Universitas Indonesia
5.2. Pemuda Pancasila dan Pengusaha Lokal
Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun para pemuda dengan semboyan “sekali layar terkembang, surut kita berpantang”. Motto ini memiliki arti
kalau sudah dimulai, maka kata-kata mundur tidak akan pernah terjadi. Salah satu wujud dari “sekali layar terkembang” adalah mampu mempertahankan prinsip-prinsip
kebenaran yang diperjuangkan dengan cara apapun terutama untuk mewujudkan kesejahteraan setiap kader Pemuda Pancasila. Untuk dapat melakukan prinsip
kebenaran mewujudkan kesejahteraan itu, ada dua cara yang dilakukan oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Pertama, menggali semua potensi bisnis yang
dimiliki oleh setiap anggota Pemuda Pancasila. Kedua, memberdayakan para pengusaha lainnya seperti pengusaha dari etnis China untuk kepentingan organisasi. Tidak mudah
mewujudkan cita-cita ideal dari internal organisasi yang hendak dicapai tersebut. Sumber pertama berasal dari beberapa kader yang memiliki bakat wirausaha
tentu akan dibantu mendapatkan akses bisnis yang lebih baik. Namun, jumlah anggota dan kader yang terjun ke dunia usaha sangat sedikit dan sebagian besar anggota Pemuda
Pancasila di Sumatera Utara adalah pemuda yang tidak memiliki pekerjaan, putus sekolah, dan anak-anak jalanan. Kader Pemuda Pancasila yang terjun ke dunia bisnis
umumnya bergerak dalam bidang usaha kontraktor sebagai pemborong proyek jalan, pasar, gedung sekolah, dan prasarana pengairan serta sebagian kecil bergerak di bidang
usaha perkebunan. Mereka yang sukses menjadi pengusaha akan dimintai sumbangannya sebagai donator tetap untuk kegiatan rutin organisasi.
Pada masa Orde Baru, para pemuda yang memiliki minat sebagai pengusaha, diberikan banyak kemudahan dari pemerintah seperti dibukanya akses oleh tentara
khususnya TNI AD untuk menguasai lokasi-lokasi yang memiliki potensi bisnis. Untuk memberikan jaminan keamanan di daerah-daerah yang dianggap rawan menimbulkan
potensi kerusuhan maka pihak militer memberikan banyak kemudahan berbisnis bagi para pemuda di Sumatera Utara. Pihak militer tidak begitu sulit untuk mencari figur-
figur pemuda di Sumatera Utara yang bisa diajak kerjasama bisnis sekaligus menjamin dukungan kepada pemerintah Orde Baru. Setelah pemerintah Orde Baru jatuh, para
anggota yang awalnya menjadi bagian dari operator lapangan, menikmati keuntungan aktivitas perburuan rente di tingkat lokal. Dalam konteks inilah, dinamika kader-kader
Pemuda Pancasila – yang sukses sebagai pengusaha dan memiliki uang serta mampu melakukan tindakan intimidasi – secara khusus dapat terlihat.
Universitas Indonesia
Ketika mengamati aktivitas keseharian para pimpinan MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara, sedikit yang memiliki pekerjaan tetap. Kebanyakan mereka
berprofesi sebagai kontraktor atau pemborong proyek yang sangat mengandalkan anggaran pemerintah melalui APBD dan APBN. Seorang narasumber menjelaskan
bahwa hampir semua para pemborong proyek itu menerima tawaran dari paket-paket proyek pembangunan yang diberikan kepala daerah kepada pimpinan MPW Sumatera
Utara. Paket proyek itu tersedia dua kali dalam setiap tahunnya yaitu dari APBD dengan nilai rata-rata Rp 1 – 10 milyar dan Rp 500 juta – 5 milyar dari PAPBD.
11
Terkadang pihak kepala daerah menghubungi pimpinan MPW Pemuda Pancasila untuk
memberikan paket-paket pekerjaan berupa proyek pengadaan barang atau pembangunan fisik dari anggaran pemerintah. Tawaran itu disampaikan oleh kepala daerah atau kepala
dinas untuk menjaga hubungan baik antara pejabat eksekutif dengan pimpinan organisasi pemuda dengan nilai proyek yang beragam.
12
Pihak pemerintah daerah memberikan pilihan kepada pimpinan MPW Pemuda Pancasila yaitu pekerjaan dapat dikerjaan sendiri atau dicarikan perusahaan yang akan
mengerjakan proyek itu. Kalau proyek dikerjakan sendiri maka sejumlah persyaratan teknis pekerjaan harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan mengerjakan proyek itu.
