Universitas Indonesia
BAB 4 INTIMIDASI DAN MOBILISASI KAMPANYE PEMUDA PANCASILA UNTUK
MENDUKUNG SYAMSUL ARIFIN SEBAGAI CALON GUBERNUR PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2008
Bab ini akan menguraikan bentuk penggunaan ancaman dan intimidasi untuk melakukan kekerasan serta pola mobilisasi yang dilakukan pengurus dan tokoh Pemuda
Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sulmatera Utara Periode 2008-2013. Penggunaan ancaman dan intimidasi kepada para
pemilih yang dilakukan Pemuda Pancasila di lokasi-lokasi yang menjadi wilayah kekuasaanya akan diuraikan dalam Bab ini. Pola mobilisasi berkaitan dengan cara yang
digunakan oleh Pemuda Pancasila untuk menggerakan potensi organisasi dalam mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang dipilih langsung oleh rakyat.
Setelah proses penetapan calon gubernur yang didukung, akan diuraikan konsistensi dukungan Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Konsistensi terkait dengan
kesepakatan di antara elit Pemuda Pancasila dengan calon gubernur mengenai kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila kepada seluruh anggota, kader, dan
simpatisan Pemuda Pancasila di wilayah Provinsi Sumatera Utara agar memenangkan Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008.
Para pengurus, anggota, dan kader Pemuda Pancasila yang tersebar di daerah harus mencari pemilih dengan cara apapun agar memilih Syamsul Arifin. Proses
mempengaruhi para pemilih akan dijelaskan melalui strategi kampanye yang direncanakan dan dilaksanakan oleh Pemuda Pancasila untuk memenangkan calon
gubernur yang didukung. Pada saat melakukan kampanye tersebut akan terlihat bentuk intimidasi yang dilakukan oleh pengurus Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila
kepada pemilih di Sumatera Utara untuk memilih Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang akan dimenangkan.
4.1. Perencanaan Kampanye yang Dilakukan Pemuda Pancasila
Penyusunan dan penetapan tim pemenangan yang bersifat internal diputuskan oleh Pemuda Pancasila dalam memenangkan Syamsul Arifin sebagai calon Gubenur
Provinsi Sumatera Utara. Tim internal yang dimaksud adalah terdiri dari orang-orang yang berasal dari pengurus Pemuda Pancasila. Tugas utamanya adalah memerintahkan
162
Universitas Indonesia
kepada seluruh anggota dan jajaran pengurus Pemuda Pancasila untuk meraih suara pemilih di lingkungannya masing-masing. Perintah tersebut dilakukan melalui instruksi
yang diterbitkan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Firdaus Nasution yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan menyusun
langkah-langkah strategis untuk menggerakkan potensi organisasi yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Perencanaan strategi kampanye dilakukan dalam dua
waktu kegiatan yaitu kampanye yang dilakukan secara terus menerus hingga hari pemungutan suara dan kampanye dalam waktu formal yang telah ditetapkan oleh KPU
Provinsi Sumatera Utara. Strategi kampanye yang dilakukan secara terus menerus adalah melakukan kegiatan mempengaruhi para pemilih agar memilih Syamsul Arifin
dengan cara apapun. Sedangkan kampanye dalam waktu formal yang ditetapkan KPU adalah mengerahkan massa pendukung Pemuda Pancasila agar menghadiri pelaksaan
kampanye di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh tim pemenangan Syampurno Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho.
Untuk memudahkan agar pelaksanaan strategi kampanye itu dilakukan, maka MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memerintahkan jajaran organisasi di tingkat
kabupatenkota terutama seluruh ketua cabang agar membentuk tim pemenangannya masing-masing. Jika dihitung kekuatan Pemuda Pancasila, menurut Firdaus Nasution,
ada 27 cabang dan sekitar 3000 lebih anak cabang Pemuda Pancasila di Provinsi Sumatera Utara dengan potensi perolehan suara mencapai satu juta pemilih yang
bersumber dari Pemuda Pancasila.
1
Untuk mendapatkan potensi suara itu harus dilakukan dengan perintah dan sanksi yang jelas karena anggota Pemuda Pancasila akan
patuh pada perintah organisasi. “…saya ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan bang Haji Syamsul di PP.
