shah,  Ketua  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara,  sangat  tidak  setuju dengan Ali Umri dikarenakan kekecewaannya saat Ali Umri memimpin Partai Golkar Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
terlebih  dahulu.  Sanksi  yang  sama  tidak  dilakukan  di  daerah  lain  yang  ketua  MPC Pemuda Pancasila tidak mendukung Syampurno.
Darwin  mengakui  bahwa  struktur  organisasi  Pemuda  Pancasila  di  Sumatera Utara layak digunakan untuk memperlancar saluran komunikasi kegiatan pemenangan
pemilihan  gubernur.  Pemuda  Pancasila  di  Sumatera  Utara  memiliki  perangkat organisasi hingga di tingkat desa bahkan dusun. Selain itu, pengurus di tingkat paling
bawah  memperoleh  manfaat  dari  kegiatan  itu  untuk  melibatkan  setiap  anggota organisasi.  Para  pengurus  dan  anggota  di  tingkat  cabang,  anak  cabang,  ranting,  dan
anak  ranting  mampu  memenuhi  kebutuhan  hidupnya  sehari-hari.  Banyak  pengurus Pemuda  Pancasila  yang  tidak  memiliki  pekerjaan  tetap,  namun  punya  penghasilan
rutin  yang  bersumber  dari  kegiatan-kegiatan  seperti  menjaga  keamanan,  parkir,  dan lain  sebagainya.  Terlepas  dari  cara  mendapatkan  pekerjaan  yang  menghasilkan  uang,
namun  sumber  pendanaan  rutin  organisasi  dan  pengurus  itu  membuat  Pemuda Pancasila tidak begitu sulit melaksanakan instruksi organisasi.
Diagram 3.1 Posisi Pemuda Pancasila dalam
Tim Pemenangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugorho Syampurno
Keterangan: = garis komando
= garis koordinasi Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
Diagram  3.1  di  atas  menggambarkan  bahwa  tim  pemenangan  internal  yang dibentuk MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berada di luar struktur Tim Sukses
Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho Syampurno. Mekanisme kerja tim pemenangan dibentuk secara mandiri oleh para pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara,
tetapi  tetap  melakukan  koordinasi  dengan  Tim  Sukses  Syampurno.  Keputusan  untuk
Pj. Jawab Syamsul Arifin
Tim Sukses Syampurno
Partai Politik Pendukung
Ormas Pendukung
Tim Pemenangan Daerah
Tim Pemenangan Internal Pemuda
Pancasila
Pengurus KabupatenKota
Anggota, Kader, Tokoh dan
Simpatisan PP
Universitas Indonesia
membentuk tim pemenangan internal merupakan inisiatif dari pengurus MPW Pemuda Pancasila  Sumatera  Utara  karena  mereka  memiliki  potensi  organisasi  yang  hanya
dapat diperintahkan oleh para pimpinannya.
Potensi  struktur  organisasi  Pemuda  Pancasila  yang  menyebar  di  seluruh wilayah  Sumatera  Utara  harus  digunakan  semaksimal  mungkin  untuk  kepentingan
pemenangan  Syamsul  Arifin  dalam  pemilihan  gubernur.  Darwin  Nasution  kemudian menjelaskan  bahwa  meski  sudah  mendeklarasikan  dan  membuat  instruksi  kepada
seluruh  jajarannya  untuk  mendukung  dan  memilih  Syamsul  Arifin,  ternyata  tindak lanjut kegiatan pemenangan jarang dilakukan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara.
67
Permintaan uang dan pengaruh menjadi penyebab tidak berjalannya dukungan tersebut.  Pengurus  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  selalu  meminta  uang
untuk  setiap  kegiatan  pemenangan  seperti  kampanye,  pertemuan  dengan  warga  atau kegiatan  lainnya.  Selain  uang,  mereka  merasa  tidak  memiliki  pengaruh  yang
menentukan  dalam  tim  sukses  Syamsul  Arifin.  Kondisi  itu  yang  membuat  Darwin Nasution,  sebagai  ketua  Tim  Sukses  Syampurno,  mengambil  langkah-langkah  lain
terkait dengan dukungan MPW Pemuda Pancasila. Tiga posisi penting
68
yang dijabat oleh Darwin Nasution, membuatnya lebih mudah mengendalikan seluruh kegiatan tim
pemenangan  yang  berasal  dari  semua  kelompok  masyarakat  khususnya  Pemuda Pancasila.