Tetapi, jika diberikan kepada pihak dinas di pemerintahan tersebut akan diberikan semacam fee dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kesepakatan dari tawaran
pemerintah daerah itu tergantung kemauan pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Dalam hal perizinan misalnya, pengurus Pemuda Pancasila bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengelola lahan perparkiran, memberi jasa keamanan bagi
proyek-proyek pembangunan pada daerah tertentu dan kegiatan lainnya yang membutuhkan perizinan dari pemerintah daerah. Dalam kaitan dengan anggaran atau
proyek pemerintah, pengurus Pemuda Pancasila selalu menerima tawaran untuk
11
Proyek pemerintah berjalan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada saat pengesahan APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di awal tahun dan PABPD Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah di pertengahan tahun. Besaran nilai proyek di masing-masing anggaran berbeda, kalau APBD lebih besar karena dananya lebih banyak dan waktu pekerjaannya lebih panjang sedangkan
PAPBD dananya sedikit dan waktu pekerjaannya lebih singkat. Informasi ini diperoleh dari salah seorang pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada saat pembicaraan informal.
12
Menurut seorang narasumber, biasanya setiap kepala daerah telah membagi jatah proyek-proyek pemerintah kepada para pihak yang berkepentingan di daerahnya tersebut seperti tim sukses pilkada,
organisasi pemuda, organisasi kemasyarakatan, asosiasi pengusaha konstruksi, dan lain sebagainya. Semua pemenang proyek pemerintah sudah diatur oleh panitia lelang yang dibentuk sesuai aturan
perundang-undangan.
Universitas Indonesia
mengerjakan paket-paket pembangunan daerah, pengadaan barang dan jasa, serta pekerjaan lainnya yang bersifat rutin. Jika pejabat birokrasi setingkat kepala dinas pada
pemerintah provinsi atau kabupatenkota yang tidak menawarkan paket-paket pekerjaan pembangunan daerah tersebut maka akan mengalami kesulitan dalam hal teknis
pelaksanaan proyek pembangunan tersebut.
13
Hampir semua kepala daerah di kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara menyediakan paket-paket proyek yang khusus diberikan kepada pengurus Pemuda
Pancasila Sumatera Utara di provinsi maupun kabupaten dan kota. Selain itu, kerjasama pengelolaan lahan perpakiran dan penyediaan jasa keamanan di daerah-daerah
pertokoan dan industri antara pejabat birokrasi dengan pengurus Pemuda Pancasila menjadi hal yang rutin dilakukan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan yang dikelola
oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara selalu mengikuti tender untuk pengelolaan lahan parkir pada instansi Badan Perparkiran Kota Medan.
14
Tender itu diatur sedemikian rupa untuk dimenangkan sesuai kesepakatan yang sudah dibicarakan sebelumnya. MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki
badan usaha yang membidani penyediaan layanan jasa perparkiran. Perusahaan itu selalu bekerjasama dengan anggota anak cabang Pemuda Pancasila Sumatera Utara
untuk dipekerjakan menjadi petugas parkir. Anggota Pemuda Pancasila tersebut, selain mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya juga diwajibkan memberikan setoran
kepada perusahaan. Lalu perusahaan itu akan memberikan sebagian keuntungan kepada pengurus MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara.
Pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara mengumpulkan beberapa proyek pemerintah yang ditawarkan tersebut dan kemudian membaginya kepada para
kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai pemborong proyek. Para kader yang menerima pekerjaan proyek itu diwajibkan memberikan setoran awal dari keuntungan
yang diperolehnya. Setoran bisa dilakukan di depan atau setelah pekerjaan selesai dilakukan tergantung kesepakatan yang disetujui. Jika yang mengerjakan adalah kader
13
Informasi ini didapat dari pembicaraan informal dan diskusi dengan para pengusaha pengadaan barang dan jasa serta konstruksi di Sumatera Utara. Beberapa pejabat birokrasi setingkat kepala dinas
mengeluhkan kisruhnya pelaksanaan tender pemerintah. Kisruh itu terkait dengan permintaan beberapa pimpinan organisasi pemuda termasuk Pemuda Pancasila terhadap sejumlah proyek yang akan
ditenderkan. Jika mereka tidak diberikan paket proyek maka akan ada ancaman pada setiap tahapan kegiatan tender.
14
Dari beberapa sumber informasi, pengangkatan Kepada Badan Pengelola Perparkiran BPP Kota Medan harus “direstui” oleh Pemuda Pancasila. Sebagai contoh Erwin Hasibuan, Kepala BPP Kota
Medan tahun 2007, adalah kader Pemuda Pancasila.
Universitas Indonesia
yang aktif dalam kegiatan Pemuda Pancasila, setoran bisa diberikan di akhir, tetapi bagi yang tidak begitu aktif setoran diselesaikan sebelum pekerjaan dimulai. Untuk jenis
pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh kader Pemuda Pancasila, proyek tersebut ditawarkan kepada para pengusaha lain, perusahaan bisa dari pemerintah daerah yang
menawarkan proyek dan bisa juga dari para kolega yang bukan kader Pemuda Pancasila tergantung kesepakatan yang disetujui.
Para kader Pemuda Pancasila yang menjadi pengusaha kontraktor itu juga menjadi anggota asosiasi perusahaan jasa konstruksi atau pengadaan barang dan jasa
seperti ARDIN Asosiasi Rekanan dan Distributor Indonesia, Gapensi Gabungan Pengusaha Nasional Indonesia, dan lain sebagainya. Meskipun di antara anggota
asosiasi itu saling bersaing untuk mendapatkan proyek pemerintah, namun ketika satu proyek dianggap sebagai “jatah” organisasi tertentu persaingan tidak akan terjadi lagi.
Hampir semua proyek-proyek pemerintah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara sudah diatur pembagiannya. Sulit menemukan satu pengumuman tender proyek
pemerintah daerah tersebut yang tidak ada calon pemenangnya. Beberapa nama anggota Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai pengusaha dan menduduki jabatan dalam
asosiasi pengusaha dapat dilihat dalam Tabel 5.2 berikut. Tabel 5.2
Anggota Pemuda Pancasila yang Terlibat Kepengurusan Asosiasi Pengusaha di Sumatera Utara Tahun 2008
Nama Jabatan
Irfan Mutiara Ketua KADIN Sumatera Utara
Kodrat Shah Pengurus KADIN Sumatera Utara
Ramzi Taher Pengurus KADIN Sumatera Utara
M. Syafii Nasution Buyung Berland Ketua Gapensi Kota Medan
Ali Mahdi Ketua Gapensi Serdang Bedagai
Sumber: MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 2010.
Sejumlah dana yang terkumpul dari keuntungan pelaksanaan proyek maupun fee dari penjualan proyek tersebut sebagian diberikan kepada kas organisasi dan sebagian
besar dibagi oleh para pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Kebutuhan dana untuk operasional pimpinan MPW Pemuda Pancasila sehari-harinya cukup besar.
Selain untuk kegiatan-kegiatan rutin dan acara kepanitiaan seperti pelantikan, acara sosial, dan lain sebagainya, rata-rata hampir setiap hari ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara mengeluarkan paling sedikit 1 juta rupiah. Setiap hari di kantor MPW
Universitas Indonesia
Pemuda Pancasila Sumatera Utara tidak pernah absen anggota yang datang dari berbagai daerah dengan tujuan bermacam-macam seperti meminta sumbangan dana
untuk biaya berobat keluarga yang sakit, biaya sekolah anak, dan lain sebagainya.
15
Semua biaya operasional yang dibutuhkan itu didapat dari berbagai donator Pemuda Pancasila, beberapa ketua cabang, dan usaha-usaha yang dilakukan.
Organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara banyak mengandalkan sumbangan dari para donatur dan usaha-usaha lain yang tidak mengikat. Untuk
memenuhi kegiatan organisasi Pemuda Pancasila sumber keuangan diatur dalam ADART Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BAB XIII tentang Keuangan
dan Kekayaan Organisasi, diperoleh dari 1 iuran wajib anggota, 2 sumbangan yang tidak mengikat, 3 usaha-usaha yang sah, 4 iuran sukarela pengurus, 5 iuran wajib
anggota diatur dalam peraturan organisasi. Pelaksanaan dari ketentuan organisasi itu terkait dengan sumber pendanaan kegiatan lebih banyak berasal dari sumbangan para
senior yang telah sukses dan usaha yang sah. Mengenai hal ini, seorang narasumber dari kalangan internal Pemuda Pancasila menyatakan,
“Pemuda Pancasila sangat identik dengan ‘pemuda preman’, antek-antek ‘Orde Baru’ sehingga sekarang ini PP sangatlah menjadi momok bagi masyarakat, ini
diakibatkan oleh tingkah oknum selama ini. Menjadi pekerjaan rumah bagi para pengurus baik dari tingkat pusat sampai ke daerah, kesan PP harus bisa diubah,
kalau tidak maka PP hanya akan tinggal nama saja atau lebih menyedihkan lagi organisasi ini akan didemo dan dituntut untuk dibubarkan. PP harus berani
menentang apa yang bertentangan dengan Pancasila. Bukan rahasia umum lagi PP adalah pembeking usaha-usaha dunia hitam. Karena dari situ PP dapat
menghidupkan organisasi sebab kas PP tidak pernah diisi dari sumbangan anggota. Padahal sama-sama kita ketahui kalau PP ini adalah organisasi besar
dan kuat…”
16
Sumber penerimaan kedua yang berasal dari pengusaha lokal yang tidak menjadi kader Pemuda Pancasila. Kelompok pengusaha tersebut kebanyakan berasal dari etnis
China. Mereka memiliki sejumlah usaha rutin dengan investasi dana dalam jumlah kecil
15
Percakapan pribadi dengan Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara di kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, Medan, 9 Oktober 2011. Anuar Shah tidak menyebutkan
jumlah rata-rata pendapatan uang yang diterimanya setiap hari.
16
Wawancara dengan Nunik bukan nama sebenarnya, anggota Pemuda Pancasila, 21 Desember 2011, pukul 10.00 Wib, di Medan.
Universitas Indonesia
dan besar. Investasi dengan jumlah kecil adalah usaha dagang kebutuhan rumah tangga seperti usaha perabotan, alat-alat rumah tangga, elektronik, pakaian, dan lain-lainnya.
Para pengusaha seperti itu selalu jumlahnya sangat banyak di Sumatera Utara terutama di wilayah perkotaan. Menjamurnya pembangunan rumah toko menjadi ciri tumbuhnya
usaha-usaha perdagangan seperti itu. Untuk urusan keamanan tokohnya, para pengusaha itu selalu meminta perlindungan kepada anggota Pemuda Pancasila. Mereka diwajibkan
membayar uang keamanan setiap bulan dan bantuan sosial jika ada kegiatan yang dilakukan Pemuda Pancasila.
Selain para pengusaha seperti itu, kelompok pengusaha lain yang membutuhkan jasa pengamanan Pemuda Pancasila adalah pengusaha perkebunan dan properti
perumahan dan perhotelan. Jasa pengamanan diperlukan pada saat para pengusaha itu memulai pembangunan di lokasi perkebunan atau properti itu. Untuk sektor
perkebunan, anggota Pemuda Pancasila diperlukan untuk menjaga lahan agar tidak diganggu atau dikuasai oleh penduduk setempat. Sedangkan pada sector properti,
mereka diperlukan untuk menjaga barang-barang bangunan agar tidak hilang dan merusak bangunan yang sedang dikerjakan. Bagi kelompok pengusaha ini, biaya yang
harus diberikan kepada pengurus Pemuda Pancasila cukup besar. Mereka akan berurusan dengan pengurus Pemuda Pancasila tingkat wilayah. Masing-masing
pengurus wilayah mendapat bantuan dana rutin setiap bulan untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
17
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar sumber pemasukan dana MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berkaitan dengan urusan pemerintah
seperti proyek pembangunan pemerintah dan menyangkut soal perizinan. Menurut Ali Mahdi, untuk persoalan perizinan antara pemerintah daerah dengan MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara sama-sama mengetahui prosedur yang harus dilalui menurut peraturan yang berlaku. Tetapi, ada kalanya soal perizinan tidak mengikuti prosedur
tersebut. Sebagai contoh, di daerah-daerah pusat perdagangan yang berdiri banyak ruko rumah toko, banyak kutipan dana yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila
pada setiap pemilik ruko untuk pengamanan. Setiap bulannya anggota Pemuda Pancasila di lokasi ruko itu menagih biaya bulanan untuk keamanan dengan
17
Wawancara dengan Ali Mahdi, Bendahara MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 5 Januari, pukul 17.00 Wib di Medan. Ali Mahdi tidak dapat menyebutkan secara lengkap nama-nama pengusaha yang
berasal dari etnis China. AS adalah salah satu nama pengusaha perkebunan dan properti yang berkantor di Medan sering menjadi mitra bisnis para pengurus MPW Pemuda Pancasila.
Universitas Indonesia
menggunakan kuitansi resmi yang dikeluarkan oleh pengurus Pemuda Pancasila di kecamatan tersebut diketahui oleh lurah atau camat setempat.
18
Selain itu, pengelolaan perpakiran di daerah tertentu yang sudah menjadi kesepakatan antara pemerintah daerah dengan pengurus Pemuda Pancasila menjadi
sumber pemasukan dana organisasi. Setoran uang dari hasil pengelolaan parkir diketahui dari karcis parkir yang didapat dari pemerintah daerah melalui badan
pengelolaan perpakiran daerah. Cara perhitungan pembagian keuntungannya dengan menggunakan sistem borongan, misalnya di daerah yang padat pengunjungnya
dikenakan biaya yang lebih tinggi dari daerah lain yang tidak begitu ramai pengunjungnya. Dasar perhitungan keuntungan bukan dari berapa banyak karcis parkir
yang terjual tetapi dari rekaan atau perkiraan pengurus Pemuda Pancasila saja. Perusahaan yang memenangkan tender pelaksanaan perparkiran di wilayah
tertentu hanya membayar kepada kas pemerintah daerah sesuai jumlah karcis yang sudah diperoleh. Perusahan-perusahaan yang mendapatkan pekerjaan rutin atas
perlindungan dari pengurus Pemuda Pancasila inilah yang menjadi salah satu sumber pemasukan uang ke kas organisasi dan tentu saja kepada pengurus Pemuda Pancasila di
Sumatera Utara. Masing-masing pengurus inti
19
Pemuda Pancasila, di semua tingkatan provinsi hingga kabupatenkota, memiliki sumber dana rutin setiap bulannya dari
sumbangan para pengusaha yang memperoleh jasa keamanan dari Pemuda Pancasila. “…banyak orang yang heran dan bingung melihat pengurus Pemuda Pancasila.
Contah saya memang tidak punya pekerjaan tetap, tapi saya bisa punya aktivitas, mobil punya mau jenis apapun bisa, masih bisa gaji supir, bisa sekolahkan anak,
masih bisa nongkrong dan ngopi-ngopi di hotel-hotel. Kan tinggal bilang sama pengusaha-pengusaha itu…”
20
Sumber pendanaan organisasi lainnya berasal dari senior atau disebut sesepuh Pemuda Pancasila yang sukses dalam bidang bisnis di Sumatera Utara. Di antara
mereka yang paling dominan memberikan bantuan dana pada Pemuda Pancasila adalah Anif Shah. Sebagai pengusaha sukses yang membidani usaha perkebunan, peternakan,
dan properti – Anif Shah – menjadi tokoh yang selalu dibicarakan di kalangan internal
18
Keterangan ini diperoleh dari pembicaraan informal dengan Ali Mahdi.
19
Pengurus inti yang dimaksud di sini adalah kader Pemuda Pancasila yang menduduki jabatan ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara ditambah beberapa pengurus lainnya yang dipilih oleh ketua.
20
Percakapan pribadi dengan Firdaus Nasution di Hotel Emerald Garden.
Universitas Indonesia
Pemuda Pancasila. Bisa dipastikan, saat ini, jika berbicara Pemuda Pancasila pasti identik dengan Anif Shah. Sejak awal pendirian Pemuda Pancasila, Anif Shah dikenal
sebagai pengusaha otomotif yang memiliki usaha bengkel perbaikan mobil pada tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an, ketika bisnis Anif Shah mulai berkembang, Pemuda
Pancasila menjadi salah satu organisasi yang “melindungi” aktivitas bisnisnya.
21
Dari sekian usaha yang dikelola Anif Shah, sebagian berkaitan dengan pengelolaan tanah
yang memerlukan izin dari pemerintah seperti industri perkebunan sawit di kabupaten Langkat dan kabupaten Madina, ternak burung walet di Kabupaten Madina, dan
perusahaan properti di Kabupaten Deli Serdang. Persoalan izin pengelolaan tanah menjadi salah satu masalah yang sering
dibahas oleh pemerintah dan masyarakat Sumatera Utara. Sebagian dari permasalahan tanah itu adalah penerbitan perizinan yang tumpang tindih seperti tanah adat dan ulayat,
tanah negara yang dikelola oleh sejumlah perusahaan perkebunan negara PTPN, tanah yang digarap oleh masyarakat, dan tanah yang diberikan izin pengelolaan dari
pemerintah daerah kepada perusahaan swasta. Akibat dari persoalan izin pengelolaan tanah di Sumatera Utara, sering sekali menimbulkan aksi-aksi masyarakat yang merasa
dirugikan atas status kepemilikan tanah tersebut. Seorang narasumber menyebutkan Anif Shah dikenal sebagai salah seorang pengusaha yang mendapatkan izin pengelolaan
tanah untuk perkebunan sawit dan usaha lainnya dengan menggunakan anggota Pemuda Pancasila untuk menjaga lahan-lahan yang telah dikuasainya.