Kalau saya hitung jumlah anggota PP yang puluhan ribu atau tersebar di 27 cabang dan 3000 lebih anak cabang itu mengajak anak dan istrinya atau
keluarganya saja kan bisa dikali dua atau dikali tiga. Kalau anak PP gak bisa buat di tempatnya menang bang Syamsul, kita tanya dia, apa udah yang kau
buat? Cari suara untuk calon kita aja kau gak bisa, macem mana kau bisa jalankan perintah yang lain.”
1
Data tentang kekuatan organisasi Pemuda Pancasila yang dinyatakan oleh Firdaus Nasution hanya berupa perkiraan saja. Tidak dapat ditemukan data tertulis yang tersimpan dalam sistem kearsipan di
kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara tentang jumlah pengurus anak cabang dan anggota yang terdaftar sebagai anggota Pemuda Pancasila.
Universitas Indonesia
Perintah dari pimpinan organisasi menjadi landasan penting bagi Firdaus Nasution untuk menyusun langkah-langkah strategis dan taktis yang akan dilakukan
oleh anggota Pemuda Pancasila. Tetapi, tidak semua daerah diperlakukan sama oleh Firdaus Nasution karena keterbatasan waktu dan pembiayaan. Tim pemenangan yang
dibentuk Pemuda Pancasila berkonsentrasi hanya pada beberapa wilayah yang penduduknya padat dan basis organisasi Pemuda Pancasila kuat. Wilayah tersebut
adalah Kota Medan, Deli Serdang, Langkat, Serdang Bedagai, Siantar, dan Simalungun. Sedangkan daerah lainnya diserahkan kepada ketua cabang masing-masing serta tokoh-
tokoh Pemuda Pancasila yang memiliki basis massa. Tabel 4.1
Konsentrasi Wilayah dalam Perencanaan Kampanye Pemenangan Syampurno yang Dilakukan Pemuda Pancasila
No. Wilayah
Tokoh Pemuda Pancasila yang Berperan 1.
Kota Medan Anuar Shah dan Firdaus Nasution
2. Deli Serdang
Anuar Shah dan Firdaus Nasution 3.
Siantar dan Simalungun Ajib Shah
4. Serdang Bedagai
Syaiful Kelang 5.
Langkat Rencana Peranginangin
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
Wilayah Medan menjadi basis anggota Pemuda Pancasila untuk memenangkan Syampurno. Jumlah suara di Kota Medan mencapai 2.233.489 pemilih, sementara
struktur Pemuda Pancasila di Medan tersebar 19 kecamatan dari 21 kecamatan di Kota Medan. Untuk menggerakkan struktur organisasi di tingkat kecamatan, dibutuhkan cara
khusus agar anggota Pemuda Pancasila mengikuti perintah organisasi. Cara khusus yang dimaksud terkait dengan pembiayaan untuk menggerakkan anggota organisasi
melakukan kegiatan pemenangan. Meskipun anggota Pemuda Pancasila harus mengikuti perintah pimpinan organisasi, tetapi tanpa dana dan logistik kegiatan
pemenangan, sulit untuk menggerakkan anggota Pemuda Pancasila. Mengatasi kondisi tersebut, menurut Anuar Shah, akan ada tindakan khusus dan pemecatan kepada
anggota Pemuda Pancasila yang tidak mengikuti keputusan organisasi. Terkait dengan kebutuhan pendanaan dan logistik untuk kegiatan pemenangan
anggota Pemuda Pancasila memiliki penghasilan di wilayah kerjanya masing-masing. Setiap cabang atau anak cabang pasti mendapatkan uang dari pekerjaan menjaga parkir
Universitas Indonesia
atau upah menyediakan jasa keamanan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dari pendapatan itu, mereka tidak pernah diminta menyisihkan penghasilannya ke pengurus MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Tetapi, setiap pengurus di tingkat cabang hingga anak ranting diwajibkan menyediakan fasilitas apapun yang dibutuhkan untuk kegiatan
organisasi termasuk dalam pemilihan gubernur. Anuar Shah dan Firdaus Nasution sepakat untuk mengatur dan mengawasi jajaran pengurus dan anggota Pemuda
Pancasila di Kota Medan. Selain di Medan, Kabupaten Deli Serdang menjadi perhatian khusus bagi MPW
Pemuda Pancasila karena memiliki jumlah pemilih terbesar kedua setelah Kota Medan atau 1.630.212 pemilih. MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki jumlah
anggota yang besar di Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sebagai daerah perkebunan. Kegiatan anggota organisasi untuk memenangkan Syamsul Arifin akan
diawasi secara oleh Anuar Shah dan Firdaus Nasution. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Medan ini, merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis
anggota Pemuda Pancasila. Untuk Kabupaten Deli Serdang diharapkan, Syamsul Arifin menang dalam perolehan suara.
