Universitas Indonesia
Medan. Menurutnya, anggota Pemuda Pancasila harus dipelihara untuk menjaga konstituen di daerah tersebut karena mereka akan mengawasi masyarakat sekitar yang
sudah dihitung akan memilihnya dalam Pemilu 2004. Para anggota Pemuda Pancasila di wilayah tersebut sudah diberikan daftar para pemilih yang terdaftar di DPT Daftar
Pemilih Tetap untuk memilih calon anggota legislatif tersebut. Dari daftar itu, anggota Pemuda Pancasila mendatangi para pemilih yang dipastikan memilih calon
anggota legislatif tersebut. Jika para pemilih yang sudah didaftar itu tidak memilih sebagaimana yang diinginkan anggota Pemuda Pancasila, maka pemilih itu akan
diancam perlakukan kekerasan seperti memukul atau melukai. Perlakuan yang sama akan dialami anggota Pemuda Pancasila dari pimpinan atau ketua di tingkat ranting
jika anggota legislatif itu tidak mendapatkan suara sebagaimana yang sudah ditetapkan.
47
Untuk mendapatkan dukungan Pemuda Pancasila, Syamsul Arifin harus mengeluarkan sejumlah dana untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda
Pancasila. Tindakan itu dilakukan Syamsul agar memperkecil kesepakatan berupa pengerjaan proyek pemerintah yang akan diminta oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara. Tetapi itu sulit dipenuhi karena Syamsul Arifin mengetahui prilaku yang sering dilakukan oleh Ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain
permintaan uang untuk mendukung, mereka juga akan meminta proyek pemerintah dengan alasan untuk kegiatan organisasi. Pengalamannya sebagai Bupati Langkat
mengajarkan Syamsul Arifin menyikapi permintaan dukungan dari Pemuda Pancasila.
3.4. Konflik Internal Pemuda Pancasila dalam Proses Pencalonan Gubernur
Dukungan yang diperoleh dari partai politik, organisasi masyarakat dan pemuda di Sumatera Utara tidak terlepas dari peran penting yang dilakukan oleh
Darwin Nasution. Sebagai kader dan pengurus inti Pemuda Pancasila, Darwin Nasution, harus mengambil peran penting dalam kegiatan pemenangan calon yang
telah didukung. Tugas organisasi telah diberikan senior Pemuda Pancasila seperti Ajib Shah dan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada Darwin Nasution
47
Anggota legislatif itu berinisial BS yang terpilih menjadi anggota DPRD Kota Medan untuk tiga periode 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014. Meskipun BS pindah menjadi caleg dari partai lain, tetapi
dia tetap terpilih menjadi anggota DPRD Kota Medan. Pekerjaan BS sebelum menjadi anggota legislatif adalah penjaga pasar atau penjaga keamanan di wilayah tersebut dan dikenal sebagai “preman pasar”
oleh masyarakat sekitar.
Universitas Indonesia
untuk terlibat aktif dalam kegiatan pemenangan. Keputusan itu dilakukan karena sejak awal Darwin terlibat dalam proses pencalonan gubernur, maka setelah itu pun, dia
harus aktif dalam pembentukan tim sukses atau tim pemenangan yang didaftarkan secara resmi ke KPU. Mungkin, Darwin Nasution menjadi harapan Ajib Shah dan
Anuar Shah untuk menjadi tim inti Syamsul Arifin sehingga memudahkan saluran informasi yang ingin dicari oleh Pemuda Pancasila.
Untuk memenangkan kontestasi pemilih gubernur, maka koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin menyiapkan segala perangkat keras seperti kantor,
pegawai, berikut alat-alat yang dibutuhkan untuk pengelolaan tim pemenangan. Setelah itu penyusunan perangkat lunak berupa penyusunan sistem pembagian kerja di
antara banyaknya orang-orang yang terlibat dalam tim pemenangan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, perangkat keras itu pun tersedia. Seluruh kebutuhan
pendanaan yang diperlukan tim pemenangan berasal dari Syamsul Arifin dan keluarganya. Anak dan menantu Syamsul Arifin turut juga menjadi kasir dalam
kegiatan tim pemenangan.
48
Kantor Tim Pemenangan disewa selama masa tahapan pemilihan kepala daerah, berlangsung sekitar 1 tahun berikut alat-alat kantor yang dibutuhkan untuk itu.
