BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai hak:
Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.
Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis.
Dipilih.
Membela diri.
Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.
2. Setiap anggota berkewajiban:
Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi.
Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.
Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi
.
Melaksanakan tugas-tugas organisasi.
Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.
Membayar iuran wajib anggota.
Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.
Pasal 12
1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat
organisasi dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi. 2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan
atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.
BAB V SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA
Pasal 13
1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:
Teguran lisan.
Teguran tertulis.
Pemberhentian sementara.
Pemecatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi.
3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi oleh Majelis Pimpinan Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada
anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya. 4. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis
Pimpinan Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis Pimpinan Cabang.
5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan
forum Musyawarah Besar. 6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak
anggota atas kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh sesuatu komisi yang dibentuk.
Pasal 14
1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:
Meninggal dunia.
Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah dan atau karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran DasarAnggaran
Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.
Lepas dari kewarganegaraan Indonesia. 2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada:
Melanggar ketentuan Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup berat.
Melakukan tindakan yang merugikan organisasi. 3. tata cara pemberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:
Terlebih dulu memberikan teguran lisan.
Memberikan teguran tulisan.
Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil keputusan pemberhentian sementara.
Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan Wilayah dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar.
4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil
keputusan dalam bentuk:
Membatalkan pemberhentian sementara.
Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu.
Memecat.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG