Universitas Indonesia
kehendaki. Salah seorang ketua anak cabang Pemuda Pancasila Kota Medan menjelaskan suasana pada waktu memberikan dukungan Syamsul Arifin sebagai
berikut. “Kami bang, kalau sudah kami bilang pilih, orang itu juga tidak mau milih, ya
lihat saja nanti. Ini perintah ketua bang, gak berani kami melawannya. Kalau di tempat kami tidak menang Syampurno, bisa gawat kami bang sama ketua.
Makanya berdiri aja di rumahnya, apalagi kita tahu dia tim sukses calon lain, kita datangi dia. Kau mau apa, apa maksud kau nyuruh-nyuruh orang pilih yang
kau mau. Udah gila kau ya…”.
7
Penjelasan yang disampaikan oleh narasumber tersebut membenarkan adanya intimidasi berupa ancaman kepada orang lain yang tidak mengikuti kehendaknya.
Penggunaan intimidasi yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila di tingkat lingkungan adalah mempengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihannya dan para pemilih
yang telah memiliki pilihan dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Jika tidak memilih Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur maka para pemilih akan
menerima sanksi berupa kekerasan fisik seperti pemukulan, melempari rumah, dan melukai fisik para pemilih tersebut. Tindakan itu dilakukan secara terus menerus sejak
diterbitkannya surat instruksi kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila untuk memenangkan Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.
4.2. Pelaksanaan Kampanye Pemuda Pancasila dalam Pemilihan Gubernur
Darwin Nasution sebagai ketua tim sukses Syampurno, memiliki kewenangan untuk mengatur segala aktivitas yang dilakukan semua kelompok pendukung
Syampurno yang telah bergabung. Sedangkan posisi Darwin yang menjabat sebagai Ketua MPW Partai Patriot Sumatera Utara dan Sekretaris MPW Pemuda Pancasila
memberikannya kekuasaan untuk mengontrol kegiatan pemenangan calon gubernur yang dilakukan Pemuda Pancasila. Kepentingan Darwin untuk melakukan itu lebih
disebabkan karena adanya perbedaan pendapat antara pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin terkait soal dukungan dan pendanaan.
7
Wawancara dengan AF, Ketua Pimpinan Anak Cabang PAC Medan Area, tanggal 13 Januari 2012, pukul 19.30 Wib, di Medan.
Universitas Indonesia
Tidak sesuainya antara permintaan dengan jumlah dana yang diberikan Syamsul Arifin kepada Anuar Shah menyebabkan Darwin Nasution harus menyusun strategi lain
untuk menggerakkan potensi Pemuda Pancasila. Darwin Nasution memperoleh informasi dari banyak ketua cabang Partai Patriot Pancasila yang tersebar di kabupaten
dan kota wilayah Sumatera Utara tentang tidak maksimalnya mobilisasi massa yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Setiap ada kegiatan yang terkait dengan pemenangan
Syampurno, pimpinan wilayah Pemuda Pancasila punya perintah lain yaitu untuk tidak terlalu banyak menghadirkan anggota organisasi. Informasi tersebut selalu diterima
Darwin Nasution dari hampir seluruh pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Mencermati informasi itu, Darwin pun melakukan konfirmasi dengan
mendatangi beberapa cabang Partai Patriot Pancasila untuk memastikan kebenarannya. Setelah Darwin memperoleh kebenaran informasi tersebut, langkah yang
ditempuh Darwin adalah menghubungi ketua Partai Patriot Pancasila yang juga menjabat sebagai ketua Pemuda Pancasila di daerah untuk mendukung secara maksimal
semua kegiatan pemenangan Syampurno. Untuk daerah-daerah tersebut, Darwin menggerakkan anggota Pemuda Pancasila melalui pimpinan Partai Patriot Pancasila di
kabupaten dan kota. Misalnya ada jadwal kegiatan Syamsul Arifin di daerah seperti pertemuan tokoh lokal atau kampanye, Darwin Nasution, menghubungi ketua cabang
Partai Patriot di daerah itu agar mengumpulkan anggota Pemuda Pancasila dengan menggunakan seragam lengkap untuk hadir dalam pertemuan itu. Darwin pun kemudian
memberikan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menggerakkan anggota Pemuda Pancasila jika pimpinan cabang memerlukan dana tambahan. Perintah Darwin itu
dilakukan oleh semua pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila karena Pemuda Pancasila telah mendeklarasikan dukungannya kepada Syamsul Arifin sebagai calon
gubernur. Selain mobilisasi anggota Pemuda Pancasila, Darwin Nasution juga langsung
memerintahkan ketua cabang Partai Patriot Pancasila untuk memberikan nama-nama anggota yang ditugaskan sebagai saksi dengan menggunakan atribut Pemuda Pancasila.
Penyebaran alat peraga kampanye Syampurno di daerah-daerah juga dibantu melalui pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila dan Pemuda Pancasila. Darwin mengambil
alih perintah berupa instruksi kepada pimpinan cabang Partai Patriot Pancasila dan Pemuda Pancasila tanpa berkoordinasi dengan Anuar Shah sebagai Ketua MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
“….setiap kegiatan pemenangan seperti pertemuan warga dan tokoh atau kampanye saya arahkan Pemuda Pancasila dalam pakaian, dalam atribut, itu
benar. Datangnya dari mana? Ya…kunci-kunci simpul itu kita buka. Kesalahan Aweng Anuar Shah, dia terima uang itu, yang 600 juta rupiah di Hotel
Madani…kalau gak diterima baru paten. Dia bisa bilang gak ada kami dukung. Dan saya tidak bisa pakai Pemuda Pancasila kalau begitu ceritanya. Saya pasti
mundur, karena saya sudah bilang kalau kalian mau dukung di luar Syamsul Arifin dan aku sudah ketua tim pemenangan, aku mundur dari jabatan sekretaris
wilayah Pemuda Pancasila. Itu yang saya tawarkan kemarin…”
8
Tidak begitu sulit bagi Darwin Nasution untuk memberikan perintah organisasi Pemuda Pancasila di tingkat kabupaten dan kota meskipun tanpa persetujuan ketua
wilayah. Melalui pimpinan Partai Patriot Pancasila itulah Darwin menggerakkan potensi organisasi Pemuda Pancasila. Namun tidak semua pengurus Pemuda Pancasila
kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang dapat diperintah oleh Darwin Nasution, salah satu di antaranya adalah Kota Medan. Darwin Nasution
mengalami kesulitan menggerakkan anggota Pemuda Pancasila Kota Medan melalui ketua cabangnya. Rudi Tampubolon, Ketua MPC Pemuda Pancasila sangat patuh
kepada Anuar Shah dan dia tidak menjabat sebagai ketua Partai Patriot Pancasila Kota Medan.
Menyikapi situasi itu, Darwin kemudian menghubungi tokoh pemuda yang dihormati Rudi Tampubolon yaitu Rajamin Sirait
9
untuk mengerahkan anggota Pemuda Pancasila melakukan kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Upaya Darwin Nasution itu
kemudian mengharuskan Rudi Tampubolon ikut menggerakkan anggota Pemuda Pancasila di Kota Medan untuk mendukung Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.
Kegiatan tim pemenangan seperti pertemuan dengan warga dan tokoh masyarakat, kampanye, dan penyebaran alat peraga tidak luput dari perhatian Rudi Tampubolon.
Rudi Tampubolon menjelaskan keterlibatannya mendukung Syamsul Arifin bukan karena Anuar Shah atau Darwin Nasution, tetapi karena mengikuti perintah dari
Rajamin Sirait sebagai tokoh senior yang dihormatinya. Sebagai junior, Rudi
8
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
9
Di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, nama RS dikenal sebagai tokoh pemuda yang disegani. Pernah menjadi pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara masa kepemimpinan Donald Sidabalok. Saat ini
menjabat sebagai Ketua Pemuda Mitra Kamtibmas PMK Sumut, Ketua Harian FORKI Sumut, Wakil Sekretaris DPP Organda dan Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut Periode 2005-2010.
Universitas Indonesia
Tampubolon akan selalu mengikuti perintah senior yang selalu melindungi dalam setiap aktivitas yang dilakukannya. Darwin Nasution sangat paham tentang prilaku tokoh
pemuda atau pimpinan organisasi pemuda yang sering disebut sebagai preman. Tidak semua pimpinan organisasi pemuda patuh dan taat kepada pimpinan organisasi di
atasnya. Kepatuhan pimpinan organisasi pemuda kepada seseorang hanya bisa terjadi jika seseorang, yang dihormatinya itu, telah berjasa memberikannya kehidupan yang
layak seperti penghargaan yang hanya didapat dari jabatan. Sepertinya Darwin Nasution memahami benar prilaku para pimpinan organisasi pemuda di Sumatera Utara.