Wilayah penting lainnya yang menjadi basis Pemuda Pancasila adalah Siantar dan Simalungun. Kedua wilayah di Provinsi Sumatera Utara menjadi basis Pemuda
Pancasila karena dikenal sebagai daerah yang “keras”.
2
Jumlah pemilih di Simalungun sebanyak 608.552 dan 177.971 orang untuk wilayah Siantar. Pemilih terbesar keempat
di Provinsi Sumatera Utara ini perlu diperhatikan secara khusus oleh tokoh Pemuda Pancasila. Untuk mengatur dan mengawasi daerah ini, Ajib Shah bertugas melakukan
koordinasi kepada pengurus dan anggota Pemuda Pancasila dalam kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Ajib Shah merupakan senior yang sangat dihormati oleh
kader dan anggota Pemuda Pancasila di Siantar dan Simalungun. Keinginan Ajib Shah untuk membina wilayah Siantar dan Simalungun karena akan menjadi calon anggota
DPRD Provinsi Sumatera Utara dari daerah pemilihan tersebut. Ajib perlu melakukan pembinaan konstituen di daerah tersebut agar pada Pemilu tahun 2009, basis massanya
sudah terjaga. Oleh karena itu, Ajib akan melakukan kegiatan pemenangan untuk Syampurno sekaligus menjaga basis konstituennya.
2
“Keras” yang dimaksud adalah para elit di Siantar dan Simalungun terkenal dengan “preman”, sering berkelahi, mabuk-mabukan, tidak takut akan hukum dan peraturan yang berlaku serta berprilaku kasar.
Istilah “Siantar Man” ditujukan kepada orang-orang yang berasal dari Siantar dan Simalungun dengan karakter yang berani meskipun melanggar aturan. Tetapi, kebanyakan tokoh dari Siantar adalah orang-
orang yang menyatakan pendapat secara lugas dan percaya akan pentingnya pendidikan.
Universitas Indonesia
Rencana lain dalam pelaksanaan kampanye adalah melakukan pendekatan ke tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh budaya. Pengurus
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang membantu para ustad atau guru ngaji, kyai, pemilik pondok pesantren, dan
bantuan ke gereja serta acara-acara agama lainnya. Tokoh agama yang sering mendapatkan bantuan dari pengurus Pemuda Pancasila diminta untuk membantu
kegiatan sosialisasi dan pemenangan Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Salah seorang tokoh agama dan pemilik pondok pesantren
menjelaskan bahwa, “…Meskipun Pemuda Pancasila dikenal sebagai organisasi “preman”, tetapi
saya sebagai pendakwah sering diundang ke kantor Pemuda Pancasila untuk bersilaturahmi dengan adik-adik PP. Jika ada ceramah-ceramah pengajian atau
hari besar agama Islam, kami pun sering dipanggil untuk memberikan tausiyah. Saya kenal Aweng dan abang-abangnya yang sering membantu kegiatan dakwah
di sini. Anggota PP pun sering saya kasih pelajaran penting agama.”
3
Selain tokoh agama, pengurus Pemuda Pancasila sering melakukan kerjasama dengan organisasi adat seperti masyarakat Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia
MABMI, Barisan Masyarakat Minang BM3, Perkumpulan Marga Batak, dan perkumpulan adat lainnya.
Anggota Pemuda Pancasila juga tercatat sebagai pengurus di organisasi adat tersebut. Kerjasama kegiatan yang pernah dilakukan seperti dukungan
untuk melestarikan kebudayaan dalam bentuk pertunjukan tarian, pameran, dan kegiatan diskusi untuk memperkuat keberadaan budaya yang beragam di Sumatera Utara. Tidak
hanya itu, dalam struktur kepengurusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, unsur suku menjadi salah satu pertimbangan dalam menempatkan kader-kadernya. Para ketua
perkumpulan adat tersebut sangat diperlukan oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila agar memberikan dukungan positif dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemuda
Pancasila. Tokoh agama dan tokoh adat yang tergabung dalam organisasi menjadi salah
satu bagian penting dalam mempengaruhi anggota komunitasnya. Pada saat penyusunan strategi kampanye, tim pemenangan internal Pemuda Pancasila juga melakukan
pendekatan kepada tokoh-tokoh tersebut dalam bentuk pertemuan. Setelah pertemuan
3
Wawancara dengan seorang ustad KH. ZH di Medan, 23 Januari 2012, pukul 10.00 Wib.
Universitas Indonesia
itu, diharapkan mereka dapat memberikan pengaruhnya kepada anggota organisasi agar memilih Syamsul Arifin sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Salah satu tema
kampanye yang diusung oleh Syamsul Arifin adalah “Sahabat Semua Suku” menjadi slogan yang cukup menarik bagi kalangan tokoh adat tersebut.
Penyusunan tema kampanye yang dilakukan oleh tim pemenangan internal Pemuda Pancasila dilakukan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh
Syampurno sebagai bentuk tawaran program. Program kampanye yang akan disosialisasikan adalah “Rakyat Tidak Lapar, Tidak Sakit, Tidak Bodoh dan Punya
Masa Depan”. Tema kampanye ini memiliki daya ketertarikan para pemilih, selain sederhana, tetapi memiliki makna substansi yang memang dibutuhkan oleh masyarakat
Sumatera Utara. Secara kelembagaan, Pemuda Pancasila sangat mendukung tema kampanye tersebut karena dapat mendukung program kegiatan Pemuda Pancasila dalam
mengurangi pengangguran di kalangan anak-anak muda Sumatera Utara. Tema kampanye itu akan disebarkan kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila
dan diharapkan menjadi bahan diskusi sehari-hari di rumah warga, warung kopi, pasar, dan pertemuan lainnya di masyarakat. Anggota Pemuda Pancasila memiliki harapan
agar pemerintah daerah memperhatikan anak-anak muda yang tidak memiliki pekerjaan dengan memberikan program dan pendampingan kepada mereka agar dapat bersikap
lebih baik sehingga mengurangi pengangguran dan bentuk kejahatan lainnya. “Kami sangat senang dengan slogan kampanye Syamsul Arifin yaitu tidak sakit,
tidak lapar, dan tidak bodoh. Itu yang sangat kami harapkan, karena kami juga sudah melakukannya ke anggota PP. Orang itu anggota PP kan hampir
semuanya tidak punya pekerjaan tetap. Makanya banyak yang mencuri, merampok, mukuli orang, dan banyaklah yang dibuat orang itu. Kalau ada
pemimpin pemerintah yang betul-betul serius mengatasi pengangguran itu, mana ada lagi pencuri, maling. Kami butuh pemimpin yang peduli sama anak-anak
muda pengangguran itu”.
4
Langkah lain yang dilakukan adalah membantu tim sukses bentukan koalisi partai politik seperti menyebarkan alat peraga berupa stiker, spanduk, dan lain
sebagainya. Alat peraga itu bukan hanya dipasang tetapi juga menjaga agar tidak dirusak oleh orang lain. Pada setiap jadwal kampanye, anggota Pemuda Pancasila
4
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
diwajibkan menghadirinya sekaligus bertindak sebagai pasukan pengamanan. Dengan menggunakan atribut pakaian seragam, para anggota Pemuda Pancasila turun di sekitar
lokasi kampanye untuk berjaga-jaga. Sementara, para pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga diundang oleh tim sukses koalisi partai pendukung untuk
hadir di atas panggung dengan menggunakan atribut seragam lengkap. Dalam penjelasan Firdaus, di setiap kampanye baik yang berkaitan dengan penyebaran alat
peraga dan kampanye di lapangan on spot selalu ada satgas satuan tugas Pemuda Pancasila yang hadir. Jarang terjadi atau bahkan tidak pernah ada kerusuhan dalam
setiap kegiatan tim pemenangan yang dilakukan oleh Syamsul Arifin, begitu juga di kantor pemenangan selalu ada satgas Pemuda Pancasila yang berjaga-jaga.
