Universitas Indonesia
saling menguntungkan antara pimpinan organisasi dengan anggota itu terlihat pada saat Pemuda Pancasila menggerakkan anggotanya dalam kegiatan sosialisasi calon gubernur
yang didukung. Mobilisasi anggota Pemuda Pancasila dilakukan dengan menggunakan uang
pada setiap kegiatan. Prilaku yang sangat pragmatis tersebut juga terlihat pada saat pemilihan ketua dilakukan dalam musyawarah Pemuda Pancasila di setiap tingkatan.
Dalam pemilihan itu, hampir setiap calon ketua dipastikan mengeluarkan uang untuk diberikan kepada para pemilik suara. Prilaku tersebut semakin menguat setelah Pemuda
Pancasila menetapkan kebijakan independensi pada tahun 1999. Perpindahan anggota dari Pemuda Pancasila kepada organisasi pemuda lainnya menunjukkan lemahnya
hubungan patron klien tersebut. Perpindahan anggota itu lebih disebabkan karena alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika ada satu organisasi yang dapat
memberikan kebutuhan ekonomi seorang anggota Pemuda Pancasila maka seketika itu juga dia akan meninggalkan statusnya sebagai anggota Pemuda Pancasila.
4.6. Masa Tenang dan Hari Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Persiapan tiga hari menjelang hari pelaksanaan pemungutan suara, para anggota Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Sumatera Utara diperintahkan menjaga TPS
wilayahnya masing-masing. Penjagaan yang dilakukan adalah mengawasi warga di sekitar TPS agar tetap memilih dan membagi beras, minyak goreng, atau kebutuhan
makan lainnya bagi warga yang membutuhkannya sebagai imbalan memilih Syapurno. Selain menjaga TPS, mereka juga direkrut menjadi saksi di tempat-tempat tertentu yang
sudah ditetapkan oleh Tim Pemenangan Syampurno. Dua hari sebelum pemungutan dan penghitungan suara dilakukan di TPS yaitu 5 Maret 2008, para anggota Pemuda
Pancasila berseragam dan menggunakan atributnya bertugas menjaga lingkungan, kelurahan dan desa. Mereka diinstruksikan untuk menangkap jika ada tim sukses dari
calon gubernur lain membagikan uang atau barang kebutuhan makanan lainnya. “….daerah-daerah pinggiran Kota Medan seperti Medan Belawan, Tembung,
Selayang suasana malam sebelum pemilihan jadi seram. Anggota PP ngawasi daerah itu. Kalau ada orang yang nerima uang atau paket sembako tangkap di
Universitas Indonesia
tempat, dipukuli disuruh ngaku dari mana dapat barang itu. Itu terjadi di Belawan, berantam orang itu lah. Anggota ku sama anggota IPK.”
62
Penjagaan di lokasi-lokasi pinggiran yang jumlah penduduknya besar dan masih miskin menjadi penting karena mereka akan memilih jika diberikan imbalan secara
langsung berupa barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula dan lain sebagainya. Pemberian imbalan itu menjadi keharusan di wilayah pinggiran
Kota Medan yang jumlah penduduknya mencapai 1 juta jiwa. Tim sukses Syampurno juga menyiapkan kebutuhan sembilan bahan pokok sembako sebanyak 5.000 paket
untuk dibagikan di wilayah Medan Utara. Warga yang mendapatkan sembako itu diharuskan memilih Syampurno dan jika tidak menang Syampurno di TPS itu,
masyarakat yang menerima akan didatangi dan terancam keselamatannya. Pemberian barang menjelang pemilihan pejabat publik kepada masyarakat
seperti pemilu legislatif DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD kabupatenkota, dan pilkada harus dilakukan oleh para calon. Para politisi yang pernah menjadi calon legislatif atau
calon kepala daerah dari daerah pemilihan di wilayah pinggiran Kota Medan itu, pasti merasakan adanya permintaan masyarakat yang harus diberikan secara langsung. Jika
tidak diberikan, maka masyarakat sekitar wilayah itu akan mengatakan bahwa calon tersebut tidak punya perhatian dan hanya perlu pada waktu pemilihan saja setelah itu
dia akan lupa. “…banyak pejabat yang mau dipilih waktu pemilu cuma datang mau perlunya
saja, habis itu dia lupa. Mana mau dia datang lagi, kita mau ketemua aja susah. Jangankan ketemu, kalau jumpa di jalan dia udah gak kenal lagi. Makanya,
waktu dia butuh suara kita, kita minta aja langsung lah. Kalau gak gitu, mana ingat lagi dia sama kita. Banyak warga di sini butuh makan, itu aja yang dia
kasih, beras, gula, minyak.”