Kegiatan  pemenangan  yang  seharusnya  dilakukan  oleh  MPW  Pemuda Pancasila  seperti  sosialisasi,  kampanye,  saksi  di  TPS  dan  lain  sebagainya  tidak  akan
berjalan  tanpa  rencana  program  kegiatan  yang  telah  dilakukan.  Situasi  itu  dirasakan oleh Darwin Nasution pada saat eskalasi kegiatan pemenangan semakin hari semakin
meningkat.  Kesulitan  berkordinasi  dengan  pengurus  MPW  Pemuda  Pancasila Sumatera  Utara  menjadi  faktor  utama  Darwin  Nasution  mengambil  langkah-langkah
lain untuk memberdayakan infrastruktur organisasi Pemuda Pancasila. Banyak cara yang dilakukan oleh Darwin untuk menggunakan potensi Pemuda
Pancasila  secara  formal  dan  informal  dalam  kegiatan  pemenangan  Syampurno. Sebagai  ketua  MPW  Partai  Patriot  Pancasila  Sumatera  Utara,  Darwin  Nasution,
67
Wawancara  Darwin  Nasution,  19  Desember  2011,  pukul  14.00  Wib  di  kantor  Perusahaan  Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
68
Saat  proses  pemilihan  gubernur  berlangsung,  Darwin  Nasution  menjabat  sebagai  ketua  tim  sukses Syampurno,  Ketua  DPW  Partai  Patriot  Pancasila  Sumatera  Utara,  dan  Sekretaris  MPW  Pemuda
Pancasila Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
memiliki  kewenangan  untuk  memerintahkan  pengurus  di  jajarannya  hingga  tingkat ranting agar melakukan kegiatan pemenangan. Hampir 60 ketua MPC Partai Patriot
Pancasila  juga  menjabat  sebagai  ketua  MPC  Pemuda  Pancasila  di  seluruh  wilayah Sumatera Utara. Melalui kewenangan inilah, Darwin Nasution, menggerakkan potensi
Pemuda  Pancasila  di  Sumatera  Utara  untuk  mendukung  Syamsul  Arifin  meski  tanpa persetujuan dari pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
3.6.  Transaksional  dan  Intervensi  untuk  Memperoleh  Dukungan  Pemuda Pancasila dalam Pemilihan Gubernur
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa tokoh Pemuda Pancasila berperan dalam mendukung  pencalonan  Syamsul  Arifin  sebagai  calon  Gubernur  Provinsi  Sumatera
Utara  Periode  2008-2013.  Di  antara  peran  penting  yang  dilakukan  tokoh  Pemuda Pancasila  adalah  berupaya  mencari  dukungan  dari  partai  politik  kepada  Syamsul
Arifin  sesuai  dengan  kepentingan  Pemuda  Pancasila.  Kesepakatan  di  antara  kedua pihak dilakukan dengan pola-pola transaksional dan bersifat mengintervensi. Pola-pola
yang  dilakukan  Pemuda  Pancasila  sebenarnya  tidak  mencerminkan  konsolidasi demokrasi di tingkat lokal. Tidak ditemukan kesepakatan yang bersifat ideologis dan
strategis untuk membangun Sumatera Utara berdasarkan platform program yang dapat meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat  pada  saat  kewenangan  masyarakat  lokal
diberikan  melalui  kebijakan  otonomi  daerah.  Tindakan  transaksional  yang  dilakukan pengurus MPW Pemuda Pancasila untuk mendapatkan dukungan yaitu agar ketua tim
pemenangan memberikan sejumlah uang untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda  Pancasila.  Tindakan  tersebut  disertai  dengan  ucapan  yang  bernada  ancaman
keamanan di lapangan bagi tim kampanye Syamsul Arifin. Seluruh  calon  gubernur  yang  menginginkan  dukungan  dari  Pemuda  Pancasila
atau  melakukan  pendekatan  untuk  mendapatkan  dukungan  tersebut,  mempertim- bangkan  aspek  keamanan.  Pemuda  Pancasila  memiliki  anggota  organisasi  yang
tersebar  di  seluruh  wilayah  Provinsi  Sumatera  Utara  sehingga  dapat  dimanfaatkan untuk  meraih  suara  dengan  cara-cara  seperti  mangancam  para  pemilih  dan
mengamankan  perolehan  suara  di  lokasi  pemilihan.  Tindakan  seperti  itu  sering dilakukan  oleh  anggota  Pemuda  Pancasila  ketika  memberikan  dukungan  dalam
pemilihan  pejabat  publik.  Perintah  ketua  organisasi  menjadi  panduan  para  anggota
Universitas Indonesia
untuk  melakukan  tindakan  tertentu  seperti  merusak,  mengancam  jika  tidak  bisa disampaikan dengan cara-cara yang baik.
Tokoh  dan  pimpinan  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  meminta  imbalan kepada  Syamsul  Arifin  agar  jika  terpilih  menjadi  gubernur.  Syamsul  Arifin  harus
membantu kegiatan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara. Bentuk bantuan kegiatan itu terkait  dengan  kebiasaan  yang  telah  berlangsung  selama  ini  di  Sumatera  Utara.
Meskipun  tidak  dapat  ditemukan  dokumen  dari  kesepakatan  itu,  namun  Syamsul Arifin yang “dibesarkan” oleh organisasi pemuda di Sumatera Utara memahami secara
persis  keinginan  para  tokoh  Pemuda  Pancasila.
69
Sementara  Syamsul  Arifin memerlukan  dukungan  Pemuda  Pancasila  untuk  kegiatan  pengamanan  di  lapangan
dalam  kaitan  pemenangan.  Dalam  kaitan  kepentingan  tersebut,  kedua  pihak  secara bersama-sama menjalin kesepakatan yang bersifat transaksional. Disebut transaksional
karena  dukungan  Pemuda  Pancasila  kepada  Syamsul  Arifin  diberikan  atas  dasar imbalan  uang.  Begitu  juga  pada  saat  tokoh  Pemuda  Pancasila,  melalui  Partai  Patiot
Pancasila, menggiring 8 dari 11 partai politik yang bersepakat mengusulkan Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Dukungan
partai politik itu juga diberikan dengan imbalan sejumlah uang. Tindakan  transaksional  yang  dilakukan  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera
Utara dalam proses pencalonan gubernur yaitu dengan cara menekan Darwin Nasution agar  memberikan  sejumlah  uang  tambahan  untuk  dukungan  organisasi.  Darwin
Nasution  terpaksa  menyampaikan  permintaan  itu  kepada  Syamsul  Arifin  untuk  tetap menjaga  agar  dukungan  Pemuda  Pancasila  tidak  diberikan  kepada  calon  gubernur
yang  lain.  Salah  satu  alasan  yang  mendasari  hal  itu  adalah  Pemuda  Pancasila  dapat memberikan  bantuan  pengamanan  di  lapangan  kepada  tim  pemenangan  Syamsul
Arifin seperti pengamanan kegiatan kampanye dan pemilihan suara di TPS. Tindakan  intimidasi  juga  dilakukan  oleh  Pemuda  Pancasila  dalam  pencalonan
gubernur  yang  ingin  didukung.  Pada  saat  kader  dan  Sekretaris  MPW  Pemuda Pancasila  Sumatera  Utara,  Darwin  Nasution,  dipilih  sebagai  ketua  tim  sukses  yang
69
Dari  berbagai  sumber  informasi  dan  pengamatan  penelitian,  bahwa  selalu  ada  permintaan  yang diajukan  oleh  Pemuda  Pancasila  ketika  menjalin  kesepakatan.  Permintaan  itu  terkait  kepentingan
ekonomi  seperti  akses  mendapatkan  sumber  daya  lokal  dalam  bentuk  proyek  pemerintah  maupun perizinan  usaha  dengan  potensi  keuntungan  yang  besar.  Ketika  mendapatkan  akses  terhadap  local
government resources, maka mereka akan memaksimalkan pengaruhnya pada lembaga-lembaga politik lokal seperti partai politik, birokrasi dan lain sebagainya. Syamsul Arifin telah menjalani sebagian besar
dari praktek tersebut sehingga tidak begitu sulit menjalin kesepakatan dengan Pemuda Pancasila.