Hal yang hampir sama juga terjadi di Kota Binjai, Zainuddin Purba
10
disapa Ucok Zahar, adalah ketua Pemuda Pancasila Kota Binjai. Tidak ada perintah apapun
dari Anuar Shah kepada Pemuda Pancasila Kota Binjai terkait kegiatan pemenangan Syampurno. Darwin kemudian menghubungi Ucok Zahar agar dapat membantu
menggerakkan anggota Pemuda Pancasila di Kota Binjai untuk mendukung Syamsul Arifin. Pendekatan yang dilakukan Darwin kepada Ucok Zahar adalah mengingatkan
kembali tentang beberapa proyek pemerintah yang diperolehnya selama Syamsul Arifin menjabat sebagai Bupati Langkat. Darwin Nasution tidak meminta Ucok Zahar untuk
memberikan bantuan dana bagi tim pemenangan. Tetapi, Darwin meminta agar Ucok Zahar membantu mengumpulkan anggota, kader, dan simpatisan Pemuda Pancasila di
Kota Binjai dengan memakai atribut pada saat dilaksanakan kegiatan pemenangan. Ucok Zahar pun menjelaskan bahwa banyak kegiatan yang dilakukannya bersama
dengan tokoh pemuda lainnya terutama anggota Pemuda Pancasila untuk pemenangan Syamsul Arifin. Hal itu dilakukannya karena secara pribadi, Ucok Zahar, memiliki
kedekatan dengan Syamsul Arifin dan tidak begitu senang dengan kepemimpinan Ali Umri sebagai Walikota Binjai yang menjadi kandidat Gubernur Provinsi Sumatera
Utara.
11
Aktivitas pemenangan Syampurno di Kota Binjai untuk memperoleh suara dari Walikota Binjai, Ali Umri sebagai calon gubernur, tidak mudah karena unsur birokrasi
dilibatkan untuk memenangkan Ali Umri. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, Ucok Zahar memberikan perintah kepada anggota Pemuda Pancasila untuk mengawasi
pegawai pemerintah Kota Binjai agar tidak mengganggu basis wilayah Pemuda
10
Zainuddin Purba atau lebih akrab dikenal sebagai Ucok Zahar adalah tokoh pemuda di Kabupaten Langkat dan wilayah jirannya yaitu Kota Binjai. Profesi utamanya juga sebagai pengusaha atau
kontraktor di kedua wilayah tersebut. Saat menjabat sebagai Ketua DPC Pemuda Pancasila Kota Binjai, Ucok, terpilih sebagai anggota DPRD Kota Binjai dan Ketua DPD Partai Golongan Karya Kota Binjai.
11
Wawancara dengan Ucok Zahar di Binjai, 27 Oktober 2011 pukul 11.00 Wib.
Universitas Indonesia
Pancasila.
12
Jika ditemukan, maka akan dilakukan tindakan ancaman pemukulan dan bahkan penikaman bagi orang-orang yang terlibat dalam pemenangan tersebut.
Perintah organisasi kepada anggota Pemuda Pancasila dilaksanakan secara bertanggung jawab sebagai bentuk loyalitas. Pada masa kampanye, seorang anggota
Pemuda Pancasila terlibat adu mulut dengan seorang lurah di Binjai Utara. Ketika itu, lurah tersebut mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat di kecamatan Binjai Utara
untuk mengajak warga memilih Ali Umri. Pada pertemuan itu, anggota Pemuda Pancasila datang memantau, dan berdiri di halaman tempat pertemuan itu. Setelah
pertemuan selesai, lurah dan dua orang warga didatangi oleh anggota Pemuda Pancasila dan diancam akan dipukul serta ditikam senjata tajam jika tidak menghentikan kegiatan
tersebut. Lurah dan dua warga itu merasa ketakutan dan berjanji akan menghentikan aktivitas tersebut pada hari-hari berikutnya.
13
Hal yang berbeda juga terjadi di Kabupaten Langkat. Meskipun Syamsul Arifin berasal dari Langkat, tetapi tidak berarti anggota Pemuda Pancasila tidak menebar
ancaman kepada pemilih di daerah tersebut. Seorang kepala desa di Kecamatan Stabat yang diketahui berpihak kepada Tri Tamtomo didatangi oleh anggota Pemuda Pancasila
agar meninggalkan kegiatan kampanye untuk Tri Tamtomo.
14
Jika tidak, maka desa tersebut akan dibakar. Ancaman pembakaran dilakukan karena desa itu merupakan basis
salah satu partai politik. Kepala desa tersebut tidak dilaporkan kepada Syamsul Arifin, tindakan ancaman hanya dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila untuk menunjukkan
kekuatan dan kesetiaannya kepada pimpinan atau ketua organisasi. Selain Binjai dan Langkat, wilayah Deli Serdang menjadi basis anggota Pemuda
Pancasila untuk menjaga suara Syampurno. Kecamatan Percut Sei Tuan adalah kecamatan yang terbesar jumlah pemilihnya yaitu 230.429 pemilih. Di kecamatan itu
pula, banyak berdiri posko Pemuda Pancasila yang didirikan untuk mengawasi tanah
12
Perhatian khusus anggota Pemuda Pancasila ditujukan kepada para kepala dinas hingga lurah yang aktif berkampanye untuk Ali Umri. Data wilayah yang menjadi basis Pemuda Pancasila di Kota Binjai hanya
disebutkan oleh Ucok Zahar yaitu berada 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Binjai.
13
Informasi diperoleh dari Cecep, pengurus MPC Pemuda Pancasila Kota Binjai. Pada saat pemilihan gubernur, Cecep ditunjuk Ucok Zahar mengawasi Binjai Utara. Di daerah tersebut, Syampurno
memperoleh kemenangan sebesar 40. Wawancara dengan Cecep, di Binjai, 27 Oktober 2011 pukul 11.45 Wib. Penulis tidak berhasil mendapatkan informasi dari lurah dan dua warga yang diancam oleh
Cecep. Tetapi, penulis mendengar pembicaraan informal dari seorang PNS di Kota Binjai tentang perlakuan anggota Ucok Zahar yang sangat kasar kepada tim sukses Ali Umri pada waktu pemilihan
gubernur.
14
Desa tersebut bernama Gohor Lama. Jarak desa tersebut dari ibu kota Kabupaten Langkat, Stabat, sekitar 15 km ditempuh dalam waktu 1,5 jam karena infrastruktur jalan yang rusak. Desa itu terkenal
sebagai basis PDI-P sejak Orde Baru hingga saat ini. Wawancara dengan GW, tokoh masyarakat Stabat, 28 Oktober 2011, pukul 10.00, di Stabat.
Universitas Indonesia
yang digarap oleh masyarakat. Anggota Pemuda Pancasila mendapatkan uang dari jasa pengawasan tanah yang digarap secara illegal oleh masyarakat. Untuk mendapatkan
suara pemilih di Deli Serdang, cukup fokus di daerah Percut Sei Tuan yang lokasinya tidak jauh dari Kota Medan. Ketua MPC Pemuda Pancasila Deli Serdang
memerintahkan seluruh anggota Pemuda Pancasila terutama di Percut Sei Tuan memenangkan Syampurno dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara.
15
Besarnya jumlah penduduk dan pemilih di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang menyebabkan semua calon gubernur memilih daerah tersebut
sebagai potensi lumbung suara. Pemuda Pancasila juga menempatkan Percut Sei Tuan sebagai basis perolehan suara. Oleh karena itu, anggota Pemuda Pancasila akan
memantau tim sukses calon gubernur selain Syampurno. Mereka meminta kepala desa dan lurah agar merekomendasikan anggota Pemuda Pancasila sebagai petugas
Kelompok Panitia Pemungutan Suara KPPS di wilayah Percut Sei Tuan. Permintaan itu disertai dengan ancaman untuk tidak menjamin keamanan di kantor lurah atau kantor
kepala desa. Atas permintaan itu, kepala desa dan lurah merekomendasikan anggota Pemuda Pancasila sebagai petugas KPPS kepada PPK untuk ditetapkan.