63
Mekanisme pembagian sembako kepada pemilih harus dilakukan dengan cara yang tepat agar paket yang diberikan berada pada orang yang membutuhkan. Anggota
Pemuda Pancasila diberikan tugas untuk membagikan paket-paket sembako dan diharapkan tidak ada satu pun dari calon penerima sembako yang tidak menerima paket
62
Wawancara dengan Hasudungan, Ketua PAC Pemuda Pancasila Medan Belawan, 10 Desember 2011, pukul 11.00 Wib, di Kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
63
Wawancara dengan Budi, Kepala Lingkungan III Belawan Kota, Kecamatan Medan Belawan Kota Medan, 12 Desember 2011, di Medan.
Universitas Indonesia
tersebut. Salah seorang yang membantu pembagian paket sembako tersebut adalah kepala lingkungan. Untuk mengatur pembagian paket sembako itu, ditunjuk seorang
kepala lingkungan yang akan mengajak teman-temannya sesama kepala lingkungan. Tugas itu harus diterima oleh kepala lingkungan itu dengan target yang jelas. Artinya,
jika terdapat perbedaan antara jumlah sembako yang dibagikan dengan suara yang diperoleh di wilayah tersebut maka akan diancam copot dari jabatan sebagai kepling
dan dipukuli oleh anggota Pemuda Pancasila.
64
Ancaman tersebut disampaikan oleh salah seorang anggota Pemuda Pancasila yang ditakuti di daerah Belawan. Perintah yang diberikan dari pimpinan wilayah
Pemuda Pancasila harus dilaksanakan sebaik mungkin, jika ditemukan ada anggota yang menyalahgunakan pemberian paket sembako itu akan diberikan sanksi organisasi
dan bahkan luka fisik sebagai bentuk hukuman. Oleh karena adanya sanksi tersebut, seluruh anggota Pemuda Pancasila melaksanakan perintah organisasi membagikan
paket-paket sembako sesuai daftar yang telah disusun. Selain bertugas sebagai pembagi sembako, anggota Pemuda Pancasila juga ada
yang ditugaskan sebagai saksi di TPS. Mereka diberikan tugas khusus selain menjadi saksi, juga menjaga dan bahkan jika memungkinkan menambah suara dari surat suara
yang tidak digunakan. Lokasi TPS yang berada di daerah pinggiran diselenggarakan di halaman atau teras rumah warga seperti di Desa Silinda, Batu Masagi Kecamatan
Silinda Kabupaten Serdang Bedagai. Di lokasi tersebut, tidak banyak saksi dari calon gubernur yang hadir. Anggota Pemuda Pancasila yang menjadi saksi di daerah tersebut
ditunjuk karena tidak adanya saksi yang diusulkan oleh koalisi partai politik pendukung. Anggota Pemuda Pancasila mengajak Ketua KPPS untuk mencoblos surat suara yang
tidak digunakan di TPS itu. Daerah pinggiran perkotaan seperti Kecamatan Belawan Kota Medan, anggota
Pemuda Pancasila ditugaskan membagi dan menjaga pendistribusian paket-paket sembako kepada para pemilih yang sudah didaftar akan memilih Syampurno. Mereka
juga ditugaskan untuk memastikan para pemilih yang mendapatkan paket sembako itu mengajak keluarga dan tetangganya untuk memilih Syampurno. Jika para pemilih yang
menerima sembako itu tidak memilih Syampurno akan ada ancaman dan tindakan melukai warga yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila. Ancaman seperti itu
64
Wawancara dengan Yono, seorang Kepala Lingkungan di Belawan, 12 Desember 2011, di Medan.
Universitas Indonesia
sering dilakukan anggota Pemuda Pancasila di daerah-daerah pinggiran Kota Medan. Hampir seluruh anggota Pemuda Pancasila adalah para pemuda yang tidak memiliki
pekerjaan tetap, mereka bekerja sebagai penjaga parkir, memberi jasa keamanan di pasar-pasar tradisional, bongkar muat barang-barang di pelabuhan, dan pekerjaan buruh
kasar lainnya. Pembagian sembako yang dilakukan di daerah pinggiran Kota Medan tidak
mengalami hambatan atau penolakan dari masyarakat. Bahkan para kepala lingkungan dan tokoh-tokoh masyarakat di daerah tersebut sepertinya tidak mempersoalkan adanya
pembagian sembako yang diarahkan memilih salah satu pasangan calon gubernur. Mereka menganggap pemberian sembako itu merupakan kebutuhan masyarakat yang
sangat diharapkan pada saat menjelang pemilihan gubernur. “…waktu tiap ada pemilu, warga di sini pasti mengharapkan pemberian dari
para calon. Warga di sini juga butuh itu karena sering kali abis pemilu, calon- calon itu gak kan mau ke mari lagi. Orang tu hanya butuh waktu mau dipilih
saja, abis tu lupa. Jadi, ya…gak masalah waktu anggota PP kasih masyarakat sembako, ya diterima saja. Suruh pilih, ya kita pilih.”
65
Penerimaan masyarakat dari paket sembako yang dibagikan anggota Pemuda Pancasila menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Mereka menginginkan agar
mendapatkan imbalan langsung dari pemilihan gubernur karena sebagian besar pemilih tidak bisa mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai nelayan atau pedagang
ikan. Penghasilan yang mereka dapatkan setiap hari berjumlah Rp 30.000 – Rp 50.000, jika mereka pergi ke laut mencari ikan. Para pemilih tersebut berharap ada pengganti
uang yang seharusnya didapat dari hasil melaut. Imbalan itu dianggap sebagian besar pemilih sebagai pengganti penghasilan mereka. Jika tidak ada imbalan tersebut, mereka
tidak akan datang ke TPS untuk memilih dan lebih baik mencari uang untuk mencari nafkah keluarganya.
Meskipun di setiap kecamatan terdapat panitia pengawas pemilihan umum panwaslu, tetapi petugas panwaslu tidak memiliki upaya untuk memprotes kegiatan
pemberian sembako tersebut. Salah seorang mantan anggota panwas kecamatan menjelaskan,
65
Wawancara dengan Imah, Kepala Lingkungan VI Bagan I Kelurahan Belawan Kota Kecamatan Medan Belawan Kota Medan, 13 Januari 2013, pukul 17.00 Wib di Medan.
Universitas Indonesia
“…sebagai mantan anggota panwas, seingat saya, pilgubsu dulu pernah mendengar ada pemberian paket sembako untuk memilih salah satu calon dan
itu dilakukan banyak orang. Maksud saya pengaduan itu memang ada disampaikan ke panwas, tetapi setelah selesai penghitungan suara. Orang-orang
yang mengadu itu tidak pula menyertakan bukti pemberian sembako. Jadi, kami sulit memprosesnya karena bukti yang tidak ada, hanya omongan saja.”
Pernyataan mantan anggota panwaslu tersebut menjelaskan tentang adanya laporan pemberian sembako yang tidak disertai bukti nyata seperti foto atau rekaman
pembicaraan, dan lain sebagainya. Sangat sulit bagi anggota panwaslu untuk memproses laporan pengaduan masyarakat tanpa adanya bukti yang jelas. Pemberian
sembako diserahkan secara langsung kepada masyarakat tanpa ada pihak yang bisa membuktikan pemberian tersebut. Selain itu, pihak panwaslu juga tidak aktif untuk
melakukan pengawasan secara langsung terkait dengan adanya kabar tentang pemberian sembako pada saat masa tenang diberlakukan. Mereka menganggap tidak mungkin
melakukan pengawasan secara langsung karena terbatasnya personil dan anggaran yang mendukung pekerjaannya. Oleh karena itu, anggota panwas di tingkat kecamatan tidak
mampu mengawasi praktik suap yang dilakukan oleh para calon gubernur kepada para pemilih.
