Universitas Indonesia
Tabel 3.2 Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Periode 2008-2013 yang Ditetapkan oleh KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor
Urut Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Usulan Partai Politik 1.
Muhammad Ali UmriMaratua Simanjuntak Partai Golkar
2. RE SiahaanSuherdi
PDS, PKB, PIB, PBSD, PPD, PNBK, Partai
Pelopor, dan PNI
3. Syamsul ArifinGatot Pudjonugroho
PPP, PKS, PBB, Partai Patriot Pancasila, PKPB,
PKPI, PSI, PDK, PPDI, PNI Marhenisme dan
PPNUI
4. Abdul Wahab Dalimunthe
Raden Muhammad Syafi’i Partai Demokrat, PAN,
dan PBR 5.
Tri TamtomoBenny Pasaribu PDIP
Sumber: KPUD Provinsi Sumatera Utara, 2008.
3.3. Pilihan Pemuda Pancasila Sumatera Utara untuk Calon Gubernur
Serangkaian  langkah  telah  dilakukan  oleh  Ketua  MPW  Pemuda  Pancasila Provinsi  Sumatera  Utara  untuk  mencari  figur  yang  memiliki  peluang  menang  lebih
besar  di  antara  calon  lainnya.  Saran  dan  masukan  dari  kader  dan  tokoh  Pemuda Pancasila di Partai Patriot Pancasila menjadi pertimbangan penting untuk mengambil
keputusan  tentang  calon  yang  akan  didukung.  Kedua  sumber  informasi  itu  harus menjadi  dasar  bagi  pengurus  Pemuda  Pancasila  khususnya  ketua  wilayah  untuk
menetapkan secara formal calon gubernur pilihan organisasi. Para  tokoh  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  memiliki  beragam  kepentingan
dalam  pemilihan  Gubernur  Sumatera  Utara.  Pasca  Musyawarah  Wilayah  Pemuda Pancasila ke XI tahun 2007 dan terpilihnya Anuar Shah sebagai ketua, mengharuskan
para senior mengambil sikap untuk mendukung dan tidak mendukung kepemimpinan ketua  terpilih.  Beberapa  senior  Pemuda  Pancasila  mengambil  sikap  untuk  tidak
memberikan  dukungan  kepemimpinan  Anuar  Shah  sebut  saja  seperti  Amran  YS, Donald Sidabalok,
37
serta kelompok senior lainnya yang tidak setuju dengan perlakuan
37
Amran  YS  dan  Donald  Sidabalok  adalah  mantan  Ketua  Wilayah  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara sebelum Anuar Shah. Donald sendiri ketika musyawarah wilayah itu maju sebagai kandidat ketua yang
bersaing  dengan  Anuar  Shah,  namun  kalah  dalam  pemilihan.  Musyawarah  Wilayah  XI  Pemuda
Universitas Indonesia
Anuar Shah dan keluarganya yang dinilai memanfaatkan kekuatan Pemuda Pancasila untuk  kepentingan  bisnisnya.
38
Anuar  Shah  didukung  oleh  sebagian  senior  Pemuda Pancasila  yang  juga  saudara  kandungnya  seperti  Ajib  Shah,  Anif  Shah  dan  pendiri
Pemuda  Pancasila  seperti  Yan  Paruhuman  Lubis  Ucok  Majestik.  Sementara, kelompok  yang  kalah  dalam  pemilihan  ketua  wilayah  seperti  Amran  YS,  Donald
Sidabalok  lebih  memilih  berseberangan  atau  sekurang-kurangnya  tidak  mengambil sikap apapun untuk mendukung kebijakan organisasi.
Ketika  melakukan  penjaringan  terhadap  calon  gubernur  yang  akan  didiukung, Anuar  Shah  lebih  banyak  meminta  masukan  dari  tokoh  Pemuda  Pancasila  yang
mendukungnya  begitu  juga  dengan  keterlibatan  kakak  kandungnya.
39
Meskipun  pada saat  keputusan  Darwin  Nasution  sebagai  Ketua  Partai  Patriot  Pancasila  yang
menetapkan  Syamsul  Arifin  sebagai  calon  gubernur,  terlihat  kekecewaan  di  antara keluarga  Shah  sendiri.  Rahmat  Shah  memilih  mendukung  Abdul  Wahab  Dalimunte
sebagai  calon  gubernur,  Kodrat  Shah  memilih  Tri  Tamtomo  sebagai  calon  gubernur, Maherban  Shah  atau  dikenal  dengan  Kemek  memilih  Ali  Umri  sebagai  calon
gubernur. Sedangkan Anif Shah, kakak kandung yang paling dihormati, mau menjaga semua calon tapi lebih cenderung ke Syamsul Arifin.