Kantor pemenangan yang didaftarkan di KPU berada di Jalan R.A. Kartini No. 12 Medan, sedangkan kantor-kantor dari tim pendukung lainnya juga disiapkan. Kantor
Tim Pemenangan ini beranggotakan 10 koalisi partai politik pendukung, di luar dari PKS. Sementara, ada banyak tim pendukung pemenangan dari masyarakat yang juga
dibentuk, namun tetap berkordinasi dengan Tim Pemenangan yang resmi didaftarkan di KPU. Setelah PKS bergabung dalam koalisi partai politik, mereka meminta kantor
terpisah untuk kegiatan pemenangan internalnya sendiri di luar kantor pemenangan resmi yang didaftarkan di KPU.
Setelah penataan kantor tersedia, langkah selanjutnya adalah menyusun personalia tim pemenangan berikut menetapkan mekanisme pembagian kerja. Sebelum
terbentuk susunan personalia tim pemenangan, Darwin Nasution dipercaya oleh koalisi partai politik dan Syamsul Arifin untuk bertindak sebagai orang yang mengatur
aktivitas tim secara internal dan eksternal. Membuat aturan kantor tim pemenangan
48
Tidak diketahui secara pasti sumber dana yang diperoleh Syamsul Arifin. Dari narasumber yang sangat dekat dengan Syamsul Arifin menyebutkan bahwa sumbangan dana terbesar diperoleh dari
Nirwan Bakrie, pengusaha di Jakarta dan adik Aburizal Bakrie, yaitu sebesar Rp 75 milyar. Sumbangan Anif Shah sebesar Rp 11 milyar. Diperkirakan total biaya yang dihabiskan Syamsul Arifin dalam
pemilihan gubernur itu sebesar 200-an milyar rupiah.
Universitas Indonesia
seperti jadwal pertemuan internal dan penggunaan dana untuk kegiatan di masyarakat. Darwin juga yang selalu membuat laporan rutin kepada Syamsul Arifin tentang
kegiatan tim pemenangan. Layaknya sebuah kantor resmi, maka aturan-aturan yang ada di dalam kantor pemenangan juga harus disepakati secara bersama termasuk
penggunaan dana yang dikelola. Setelah manajemen perkantoran tim pemenangan disepakati, kegiatan
selanjutnya ialah menyusun personalia tim pemenangan yang akan didaftarkan ke KPU Provinsi Sumatera Utara. Pertemuan digelar untuk menyusun komposisi personil
yang dihadiri Syamsul Arifin serta seluruh pimpinan partai politik pendukung seperti sekretaris DPW PPP Sumatera Utara Rizal Sirait, ketua DPW PBB Sumatera Utara
Banuaran Ritonga, dan pimpinan 8 partai politik koalisi yang dibentuk Darwin Nasution. Pertemuan dipimpin langsung oleh Syamsul Arifin, usulan calon ketua tim
pemenangan disampaikan oleh masing-masing pimpinan koalisi partai politik pendukung. Darwin Nasution menawarkan ketua tim pemenangan kepada Rizal Sirait
PPP atau Banuaran Ritonga PBB dengan alasan memiliki kursi lebih banyak ketimbang anggota koalisi partai pendukung lainnya. Darwin – yang telah dikenal
selama proses pencalonan sebagai perwakilan dari koalisi partai politik pendukung – lebih memilih menjadi ketua bidang kampanye. Selain itu, Darwin sendiri merasa
perolehan kursi dan suara partai yang dipimpinnya jauh lebih kecil dibanding PPP dan PBB, meski ada 8 partai politik yang digiringnya untuk mendukung Syamsul Arifin.
Respon yang disampaikan oleh Rizal Sirait dan Banuaran Ritonga justru menolak dicalonkan menjadi ketua tim, malah meminta Darwin Nasution agar
memimpin tim pemenangan. Syamsul Arifin menyetujui Darwin Nasution ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan karena bisa meyakinkan 8 pimpinan partai politik
sebagai modal awal untuk memperoleh dukungan pencalonannya. Kepiawaian Darwin untuk mengelola 10 partai politik pendukung telah ditunjukkannya selama kurang
lebih satu bulan. Bertemu dengan banyak orang dengan segala usulan permintaan yang berkaitan dengan uang dan menghadiri kegiatan untuk sosialisasi Syamsul Arifin.
Meski tidak bisa terpenuhi semua usulan permintaan dari masyarakat, namun sangat sedikit yang menunjukkan kekecewaan. Resistensi Darwin di kalangan pimpinan
koalisi partai politik tidak begitu besar, sebagaimana yang diucapkan Syamsul Arifin berikut.
Universitas Indonesia
“…waktu itu Darwin diusulkan oleh pimpinan partai politik pendukung saya. Memang jumlah suara Partai Patriot Pancasila kecil, tapi dia bisa bawa 7
parpol lainnya. Kubilang sama dia, kau memang gak mau jadi ketua tim pemenangan ini… Memang gak mau kau menangkan ini win. Waktu tu dia
minta jadi bagian kampanye aja. Nggak….udah kau lah di situ, aku menang karena kau punya banyak gerbong. Gerbong yang kau bawa banyak. Punya
orang ini PPP dan PBB jadi lebih sedikit, kau diminta orang ini mimpin....”
49
Pertemuan pimpinan koalisi partai politik pendukung menyepakati Darwin Nasution sebagai ketua tim pemenangan dan Rizal Sirait sebagai sekretaris. Sedangkan
anggota koalisi partai politik pendukung lainnya bertanggung jawab untuk bidang- bidang tertentu sesuai dengan usulannya masing-masing. Setelah pemilihan calon
wakil gubernur yang berasal dari PKS, maka bertambahlah satu dukungan koalisi partai politik di tim pemenangan dari 10 menjadi 11 parpol. Salah satu kesepakatan
antara Syamsul Arifin dengan DPW PKS Sumatera Utara adalah PKS akan mengelola sendiri kantor pemenangan internalnya karena alasan perbedaan kultur.
50
Setelah mendapatkan dukungan dari 11 partai politik, calon wakil gubernur dan terbentuknya
tim pemenangan, maka dipilihlah nama tim pemenangan yaitu SYAMPURNO
51
atau singkatan Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho.
Pemilihan Darwin Nasution sebagai ketua tim pemenangan dianggap sebagai upaya tokoh Pemuda Pancasila kepada Syamsul Arifin yang meminta memilih Darwin
sebagai ketua. Selain Darwin yang telah mengupayakan koalisi 8 partai politik untuk memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin, dia juga menjabat sebagai ketua MPW
Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara. Oleh karena itu, nama Darwin Nasution pun direkomendasikan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan tokoh senior
lainnya seperti Ajib Shah.
49
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
50
Kultur yang dimaksud adalah menyangkut kebiasaan nilai, sikap dan prilaku sehari-hari yang berbeda di antara kader PKS dengan anggota koalisi partai pendukung lainnya seperti kebiasaan merokok, cara
berpakaian, hingga cara berbicara. Hampir seluruh konstituen PKS hanya bisa mendengar arahan atau himbuan dari kader dan pimpinan PKS, tidak dari orang lain. Sehingga, perlu pertimbangan khusus
untuk memobilisasi pemilih PKS. Wawancara dengan Sigit Pramono Asri, Ketua DPW PKS Sumatera Utara, Sabtu 16 Oktober 2011 di rumah pribadi Sigit Pramono Asri, pukul 8.30 Wib.
51
Pilihan nama Syampurno berasal dari usulan anggota tim pemenangan dan telah didiskusikan dengan para pengamat yang mendukung Syamsul Arifin. Selain nama Syampurno banyak juga usulan nama
lain yang disampaikan di tim pemenangan.
Universitas Indonesia
“….Darwin itu kita rekomendasikan ke bang Syamsul untuk dijadikan ketua pemenangan. Biar bang Syamsul juga tahu, kita punya kader yang mampu
untuk memenangkan dia baca: Syamsul Arifin. Kenapa kita letakkan Darwin di situ, biar kordinasinya dengan kita gak sulit. Jujur saja, partai pendukungnya
kan semua partai kecil kecuali PKS dan PPP. Jujur saja kita, bersatu itu semua, pun anggota kita lebih fanatik. PP ini kan persis seperti tentara. Pimpinannya
bilang A pasti semua A...”