16
Tugas anggota Pemuda Pancasila di Percut Sei Tuan dalam pemenangan Syampurno juga terkait dengan pengawasan tim sukses para kompetitor. Di daerah-
daerah pinggiran yang basis Pemuda Pancasila kuat seperti wilayah Bandar Selamat, pernah terjadi perselisihan antara tim sukses Tri Tamtomo yang didukung IPK dengan
Pemuda Pancasila. Kekuatan IPK di wilayah itu tidak sebanding dengan Pemuda Pancasila. Salah seorang anggota IPK yang terlihat anggota Pemuda Pancasila
membagikan alat peraga Tri Tamtomo langsung dihampiri oleh anggota Pemuda Pancasila. Pada saat itu, posko tim sukses Tri Tamtomo diancam akan diserang dengan
panah beracun jika mengedarkan alat peraga di wilayah Bandar Kalipah.
17
Untuk menggerakkan potensi Pemuda Pancasila, Darwin Nasution harus melakukan pendekatan kepada para ketua cabang yang khusus memiliki basis massa
15
Anggota Pemuda Pancasila yang berasal dari Kecamatan Percut Sei Tuan dikenal mahir memainkan panah beracun. Sebagian besar dari anggota tersebut adalah para preman yang pekerjaan sehari-harinya
adalah menyediakan jasa pengamanan bagi perusahaan industri dan pabrik yang ada di Percut Sei Tuan atau sekitarnya. Wawancara dengan DS, Ketua MPC Pemuda Pancasila Deli Serdang, 15 Desember 2011,
di Percut Sei Tuan.
16
Wawancara dengan BG dan NZ, kepala desa dan mantan lurah di Kecamatan Percut Sei Tuan, 16 Desember 2011 di Deli Serdang.
17
Wawancara dengan NR, salah seorang pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan, 16 Desember 2011 di Deli Serdang.
Universitas Indonesia
yang kuat. Meskipun, Anuar Shah tidak memantau aktivitas anggotanya di lapangan pada saat kegiatan pemenangan.
“….contohnya yang gerakkan Medan, dia Anuar Shah gak banyak gerak. Tapi saya telpon Rajamin. Ini gaya saya. Rudi kan takut sama Rajamin...eh, kau
bilang sama Rudi itu, dia takut sama Rajamin. Gak bisa gerak lah Rudi. Jadi ikutnya si Rudi pake Pemuda Pancasila bukan karena Aweng dan bukan karena
Darwin. Tapi karena Rajamin itu saya telepon. Saya tanya, itulah yang saya lakukan. Jadi misalnya juga Ucok dari Binjai. Dia saya telepon dan bilang:
bang…ya apa ini? Sayalah yang gertak Ucok Zahar. Abang banyak kali proyek abang. Berapa milyar abang mau setor ke Datok? Berapa milyar abang udah
dapat? Aku gak minta duit sama abang, aku gak minta uang kampanye. Yang aku perlu abang gerakkan orang untuk Datok Syamsul Arifin biar turun
langsung pake pakaian Pemuda Pancasila. Jadi ucok nyaman, anak Pemuda Pancasila yang turun. Nah. Itu strategi kita…”
18
Penjelasan yang disampaikan oleh Darwin Nasution menunjukkan bahwa terjadi perbedaan di internal Pemuda Pancasila terkait dukungan kepada Syamsul Arifin.
Perbedaan pendapat itu memunculkan konflik di kepengurusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara terutama menyangkut kegiatan pemenangan yang harusnya dilakukan
oleh jajaran pengurus Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota. Satu sisi MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara telah mendeklarasikan dukungan kepada Syamsul Arifin
sebagai calon gubernur, namun di sisi lain tidak diiringi dengan kegiatan nyata yang mengarahkan anggota Pemuda Pancasila untuk melakukan kegiatan pemenangan. Fakta
itu bukan hanya terjadi pada kepengurusan Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota tetapi juga terjadi di tingkat lembaga dan badan seperti Komando Inti Mahatidana
Koti MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara, dan lain-lainnya. Pada saat menjelang pemilihan gubernur, salah seorang pengurus Koti MPW
Pemuda Pancasila, dipinjamkan satu unit mobil oleh tim pemenangan Syampurno untuk keliling di beberapa Tempat Pemungutan Suara TPS di Kota Medan dan sekitarnya
dengan menggunakan seragam lengkap Pemuda Pancasila. Tindakan pengurus Koti itu kemudian ditegur oleh Anuar Shah karena tidak pernah meminta persetujuan dari MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara khususnya kepada ketua. Teguran Anuar Shah
18
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
kepada pengurus Koti seperti “apa kau bawa anggota gak permisi sama aku?”.
19
Pengurus Koti itu sendiri merasa bingung atas teguran dari Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara karena tindakan yang dilakukannya. Seharusnya tindakan
yang dilakukannya mendapat dukungan dari Ketua MPW Pemuda Pancasila karena inisiatif itu dianggap sebagai bentuk nyata kegiatan untuk memenangkan Syampurno
yang telah dideklarasikan. Meski tanpa meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan pengawasan di beberapa TPS dengan menggunakan seragam Pemuda Pancasila.
“…saya gerakkan Pemuda Pancasila pakai Partai Patriot Pancasila. Boleh tanya sama ketua PP Sumut di sana.. PP nya itu bukan Aweng, sayalah ketua PP nya.
Jadi misalnya kami gak bisa ambil barang, PKS gak ada seperti di Tarutung. PKS tidak bisa masuk ke Tarutung. Mereka lapor tim saya. Saya langsung bilang
oke…PP turun. Di Siantar juga begitu, PP Siantar turun. Melalui Ketua Patriot saya perintah ini, turunkan ke sana, bergerak ke sana..mau langsung. Ha…begitu
kita buat. Banyak itu 60 ketua Partriot ya ketua PP. Jadi, saya gerakkan PP itu pake Partiot…”
20
Pernyataan Darwin mengenai keterlibatan Pemuda Pancasila di atas dibenarkan oleh Syamsul Arifin. Menurut Syamsul Arifin, banyak pengurus Pemuda Pancasila
Provinsi Sumatera Utara bukan berasal dari kader-kader yang dulunya berjuang untuk pemuda. Bukannya membersarkan organisasi, justru hanya menjadi beban organisasi,
tidak kreatif dan selalu mengikuti petunjuk dan perintah dari orang-orang yang memiliki kepentingan di Pemuda Pancasila.
21
Syamsul Arifin tidak menjelaskan secara tegas orang-orang yang dimaksudkannya itu. Sebagai kader Pemuda Pancasila, terlihat
kekecewaan Syamsul Arifin karena sikap pengurus inti MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang tidak maksimal melakukan kegiatan pemenangan Syamsul Arifin
pada pemilihan gubernur. Meskipun deklarasi dukungan sudah dilakukan dan permintaan dana untuk kegiatan pemenangan sudah diberikan Syamsul Arifin kepada
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Sikap pimpinan Pemuda Pancasila yang terlihat tidak konsisten dalam kegiatan pemenangan disebabkan karena adanya konflik
internal di antara pejabat organisasi antara Darwin Nasution Sekretaris MPW PP
19
Ibid.
20
Wawancara Darwin Nasution, 19 Desember 2011, pukul 14.00 Wib di kantor Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.
21
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 21 Oktober 2011 di RS Abdi Waluyo Jakarta, pukul 10.00 Wib.
Universitas Indonesia
Sumut, Firdaus Nasution Wakil Ketua MPW PP Sumut dan Anuar Shah Ketua MPW PP Sumut.