Tugas lain yang harus dilakukan oleh ketua tim internal Pemuda Pancasila adalah mengisi saksi-saksi di TPS pada saat pemilihan. Meskipun tim sukses yang
dibentuk koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin telah membagi tugas untuk mengisi saksi-saksi di setiap TPS, tetapi selalu saja ada kekosongan saat mencari orang-
orang yang ditugaskan untuk menjaga dan menjadi saksi pada saat hari pemilihan. Partai Keadilan Sejahtera yang disepakati oleh tim sukses koalisi partai politik
pendukung Syamsul Arifin untuk mengatur pembagian saksi-saksi di setiap TPS, mengalami kendala di beberapa daerah. Tidak semua tempat bisa terisi oleh kader-kader
partai. PKS dinilai memiliki sistem yang cukup terorganisir dengan baik terkait dengan tugas sebagai saksi. Para kadernya dengan taat dan sabar menunggu di TPS dari mulai
awal hingga akhir perhitungan tanpa meninggalkan lokasi pemungutan suara. Pada daerah-daerah tertentu seperti wilayah yang basis pemilihnya sebagian besar beragama
selain Islam, tentu PKS tidak punya kader yang dapat diandalkan untuk ditugaskan sebagai saksi. Selain PKS, anggota koalisi partai politik lainnya tidak dapat diandalkan
oleh tim pemenangan terkait pengadaan saksi di TPS karena ternyata tidak semua partai politik di Sumatera Utara memiliki kader yang selalu siap ditugaskan oleh partainya.
Bagi anggota koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin, sangat sulit untuk menugaskan para kader di daerah untuk menjadi saksi. Hal ini terkait dengan sumber
dana dan militansi yang dimiliki oleh kader-kader anggota koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin. Oleh karena itu pula, urusan saksi ditugaskan secara penuh
kepada PKS.
5
Pada daerah-daerah yang memang tidak bisa diisi oleh kader PKS,
5
Keterangan ini diperoleh dari wawancara dengan beberapa informan kunci yaitu tim sukses yang sehari- hari mengendalikan kantor pemenangan Syampurno. Yan Syahrin, bendahara tim sukses Syampurno,
Universitas Indonesia
pimpinan koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin meminta MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk menugaskan anggota dan kadernya sebagai saksi di
lokasi pemungutan suara. Ketua tim sukses hanya menyebut lokasi atau tempat-tempat di mana yang sulit menghadirkan saksi dari anggota koalisi partai politik pendukung
Syamsul Arifin. Untuk keperluan itu, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara akan menggunakan perangkat organisasi yang tersebar di seluruh daerah Provinsi
Sumatera Utara terkait dengan pengadaan saksi di TPS. Saksi-saksi yang ditugaskan itu berasal dari pimpinan ranting setelah mendapat
perintah dari ketua tingkat kecamatan dan ketua di tingkat kabupaten atau kota. Firdaus Nasution sebagai ketua tim internal Pemuda Pancasila setelah berkoordinasi dengan
ketua wilayah memberikan perintah kepada ketua cabang hingga jajaran di bawahnya untuk menjaga lokasi TPS yang ditugaskan. Dalam penugasan itu, mereka tidak
menggunakan atribut kampanye Syampurno Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho, namun menggunakan atribut Pemuda Pancasila. Sulit sekali bagi petugas Kelompok
Panitia Pemungutan Suara KPPS atau tim sukses dari calon lainnya yang berniat untuk membuat kecurangan di lokasi TPS.
“…kita dimana saja bisa karena kita dimana saja kan ada. Artinya kalau kita dilaporin kecamatan A desa B, TPS nomor sekian, tidak ada Syampurno di situ,
kita suruh saja kepala ranting. Tidak perlu pake tanda pengenal Syampurno, pake saja baju PP. tidak ada urusan sama kita, malah… itu yang pasti suaranya
tidak hilang. Digebukin anggota-anggota itu kan, kalau panitianya menghitung macam-macam…”
6
Menjadi satu kewajiban moral bagi anggota Pemuda Pancasila yang ditugaskan untuk menjaga TPS apalagi menjadi saksi. Masyarakat di sekitar TPS itu pasti
mengenal prilaku anggota Pemuda Pancasila sehingga akan sulit bagi siapapun untuk bertindak curang dari hasil perhitungan suara karena akan terjadi keributan. Tidak
menjelaskan bahwa “PKS lebih efektif dalam penggalangan saksi dan menginventarisasi administrasi di lapangan”. Wawancara dengan Yan Syahrin, 27 Oktober 2011, di kantor DPRD Sumatera Utara pukul
12.30 Wib. Wawancara dengan Sigit Pramono Asri menyebutkan bahwa “di daerah yang PKS tidak begitu kuat, kami meminta bantuan dari Pemuda Pancasila melalui kantor tim pemenangan. Ada 22.921
TPS yang tersebar di 28 kabupatenkota, itu kan harus terisi semua”. Wawancara dengan Sigit Pramono Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014, saat pilkada menjadi anggota tim
seleksi internal DPW PKS Sumatera Utara, Sabtu 16 Oktober 2011 di rumah pribadi Sigit Pramono Asri, pukul 8.30 Wib.