52
Tetapi pernyataan Anuar Shah tentang rekomendasi Darwin Nasution dibantah oleh Syamsul Arifin,
“...jujur aja kita, PP itu kuat, dari dulu perannya kuat. Sekarang ada perubahan orang masuk PP karena berhitung kekuatannya, dia tumbuh dari dalam. Dia
baca: PP karena banyaknya orang ‘pasaran’ yang hidup dari PP. Secara umum, PP berperan besar dalam pilkada-pilkada. PP itu berpihak kepadaku,
perannya mengawal di bawah, menjaga kotak suara agar jangan ada manipulasi. Tapi, Darwin itu jadi ketua tim pemenangan bukan karena PP
karena dia ketua partai pendukung, Ketua Partai Patriot Pancasila, dipilih orang tu dia jadi ketua Syampurno...”
53
Pemilihan ketua tim pemenangan, bagi Darwin Nasution sendiri, merupakan hasil dari kerja-kerja politiknya untuk mengupayakan dukungan 8 partai politik bukan
juga karena rekomendasi dari Pemuda Pancasila. Darwin merasa bahwa kerja-kerja politiknya tidak harus diintervensi oleh pengurus Pemuda Pancasila, meski dia juga
berasal dari Pemuda Pancasila dan menjabat sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila. Pada saat Pemuda Pancasila masih mencari calon gubernur yang akan
didukung, jauh sebelumnya Darwin sudah menetapkan pilihan kepada Syamsul Arifin. Namun, gejala intervensi berupa tekanan yang dilakukan oleh Anuar Shah kepada
Darwin Nasution untuk memilih atau meminta ke salah satu calon gubernur akan berakibat pada tidak baiknya hubungan antara kader dan pengurus Pemuda Pancasila.
Intervensi yang dilakukan itu berupa, melalui Darwin Nasution, diharapkan dapat meminta sejumlah dana kepada Syamsul agar didukung oleh Pemuda Pancasila
52
Wawancara dengan Anuar Shah Aweng, Ketua MPW PP Sumatera Utara, 17 Oktober 2011 di kantor MPW PP Sumatera Utara pukul 13.55 Wib.
53
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
Universitas Indonesia
sebagai calon gubernur. Meski, banyak calon lainnya yang sudah menjanjikan sejumlah dana mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila. Situasi inilah yang
disebut oleh Darwin sebagai bentuk intervensi Pemuda Pancasila kepada dirinya sebagai ketua tim pemenangan Syampurno. Sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila,
Darwin harus melepaskan dirinya dari intervensi atau pengaruh apapun yang mencoba mendikte keputusan institusi partai meskipun keberadaan partai yang dipimpinnya
lahir dari kader-kader Pemuda Pancasila. Upaya yang dilakukan oleh Darwin Nasution untuk memenuhi permintaan pengurus Pemuda Pancasila sudah dilakukannya yaitu
mempertemukan Syamsul Arifin dengan para elit Pemuda Pancasila. Tetapi, bukan berarti permintaan lain –yang dapat menyulitkan Syamsul Arifin– harus juga
disampaikan Darwin. Posisi Darwin Nasution, mengharuskannya berpihak sebagai tim pemenangan bukan sebagai pengurus Pemuda Pancasila.
Loyalitas Darwin Nasution kepada Anuar Shah telah dibuktikannya saat pemilihan Ketua Wilayah Pemuda Pancasila ke XI. Saat itu, Darwin adalah Bendahara
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan Ketua MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara. Untuk memenangkan pemilihan ketua, harus didukung dan
mendapatkan suara mayoritas dari Majelis Pimpinan Cabang se-Sumatera Utara. Dari 29 Pimpinan Cabang se-Sumatera Utara, ada 17 ketua cabang yang menjabat ketua
cabang Pemuda Pancasila. Darwin, sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila memberikan arahan kepada mereka untuk memilih Anuar Shah menjadi Ketua
Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Meskipun pemilihan itu juga memberikan uang kepada para pemilik suara, namun arahan pimpinan Partai Patriot Pancasila
memberikan pengaruh yang sangat menentukan. Selain itu, Darwin harus mengalihkan dukungannya dari Donnald Sidabalok
54
kepada Anuar Shah. Secara etika, harusnya Darwin mendukung Donnald ketimbang Anuar Shah.