Munculnya perbedaan di antara pimpinan Pemuda Pancasila Sumatera Utara terlihat setelah Musyawarah Wilayah XI dan aktivitas politik yang dilakukan Partai
Patriot Pancasila di Provinsi Sumatera Utara. Perbedaan pandangan terjadi antara Anuar Shah selaku Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Darwin Nasution
selaku Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain itu, intervensi senior turut mempengaruhi pandangan kedua tokoh Pemuda Pancasila dalam kaitannya dengan
kontestasi perkembangan karir mereka di Pemuda Pancasila. Meski kedua tokoh Pemuda Pancasila itu secara bersama-sama menggalang dukungan suara dari ketua
cabang Pemuda Pancasila pada saat menjelang Musyawarah Wilayah XI. Namun, kompetisi menjadi orang yang berpengaruh di antara kedua kader Pemuda Pancasila itu
menjadi penyebab perbedaan itu. Perbedaan pendapat berawal dari tidak adanya koordinasi yang baik antara Pemuda Pancasila dengan Partai Patriot Pancasila terkait
dukungan pada pemilihan calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sehingga, terkesan muncul dualisme kepemimpinan dalam kegiatan pemenangan calon yang didukung
Pemuda Pancasila. Sebelum ditunjuk oleh formatur hasil Musyawarah XI Pemuda Pancasila
Sumatera Utara, Darwin Nasution, dipercaya menjabat sebagai Ketua MPW Partai Patriot Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Pada saat pembentukan struktur Partai
Patriot Pancasila di seluruh kabupaten dan kota Provinsi Sumatera Utara disepakati menggunakan perangkat organisasi Pemuda Pancasila. Selain itu, aktivitas
penggalangan massa di setiap kegiatan konsolidasi Partai Patriot Pancasila juga menggunakan anggota Pemuda Pancasila. Kesepakatan itu yang menyebabkan
pentingnya koordinasi antara Partai Patriot Pancasila dengan Pemuda Pancasila agar memudahkan konsolidasi partai politik yang baru itu. Oleh karenanya, banyak ketua
cabang Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota merangkap juga sebagai ketua cabang Partai Patriot Pancasila. Darwin Nasution menggunakan kewenangan yang dimilikinya
sebagai ketua wilayah Partai Patriot Pancasila agar seluruh ketua cabang mengikuti keputusan partai secara utuh. Sementara, Anuar Shah mulai berminat untuk mengambil
jabatan ketua Partai Patriot Pancasila agar memudahkan koordinasi kegiatan di tingkat bawah. Perbedaan itulah yang menyebabkan kedua tokoh Pemuda Pancasila seperti
Universitas Indonesia
berkompetisi menjadi orang yang berpengaruh untuk bisa dihormati dan ditakuti oleh para pengurus di jajarannya berikut juga anggota organisasi.
Memasuki tahapan pencalonan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Darwin Nasution berperan sangat aktif dalam mencari figur-figur bakal calon yang memiliki
elektabilitas tinggi. Tanpa melakukan koordinasi dengan Anuar Shah, Darwin menggelar pertemuan dengan beberapa bakal calon yang berniat menjadi gubernur.
Pada saat yang sama Anuar Shah, selaku Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, menerima perintah dari para senior untuk mendukung calon gubernur dari
kalangan internal organisasi dan memiliki ikatan emosional dengan para senior itu. Meskipun kewenangan untuk mengusulkan calon gubernur ada pada Darwin Nasution
selaku Ketua MPW Partai Patriot Pancasila, tetapi Anuar Shah berharap ada koordinasi dengan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Setidaknya Darwin Nasution
mendiskusikan langkah-langkah Partai Patriot Pancasila kepada Anuar Shah selaku ketua Pemuda Pancasila.
“…kita telah sepakat dan deklarasikan dukungan ke bang Syamsul. Makanya Darwin kita minta diangkat jadi ketua tim sukses. Karena Darwin kan orang
Pemuda Pancasila. Kalau bukan karena itu, bukan dia yang jadi ketua. Di situ ada PKS, PPP suaranya lebih besar dari Patriot. Jangan dia pikir tidak ada peran
MPW PP di situ, waktu dia diangkat jadi ketua. Gak ada itu…”
22
Darwin Nasution tidak pernah mendiskusikan tindakan yang dilakukannya kepada Anuar Shah terkait pemilihan calon gubernur dari Partai Patriot Pancasila. Hal
itu dilakukan agar kelompok Anuar Shah tidak melakukan intervensi kepada Darwin Nasution, selaku Ketua MPW Partai Patriot Pancasila Sumatera Utara, untuk memilih
calon gubernur tertentu untuk kepentingan mereka. Sikap Darwin Nasution seperti itu dilakukan agar pandangan objektif tentang figur yang memiliki elektabilitas tinggi
menjadi ukuran yang paling utama. Tetapi Anuar Shah dan Firdaus Nasution mencurigai Darwin Nasution tentang adanya permainan uang yang diterima dari
beberapa bakal calon yang ingin mendapatkan dukungan pencalonan Partai Patriot Pancasila. Keputusan yang dilakukan oleh Darwin Nasution tentang pencalonan
22
Wawancara dengan Anuar Shah, 2 Oktober 2011 di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, pukul 13.30 Wib.
Universitas Indonesia
gubernur itu, membuat Anuar Shah merasa kecewa karena tidak dilibatkan dalam pembahasannya.
23
Anuar Shah kemudian berasumsi langkah-langkah yang diambil oleh Darwin Nasution secara sepihak lebih disebabkan karena permainan uang. Menurut Anuar Shah
kesepakatan antara Darwin Nasution dengan Syamsul Arifin terkait dengan sejumlah dana yang diberikan Syamsul Arifin kepada Darwin Nasution selaku Ketua Partai
Patriot Pancasila. Bukan hanya Syamsul Arifin yang memberikan uang tersebut tetapi bakal calon lainnya seperti Darwan Siregar dan Chairuman Harahap juga tidak lepas
dari pungutan dana yang diminta Darwin Nasution. Kecurigaan Anuar Shah terhadap Darwin Nasution mengenai sejumlah dana yang telah diterimanya menjadi alasan tidak
adanya koordinasi di antara mereka. Selain masalah dana, hal lain yang menjadi sumber masalah perbedaan antara
Anuar Shah dengan Darwin Nasution terkait pengaruh masing-masing tokoh di Pemuda Pancasila dalam pengambilan keputusan. Anuar Shah merasa kewenangan dan
pengaruhnya telah diambil alih Darwin Nasution dalam kontestasi pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sebagai ketua organisasi pemuda yang disegani di Sumatera
Utara, Anuar Shah, harus mampu meyakinkan para senior dan anggota organisasi bahwa kewenangan putusan dan perintah organisasi hanya berasal dari dirinya. Tidak
terkecuali bagi perangkat organisasi lain yang didirikan atas prakarsa dan peran Pemuda Pancasila seperti Partai Patriot Pancasila, Komando Inti Pancasila, dan lain-lain.
Sementara Darwin Nasution berpandangan bahwa keputusan menetapkan calon gubernur menjadi kewenangannya selaku ketua partai politik dan tidak ada keharusan
untuk berkoordinasi dengan Anuar Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Meskipun Partai Patriot Pancasila dibentuk atas prakarsa kader dan
tokoh Pemuda Pancasila. Perbedaan pandangan antara kedua tokoh Pemuda Pancasila tersebut
menyebabkan tidak maksimalnya dukungan untuk menggerakkan potensi organisasi yang mereka pimpin. Uang dan pengaruh menjadi penyebab utama munculnya potensi
konflik di internal Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada saat pemilihan Gubernur
23
Beberapa narasumber di internal Pemuda Pancasila menjelaskan bahwa Anuar Shah dan Firdaus tidak dilibatkan oleh Darwin Nasution karena terkait adanya permainan uang dalam proses pencarian bakal
calon gubernur yang ingin didukung. Darwin Nasution tidak ingin perolehan uang dari penjaringan bakal calon yang dilakukan MPW Partai Patriot Pancasila dibagi kepada Anuar Shah. Tetapi, Darwin Nasution
membantah tuduhan itu dan menjelaskan bahwa dia tidak ingin diintervensi oleh kelompok Anuar Shah dalam memilih calon gubernur yang akan didukung Partai Patriot.
Universitas Indonesia
Provinsi Sumatera Utara. Meskipun kedua tokoh Pemuda Pancasila itu pernah bersama- sama menggalang dukungan untuk mendapatkan perolehan suara para ketua cabang
Pemuda Pancasila pada saat Musyawarah Wilayah XI yang memilih Anuar Shah sebagai ketua.
Darwin Nasution mengakui bahwa tindakan yang dilakukannya untuk menjaring calon gubernur didasarkan atas hasil penjaringan dan diskusi dari jajaran internal Partai
Patriot Pancasila, observasi lapangan, pertemuan dengan para tokoh di Sumatera Utara, dan hasil survei yang didapatnya. Darwin tidak menginginkan intervensi dari para
pengurus dan senior Pemuda Pancasila terhadap upaya yang dilakukannya dalam menjaring calon gubernur. Bukan uang yang menjadi motivasi atau alasan utama
Darwin dalam memilih calon gubernur yang akan diusung Partai Patriot Pancasila. Bukan pula disebabkan karena ingin merebut pengaruh Anuar Shah di kalangan internal
Pemuda Pancasila, tetapi lebih disebabkan karena figur Syamsul Arifin yang memiliki elektabilitas tinggi di antara calon-calon lainnya. Di samping itu, resistensi Syamsul
Arifin di kalangan internal Pemuda Pancasila tidak begitu besar. “…ya sudah…itulah politik, karena dia sudah mulai konflik. Orang itu merasa
gini, Darwin ini main sendiri, kok gak nyetor? Dikira orang ini saya sudah dapat duit untuk saya sendiri. Ada pertanyaan mereka ke Datok: apa kerja Darwin itu,
gak ada kerjanya itu. Sementara saya tahu hitungan uang untuk bang Ajib ke Tarutung, ke Karo, ada juga disumbang Datok. Akan sulit kita buat di sini, tapi
tanya Datok. Sampai hari ini bang Ajib tetap bilang: gak ada apa-apanya si Datok itu…”
24
Meskipun terjadi konflik kepentingan antara Darwin Nasution dan Anuar Shah dalam pemilihan gubernur, tetapi tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Pemuda
Pancasila dapat berjalan. Beberapa ketua partai politik koalisi yang mendukung Syamsul Arifin menyatakan Pemuda Pancasila sangat membantu kelancaran tugas tim
sukses khususnya menyangkut pengamanan pada saat kampanye dan menjaga perolehan suara di TPS.