6
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
sedikit masyarakat yang selalu menghindar jika berurusan dengan anggota Pemuda Pancasila. Ini yang selalu membuat citra negatif Pemuda Pancasila di mata masyarakat.
Meskipun pengurus wilayah berharap citra itu akan berangsur-angsur pulih mengingat agak sulit mengubah secara cepat sikap dan prilaku anggota Pemuda Pancasila karena
pada dasarnya yang menjadi anggota adalah kebanyakan pemuda yang menganggur, suka mencuri, berkelahi, dan sering disebut preman. Para pemuda itu selalu taat jika
mendapatkan tugas dari pengurus tingkat ranting atau anak cabang. Mengenakan seragam Pemuda Pancasila saja untuk bertugas merupakan satu kebanggaan bagi
mereka. Kondisi itulah yang terjadi di beberapa daerah dan membuat Pemuda Pancasila tetap berjalan meski perlu pembenahan secara terus menerus.
Tabel 4.2 Perencanaan Kampanye yang Dirumuskan
Tim Pemenangan Internal Pemuda Pancasila No.
Kegiatan Penangung Jawab
1. Membentuk Tim Pemenangan Internal Anuar Shah
2. Menerbitkan Surat Instruksi kepada seluruh jajaran organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara
Anuar Shah 3. Menentukan basis wilayah kerja yang menjadi
prioritas Pemuda Pancasila dalam pemenangan Syampurno
Firdaus Nasution
4. Pendekatan tokoh agama dan tokoh adat Firdaus Nasution
5. Materi Kampanye Firdaus Nasution
6. Penyebaran dan menjaga alat peraga spanduk, banner, selebaran, dan lain-lain
Firdaus Nasution 7. Pengamanan lokasi kampanye
Anuar Shah 8. Pengamanan dan petugas saksi di TPS
Anuar Shah
Sumber: Hasil Wawancara, 2012.
Kegiatan pemenangan yang direncanakan tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan oleh anggota Pemuda Pancasila. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
Pemuda Pancasila selalu tidak memperhatikan aspek prosedur yang sudah ditetapkan. Mereka telah terbiasa melakukannya dengan cara-cara mereka sendiri tanpa
memperhatikan aturan yang ada. Kebanyakan anggota Pemuda Pancasila selalu mengandalkan otot dalam kegiatan organisasi. Kalaupun mereka diberikan arahan untuk
memenangkan Syampurno di lingkungannya masing-masing, tetapi anggota Pemuda Pancasila lebih senang melakukan dengan caranya sendiri seperti memaksa para
pemilih, terutama bagi masyarakat, yang tidak mau mengikuti apa yang mereka
Universitas Indonesia
kehendaki. Salah seorang ketua anak cabang Pemuda Pancasila Kota Medan menjelaskan suasana pada waktu memberikan dukungan Syamsul Arifin sebagai
berikut. “Kami bang, kalau sudah kami bilang pilih, orang itu juga tidak mau milih, ya
lihat saja nanti. Ini perintah ketua bang, gak berani kami melawannya. Kalau di tempat kami tidak menang Syampurno, bisa gawat kami bang sama ketua.
Makanya berdiri aja di rumahnya, apalagi kita tahu dia tim sukses calon lain, kita datangi dia. Kau mau apa, apa maksud kau nyuruh-nyuruh orang pilih yang
kau mau. Udah gila kau ya…”.
7
Penjelasan yang disampaikan oleh narasumber tersebut membenarkan adanya intimidasi berupa ancaman kepada orang lain yang tidak mengikuti kehendaknya.
Penggunaan intimidasi yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila di tingkat lingkungan adalah mempengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihannya dan para pemilih
yang telah memiliki pilihan dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Jika tidak memilih Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur maka para pemilih akan
menerima sanksi berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, melempari rumah, dan melukai fisik para pemilih tersebut. Tindakan itu dilakukan secara terus menerus sejak
diterbitkannya surat instruksi kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila untuk memenangkan Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.
4.2. Pelaksanaan Kampanye Pemuda Pancasila dalam Pemilihan Gubernur