“…. Donald yang mendirikan Partai Patriot Pancasila di Sumut, jadi saya memang sangat patuh sama Donald karena itukan jatah dia, dia gak mau, gak
mau rugilah waktu itu. Pada prinsipnya dia masuk serahkan ke saya, kan gitu ceritanya, waktu mau diserahkan sama Ajib, dia lihat bahaya. Waktu dia sama
54
Donald Sidabalok adalah mantan Ketua MPW PP Sumatera Utara sebelum Anuar Shah. Saat itu, jasa Donald kepada Darwin di Pemuda Pancasila adalah memilih Darwin sebagai Wakil Ketua PP Sumut
dan memberikan rekomendasi untuk menjadi Ketua Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara yang seharusnya menjadi “jatah” Donnald sebagai ketua wilayah PP. Saat itu Donald juga berkeinginan
untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai ketua wilayah di Pemuda Pancasila.
Universitas Indonesia
Ajib masih bertentangan, dikasih ke saya. Saya dengan Donald punya sejarah yang gak berani saya lawan Donald untuk partai. Aweng itu saya yang
ngangkat, pake Partai Patriot Pancasila, saya bawa semua partai MPC-MPC. Saya bilang dukung Aweng, beda dia kan? Cuma kebetulan aja untuk
membenahi PP saya tahu, saya mau jadi sekretaris. Semua orang kecewa, masak kau ketua partai mau jadi sekretaris PP, aturan kau, wakil ketua atau
ketua dewan penaseha. Iya. Semua orang di PP dan di Partai Patriot Pancasila tahu, Aweng itu saya yang menjadikan. Jual partai, pake partai, karena 17 dari
30-an itu ketua Partai Patriot Pancasila tinggal arahnya kemana. Walaupun pake duit ya, kan arahnya kesitu. Makanya Donald kalah...”.
55
Kandidat gubernur dan wakil gubernur yang didukung secara resmi oleh Pemuda Pancasila dilakukan setelah KPU menetapkan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013. Walaupun pembahasan dan lobi-lobi kepada calon gubernur dilakukan jauh sebelum tahapan pendaftaran itu.
Untuk hal itu, tentu saja, Pemuda Pancasila mengandalkan kepiawaian Partai Patriot Pancasila karena hampir seluruh pengurusnya berasal dari kader dan simpatisan
Pemuda Pancasila. Bagi Darwin Nasution sendiri, pencalonan gubernur adalah hak partai politik yang dipimpinnya. Sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila tentu
kewenangan dan kewibawaan partai dan pribadinya harus dihargai sebagai bentuk kewibawaan partai. Sementara Pemuda Pancasila tetap menginginkan koordinasi,
kalau tidak boleh disebut melapor, semua kebijakan strategis yang akan diputuskan oleh Partai Patriot Pancasila.
Keputusan MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara dan upaya Darwin Nasution mengumpulkan 7 koalisi partai politik untuk mendukung Syamsul Arifin –
tanpa kordinasi terlebih dahulu dengan pengurus Pemuda Pancasila dan para seniornya – membuat tersinggungnya pengurus Pemuda Pancasila. Bahkan pengangkatan
Darwin Nasution sebagai ketua tim pemenangan tanpa sepenuhnya bisa memenuhi keinginan Pemuda Pancasila, menimbulkan konflik kepentingan di antara pengurus
Pemuda Pancasila. Kondisi ini kemudian yang membuat Darwin Nasution harus memikirkan tetap atau mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Jika semua keinginan Pemuda Pancasila yang harus
55
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara pukul 14.30 Wib.
Universitas Indonesia
diakomodir oleh Darwin Nasution dalam tim pemenangan pemilihan gubernur, maka ada banyak keingingan yang tidak bisa dipenuhi. Untuk menghindari konflik
kepentingan tersebut, Darwin Nasution memutuskan meletakkan jabatan sebagai Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Tabel 3.4 Pemicu Konflik Antara Darwin Nasution dengan Anwar Shah
No. Pemicu
Perbedaan Pendapat Darwin Nasution
Anwar Shah 1.
Kompetisi Memperebutkan Ketua Partai Patriot Pancasila Sumut
Melalui Musyawarah Ditunjuk oleh
Pengurus Pusat 2.
Dukungan Syamsul Arifin Dana Operasional
yang Disepakati Tambahan Dana
Operasional 3.
Ketua Tim
Sukses Syamsul
Arifin-Gatot Pudjonugroho Diusulkan oleh
Partai Pendukung Diusulkan oleh
MPW PP Sumut 4.
Koordinasi antara Tim Sukses- MPW PP Sumut
Sulit dilakukan karena permintaan uang
Tidak ada permintaan uang
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
3.5. Pembentukan Tim Pemenangan