25
Artinya bahwa dukungan dari Pemuda Pancasila dapat membantu kegiatan-kegiatan pemenangan yang dilakukuan tim sukses Syampurno
24
Wawancara dengan Darwin Nasution, di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara, 19 Desember 2011, pukul 15.00 Wib.
25
Wawancara dengan Sigit Pramono Asri dan Fadli Nurzal di Medan.
Universitas Indonesia
meski banyak dari mereka yang tidak mengetahui secara persis adanya konflik kepentingan antara Darwin Nasution dan Anuar Shah.
Situasi konflik internal di Pemuda Pancasila membuat Darwin Nasution harus mencari cara lain untuk menggerakkan potensi organisasi pada saat tahapan kampanye.
Melalui Partai Patriot Pancasila yang lebih awal mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur, Darwin Nasution memberi perintah kepada ketua partai yang menjabat
sebagai ketua Pemuda Pancasila untuk memobilisasi anggota organisasi dalam setiap kegiatan pemenangan. Hampir semua kegiatan yang ditanggungjawabi Partai Patriot
Pancasila dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila. Kedua organisasi ini memiliki sumber massa yang sama, tetapi pemimpin di tingkat wilayah yang berbeda. Ketika
Anuar Shah memperoleh informasi tentang anggota Pemuda Pancasila yang melakukan kegiatan pemenangan Syamsul Arifin tanpa perintah darinya, maka anggota itu ditegur
dan diperintahkan untuk menghentikan kegiatan tersebut. Darwin Nasution tidak merespon sikap Anuar Shah tersebut dan tetap memerintahkan ketua Partai Patriot
Pancasila melakukan kegiatan pemenangan dengan cara apapun termasuk menggunakan anggota Pemuda Pancasila. Keputusan itu dilakukan Darwin Nasution karena Pemuda
Pancasila telah mendeklarasikan dukungan dan menerima uang dari Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang didukung.
Perbedaan pendapat antara Darwin Nasution dan Anuar Shah dalam menjalankan strategi kampanye terjadi karena masing-masing pihak ingin membuktikan
adanya pengaruh kepada anggotanya. Terlepas dari perbedaan yang terjadi tersebut, pelaksanaan kampanye yang dilakukan Pemuda Pancasila berjalan sesuai dengan
perintah dari pimpinannya masing-masing. Para anggota Pemuda Pancasila diwajibkan untuk memenangkan Syampurno di wilayahnya masing-masing. Kegiatan pemenangan
dilakukan pada tingkat yang paling bawah yaitu anak ranting. Setiap anggota anak ranting dibebankan untuk mencari pemilih di tempatnya masing-masing. Untuk
memenuhi kewajiban tersebut para anggota anak ranting mendatangi para pemilih secara langsung agar menentukan pilihannya kepada Syamsul Arifin. Mereka juga
memantau aktivitas pemilih di tempat tinggalnya terkait dengan kegiatan pemilihan gubernur. Bagi pemilih yang menjadi tim sukses selain Syamsul Arifin di tempatnya,
para anggota Pemuda Pancasila akan mengancam orang untuk tidak mempengaruhi warga setempat.
Universitas Indonesia
“…posko Pemuda Pancasila di tempat saya itu, memang ada untungnya juga. Lingkungan ini agak aman, tapi juga bising. Orang tu anggota Pemuda
Pancasila main gitar, nyanyi, kadang-kadang minum. Tapi itu semua anak-anak lingkungan sini. Gak bisa dilarang. Sebagai kepala lingkungan saya cuma bisa
minta tolong saja ke mereka. Semua kemauan mereka itu harus dituruti, kalau tidak bisa berantem warga di sini. Waktu pilih gubernur juga gitu. Syamsul yang
menang di sini.”
26
“Saya tinggal di wilayah Medan Area, aku juga Ketua PP di sini di Kelurahan Kota Matsum I. Aku punya beban menangkan Syampurno di wilayahku ini,
kalau gak menang Syamsul di sini, gak aman kubuat gang ini. Macam-macam orang tu kulempar lah rumahnya. Tapi Syamsul juga orangnya baik, pernah dia
kemari, disalaminya orang dikasihnya uang, ntah berapa pun uang itu, aku gak tau. Yang pasti dia perhatikan orang-orang di tempatku ini. Jadi aku pun enak
nyuruh orang itu milih Datok.”
27
Untuk memenuhi massa dalam setiap penyelenggaraan kampanye yang dilakukan di Kota Medan, anggota Pemuda Pancasila diperintahkan memobilisasi
masyarakat di wilayahnya masing-masing. Kota Medan menjadi wilayah di Provinsi Sumatera Utara yang menjadi prioritas untuk mendapatkan suara. Selain jumlah pemilih
yang besar 2.233.489, akses wilayahnya mudah dijangkau dan komunikasi antara elitnya yang sudah terjalin lama. Atas dasar itu pula, MPW Pemuda Pancasila
memberikan perhatian khusus di Kota Medan dengan cara apapun untuk memenangkan Syamsul Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008.
Materi kampanye yang disampaikan oleh anggota Pemuda Pancasila di tingkat kelurahan atau lingkungan adalah agar rakyat tidak sakit, tidak lapar, dan tidak sakit.
Tetapi materi itu hanya dibahas di lokasi-lokasi di mana mereka sering bertemu atau berkumpul seperti posko Pemuda Pancasila, warung kopi, di rumah-rumah anggota
Pemuda Pancasila yang tinggal di daerah tersebut. Pada saat bertemu dengan warga di sekitar lokasi tempat tinggal anggota Pemuda Pancasila itu, mereka jarang
membicarakan materi kampanye. Anggota Pemuda Pancasila hanya minta agar pemilih
26
Wawancara dengan Sukri, Kepala Lingkungan III Kelurahan Anggur Kecamatan Medan Area Kota Medan, 9 Januari 2012 di Medan.
27
Wawancara dengan Kurdi, salah seorang Ketua Anak Ranting Pemuda Pancasila Kota Medan, 5 Januari 2012, di Medan.
Universitas Indonesia
di lokasi itu memilih Syamsul Arifin. Jika tidak dilakukan para pemilih di sekitar lingkungan itu, mereka akan merasa tidak nyaman karena selalu diganggu dengan
tindakan-tindakan ancaman yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila. Kota Matsum dikenal sebagai daerah basis Pemuda Pancasila Kota Medan.
28
Pada saat pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, anak-anak muda yang menjadi anggota Pemuda Pancasila ditugaskan untuk memenangkan Syamsul Arifin di daerah
tersebut. Perintah yang diberikan pimpinan Pemuda Pancasila harus dilaksanakan oleh anggota dengan cara apapun. Hampir seluruh warga Kota Matsum sudah memahami
prilaku anggota Pemuda Pancasila. Meskipun wilayah tersebut dikenal sebagai daerah yang rawan kejahatan tetapi penduduknya merasa mendapatkan perlindungan dari
anggota Pemuda Pancasila. Pada saat kampanye pemilihan gubernur yang dilakukan di Kota Medan, banyak penduduk Kota Matsum dikerahkan untuk menghadiri kampanye.
Para pemuda yang tidak memiliki pekerjaan tetap di Kota Matsum diberikan uang oleh pengurus Pemuda Pancasila untuk mengawasi penduduk agar memilih
Syamsul Arifin. Perintah tersebut diterjemahkan oleh para pemuda itu sebagai bentuk loyalitas anggota kepada ketua atau pimpinannya. Para pemuda itu, yang tercatat
sebagai anggota Pemuda Pancasila, melakukannya dengan cara memantau setiap pertemuan dan pembicaraan warga sekitar Kota Matsum terkait pemilihan Gubernur.
