Universitas Indonesia
Tabel 3.2 Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Periode 2008-2013 yang Ditetapkan oleh KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor
Urut Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Usulan Partai Politik 1.
Muhammad Ali UmriMaratua Simanjuntak Partai Golkar
2. RE SiahaanSuherdi
PDS, PKB, PIB, PBSD, PPD, PNBK, Partai
Pelopor, dan PNI
3. Syamsul ArifinGatot Pudjonugroho
PPP, PKS, PBB, Partai Patriot Pancasila, PKPB,
PKPI, PSI, PDK, PPDI, PNI Marhenisme dan
PPNUI
4. Abdul Wahab Dalimunthe
Raden Muhammad Syafi’i Partai Demokrat, PAN,
dan PBR 5.
Tri TamtomoBenny Pasaribu PDIP
Sumber: KPUD Provinsi Sumatera Utara, 2008.
3.3. Pilihan Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk Calon Gubernur
Serangkaian langkah telah dilakukan oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara untuk mencari figur yang memiliki peluang menang lebih
besar di antara calon lainnya. Saran dan masukan dari kader dan tokoh Pemuda Pancasila di Partai Patriot Pancasila menjadi pertimbangan penting untuk mengambil
keputusan tentang calon yang akan didukung. Kedua sumber informasi itu harus menjadi dasar bagi pengurus Pemuda Pancasila khususnya ketua wilayah untuk
menetapkan secara formal calon gubernur pilihan organisasi. Para tokoh Pemuda Pancasila Sumatera Utara memiliki beragam kepentingan
dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Pasca Musyawarah Wilayah Pemuda Pancasila ke XI tahun 2007 dan terpilihnya Anuar Shah sebagai ketua, mengharuskan
para senior mengambil sikap untuk mendukung dan tidak mendukung kepemimpinan ketua terpilih. Beberapa senior Pemuda Pancasila mengambil sikap untuk tidak
memberikan dukungan kepemimpinan Anuar Shah sebut saja seperti Amran YS, Donald Sidabalok,
37
serta kelompok senior lainnya yang tidak setuju dengan perlakuan
37
Amran YS dan Donald Sidabalok adalah mantan Ketua Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara sebelum Anuar Shah. Donald sendiri ketika musyawarah wilayah itu maju sebagai kandidat ketua yang
bersaing dengan Anuar Shah, namun kalah dalam pemilihan. Musyawarah Wilayah XI Pemuda
Universitas Indonesia
Anuar Shah dan keluarganya yang dinilai memanfaatkan kekuatan Pemuda Pancasila untuk kepentingan bisnisnya.
38
Anuar Shah didukung oleh sebagian senior Pemuda Pancasila yang juga saudara kandungnya seperti Ajib Shah, Anif Shah dan pendiri
Pemuda Pancasila seperti Yan Paruhuman Lubis Ucok Majestik. Sementara, kelompok yang kalah dalam pemilihan ketua wilayah seperti Amran YS, Donald
Sidabalok lebih memilih berseberangan atau sekurang-kurangnya tidak mengambil sikap apapun untuk mendukung kebijakan organisasi.
Ketika melakukan penjaringan terhadap calon gubernur yang akan didiukung, Anuar Shah lebih banyak meminta masukan dari tokoh Pemuda Pancasila yang
mendukungnya begitu juga dengan keterlibatan kakak kandungnya.
39
Meskipun pada saat keputusan Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila yang
menetapkan Syamsul Arifin sebagai calon gubernur, terlihat kekecewaan di antara keluarga Shah sendiri. Rahmat Shah memilih mendukung Abdul Wahab Dalimunte
sebagai calon gubernur, Kodrat Shah memilih Tri Tamtomo sebagai calon gubernur, Maherban Shah atau dikenal dengan Kemek memilih Ali Umri sebagai calon
gubernur. Sedangkan Anif Shah, kakak kandung yang paling dihormati, mau menjaga semua calon tapi lebih cenderung ke Syamsul Arifin.