Sebagai seorang pengusaha, wajar jika Anif Shah memanfaatkan organisasi Pemuda Pancasila untuk pengelolaan usaha perkebunan karena dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi anggota Pemuda Pacasila yang menganggur. Selain itu, Anif Shah, banyak membantu kebutuhan dana untuk keperluan kegiatan para pengurus dan
organisasi. Dalam pemahaman beberapa senior dan kader Pemuda Pancasila, tidak ada yang dirugikan Anif Shah karena perlakuannya itu.
22
Bagi banyak pengusaha, tindakan
21
Dari beberapa informan yang diwawancari menyebutkan bahwa keberhasilan usaha Anif Shah pada masa itu disebabkan juga oleh dukungan dari tentara seperti Edi Sudrajat mantan Pangdam I Bukit
Barisan serta beberapa perwira lainnya dari TNI AD. Anif Shah menjadi salah seorang pengusaha lokal yang mendapat sokongan dari para penguasa Orde Baru di daerah. Pergaulan Anif Shah dengan politisi
Jakarta saat ini seperti Surya Paloh, Panda Nababan, Akbar Tanjung sudah berlangsung sejak lama. Pada saat itu, izin pengelolaan tanah di Sumatera Utara tidak lepas dari persetujuan secara informal dari TNI
AD dengan alasan keamanan. Sedangkan Syamsul Arifin merupakan salah seorang tokoh pemuda yang memiliki keterkaitan dengan tentara, menjadi pengurus FKPPI dan pemborong pada perusahaan
Pertamina di Kabupaten Langkat, mengikuti jejak ayahnya yang bernama Hasan Perak.
22
Wawancara dengan tokoh organisasi pemuda di Sumatera Utara, 17 Desember 2011, pukul 20.00 Wib di Medan. Meskipun demikian, sebagian sesepuh, senior dan kader Pemuda Pancasila merasa intervensi
Universitas Indonesia
seperti itu merupakan bagian dari bentuk investasi untuk menggunakan semua sumber daya yang dimiliki demi mendapat keuntungan dari bisnis yang ditekuninya.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa tidak sedikit para pengusaha atau pemborong di tingkat lokal yang mendapatkan proyek dari Pemuda Pancasila Sumatera
Utara. Para pemborong lokal itu selalu dimintai sumbangan jika ada kegiatan-kegiatan organisasi yang diperlukan seperti pelantikan cabang atau anak cabang dan kegiatan
sosial lainnya di masyarakat. Selain itu, sumber pemasukan dana organisasi berasal dari pengusaha yang memiliki investasi di Sumatera Utara yang kebanyakan beretnis China.
Mereka menjadi sumber pemasukan dana rutin organisasi dan untuk kebutuhan para pengurus MPW Pemuda Pancasila
Pada saat pemilihan gubernur, para pengusaha lokal itu juga menjadi bagian dari penyumbang dana untuk kegiatan pemenangan. Tidak diketahui secara pasti jumlah
dana yang disumbangkan dalam kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda Pancasila. Pada saat pengurus Pemuda Pancasila memerlukan kebutuhan biaya untuk
kegiatan pemenangan seperti uang transportasi, uang makan, dan lain sebagainya para pengusaha lokal itu diminta memberikan bantuan dana. Seorang pemborong yang juga
pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara mengatakan, “…setiap ada acara kampanye di satu lokasi, kami menyediakan kebutuhan
transport, makan, dan pakaian. Uangnya kadang dari saya, kadang dari kawan- kawan pengusaha yang lain, kita sawer lah... Itu kita lakukan karena kita harus
yakin calon kita menang. Di lokasi itu juga ada orang-orang AMPI dan IPK yang mengawasi anggota Pemuda Pancasila. Tapi kita tidak peduli, yang penting
acara aman dan kita menang…”
23
Menurut penjelasan Anuar Shah dan Firdaus Nasution, pengurus Pemuda Pancasila selalu siap untuk menurunkan massa kapan pun diperlukan. Pembiayaan yang
dibutuhkan untuk itu ditanggung oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Seorang anggota tim sukses mengatakan bahwa untuk kebutuhan pendanaan dari
kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila sudah diberikan sebesar
Anif Shah kepada kebijakan Pemuda Pancasila terlalu jauh. Contohnya ikut menentukan siapa calon ketua yang akan dipilih dalam musyawarah wilayah, mempengaruhi kebijakan tertentu yang
mengharuskan Pemuda Pancasila bersikap independen atau kebijakan Pemuda Pancasila yang memihak kepentingan Anif Shah. Sebagian dari mereka yang menolak intervensi itu melakukan aksi-aksi
penolakan terhadap pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara seperti terbentuknya Pemuda Pancasila 1959 di Medan.