Warga yang dimaksud adalah tokoh di tingkat lingkungan seperti warga yang telah menetap lama, guru agama, dan pengetua adat yang tinggal di Kota Matsum. Para tokoh
tersebut diawasi oleh para pemuda itu agar tidak melakukan kegiatan mempengaruhi warga memilih calon Gubernur Sumatera Utara selain Syamsul Arifin. Selain tokoh di
lingkungan itu, anggota Pemuda Pancasila juga memperhatikan mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut. Jika terdengar oleh anggota Pemuda Pancasila, mahasiswa tersebut
melakukan kegiatan mempengaruhi warga untuk memilih calon gubernur selain Syamsul Arifin maka akan dilakukan tindakan khusus.
Untuk para tokoh di lingkungan Kota Matsum, tidak ada aktivitas mereka yang membuat kegiatan kampanye calon gubernur selain Syamsul Arifin karena sudah
mengetahui dukungan Pemuda Pancasila. Berbeda dengan mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut, mencoba membagikan alat peraga atau selebaran Tri Tamtomo sebagai
28
Kota Matsum dan sekitarnya berada di kecamatan Medan Area Kota Medan dan terkenal sebagai daerah yang rawan kejahatan. Penduduk di daerah itu berjumlah 129.029 jiwa. Kebanyakan anak-anak
muda di Kota Matsum tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka sering melakukan pencurian, menjual ganja, berjudi, dan lain sebagainya. Wawancara dengan
Amran, tokoh masyarakat di Kecamatan Medan Area, 22 Desember 2011, pukul 14.00 di Medan.
Universitas Indonesia
calon gubernur kepada warga di Kota Matsum.
29
Aktivitas mahasiswa tersebut terdengar oleh anggota Pemuda Pancasila dan sudah mulai menyebar ke lingkungan
lainnya sekitar Kota Matsum. Agar pengaruh itu tidak meluas, maka Ketua Anak Ranting Pemuda Pancasila tingkat kelurahan Kota Matsum I menegur mahasiswa
yang bersangkutan agar menghentikan kegiatan kampanye Tri Tamtomo. Jika tidak dihentikan, mereka diancam akan dilempari rumahnya agar kelompok mahasiswa
tersebut juga ditegur oleh orang tuanya untuk tidak melanjutkan kampanye itu. Teguran pertama yang disampaikan oleh anggota Pemuda Pancasila belum juga
dihentikan oleh mahasiswa tersebut. Pada satu hari, mahasiswa dan beberapa temannya itu dipanggil ke posko Pemuda Pancasila dan disampaikan secara serius agar
menghentikan kegiatan kampanye Tri Tamtomo serta menyerahkan semua alat peraga yang ada maupun yang telah dibagikan ke warga sekitar. Jika tidak dilakukan, rumah
mereka akan dilempari dan bila perlu dibakar.
30
Mendapatkan ancaman tersebut, kelompok mahasiswa itu, menghentikan kegiatan kampanye untuk Tri Tamtomo serta
menyerahkan alat peraga ke posko Pemuda Pancasila. Alat peraga itu dibakar oleh anggota Pemuda Pancasila ranting Kota Matsum.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila itu dianggap sebagai tanggung jawab melaksanakan tugas ketua atau pimpinan mereka serta membuktikan
bahwa dirinya memiliki kekuatan dan keberanian di daerah itu. Sebagai bentuk tugas organisasi maka beban dari akibat dari perbuatannya itu harus dipikulnya. Seorang
anggota Pemuda Pancasila harus bisa menanggung akibat yang ditimbulkan dari kegiatan mengancam, merusak, dan lain sebagainya terhadap orang lain. Pimpinan atau
ketua organisasi hanya bisa melindungi untuk persembunyian dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makan.
31
Kendali untuk menggerakkan anggota organisasi menjadi tanggung jawab Anuar Shah sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila. Khusus untuk Kota Medan daerah yang
menjadi basis adalah Kecamatan Medan Area, Medan Sunggal, Medan Belawan, dan
29
Narasumber bernama PS, tercatat sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan. Ketika itu, seorang senior di kampusnya memberikan alat peraga berupa spanduk, selebaran,
stiker pasangan Tri Tamtomo-Benny Pasaribu. Alat peraga itu dibagikan oleh PS di rumah dan tetangga sekitarnya. Melalui teman-teman di sekitar rumah tinggal PS itulah, selebaran dan pembicaraan mengenai
Tri Tamtomo menjadi kegiatan rutin mereka.
30
Wawancara dengan PS, mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan, 23 Desember 2011, pukul 15.10 Wib, di Medan.
31
Wawancara dengan Apul, Ketua Ranting Pemuda Pancasila, 24 Desember 2011, pukul 17.10 Wib, di Medan.
Universitas Indonesia
Medan Perjuangan. Pada daerah-daerah tersebut, anggota Pemuda Pancasila sering diandalkan untuk melakukan mobilisasi massa di setiap kegiatan organisasi. Kehadiran
Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara sebagai juru kampanye pasangan Syampurno memberi semangat bagi anggota organisasi. Anggota Pemuda Pancasila
yang menghadiri kampanye diwajibkan menggunakan atribut Pemuda Pancasila secara lengkap. Selain memobilisasi massa, anggota Pemuda Pancasila dalam setiap kampanye
juga bertugas memberikan pengamanan di lokasi kampanye. Pengamanan di lokasi kampanye dibutuhkan untuk menjaga adanya kerusuhan yang akan dilakukan pihak
lain. Seluruh pembiayaan yang dibutuhkan untuk mobilisasi massa yang berasal dari
Pemuda Pancasila bersumber dari bantuan dari mitra Pemuda Pancasila. Untuk kebutuhan transportasi, pengurus Pemuda Pancasila hanya menghubungi pemilik
angkutan umum tanpa bayaran. Pengelola angkutan umum itu tidak akan meminta bayaran jika pengurus Pemuda Pancasila yang membutuhkan angkutan tersebut. Mereka
merasa akan mendapat kesulitan dengan anggota Pemuda Pancasila di jalan raya jika biaya sewa angkutan dibebankan kepada pengurus Pemuda Pancasila.
“…sering kali PP minta bus saya untuk acaranya. Waktu kampanye gubernur juga orang tu minta ke aku. Kita bantu ajalah apa yang dimintanya. Susah juga
ini urusan sama anak-anak PP. Gak dikasih nanti kita dirusuhinya. Angkot- angkot kita itu bisa tidak jalan, gak narik cari penumpang. Kalau udah berantem
supir-supir kita dengan anak-anak PP jadi payah lo...”
32
Pernyataan narasumber memastikan adanya ancaman yang dihindari oleh salah seorang pengusaha angkutan umum. Ancaman yang akan dilakukan oleh anggota
Pemuda Pancasila akan merusak angkutan milik pengusaha itu dengan cara melempar atau memberhentikan mobil pengumpangnya. Peristiwa seperti itu sering dialami para
supir angkutan ketika di jalanan. Untuk menghindari tindakan kekerasan itulah, mereka memberikan bantuan angkutan tanpa dipungut bayaran apapun pada saat digunakan
untuk membawa massa ke lokasi acara kampanye Syampurno di wilayah manapun. Massa yang berasal dari Pemuda Pancasila menggunakan seragam Pemuda Pancasila
yagn bercorak loreng warna merah dan hitam. Sebagian besar massa yang dibawa untuk
32
Wawancara dengan A Cun, pemilik Bus Budi, 28 Desember 2011, pukul 10.00 Wib di Medan.
Universitas Indonesia
kampanye berada di wilayah Medan Area, Medan Belawan, dan Medan Denai. Jumlah massa yang berada dalam semua angkutan umum yang digunakan berkisar 5000 orang.
Pada saat kampanye terbuka rapat umum, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara berada di atas panggung, menyampaikan orasi program-program
kampanye seperti mengajak pemuda untuk bekerja dan berkarya. Melalui slogan kampanye “Tidak Lapar, Tidak Sakit, Tidak Bodoh dan Punya Masa Depan”, Ketua
MPW Pemuda Pancasila mengajak para pemuda untuk menjadi pelopor pembangunan di Sumatera Utara dan bekerjasama dengan pemerintah provinsi. Seluruh anggota MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara diwajibkan mendukung Syampurno dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008. Anggota dan pengurus Pemuda
Pancasila yang tidak mendukung Syampurno akan dikenakan sanksi hingga pembekuan kepengurusan di wilayahnya masing-masing.
“seluruh kader Pemuda Pancasila wajib memenangkan pasangan Syampurno. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi hingga pembekuan. Pemuda
Pancasila harus all out memenangkan pasangan Syampurno dengan cara apapun. Sanksi itu bukan hanya organisasi tapi sanksi lainnya juga kita akan berikan
kalau ada kader PP yang tidak mengajak masyarakat memilih Syampurno.”
33
Setiap kampanye, selalu dihadiri oleh anggota Pemuda Pancasila dan membawa massa yang berjumlah sekitar ratusan dari setiap kecamatan di Kota Medan, Kabupaten
Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, dan Kabupaten Madina. Untuk menjalankan perintah dari Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara agar memperoleh hasil
yang maksimal, seluruh ketua di tingkat cabang memberikan perintah, melaksanakan, dan mengawasi para anggotanya masing-masing di tingkat kelurahan dan lingkungan.
Para pengurus dan anggota Pemuda Pancasila itu mendapat tekanan untuk memenangkan Syampurno di wilayahnya masing-masing dengan cara apapun. Wilayah
Medan Area misalnya anggota Pemuda Pancasila memasang gambar pasangan Syampurno. Tanda gambar yang dipasang di posko Pemuda Pancasila Medan Area
menjadi simbol bagi pemilih di sekitar lingkungan tersebut. Setiap pemilih yang melawati posko itu dipanggil dan disuruh untuk memilih Syampurno dan diancam akan
dilempar rumahnya jika tidak memilih Syampurno.
33
Penjelasan Anuar Shah ketika berada di panggung pada saat melakukan orasi kampanye pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho. Keterangan tersebut diperoleh dari wawancara dengan Anuar Shah.
Universitas Indonesia
Pada masa tahapan kampanye, seorang warga di Kecamatan Medan Perjuangan menjelaskan perilaku keseharian anggota Pemuda Pancasila di posko tersebut. Anggota
Pemuda Pancasila di posko itu sering berkumpul dan mempengaruhi warga lingkungan untuk memilih Syampurno. Cara mereka mengajak para warga memilih Syampurno
dengan memantau aktivitas keseharian warga. Bagi pemilih yang menjadi tim sukses calon gubernur selain Syamsul Arifin akan didatangi dan diancam keselamatannya di
lingkungan itu. Selama proses tahapan pemilihan gubernur berlangsung, posko Pemuda Pancasila di Medan Area menjadi tempat berkumpul dan membicarakan suasana
pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara. Pendekatan kepada tokoh-tokoh agama juga dilakukan pengurus MPW Pemuda
Pancasila Sumatera Utara. Para pemuka agama seperti kyai yang memiliki pesantren, guru agama, pengurus Majelis Ulama Indonesia MUI Provinsi Sumatera Utara sering
diundang MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk bersilaturahmi. Para pengurus juga selalu mengunjungi pemuka agama di Sumatera Utara. Pada saat pemilihan
gubernur berlangsung, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga meminta bantuan pemuka agama agar menyampaikan kepada para jamaahnya untuk memilih
Syampurno. Seorang Kyai dan pengurus MUI Provinsi Sumatera Utara yang selalu datang ke kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara menceritakan tentang alasan-
alasan mendukung Pemuda Pancasila dalam pemilihan gubernur. “Saya diminta oleh Aweng Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
untuk membantunya menyampaikan kepada jamaah saya untuk mendukung Syamsul Arifin dalam pimilihan nanti. Saya lakukan karena saya mengenal
Syamsul sebagai orang yang peduli kepada syair Islam. Ketimbang calon lain, saya lebih suka Syamsul Arifin. Apalagi Aweng sudah meminta saya membantu
pemenangan Syamsul Arifin. Saya harus melaksanakannya dan saya lakukan itu bukan hanya di hadapan jamaah saya, tapi hampir semua orang yang saya
jumpai.”
34
Pendekatan yang dilakukan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara kepada pemuka agama bukan hanya dilakukan pada saat pemilihan gubernur, tetapi
mereka selalu memberikan bantuan untuk kegiatan keagamaan yang disalurkan melalui
34
Wawancara dengan K.H. ZH, 28 Desember 2011, pukul 11.30 Wib, di Medan. Kyai ZH selalu diundang oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk memberikan ceramah agama
pada saat hari besar agama Islam. Kyai ZH juga sering berkunjung ke kantor MPW Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
para kyai tersebut. Bantuan pengurus Pemuda Pancasila untuk kegiatan keagamaan menjadi perhatian khusus agar mengurangi kesan negatif sebagai organisasi preman di
benak pikiran masyarakat. Peran tokoh agama untuk mempengaruhi pemilih menentukan pilihannya sangat besar. Atas dasar itulah, MPW Pemuda Pancasila
menghubungi para pemuka agama Islam agar menyampaikan pesan kepada para jamaah dan umat Islam untuk memilih Syampurno sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera
Utara. Pada setiap pertemuan yang dihadiri para kyai dan ustad, disampaikan pesan untuk memilih Syampurno sebagai calon gubernur.
35
Slogan kampanye “Tidak Lapar, Tidak Sakit, Tidak Bodoh dan Punya Masa Depan” yang ditawarkan Syampurno mendapat respon yang sangat baik dari para
pemuka agama. Selain ringkas, slogan kampanye tersebut merupakan kebutuhan masyarakat Sumatera Utara. Tidak lapar diartikan agar Syampurno mencari cara untuk
mengatasi persoalan kebutuhan pangan di Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah satu daerah pertanian. Tidak sakit diterjemahkan sebagai komitmen Syampurno untuk
mengatasi persoalan kesehatan seperti menyediakan layanan kesehatan untuk masyarakat secara gratis dan berkualitas. Sedangkan tidak bodoh diartikan sebagai
keinginan Syampurno agar masyarakat Sumatera Utara mendapatkan pendidikan yang layak.
“…saya senang dengan slogan Syampurno yang ringkas dan penuh makna. Itulah persoalan masyarakat Sumatera Utara. Tapi, mewujudkannya tidak
mudah. Dari slogan kampanye itu juga saya, secara pribadi, tertarik untuk mendukung Haji Syamsul Arifin. Selain orangnya yang sering membantu orang
lain.”
36
Kedua narasumber tersebut menjelaskan tentang respon yang baik dari slogan kampanye Syampurno. Slogan kampanye yang sederhana dan muda diingat para
pemilih menjadi faktor penguat masyarakat pemilih untuk mendukung Syampurno. Mereka berharap ada upaya atau langkah-langkah yang konkrit direncanakan dan
dilaksanakan oleh Syamsul Arifin jika terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera
35
Menurut informasi yang diperoleh dari sebagian kyai, penda’i atau ustad di Sumatera Utara, Pemuda Pancasila selalu menggunakan para kyai, penda’i atau ustad yang mudah untuk dibayar. Mereka
menyatakan bahwa ustad-ustad yang diberi uang oleh pengurus Pemuda Pancasila disebut sebagai “ustad politik” yaitu ustad yang selalu digunakan untuk mempengaruhi orang lain dengan dalil-dalil agama agar
memilih seseorang menduduki jabatan politik. Kelompok ustad inilah yang digunakan Pemuda Pancasila untuk mempengaruhi pemilih dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
36
Wawancara dengan KH. AR, 28 Desember 2011, pukul 17.00 Wib, di Medan.
Universitas Indonesia
Utara. Materi kampanye yang ditawarkan oleh Syampurno menjadi pelengkap ketertarikan tokoh-tokoh agama untuk memberikan dukungannya dalam pemilihan
gubernur. Meskipun tidak mudah melaksanakannya, tetapi adanya keinginan Syampurno untuk menawarkan program yang dibutuhkan rakyat merupakan
Kedekatan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara terhadap tokoh agama hanya dilakukan untuk agama Islam. Tokoh dari agama lain tidak menjadi
prioritas bagi mereka karena agama menjadi salah satu alasan pilihan politik dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Dari lima pasangan calon, ada dua yang
bukan beragama Islam yaitu calon gubernur R.E. Siahaan yang berpasangan dengan Suherdi dan Benny Pasaribu yang menjadi calon wakil gubernur Tri Tamtomo.