Daerah-daerah pedesaaan yang sulit dijangkau melalui angkutan umum karena buruknya infrastruktur jalan, anggota Pemuda Pancasila ditugaskan untuk menjaga dan
bahkan menambah suara melalui Ketua KPPS. Di daerah-daerah pedesaan tersebut, anggota Pemuda Pancasila merasa lebih leluasa dalam memenangkan Syampurno di
TPS-TPS yang tidak dipantau oleh masyarakat umum. Penyelenggara pemilu di TPS itu juga takut akan ancaman fisik jika anggota Pemuda Pancasila yang meminta melakukan
praktik kecurangan dalam pemungutan suara. Tidak ada saksi yang berasal dari tim pemenangan calon gubernur di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Anggota Pemuda
Pancasila yang tersebar di berbagai wilayah Sumatera Utara digunakan oleh tim pemenangan Syampurno untuk menjaga dan menambah suara di TPS tertentu yang sulit
dijangkau. Darwin Nasution menjelaskan tentang pengadaan saksi di TPS pada wilayah-
wilayah tertentu. Kesepakatan yang diputuskan oleh tim sukses Syampurno prihal saksi di TPS diserahkan tanggung jawabnya kepada PKS karena konsistensi kader PKS
sebagai saksi telah dikenal sangat baik. Kader-kader PKS yang menjadi saksi adalah
Universitas Indonesia
kader yang telah diberikan pembekalan teknis untuk menjadi saksi. Namun PKS tidak memiliki kader yang mampu ditugaskan sebagai saksi TPS pada semua daerah di
Provinsi Sumatera Utara. Daerah-daerah itu adalah wilayah yang mayoritas penduduknya tidak beragama Islam seperti daerah Pantai Barat Karo, Dairi, Humbang
Hasundutan, Tapanuli, Samosir, Tapanuli Tengah, Sibolga, Siantar, dan Simalungun. Untuk daerah-daerah tersebut, petugas saksi di TPS akan ditanggungjawabi oleh
anggota koalisi partai politik yang lain. Ketika dilakukan penyusunan saksi dari anggota koalisi partai politik, hanya beberapa partai politik yang mengajukan kadernya untuk
ditugaskan sebagai saksi, akibatnya masih banyak TPS yang belum terisi nama-nama saksi. Untuk mengisi kekosongan saksi di beberapa TPS itulah diambil dari anggota
Pemuda Pancasila. Darwin Nasution selaku penanggung jawab distribusi saksi harus mengantisipasi
jika kader-kader partai politik yang berkoalisi tidak mengirimkan petugas saksi yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, banyak partai politik anggota koalisi yang
tidak mengirimkan nama-nama yang ditugaskan sebagai saksi. Untuk itulah, Darwin Nasution menghubungi pimpinan Partai Patriot Pancasila di daerah-daerah yang tidak
terisi saksi dari Tim Syampurno. Oleh karena sulitnya untuk berkoordinasi dengan Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, maka Darwin Nasution menghubungi
secara langsung ketua cabang Partai Patriot Pancasila yang juga menjabat sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila. Tugas yang diberikan Darwin Nasution kepada mereka adalah
mencari kader Pemuda Pancasila untuk ditugaskan menjadi saksi dengan memakai atribut organisasi lengkap di setiap TPS tersebut. Darwin Nasution mengambil alih
penugasan itu melalui ketua Partai Patriot Pancasila karena Darwin Nasution tidak mempunyai kewenangan menugaskan ketua Pemuda Pancasila di kabupaten dan kota.