23
Wawancara dengan A Bun bukan nama sebenarnya di Medan, 12 Desember 2011, pukul 19.30 Wib.
Universitas Indonesia
Rp 600 juta pada saat disepakati dokumen perjanjian dukungan antara MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Pengurus MPW Pemuda Pancasila
mengakui adanya bantuan dana dari Syamsul Arifin, tetapi untuk menggerakkan potensi organisasi di tingkat cabang yang berjumlah 29 di Provinsi Sumatera Utara, ratusan
pengurus anak cabang, dan ribuan anak ranting tidaklah mencukupi dari dana yang diberikan itu. Atas dasar itu, perlu ada partisipasi dari teman-teman pengusaha atau
pemborong yang selama ini bermitra dengan Pemuda Pancasila.
24
Selain dari pemborong yang menjadi mitra Pemuda Pancasila, sumber dana untuk menggerakkan massa dalam kegiatan pemenangan Syamsul Arifin berasal dari
pimpinan cabang Pemuda Pancasila yang mendapatkan keuntungan dari usaha-usaha pengelolaan parkir dan penyediaan jasa keamanan. Mereka juga bisa disebut sebagai
pengusaha, atau dalam istilah mereka sebagai pengusaha informal, karena tidak memiliki izin seperti layaknya sebuah perusahaan. Namun aktivitas mereka sehari-hari
dapat menghasilkan omset uang jutaan rupiah dengan mengelola areal perparkiran dan penyediaan jasa keamanan terutama di lokasi-lokasi pusat perdagangan. Segala biaya
yang dibutuhkan untuk memobilisasi anggota Pemuda Pancasila dalam pemilihan gubernur menjadi tanggung jawab para pengurus. Dengan satu instruksi saja dari
pengurus wilayah, mereka akan berbuat maksimal karena jika hasilnya tidak baik jabatan sebagai ketua cabang akan dicopot.
Meskipun ada persaingan internal di antara pengurus Pemuda Pancasila yang berpengaruh pada sikap Anuar Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila, namun
sikap dukungan kepada Syamsul Arifin tetap dijalankan. Yang menjadi persoalan bagi Anuar Shah adalah ketidaksetujuan tindakan Darwin Nasution mengenai tidak adanya
koordinasi dari sebuah kegiatan atau keputusan yang akan ditetapkan. Anuar Shah memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin karena mendapat perintah dari Anif
Shah, figur sesepuh Pemuda Pancasila dan kakak kandung yang paling dihormatinya. Hubungan Anif Shah dengan Syamsul Arifin sudah terjalin sejak lama, bermula
dari orang tua mereka yang bersama-sama membangun usaha. Pada saat pelaksanaan pemilihan Gubernur Sumatera Utara, Anif Shah merasa harus memberikan dukungan
kepada Syamsul Arifin baik dalam bentuk moril dan materil. Secara moril, Anif Shah memerintahkan kepada Anuar Shah sebagai ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera
24
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua DPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib. Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Ajib Shah
melalui wawancara.
Universitas Indonesia
Utara untuk memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin. Pilihan itu diputuskan oleh Anif Shah mengingat organisasi kepemudaan lainnya seperti AMPI, IPK, dan FKPPI
sudah memberikan dukungannya kepada calon gubernur yang lain. Hanya Syamsul Arifin yang belum memiliki dukungan dari organisai kepemudaan yang besar di
Sumatera Utara. Selain pertimbangan tersebut, Anif Shah juga memiliki alasan yang lebih
penting untuk memutuskan pilihan dukungan kepada Syamsul Arifin diantaranya rasa empati dan simpati dari sekian lama hubungan yang telah mereka jalin bersama. Secara
materil, Anif Shah juga memberikan bantuan dana berupa uang dengan jumlah Rp 7,3 milyar untuk kepentingan pemenangan Syamsul Arifin. Sumber lain menyebutkan
bantuan Anif Shah kepada Syamsul Arifin mencapai Rp 11 milyar. Dana itu diberikan langsung kepada Syamsul Arifin dalam bentuk tunai. Dalam penjelasan seorang tim
sukses yang selalu berada di samping Syamsul Arifin, tidak ada ikatan perjanjian apapun yang diminta oleh Anif Shah kepada Syamsul Arifin. Namun secara etis,
permohonan untuk memperhatikan segala kepentingan Anif Shah di Sumatera Utara sudah dipahami oleh Syamsul Arifin.
“…saat itu, kami kehabisan dana untuk membayar uang saksi sebanyak Rp 7,3 milyar. Malam pada saat mau dibayar saksi, Haji Syamsul pun pusing tujuh
keliling mencari uang itu. Di depan saya, Haji Syamsul menelpon bang Anif, bilang bahwa kami butuh uang sekitar Rp 50 milyar lagi biar ini menang. Saya
pun terkejut mendengarnya sambil bilang ke Haji Syamsul: dari mana balikin uangnya nanti sebanyak itu? Haji Syamsul pun berbisik: kau tenang aja, ini dah
mau dia. Seketika itu bang Anif pun bilang: kudengar yang kurang Rp 7,3 milyar, yang mana yang betul? Dijawab Haji Syamsul: iya lah bang, segitu pun
jadilah. Tak lama Haji Syamsul pun berangkat menjumpai bang Anif dan kami pun berpisah…”
25
Menurut pembicaraan banyak para tokoh dan elit masyarakat Sumatera Utara Anif Shah adalah salah seorang pengusaha lokal di Sumatera Utara yang membantu
pemenangan Syamsul Arifin sebagai gubernur. Terlepas dari motif kepentingan yang dimiliki masing-masing, tetapi Anif Shah juga memiliki kepentingan dengan calon
gubernur yang berpotensi menang lebih besar ketimbang calon lainnya. Terhadap hal
25
Wawancara dengan Armansyah Tanjung salah seorang Tim Sukses dan dikenal sebagai ODSAOrang Dekat Syamsul Arifin, 5 Januari 2012, pukul 22.00 Wib, di Asrama Haji Medan.
Universitas Indonesia
ini, sebenarnya Anif Shah juga mempersilahkan kepada orang-orang terdekatnya untuk membantu calon gubernur yang lainnya seperti Rahmat Shah mendukung Wahab
Dalimunthe, Kodrat Shah mendukung Tri Tamtomo, Maherban Shah mendukung Ali Umri. Seperti mendapat keuntungan, Syamsul Arifin merasa mendapat manfaat untuk
memenuhi kebutuhan dana pemenangan dalam pemilihan gubernur dengan cara mendekati Anif Shah.
Hubungan yang terjalin sejak lama antara Syamsul Arifin dan Anif Shah tersebut, menjadi alasan utama dukungan yang diberikan sekaligus memastikan aspirasi
dan kepentingan Pemuda Pancasila akan tersalurkan jika Syamsul Arifin terpilih menjadi gubernur. Setidaknya, banyak tokoh dan elit di Sumatera Utara memahami
alasan-alasan bahwa Anif Shah dan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Atas dasar itulah kepentingan
apapun yang terkait dengan Anif Shah dan Pemuda Pancasila, jika Syamsul Arifin terpilih sebagai gubernur, relatif lebih mudah menyampaikannya. Sementara bagi
Syamsul Arifin, relasi kepentingannya dengan MPW Pemuda Pancasila selain mendapatkan dukungan organisasi pemuda terbesar di Sumatera Utara itu juga berupaya
agar mendapatkan bantuan keuangan yang berasal dari Anif Shah. Tidak dapat dipungkiri, meskipun tidak besar, tetapi dukungan kekuatan Pemuda Pancasila dapat
menjadi salah satu pelindung keamanan di lapangan pada saat sosialisasi, kampanye dan pencoblosan sekaligus menggarap potensi keuangan yang bisa diperoleh Syamsul
Arifin. Sebagai seorang mantan tokoh pemuda dan menjabat bupati dua periode serta dibesarkan di Sumatera Utara, Syamsul Arifin memahami secara persis prilaku,
perasaan, dan kemauan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara begitu juga para sesepuhnya seperti Anif Shah.
Interaksi antara pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin terjalin melalui hubungan yang saling menguntungkan atau simbiosis
mutualisme. Di satu sisi, MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memperoleh seorang figur calon gubernur yang tidak begitu sulit untuk meminta dukungan senior, kader dan
anggota Pemuda Pancasila untuk memilih Syamsul Arifin. Sementara, di sisi lain, Syamsul Arifin memperoleh salah satu dukungan organisasi pemuda terbesar di
Sumatera Utara karena calon gubernur yang lain telah didukung oleh organisasi pemuda yang selalu menjadi saingan bagi Pemuda Pancasila seperti AMPI dan IPK. Atas dasar
Universitas Indonesia
itu pula, Syamsul kemudian mendapatkan bantuan lainnya berupa dana untuk kegiatan pemilihan gubernur tersebut.
5.3. Pemuda Pancasila dan Media Cetak Lokal