Pimpinan tokoh Pemuda Pancasila merasa yakin tokoh dari agama selain Islam tidak akan memilih calon gubernur yang beragama Islam. Oleh karena itu, pendekatan
terhadap tokoh agama selain Islam tidak dilakukan. Selain tokoh agama, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga
mengajak para ketua adat atau pimpinan organisasi kesukuan di Sumatera Utara untuk mendukung Syamsul Arifin. Pendekatan personal kepada orang-orang yang memiliki
pengaruh dari beragamnya suku dan etnis di Sumatera Utara menjadi salah satu cara untuk mendapatkan dukungan kelompok etnis dan suku. Tidak semua tokoh adat yang
dapat diajak bekerjasama memenangkan Syamsul Arifin. Salah seorang tokoh adat yang memiliki pengaruh di komunitasnya adalah Djanius Djamin, Pendiri Badan
Musyawarah Masyarakat Minang BM3.
37
BM3 dan Djanius Djamin diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat Minang dan komunitas lainnya untuk memilih Syampurno. Hubungan Djanius Djamin dengan
tokoh Pemuda Pancasila Sumatera Utara sudah berjalan lama. Anif Shah bersahabat dengan Djanius Djamin dan selalu bekerja sama dalam menyalurkan bantuan
pendidikan khususnya di Universitas Medan Area. Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, mendekati Djanius Djamin agar BM3 mendukung Syamsul
Arifin dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Permintaan itu disanggupi oleh Djanius Djamin dan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan pemenangan seperti
sosialisasi dan lain sebagainya. Pada saat pendaftaran calon Gubernur Sumatera Utara
37
Masyarakat Minangkabau di Sumatera Utara berjumlah sekitar 3. Sebagian besar dari mereka tinggal di Kota Medan dan berprofesi sebagai pengusaha konveksi. Penduduk Minang di Kota Medan
terkonsentrasi di Kecamatan Medan Area dan Medan Kota. Pengurus BM3 Sumatera Utara adalah tokoh- tokoh yang berpengaruh di Sumatera Utara seperti Djanius Djamin Mantan Rektor Universitas Negeri
Medan, Ibrahim Sinik pemilik Harian Medan Pos, dan lain-lain.
Universitas Indonesia
tahun 2008, pasangan calon Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho berkumpul di kantor BM3 menuju KPU Provinsi Sumatera Utara untuk mendaftar sebagai calon
gubernur. Slogan kampanye Syampurno yang sederhana dan mudah diingat menjadi
pembicaraan kelompok masyarakat. Pada setiap forum-forum formal yang diselenggarakan untuk membahas visi dan misi maupun pertemuan informal, selalu saja
slogan kampanye Syampurno mendapat respon yang baik. Pimpinan organisasi BM3 misalnya menyatakan bahwa slogan kampanye Syampurno membuat para pemilih
menjadi lebih mudah mengingat pasangan calon tersebut.
38
Kebutuhan masyarakat Sumatera Utara tentang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pangan
seakan-akan dapat dijawab oleh Syampurno jika terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara.
Keragu-raguan tentang wujud dari slogan kampanye Syampurno disampaikan oleh kelompok masyarakat Fitra Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran.
Elfanda menyatakan tentang slogan yang sederhana itu sebenarnya hanya cara untuk menarik simpati masyarakat. Tidak ada program yang terukur untuk mewujudkan
slogan kampanye tersebut.
39
Fitra Sumatera Utara menjelaskan tentang rekam jejak Syamsul Arifin selama menjabat Bupati Langkat dalam waktu 10 tahun atau dua periode. Tidak ditemukan
prestasi yang dapat mengubah kondisi masyarakat di Kabupaten Langkat menjadi lebih baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun sistem pertanian yang dilakukan oleh
pemerintah. Bahkan catatan penyimpangan penggunaan anggaran Pemerintah Kabupaten Langkat semakin tinggi.
40
Atas dasar rekam jejak tersebut, maka Fitra menganggap slogan kampanye yang dijanjikan oleh Syampurno akan berakhir di atas
kertas saja pada saat terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Tetapi, slogan kampanye tersebut, cukup menarik bagi masyarakat untuk dibahas sehingga memiliki
nilai tersendiri dalam rangka meningkatkan citra dan tingkat keterpilihan Syampurno. Elfanda juga menilai bahwa Syampurno yang didukung Pemuda Pancasila hanya
akan menambah kesulitan menjalankan visi dan misi tersebut. Prilaku anggota dan pengurus Pemuda Pancasila yang selalu mengandalkan kekuatan fisik, mengancam, dan
38
Wawancara dengan Farianda Putra Sinik, pengurus BM3 Sumatera Utara, 13 Desember 2012, pukul 18.30 Wib, di Medan.
39
Wawancara dengan Elfanda Ananda Ketua Fitra Sumatera Utara, 11 Januari 2012, pukul 16.30 Wib, di Medan.
40
Laporan lengkap tentang hal tersebut ada di kantor Fitra Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
mengintimidasi masyarakat
menjadi kendala
untuk melaksanakan
program pembangunan secara tepat. Bentuk dukungan yang diberikan Pemuda Pancasila kepada
Syampurno bukan tanpa imbalan. Setidaknya transaksi dalam pemilihan gubernur sudah dilakukan antara Syamsul Arifin dan pengurus Pemuda Pancasila.
“…memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon menjadi hak dari setiap kelompok masyarakat. Tetapi, secara pribadi, saya menilai bahwa
dukungan Pemuda Pancasila yang diberikan kepada pasangan Syampurno akan menyebabkan banyak persoalan di belakang hari. Banyak anggota Pemuda
Pancasila itu kan dikenal banyak orang Medan sering buat keributan di masyarakat, kalau tidak mau disebut preman. Itu akan menambah persoalan
Syamsul Arifin.”
41
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah seorang aktivis mahasiswa di Medan. Pada saat itu, aliansi organisasi mahasiswa melakukan debat visi dan misi calon
gubernur dan dihadiri oleh anggota organisasi mahasiswa dari ekstra kampus HMI, GMNI, GMKI, dan PMKRI serta organisasi intra kampus Pemerintahan Mahasiswa
dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Ketika itu, tidak ada calon gubernur yang menghadiri acara debat, hanya dua orang calon wakil gubernur yaitu Raden Syafii dan Benny
Pasaribu yang menyampaikan visi dan misi. Suasana pada acara debat hanya membahas visi dan misi kedua calon wakil gubernur. Ketidakhadiran pasangan Syampurno dalam
acara debat dianggap oleh anggota aliansi mahasiswa sebagai bentuk ketidakseriusan Syampurno untuk membahas visi dan misi yang dimiliki. Tetapi, Syampurno memiliki
cara tersendiri dalam mendekati kelompok mahasiswa.
42
Cara yang dimaksud adalah Syamsul Arifin selalu mengundang melalui dosen di kampus untuk membawa mahasiwa berdiskusi dan mengajak membuat kegiatan serta
memberikan uang yang dibutuhkan untuk membantu kegiatan mahasiswa. Beberapa pengurus organisasi mahasiswa seperti HMI, GMNI dan pengurus Pema maupun BEM
selalu meminta bantuan kepada pasangan Syampurno untuk kegiatan kemahasiswaan. Mereka yang tergabung dalam organisasi mahasiswa yang meminta bantuan kegiatan
41
Wawancara dengan Elfanda Ananda Ketua Fitra Sumatera Utara, 11 Januari 2012, pukul 16.30 Wib, di Medan.
42
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Sugiat, mantan pengurus Pemerintahan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 25 Januari 2012, pukul 20.30, di Medan.
Universitas Indonesia
kepada Syamsul Arifin selalu difasilitasi oleh para senior atau orang-orang yang mengenal Syamsul Arifin.
Para aktivis mahasiswa yang tidak bergabung dalam organisasi intra maupun ekstra kampus seperti kelompok studi menyatakan bahwa dukungan Pemuda Pancasila
kepada pasangan Syampurno hanya akan menambah daftar panjang keburukan pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung. Adanya praktik transaksi di antara para
elit yang ingin menguasai sumber-sumber keuangan pemerintah lokal merupakan salah satu persoalan dalam pemilihan kepala daerah yang dilakukan saat ini.
“…saya meyakini pasti ada transaksi yang dilakukan oleh pengurus Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin pada waktu pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara. Bisa saja ada komitmen tertentu bisa dalam bentuk proyek atau jabatan di pemerintah atau apapun itu namanya. Tetapi, itu semua sulit
dimengerti oleh sebagian besar masyarakat Sumatera Utara. Meskipun sulit membuktikan seberapa besar sumbangan PP dalam kemenangan Syamsul
sebagai gubernur, tetapi orang banyak tau PP itu dukung Syamsul. Kalau sudah dukung ya sudah pasti akan ada klaim. Itu yang jadi masalah nantinya.”
43
4.3. Dukungan Kader Pemuda Pancasila yang Menjadi Pimpinan Partai Politik