Universitas Indonesia
dibentuk  oleh  koalisi  partai  politik,  dia  merasa  selalu  diintimidasi  oleh  pengurus Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  untuk  memenuhi  kepentingan  sebagian  pengurus
Pemuda  Pancasila.  Konflik  kepentingan  di  antara  para  pengurus  Pemuda  Pancasila itupun  berlangsung  pada  saat  proses  pencalonan  gubernur.  Masing-masing  tokoh
memiliki  cara  yang  berbeda  dalam  menghadapi  tekanan  sampai  di  antara  salah  satu pihak menyatakan menang dan kalah. Perbedaan pendapat dan konflik menjadi suatu
hal yang biasa dialami oleh seluruh anggota Pemuda Pancasila. Pada  tahapan  pencalonan  dan  mendapatkan  dukungan  dari  Pemuda  Pancasila,
tidak  ditemukan  tindakan  kekerasan  fisik  yang  dilakukan  oleh  pengurus  Pemuda Pancasila. Pengurus Pemuda Pancasila hanya melakukan tindakan transaksional yaitu
meminta sejumlah dana untuk kegiatan pemenangan. Selain itu, proses negosiasi yang bersifat  transaksional  itu  juga  diiringi  dengan  ucapan  ancaman  kepada  tim
pemenangan Syampurno. Tabel 3.5
Tindakan Transaksional dan Intimidasi yang Dilakukan Pemuda Pancasila untuk Memperoleh Dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
No. Tindakan
Waktu Tempat
Pelaku
1. Permintaan sejumlah dana untuk
Pemuda Pancasila dalam rangka dukungan organisasi kepada pasangan
Syampurno sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang didukung.
Tiga kali pertemuan pada
Bulan Desember
2007. Medan
Anuar Shah kepada Darwin
Nasution
2. Pemuda Pancasila mengancam akan
memberikan dukungan kepada calon lain dan mengawasi tim pemenangan
Syampurno dalam kegiatan kampanye dan pemilihan di lapangan.
Bulan Januari 2008
Medan Anuar Shah
kepada Darwin Nasution
3. Memenuhi permintaan kebutuhan
pribadi pengurus Pemuda Pancasila kepada tim pemenangan Syampurno.
Bulan Desember 2007
dan Januari 2008.
Medan Anuar Shah,
Firdaus Nasution
kepada Darwin Nasution
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
Kebijakan  desentralisasi  yang  menguatkan  demokrasi  dan  menekankan pentingnya  partisipasi,  sebagaimana  yang  dijelaskan  oleh  BC  Smith
70
,  tidak  terjadi ketika melihat peran Pemuda Pancasila dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera
70
Lihat Brian C. Smith. 1985. Decentralization: The Territorial Dimension of the State. London: Allen Unwin. hal. 21.
Universitas Indonesia
Utara.  Merujuk  pada  pandangan  Smith  tentang  persaman  hak  politik  political equality  dalam  pelaksanaan  desentralisasi,  diharapkan  akan  membuka  kesempatan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas politik di tingkat lokal. Political equality  dalam  proses  pencalonan  Gubernur  Provinsi  Sumatera  Utara  tidak
dilakukan  oleh  para  pengurus  partai  politik  di  Sumatera  Utara.  Keputusan  untuk menawarkan  calon  gubernur  kepada  masyarakat  hanya  dilakukan  oleh  partai  politik
tanpa melibatkan partisipasi masyarakat lokal. Dalam  kajian  penelitian  ini,  bentuk  partisipasi  Pemuda  Pancasila  sebagai
bagian  dari  kelompok  masyarakat,  dipraktikkan  dengan  cara-cara  yang  tidak demokratis  seperti  menjalin  kesepakatan  transaksional  dan  melakukan  tindakan  yang
mengintimidasi. Proses pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan organisasi  masyarakat  memberikan  kesempatan  yang  belum  pernah  terjadi
sebelumnya,  kepada  para  tokoh  Pemuda  Pancasila  di  Sumatera  Utara  untuk  berperan secara  otonom  mendukung  calon  gubernur  sesuai  dengan  keinginan  mereka.  Dalam
banyak  hal,  mereka  memiliki  pengaruh  terhadap  pimpinan  partai  politik  dan memberikan  rasa  aman  dalam  kegiatan  pemilihan  yang  menguntungkan  kepentingan
mereka  dalam  kaitan  memaksimalisasi  sumber  daya  ekonomi  di  tingkat  lokal. Pengaruh  itu  menjadi  kekuatan  mereka  untuk  melakukan  transaksi  dengan  Syamsul
Arifin dalam pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Kontestasi  pemilihan  Gubernur  Sumatera  Utara  yang  diatur  dalam  peraturan
perundang-undangan yang berlaku menjamin adanya mekanisme kompetisi. Sejumlah persyaratan yang diperlukan bagi calon gubernur dan partai politik yang memiliki hak
untuk  mengajukan  pasangan  calon  menjadi  bagian  dari  mekanisme  kompetisi  itu. Partai  politik  yang  melakukan  mekanisme  internal  untuk  menjaring  calon  gubernur
yang  berminat  bukan  hanya  berasal  dari  kader  partai  politik  tetapi  juga  dari  warga negara  yang  berminat.  Mekanisme  seperti  itu  harus  dilakukan  partai  politik  untuk
memastikan calon gubernur yang diusulkan memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi, jika  tidak  partai  politik  akan  kehilangan  kesempatan  untuk  memperoleh  akses
kekuasaan.  Situasi  tersebut  tidak  akan  pernah  bisa  dilakukan  sebelum  kebijakan pemilihan kepala daerah langsung diberlakukan.
Masalah  yang  terjadi  kemudian  adalah,  dalam  realitasnya,  rakyat  tidak  bisa sepenuhnya mampu mengawasi proses-proses yang dilakukan oleh partai politik untuk
pencalonan  gubernur.  Kelompok-kelompok  masyarakat  lokal  yang  memiliki  akar
Universitas Indonesia
rumput  yang  kuat  sulit  untuk  mengetahui  adanya  komitmen  yang  bersifat transaksional,  intervensi  dan  intimidasi  kekerasan.  Dalam  kasus  keterlibatan  Pemuda
Pancasila  dalam  pencalonan  Gubernur  Provinsi  Sumatera  Utara,  terlihat  sangat  jelas adanya komitmen yang dilakukan secara transaksional, bersifat intervensi, dan prilaku
intimidasi  yang  dapat  mengancam  pelaksanaan  demokrasi  di  tingkat  lokal. Implikasinya, proses pencalonan seperti itu belum sepenuhnya bercorak demokratis.
Realitas  peran  Pemuda  Pancasila  dalam  pencalonan  Gubernur  Provinsi Sumatera  Utara  yang  transaksional  dan  bersifat  intervensi  membenarkan  teori  Syarif
Hidayat tentang kepentingan terselebung hiden autonomy terkait dengan kepentingan individual  individual interest  dalam  politik  lokal.
71
Kepentingan  individu  itu  terkait dengan  kepentingan  ekonomi  elit  Pemuda  Pancasila  yaitu  agar  mudah  mendapatkan
akses  terhadap  sumber  daya  resources  dari  pemerintah  daerah  dan  akan memaksimalkan  ’sumber  kekuasaan’  yang  dimiliki  di  tingkat  lokal.  Pilihan  Pemuda
Pancasila kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur dilakukan sangat kontekstual dengan kepentingan para tokoh Pemuda Pancasila.
Kepentingan  individu  elit  Pemuda  Pancasila  akan  mewarnai  kebijakan pemerintah  Provinsi  Sumatera  Utara  menyangkut  kepentingan  ekonomi.  Beberapa
alokasi  sumber  ekonomi  seperti  pemberian  izin  untuk  wilayah  yang  berpotensi dijadikan  bisnis  perkebunan,  proyek  yang  bersumber  dari  dana  APBD  dan  APBN,
serta  usaha-usaha  lain  yang  dilakukan  oleh  Pemuda  Pancasila  perlu  didukung  oleh Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Sementara bagi Syamsul Arifin mendapatkan
kepentingan  untuk  sponsor  politik  seperti  dukungan  keamanan,  jaringan  kelompok masyarakat,  dan  tidak  tertutup  kemungkinan  pinjaman  atau  bantuan  dana.  Meskipun
tidak  ditemukan  kesepakatan  dalam  dokumen  tertulis  di  antara  kedua  pihak  yang berkepentingan, tetapi masing-masing dipastikan telah memahami arti dukungan yang
diberikan pada saat kekuasaan yang diperoleh dalam kompetisi yang melelahkan.
71
Syarif  Hidayat.  “Desentralisasi  dan  Otonomi  Daerah  Masa  Orde  Baru  1966-1998”.  dalam Soetandyo  Wignosubroto  dkk.  2000.  Pasang  Surut  Otonomi  Daerah:  Sketsa  Perjalanan  100  Tahun.
Jakarta: Institute for Local Development dan Yayasan Tifa. hal. 137
Universitas Indonesia
BAB 4 INTIMIDASI DAN MOBILISASI KAMPANYE PEMUDA PANCASILA UNTUK