Kebimbangan  Anuar  Shah  untuk  menetapkan  calon  yang  akan  didukung  oleh Pemuda  Pancasila  dibahasnya  secara  serius  dengan  Darwin  Nasution.  Sementara
keputusan  Darwin  Nasution  sebagai  Ketua  Partai  Patriot  Pancasila  sudah dikonsultasikan  kepada  Ajib  Shah  yang  juga  mendukung  Syamsul  Arifin.  Beberapa
langkah awal sudah dilakukan Ajib untuk membantu Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur  termasuk  mempertemukan  dengan  pengurus  MPW  Pemuda  Pancasila
Sumatera Utara. “….pertama  secara  informal  bahwa  banyak  senior  kita,  banyak  elit-elit  yang
berhubungan  dengan  Syamsul  Arifin.  Itu  secara  informal.  Yang  kedua  bahwa ketika  itu  senior  kita,  bekas  majelis  pimpinan  wilayah,  itu  bang  Ajib  Shah,
membawa saya mempertemukan Syamsul dengan Gatot, di quality suite, untuk
Pancasla itu adalah musyawarah yang termahal dalam sejarah Pemuda Pancasila Sumatera Utara karena kerasnya  persaingan  pemilihan  ketua  wilayah.  Peran  Darwin  Nasution  sebagai  Ketua  Partai  Patriot
Pancasila sangat besar untuk memobilisasi suara ke Anuar Shah. wawancara dengan Darwin Nasution
38
Penjelasan mengenai hal ini lihat di bagian sebelumnya.
39
Peran  keluarga  Shah  dalam  sejarah  tumbuh  kembangnya  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  terlihat cukup  penting.  Anif  Shah,  Rahmat  Shah,  Ajib  Shah,  Kodrat  Shah,  Maherban  Shah,  dan  Anuar  Shah
adalah  keluarga  kandung  yang  namanya  selalu  disebut-sebut  dalam  pembicaraan  Pemuda  Pancasila, meski mereka juga tidak begitu suka dengan bahasan seperti itu.
Universitas Indonesia
berpaket.  Itu  sekitar  1  tahun  sebelum  pendaftaran  di  KPU.  Itu  yang  informal. Lantas yang formal, selain senior dan sebagainya sangat dekat dengannya, dan
itu  cerita  sejarah  yang  tidak  tertulis  sampai  saat  ini,  ada  pertemuan  4  orang waktu itu; Syamsul, Gatot, Saya dan Ajib Syah...”
40
Untuk  memberi  masukan  kepada  Anuar  Shah,  maka  Ajib  Shah  meminta kepada  Darwin  Nasution  agar  mempertemukan  mereka  dengan  Syamsul  Arifin.
Darwin pun kemudian mengatur pertemuan di salah satu hotel di Medan yang dihadiri oleh Anuar Shah, Ajib Shah, Firdaus, dan Syamsul Arifin. Sedangkan Darwin sendiri
menunggu  di  luar  kamar  hotel  itu  karena  dia  memilih  sikap  untuk  berada  di  tengah tidak  berpihak  jika  terdapat  dua  keinginan  yang  berbeda.  Hasil  pertemuan  sepakat
bahwa  Ketua  MPW  Pemuda  Pancasila,  Anuar  Shah,  mendukung  Syamsul  Arifin sebagai calon gubernur dan akan diusulkan dalam pertemuan dengan pimpinan cabang
se-Sumatera  Utara.  Kemudian,  menunjuk  Darwin  Nasution  sebagai  penghubung  atau fasilitator antara Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin.
Dalam pertemuan itu, segala bentuk permintaan dari kedua pihak dibicarakan. Anuar  Shah  meminta  agar  membantu  kegiatan  Pemuda  Pancasila  di  Sumatera  Utara
yang  sebenarnya  telah  dipahami  oleh  Syamsul  Arifin.
41
Pada  saat  itu  juga,  Syamsul meminta  dukungan  mobilisasi  anggota  Pemuda  Pancasila  terkait  perolehan  suara  dan
pengamanan  kampanye  di  lapangan.  Setelah  pertemuan  itu,  Anuar  Shah  merasa keberatan pada saat Syamsul Arifin akan memberikan dana sebesar Rp 600 juta untuk
membantu kegiatan pemenangan yang akan dilakukan oleh Pemuda Pancasila. Anuar Shah  menganggap  terlalu  kecil  bantuan  dana  yang  akan  diberikan  ke  Pemuda
Pancasila atau tidak sebanding dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk membantu pemenangan.
“….Win,  itu  kecil  kali  angka  yang  disepakati,  kan  gitu.  Kita  kan  minta komputer  di  setiap  cabang  satu,  harganya  15  juta  rupiah.  Belum  lagi  biaya
untuk  anggota  yang  kita  suruh  ke  sana  ke  mari,  biaya  untuk  konsolidasi  tiap cabang  sampai  ke  anak  ranting.  Kalau  bisa  kau  cakapkan  bicarakan  dengan
40
Wawancara  dengan  Firdaus  Nasution,  Wakil  Ketua  MPW  PP  Sumatera  Utara,  5  Oktober  2011,  di Hotel Emarald Garden Medan, pukul 13.30 Wib.
41
Syamsul Arifin merasa penting mendapatkan dukungan dari Pemuda Pancasila karena selain potensi organisasi yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara, juga untuk mengimbangi calon lain yang
telah didukung oleh organisasi pemuda lainnya seperti IPK dan FKPPI mendukung Titamtomo, AMPI mendukung Ali Umri.
Universitas Indonesia
bang Syamsul untuk nambah angka itu, jangan beban ini nanti sama kita lagi. Capek ini win, ngurusin pilkada….”
42
Darwin  Nasution  merasakan  beban  itu  ada  di  pundaknya  karena  tidak  ada kesepakatan soal sumbangan dana yang harus diberikan Syamsul Arifin. Di satu sisi,
Darwin  harus  menyampaikan  kepada  Syamsul  karena  yang  meminta  adalah  ketua Pemuda  Pancasila,  di  sisi  lain  Darwin  adalah  bagian  tim  pemenangan  yang  sudah
dipercaya  oleh  Syamsul  Arifin.  Pada  saat  inilah,  Darwin  merasa  mendapat  tekanan dari  ketua  wilayah  agar  mengupayakan  permintaan  tersebut.  “…kalian  lucu,  yang
jumpa kalian di dalam, kok kalian nanya sama aku? Dia kan mau nekan saya ini, kok gak  kalian  putuskan  di  dalam….”.
43
Tawaran  dana  yang  dijanjikan  Syamsul  Arifin kepada  Anuar  Shah  diberikan  melalui  Darwin  Nasution.  Sebelum  dana  itu  diberikan
harus  digelar  satu  forum  yang  secara  resmi  diselenggarakan  oleh  MPW  Pemuda Pancasila  Sumatera  Utara  mendukung  Syamsul  Arifin  sebagai  calon  Gubernur
Sumatera  Utara.  Pertemuan  itu  berlangsung  di  Hotel  Madani  dan  dihadiri  oleh  31 Pimpinan Majelis Cabang Pemuda Pancasila se- Sumatera Utara.
Sebelum  pertemuan  itu  berlangsung,  Anuar  Shah  kembali  meminta  Darwin Nasution  untuk  memberikan  dana  tambahan  untuk  kegiatan  pemenangan  Syamsul
Arifin  yang  dilakukan  Pemuda  Pancasila.  Perdebatan  terjadi  antara  Anuar  Shah dengan Darwin Nasution soal tambahan dana itu. Darwin pun kemudian mengutarakan
akan  menyampaikan  pembatalan  dukungan  Pemuda  Pancasila  yang  telah  disepakati, karena  Anuar  Shah  menyatakan  kepada  Darwin,  bahwa  Tri  Tamtomo  akan
memberikan  dana  sebesar  Rp  2  milyar  untuk  mendapatkan  dukungan  Pemuda Pancasila melalui Kodrat Shah. Kalau itu terjadi, Darwin pun akan mengundurkan diri
dari  Sekretaris  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  dan  dana  yang  sudah diberikan  Syamsul  Arifin  tidak  usah  dikembalikan  lagi.  Merasa  didesak  Ketua
Wilayah  Pemuda  Pancasila  Sumut,  Darwin  pun  akhirnya  menghubungi  Syamsul Arifin untuk meminta persetujuan tambahan biaya tersebut.
“….dukungan  dah  dikumpulin  Pemuda  Pancasila,  nah  waktu  itu  kita  buat pertemuan  di  Hotel  Madani,  saya  pimpin  rapat.  Last  minute,  Aweng  bilang:
42
Wawancara  dengan  Anuar  Shah  Aweng,  Ketua  MPW  PP  Sumatera  Utara,  17  Oktober  2011  di kantor MPW PP Sumatera Utara pukul 13.55 Wib.
43
Wawancara  dengan  Darwin  Nasution,  10  Oktober  2011  di  kantor  PD  Perkebunan  Sumatera  Utara pukul 14.30 Wib.
Universitas Indonesia
kalau  gak  bisa  nangani  udah  lah,  Kodrat  mau  kasih  2  milyar  untuk  Tri Tamtomo.  Saya  jawab:  udah  gini  aja,  aku  bisa  batalin  sama  Syamsul  Arifin,
gak usah balikin duitnya, aku mundur dari sekretaris, yang 2 Milyar itu kalian ambil aja, kalian dukung Tri Tamtomo aja. Jawab Aweng: Begini-begini lah…,
terakhir  udahlah  kau  telpon  lah  bang  Syamsul  tambah  lagi  setengah.  Saya telpon bang Syamsul. Bang saya lagi di kamar mandi, bang terserah abang aja,
kalau  seandainya  gak  setuju  gak  usah,  tapi  kalau  abang  mau  juga,  orang  ini minta tambah sekian…. Jawab Syamsul: aku kalau gak mikir kau ada di dalam
PP, gak ku oke kan ini semua. Udah lah oke aja, besok ambil….”
44
Akhirnya,  tambahan  dana  yang  diminta  oleh  Anuar  Shah  disepakati  Syamsul Arifin dan deklarasi dukungan yang diberikan oleh MPW Pemuda Pancasila Provinsi
Sumatera Utara secara resmi diberikan kepada Syamsul Arifin sebagai calon Gubernur Provinsi  Sumatera  Utara.  Deklarasi  itu  dihadiri  oleh  31  Majelis  Pimpinan  Cabang
Pemuda  Pancasila  dan  Syamsul  Arifin  sebagai  calon  gubernur  yang  didukung.  Sejak saat  itu  secara  resmi  dukungan  organisasi  Pemuda  Pancasila  diberikan  kepada
Syamsul Arifin. Dukungan organisasi Pemuda Pancasila yang diberikan kepada Syamsul Arifin
sebagai  calon  Gubernur  Provinsi  Sumatera  Utara  didasari  kedekatan  emosional  di antara mereka yang telah terjalin sejak lama. Syamsul Arifin bukanlah orang baru bagi
keluarga besar Pemuda Pancasila. Selain pernah menjadi pengurus Pemuda Pancasila sejak  tahun  1980-an,  Syamsul  Arifin  juga  tercatat  sebagai  anggota  Majelis
Pertimbangan  Organisasi  Pemuda  Pancasila  MPO  PP  Provinsi  Sumatera  Utara. Tidak  ada  kesepakatan  khusus  yang  dijanjikan  oleh  Syamsul  Arifin  kepada  Pemuda
Pancasila  jika  terpilih  menjadi  Gubernur  Provinsi  Sumatera  Utara.  Sebagai  tokoh pemuda  dan  masih  menjadi  bagian  dari  keluarga  besar,  maka  Syamsul  Arifin  sangat
mengerti kebutuhan organisasi berikut kader dan tokoh Pemuda Pancasila di wilayah Provinsi  Sumatera  Utara.  Namun,  tidak  ada  kesepakatan  khusus  dan  tertulis  antara
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan Syamsul Arifin. Yang ada hanyalah saling mengerti kebutuhan masing-masing.
Begitu  juga  dengan  Pemuda  Pancasila,  tidak  ada  kesepakatan  tertulis  dengan Syamsul  Arifin  jika  menang  dalam  kompetisi  pemilihan  gubernur.  Namun,  karena
44
Wawancara  dengan  Darwin  Nasution,  10  Oktober  2011  di  kantor  PD  Perkebunan  Sumatera  Utara pukul 14.30 Wib.
Universitas Indonesia
Syamsul  Arifin  merupakan  bagian  dari  keluarga  besar  Pemuda  Pancasila  maka  harus dapat  memahami  tindakan  yang  akan  diputuskannya  jika  berkaitan  dengan
kepentingan  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara.  Selain  itu,  Pemuda  Pancasila  juga tidak ingin kebebasan memberikan kritik kepada pemerintah daerah terhambat karena
adanya  kesepakatan  dukungan  calon  gubernur.  Kebebasan  memberikan  saran  dan kritik  yang  sifatnya  konstruktif  untuk  Sumatera  Utara  lebih  penting  ketimbang  harus
menjadi  ‘stempel’  penguasa  di  daerah.  Keputusan  ini  sepertinya  bersikap  mendua,  di satu  sisi  Ketua  MPW  PP  Sumatera  Utara  meminta  sejumlah  dana
45
kepada  calon gubernur  yang  didukung,  namun  di  sisi  lain  menginginkan  adanya  kebebasan  dalam
bersikap. Tabel 3.3
Dukungan Organisasi Pemuda terhadap Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2013
Nomor Urut
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Dukungan Organisasi
Pemuda 1.
Muhammad Ali Umri – Maratua Simanjuntak  AMPI, FKPPI 2.
RE Siahaan – Suherdi -
3. Syamsul Arifin –
Gatot  Pudjonugroho Pemuda Pancasila, Pemuda
Panca Marga PPM 4.
Abdul Wahab Dalimunthe - Raden Muhammad Syafi’i
- 5.
Tri Tamtomo – Benny  Pasaribu
Ikatan Pemuda Karya IPK
Sumber: KPUD Provinsi Sumatera Utara, 2008.
Keputusan  MPW  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara  untuk  mendukung Syamsul  Arifin  disikapi  secara  berbeda  oleh  tim  sukses  yang  sudah  terbentuk.  PKS,
sebagai  partai  pendukung  Syamsul  Arifin  merasa  akan  mendapat  kesulitan  saat mempengaruhi  kader,  simpatisan,  dan  konstituennya.  Kesulitan  itu  disebabkan
bergabungnya Pemuda Pancasila dalam mendukung Syamsul Arifin. Kalangan kader, simpatisan,  dan  konstituen  PKS  sangat  tidak  setuju  dengan  prilaku  sehari-hari  yang
dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila seperti senang berkelahi, sebagian berjudi, dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Sementara kader dan simpatisan PKS yang berada
45
Ketika terjadi tawar menawar yang berkaitan dengan kontribusi dana, Ketua MPW PP Sumut sempat akan  mengalihkan  dukungan  ke  calon  lain  karena  pertimbangan  besaran  uang  yang  diberikan.  Uang
yang  dimaksud  itu  digunakan  untuk  membuat  kegiatan  pemenangan  atau  disebut  sebagai  “political cost” biaya politik kepada seluruh kader dan simpatisan PP di wilayah Sumatera Utara.
Universitas Indonesia
di  sekitar  masyarakat  sangat  berbeda  dengan  penampilan  anggota  Pemuda  Pancasila. Untuk  menyikapi  perbedaan  tersebut,  PKS  meminta  dipisahkan  sekretariat  tim
pemenangan  dan  permintaan  tersebut  juga  diinginkan  oleh  Darwin  Nasution  sebagai Ketua Tim Pemenangan Syampurno.
Syamsul  Arifin  menyerahkan  sepenuhnya  kepada  Darwin  Nasution  untuk menggunakan potensi organisasi Pemuda Pancasila yang tersebar di wilayah Sumatera
Utara. “Pemuda  Pancasila  digunakan  untuk  porsi  pengamanan  saja.  Mereka  banyak
yang sudah terpecah-pecah. PP yang asli itu hanya di daerah Sukarame, Medan Area,  dan  daerah  sekitar  itu.  Yang  lain  itu  hanya  pendatang.  Saya  perlu
dukungan  PP  karena  menghindari  adanya  gesekan  perselisihan  di  lapangan saja antara PP dan IPK. Lebih dari itu, ya karena senior-senior itu yang harus
diperhatikan. Kalau dilepas nambah persoalan aja nanti.”
46
Pernyataan  Syamsul  Arifin  menegaskan  bahwa  dukungan  Pemuda  Pancasila diperlukan  untuk  menghindari  adanya  kekerasan  yang  dilakukan  IPK  terhadap  tim
pemenangan  di  lapangan.  Kecenderungan  untuk  melakukan  kekerasan  dalam pemilihan umum sering dilakukan kelompok pemuda di Sumatera Utara. Para pemilih
merasa tidak memiliki keputusan independen untuk memilih calon yang diinginkannya karena  adanya  ancaman  atau  tekanan  untuk  memilih  calon  tertentu.  Pengalaman
seperti  itu  pernah  dialami  oleh  Syamsul  Arifin  sendiri  pada  waktu  pemilihan  Bupati Langkat  pada  tahun  2004.  Meskipun  pemilihan  itu  dilakukan  oleh  anggota  DPRD
Kabupaten  Langkat,  tetapi  anggota  Pemuda  Pancasila  menjaga  dan  mengancam anggota DPRD Langkat yang tidak memilih Syamsul Arifin sebagai calon bupati. Bagi
anggota DPRD Langkat yang telah menerima komitmen berupa uang atau apapun dari Syamsul  Arifin  akan  dijaga  secara  ketat  oleh  anggota  Pemuda  Pancasila  termasuk
melakukan  karantina  diinapkan  di  satu  tempat  agar  tidak  terpangaruh  oleh  calon lainnya.
Ketika  Pemilu  2004,  seorang  calon  anggota  DPRD  di  Kota  Medan, menggunakan jasa anggota Pemuda Pancasila untuk meraih suara di daerah pemilihan
Medan Johor, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan  Sunggal,  Medan  Baru.  Ketika  itu,  dia  terpilih  sebagai  anggota  DPRD  Kota
46
Wawancara  dengan  Syamsul  Arifin,  17  September  2011,  pukul  09.00  Wib,  di  Rumah  Sakit  Abdi Waluyo, Jakarta.
Universitas Indonesia
Medan.  Menurutnya,  anggota  Pemuda  Pancasila  harus  dipelihara  untuk  menjaga konstituen di daerah tersebut karena mereka akan mengawasi masyarakat sekitar yang
sudah dihitung akan memilihnya dalam Pemilu 2004. Para anggota Pemuda Pancasila di wilayah tersebut sudah diberikan daftar para pemilih yang terdaftar di DPT Daftar
Pemilih  Tetap  untuk  memilih  calon  anggota  legislatif  tersebut.  Dari  daftar  itu, anggota  Pemuda  Pancasila  mendatangi  para  pemilih  yang  dipastikan  memilih  calon
anggota  legislatif  tersebut.  Jika  para  pemilih  yang  sudah  didaftar  itu  tidak  memilih sebagaimana  yang  diinginkan  anggota  Pemuda  Pancasila,  maka  pemilih  itu  akan
diancam  perlakukan  kekerasan  seperti  memukul  atau  melukai.  Perlakuan  yang  sama akan  dialami  anggota  Pemuda  Pancasila  dari  pimpinan  atau  ketua  di  tingkat  ranting
jika  anggota  legislatif  itu  tidak  mendapatkan  suara  sebagaimana  yang  sudah ditetapkan.
47
Untuk  mendapatkan  dukungan  Pemuda  Pancasila,  Syamsul  Arifin  harus mengeluarkan  sejumlah  dana  untuk  kegiatan  pemenangan  yang  dilakukan  Pemuda
Pancasila.  Tindakan  itu  dilakukan  Syamsul  agar  memperkecil  kesepakatan  berupa pengerjaan proyek pemerintah yang akan diminta oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila
Sumatera  Utara.  Tetapi  itu  sulit  dipenuhi  karena  Syamsul  Arifin  mengetahui  prilaku yang  sering  dilakukan  oleh  Ketua  Pemuda  Pancasila  Sumatera  Utara.  Selain
permintaan  uang  untuk  mendukung,  mereka  juga  akan  meminta  proyek  pemerintah dengan  alasan  untuk  kegiatan  organisasi.  Pengalamannya  sebagai  Bupati  Langkat
mengajarkan Syamsul Arifin menyikapi permintaan dukungan dari Pemuda Pancasila.
3.4. Konflik Internal Pemuda Pancasila dalam Proses Pencalonan Gubernur