Kebimbangan Anuar Shah untuk menetapkan calon yang akan didukung oleh Pemuda Pancasila dibahasnya secara serius dengan Darwin Nasution. Sementara
keputusan Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila sudah dikonsultasikan kepada Ajib Shah yang juga mendukung Syamsul Arifin. Beberapa
langkah awal sudah dilakukan Ajib untuk membantu Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur termasuk mempertemukan dengan pengurus MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara. “….pertama secara informal bahwa banyak senior kita, banyak elit-elit yang
berhubungan dengan Syamsul Arifin. Itu secara informal. Yang kedua bahwa ketika itu senior kita, bekas majelis pimpinan wilayah, itu bang Ajib Shah,
membawa saya mempertemukan Syamsul dengan Gatot, di quality suite, untuk
Pancasla itu adalah musyawarah yang termahal dalam sejarah Pemuda Pancasila Sumatera Utara karena kerasnya persaingan pemilihan ketua wilayah. Peran Darwin Nasution sebagai Ketua Partai Patriot
Pancasila sangat besar untuk memobilisasi suara ke Anuar Shah. wawancara dengan Darwin Nasution
38
Penjelasan mengenai hal ini lihat di bagian sebelumnya.
39
Peran keluarga Shah dalam sejarah tumbuh kembangnya Pemuda Pancasila Sumatera Utara terlihat cukup penting. Anif Shah, Rahmat Shah, Ajib Shah, Kodrat Shah, Maherban Shah, dan Anuar Shah
adalah keluarga kandung yang namanya selalu disebut-sebut dalam pembicaraan Pemuda Pancasila, meski mereka juga tidak begitu suka dengan bahasan seperti itu.
Universitas Indonesia
berpaket. Itu sekitar 1 tahun sebelum pendaftaran di KPU. Itu yang informal. Lantas yang formal, selain senior dan sebagainya sangat dekat dengannya, dan
itu cerita sejarah yang tidak tertulis sampai saat ini, ada pertemuan 4 orang waktu itu; Syamsul, Gatot, Saya dan Ajib Syah...”
40
Untuk memberi masukan kepada Anuar Shah, maka Ajib Shah meminta kepada Darwin Nasution agar mempertemukan mereka dengan Syamsul Arifin.
Darwin pun kemudian mengatur pertemuan di salah satu hotel di Medan yang dihadiri oleh Anuar Shah, Ajib Shah, Firdaus, dan Syamsul Arifin. Sedangkan Darwin sendiri
menunggu di luar kamar hotel itu karena dia memilih sikap untuk berada di tengah tidak berpihak jika terdapat dua keinginan yang berbeda. Hasil pertemuan sepakat
bahwa Ketua MPW Pemuda Pancasila, Anuar Shah, mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur dan akan diusulkan dalam pertemuan dengan pimpinan cabang
se-Sumatera Utara. Kemudian, menunjuk Darwin Nasution sebagai penghubung atau fasilitator antara Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin.
Dalam pertemuan itu, segala bentuk permintaan dari kedua pihak dibicarakan. Anuar Shah meminta agar membantu kegiatan Pemuda Pancasila di Sumatera Utara
yang sebenarnya telah dipahami oleh Syamsul Arifin.
41
Pada saat itu juga, Syamsul meminta dukungan mobilisasi anggota Pemuda Pancasila terkait perolehan suara dan
pengamanan kampanye di lapangan. Setelah pertemuan itu, Anuar Shah merasa keberatan pada saat Syamsul Arifin akan memberikan dana sebesar Rp 600 juta untuk
membantu kegiatan pemenangan yang akan dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Anuar Shah menganggap terlalu kecil bantuan dana yang akan diberikan ke Pemuda
Pancasila atau tidak sebanding dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk membantu pemenangan.
“….Win, itu kecil kali angka yang disepakati, kan gitu. Kita kan minta komputer di setiap cabang satu, harganya 15 juta rupiah. Belum lagi biaya
untuk anggota yang kita suruh ke sana ke mari, biaya untuk konsolidasi tiap cabang sampai ke anak ranting. Kalau bisa kau cakapkan bicarakan dengan
40
Wawancara dengan Firdaus Nasution, Wakil Ketua MPW PP Sumatera Utara, 5 Oktober 2011, di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
41
Syamsul Arifin merasa penting mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila karena selain potensi organisasi yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara, juga untuk mengimbangi calon lain yang
telah didukung oleh organisasi pemuda lainnya seperti IPK dan FKPPI mendukung Titamtomo, AMPI mendukung Ali Umri.
Universitas Indonesia
bang Syamsul untuk nambah angka itu, jangan beban ini nanti sama kita lagi. Capek ini win, ngurusin pilkada….”
42
Darwin Nasution merasakan beban itu ada di pundaknya karena tidak ada kesepakatan soal sumbangan dana yang harus diberikan Syamsul Arifin. Di satu sisi,
Darwin harus menyampaikan kepada Syamsul karena yang meminta adalah ketua Pemuda Pancasila, di sisi lain Darwin adalah bagian tim pemenangan yang sudah
dipercaya oleh Syamsul Arifin. Pada saat inilah, Darwin merasa mendapat tekanan dari ketua wilayah agar mengupayakan permintaan tersebut. “…kalian lucu, yang
jumpa kalian di dalam, kok kalian nanya sama aku? Dia kan mau nekan saya ini, kok gak kalian putuskan di dalam….”.
43
Tawaran dana yang dijanjikan Syamsul Arifin kepada Anuar Shah diberikan melalui Darwin Nasution. Sebelum dana itu diberikan
harus digelar satu forum yang secara resmi diselenggarakan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara mendukung Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur
Sumatera Utara. Pertemuan itu berlangsung di Hotel Madani dan dihadiri oleh 31 Pimpinan Majelis Cabang Pemuda Pancasila se- Sumatera Utara.
Sebelum pertemuan itu berlangsung, Anuar Shah kembali meminta Darwin Nasution untuk memberikan dana tambahan untuk kegiatan pemenangan Syamsul
Arifin yang dilakukan Pemuda Pancasila. Perdebatan terjadi antara Anuar Shah dengan Darwin Nasution soal tambahan dana itu. Darwin pun kemudian mengutarakan
akan menyampaikan pembatalan dukungan Pemuda Pancasila yang telah disepakati, karena Anuar Shah menyatakan kepada Darwin, bahwa Tri Tamtomo akan
memberikan dana sebesar Rp 2 milyar untuk mendapatkan dukungan Pemuda Pancasila melalui Kodrat Shah. Kalau itu terjadi, Darwin pun akan mengundurkan diri
dari Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan dana yang sudah diberikan Syamsul Arifin tidak usah dikembalikan lagi. Merasa didesak Ketua
Wilayah Pemuda Pancasila Sumut, Darwin pun akhirnya menghubungi Syamsul Arifin untuk meminta persetujuan tambahan biaya tersebut.
“….dukungan dah dikumpulin Pemuda Pancasila, nah waktu itu kita buat pertemuan di Hotel Madani, saya pimpin rapat. Last minute, Aweng bilang:
42
Wawancara dengan Anuar Shah Aweng, Ketua MPW PP Sumatera Utara, 17 Oktober 2011 di kantor MPW PP Sumatera Utara pukul 13.55 Wib.
43
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara pukul 14.30 Wib.
Universitas Indonesia
kalau gak bisa nangani udah lah, Kodrat mau kasih 2 milyar untuk Tri Tamtomo. Saya jawab: udah gini aja, aku bisa batalin sama Syamsul Arifin,
gak usah balikin duitnya, aku mundur dari sekretaris, yang 2 Milyar itu kalian ambil aja, kalian dukung Tri Tamtomo aja. Jawab Aweng: Begini-begini lah…,
terakhir udahlah kau telpon lah bang Syamsul tambah lagi setengah. Saya telpon bang Syamsul. Bang saya lagi di kamar mandi, bang terserah abang aja,
kalau seandainya gak setuju gak usah, tapi kalau abang mau juga, orang ini minta tambah sekian…. Jawab Syamsul: aku kalau gak mikir kau ada di dalam
PP, gak ku oke kan ini semua. Udah lah oke aja, besok ambil….”
44
Akhirnya, tambahan dana yang diminta oleh Anuar Shah disepakati Syamsul Arifin dan deklarasi dukungan yang diberikan oleh MPW Pemuda Pancasila Provinsi
Sumatera Utara secara resmi diberikan kepada Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Deklarasi itu dihadiri oleh 31 Majelis Pimpinan Cabang
Pemuda Pancasila dan Syamsul Arifin sebagai calon gubernur yang didukung. Sejak saat itu secara resmi dukungan organisasi Pemuda Pancasila diberikan kepada
Syamsul Arifin. Dukungan organisasi Pemuda Pancasila yang diberikan kepada Syamsul Arifin
sebagai calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara didasari kedekatan emosional di antara mereka yang telah terjalin sejak lama. Syamsul Arifin bukanlah orang baru bagi
keluarga besar Pemuda Pancasila. Selain pernah menjadi pengurus Pemuda Pancasila sejak tahun 1980-an, Syamsul Arifin juga tercatat sebagai anggota Majelis
Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila MPO PP Provinsi Sumatera Utara. Tidak ada kesepakatan khusus yang dijanjikan oleh Syamsul Arifin kepada Pemuda
Pancasila jika terpilih menjadi Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sebagai tokoh pemuda dan masih menjadi bagian dari keluarga besar, maka Syamsul Arifin sangat
mengerti kebutuhan organisasi berikut kader dan tokoh Pemuda Pancasila di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Namun, tidak ada kesepakatan khusus dan tertulis antara
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Yang ada hanyalah saling mengerti kebutuhan masing-masing.
Begitu juga dengan Pemuda Pancasila, tidak ada kesepakatan tertulis dengan Syamsul Arifin jika menang dalam kompetisi pemilihan gubernur. Namun, karena
44
Wawancara dengan Darwin Nasution, 10 Oktober 2011 di kantor PD Perkebunan Sumatera Utara pukul 14.30 Wib.
Universitas Indonesia
Syamsul Arifin merupakan bagian dari keluarga besar Pemuda Pancasila maka harus dapat memahami tindakan yang akan diputuskannya jika berkaitan dengan
kepentingan Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain itu, Pemuda Pancasila juga tidak ingin kebebasan memberikan kritik kepada pemerintah daerah terhambat karena
adanya kesepakatan dukungan calon gubernur. Kebebasan memberikan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif untuk Sumatera Utara lebih penting ketimbang harus
menjadi ‘stempel’ penguasa di daerah. Keputusan ini sepertinya bersikap mendua, di satu sisi Ketua MPW PP Sumatera Utara meminta sejumlah dana
45
kepada calon gubernur yang didukung, namun di sisi lain menginginkan adanya kebebasan dalam
bersikap. Tabel 3.3
Dukungan Organisasi Pemuda terhadap Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013
Nomor Urut
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Dukungan Organisasi
Pemuda 1.
Muhammad Ali Umri – Maratua Simanjuntak AMPI, FKPPI 2.
RE Siahaan – Suherdi -
3. Syamsul Arifin –
Gatot Pudjonugroho Pemuda Pancasila, Pemuda
Panca Marga PPM 4.
Abdul Wahab Dalimunthe - Raden Muhammad Syafi’i
- 5.
Tri Tamtomo – Benny Pasaribu
Ikatan Pemuda Karya IPK
Sumber: KPUD Provinsi Sumatera Utara, 2008.
Keputusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk mendukung Syamsul Arifin disikapi secara berbeda oleh tim sukses yang sudah terbentuk. PKS,
sebagai partai pendukung Syamsul Arifin merasa akan mendapat kesulitan saat mempengaruhi kader, simpatisan, dan konstituennya. Kesulitan itu disebabkan
bergabungnya Pemuda Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin. Kalangan kader, simpatisan, dan konstituen PKS sangat tidak setuju dengan prilaku sehari-hari yang
dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila seperti senang berkelahi, sebagian berjudi, dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Sementara kader dan simpatisan PKS yang berada
45
Ketika terjadi tawar menawar yang berkaitan dengan kontribusi dana, Ketua MPW PP Sumut sempat akan mengalihkan dukungan ke calon lain karena pertimbangan besaran uang yang diberikan. Uang
yang dimaksud itu digunakan untuk membuat kegiatan pemenangan atau disebut sebagai “political cost” biaya politik kepada seluruh kader dan simpatisan PP di wilayah Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
di sekitar masyarakat sangat berbeda dengan penampilan anggota Pemuda Pancasila. Untuk menyikapi perbedaan tersebut, PKS meminta dipisahkan sekretariat tim
pemenangan dan permintaan tersebut juga diinginkan oleh Darwin Nasution sebagai Ketua Tim Pemenangan Syampurno.
Syamsul Arifin menyerahkan sepenuhnya kepada Darwin Nasution untuk menggunakan potensi organisasi Pemuda Pancasila yang tersebar di wilayah Sumatera
Utara. “Pemuda Pancasila digunakan untuk porsi pengamanan saja. Mereka banyak
yang sudah terpecah-pecah. PP yang asli itu hanya di daerah Sukarame, Medan Area, dan daerah sekitar itu. Yang lain itu hanya pendatang. Saya perlu
dukungan PP karena menghindari adanya gesekan perselisihan di lapangan saja antara PP dan IPK. Lebih dari itu, ya karena senior-senior itu yang harus
diperhatikan. Kalau dilepas nambah persoalan aja nanti.”
46
Pernyataan Syamsul Arifin menegaskan bahwa dukungan Pemuda Pancasila diperlukan untuk menghindari adanya kekerasan yang dilakukan IPK terhadap tim
pemenangan di lapangan. Kecenderungan untuk melakukan kekerasan dalam pemilihan umum sering dilakukan kelompok pemuda di Sumatera Utara. Para pemilih
merasa tidak memiliki keputusan independen untuk memilih calon yang diinginkannya karena adanya ancaman atau tekanan untuk memilih calon tertentu. Pengalaman
seperti itu pernah dialami oleh Syamsul Arifin sendiri pada waktu pemilihan Bupati Langkat pada tahun 2004. Meskipun pemilihan itu dilakukan oleh anggota DPRD
Kabupaten Langkat, tetapi anggota Pemuda Pancasila menjaga dan mengancam anggota DPRD Langkat yang tidak memilih Syamsul Arifin sebagai calon bupati. Bagi
anggota DPRD Langkat yang telah menerima komitmen berupa uang atau apapun dari Syamsul Arifin akan dijaga secara ketat oleh anggota Pemuda Pancasila termasuk
melakukan karantina diinapkan di satu tempat agar tidak terpangaruh oleh calon lainnya.
Ketika Pemilu 2004, seorang calon anggota DPRD di Kota Medan, menggunakan jasa anggota Pemuda Pancasila untuk meraih suara di daerah pemilihan
Medan Johor, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Baru. Ketika itu, dia terpilih sebagai anggota DPRD Kota
46
Wawancara dengan Syamsul Arifin, 17 September 2011, pukul 09.00 Wib, di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
Universitas Indonesia
Medan. Menurutnya, anggota Pemuda Pancasila harus dipelihara untuk menjaga konstituen di daerah tersebut karena mereka akan mengawasi masyarakat sekitar yang
sudah dihitung akan memilihnya dalam Pemilu 2004. Para anggota Pemuda Pancasila di wilayah tersebut sudah diberikan daftar para pemilih yang terdaftar di DPT Daftar
Pemilih Tetap untuk memilih calon anggota legislatif tersebut. Dari daftar itu, anggota Pemuda Pancasila mendatangi para pemilih yang dipastikan memilih calon
anggota legislatif tersebut. Jika para pemilih yang sudah didaftar itu tidak memilih sebagaimana yang diinginkan anggota Pemuda Pancasila, maka pemilih itu akan
diancam perlakukan kekerasan seperti memukul atau melukai. Perlakuan yang sama akan dialami anggota Pemuda Pancasila dari pimpinan atau ketua di tingkat ranting
jika anggota legislatif itu tidak mendapatkan suara sebagaimana yang sudah ditetapkan.
47
Untuk mendapatkan dukungan Pemuda Pancasila, Syamsul Arifin harus mengeluarkan sejumlah dana untuk kegiatan pemenangan yang dilakukan Pemuda
Pancasila. Tindakan itu dilakukan Syamsul agar memperkecil kesepakatan berupa pengerjaan proyek pemerintah yang akan diminta oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera Utara. Tetapi itu sulit dipenuhi karena Syamsul Arifin mengetahui prilaku yang sering dilakukan oleh Ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Selain
permintaan uang untuk mendukung, mereka juga akan meminta proyek pemerintah dengan alasan untuk kegiatan organisasi. Pengalamannya sebagai Bupati Langkat
mengajarkan Syamsul Arifin menyikapi permintaan dukungan dari Pemuda Pancasila.
3.4. Konflik Internal Pemuda Pancasila dalam Proses Pencalonan Gubernur