Terkait dengan pengadaan saksi di TPS, Sigit Pramono Asri kader PKS, menjelaskan di beberapa wilayah kabupaten dan kota yang tidak dapat diisi saksi dari
PKS menjadi tanggung jawab kantor tim sukses. Saksi-saksi tersebut banyak diisi oleh kader-kader Pemuda Pancasila. Namun, Sigit tidak mengetahui cara merekrut saksi-
saksi tersebut termasuk mekanisme pembiayaannya.
66
Darwin Nasution juga memberikan dana operasional untuk menggerakkan anggota Pemuda Pancasila melalui
66
Wawancara dengan Sigit Pramono Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009- 2014.
Universitas Indonesia
Partai Patriot Pancasila kepada semua kader yang dilibatkan dalam kegiatan pemenangan seperti penyebaran alat peraga, menghadiri kampanye, dan saksi di TPS.
Selain menjaga suara di TPS, anggota Pemuda Pancasila juga menjaga perhitungan suara di PPK Panitia Pemilihan Kecamatan. Setelah surat suara dihitung,
formulir C1 rekapitulasi hasil perhitungan suara di TPS diserahkan dan dihitung ulang di kecamatan. Perhitungan suara di PPK sangat rawan dimanipulasi oleh penyelenggara
pilkada. Oleh karena itu, perhitungan rekapitulasi suara di kecamatan dihadiri oleh saksi-saksi dari tim pemenangan calon gubernur. Anggota Pemuda Pancasila juga
ditugaskan untuk memberikan pengamanan bagi saksi-saksi Syampurno di kecamatan, jika ada perbedaan pendapat mengenai selisih perhitungan suara yang mengarah pada
perkelahian atau sebaliknya. Tabel 4.7
Bentuk Ancaman dan Intimidasi Kepada Pemilih yang Dilakukan Anggota Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syampurno sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Sumatera Utara. No.
Tindakan Waktu
Tempat Pelaku
1. Ancaman melempar rumah para
pemilih Kampanye,
Februari 2007
Kota Matsum I,
Medan. Ketua
RantingKelurahan Kota Matsum I
2. Intimidasi kepada kepala
lingkungan jika tidak mengajak warga memilih Syampurno akan
dicopot jabatannya dan dipukuli Masa
Tenang Kelurahan
Belawan Sicanang,
Medan Anggota Pemuda
Pancasila Kelurahan
Belawan Sicanang
3. Ancaman kepada pemilik Bus Budi
untuk menyediakan angkutan secara gratis membawa massa
menghadiri kampanye. Jika tidak disediakan, angkutan tersebut akan
dilempari atau diberhentikan di jalan oleh anggota Pemuda
Pancasila Masa
Kampanye, Februari
2007 Kantor
Angkutan Bus Budi,
Kelurahan Brayan Kota
Medan Pengurus MPC
Pemuda Pancasila Kota Medan
4. Ancaman akan memukul dan
menikam kepada salah seorang pemilih yang menjadi tim sukses
calon gubernur selain Syampurno Masa
Kampanye, Februari
2007 Kota Binjai
Pengurus MPC Pemuda Pancasila
Kota Binjai
5. Intimidasi kepada Kepala Desa
agar merekomendasikan anggota Pemuda Pancasila menjadi anggota
petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara PPS. Jika
tidak keamanan di kantor lurah akan terganggu
Februari, 2007
Deli Serdang Pengurus Pemuda Pancasila
Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang
Universitas Indonesia
6. Ancaman akan menusukkan panah
beracun kepada salah seorang tim sukses calon gubernur selain
Syampurno Februari
2007 Deli Serdang Pemuda Pancasila
Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
7. Intimidasi kepada kepala desa
Stabat akan membakar desa jika pasangan Syampurno tidak menang
di desa tersebut Februari
2007 Kabupaten
Langkat Anggota Pemuda
Pancasila Kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat
Sumber: Hasil Wawancara, 2011.
4.7. Intimidasi dan Pola Patron-Klien dalam Mobilisasi Potensi Organisasi Pemuda Pancasila