Gugatan Sengketa Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara

Universitas Indonesia khusus agar peran Pemuda Pancasila dalam mendukung Syampurno sebagai calon gubernur menjadi bukti tersendiri. 45 Pengurus Pemuda Pancasila mendekati pemilik dan pemimpin redaksi tersebut untuk membantu mempublikasikan kegiatan Pemuda Pancasila Sumatera Utara pada saat kampanye untuk pasangan Syampurno. Setiap kegiatan kampanye Syampurno yang dihadiri oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara harus ditulis dalam bentuk berita disertai foto di halaman utama. Setiap pemberitaan yang memuat kegiatan pengurus Pemuda Pancasila, maka akan diberikan apresiasi khusus dalam bentuk materi dan non materi kepada pemilik atau pemimpin redaksi maupun wartawan yang meliput dan menulis berita tersebut. 46 Selain itu, media cetak lokal diminta untuk tidak memuat berita negatif atau buruk yang dapat menurunkan citra popularitas dan elektabilitas pasangan Syampurno. Jika itu terjadi, maka anggota Pemuda Pancasila akan mengancam wartawan dan pemimpin redaksi harian tersebut. Setiap media cetak lokal di Sumatera Utara sangat memahami prilaku anggota Pemuda Pancasila terkait dengan permintaan yang tidak bisa dipenuhi. Mereka bisa berlaku kasar kepada wartawan atau pemimpin redaksi di setiap waktu dan tempat. Untuk menghindari perlakuan seperti itu, maka pemimpin redaksi bertindak secara proporsional berdasarkan isi pemberitaan yang masuk mengenai pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Selama berlangsungnya tahapan pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tidak terjadi insiden kekerasan antara wartawan atau pemimpin redaksi dan pemilik media dengan anggota Pemuda Pancasila. 47

5.5. Gugatan Sengketa Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara

Pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pudjonugroho secara resmi memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara pertama yang dilakukan secara langsung. Rekapitulasi perhitungan suara tingkat provinsi oleh KPU 45 Data-data tentang pemilik dan pemimpin redaksi yang dibiayai oleh pengurus Pemuda Pancasila serta pendekatan khusus kepada media cetak tersebut seperti pemberian uang dan bentuk lainnya dapat dilihat di arsip penulis. 46 Apresiasi yang dimaksud adalah pengurus Pemuda Pancasila akan selalu membantu wartawan untuk menambah pemenuhan kebutuhan hidupnya serta bantuan pengamanan 47 Keterangan ini diperoleh dari wawancara dengan wartawan Harian Waspada, Analisa, SIB, Orbit. Mereka menjelaskan bahwa wartawan di Medan memiliki kedekatan tersendiri dengan para calon gubernur dan tim suksesnya. Setiap pemberitaan yang positif dan negatif selalu bersumber dari tim sukses masing-masing calon. Sedangkan khusus untuk Pemuda Pancasila ada wartawan tersendiri yang selalu diberikan santunan oleh pengurus Pemuda Pancasila untuk menuliskan berita terkait pemilihan gubernur. Universitas Indonesia Provinsi Sumatera Utara sekaligus menetapkan Syamsul Arifin sebagai gubernur dan Gatot Pudjonugroho sebagai wakil gubernur Provinsi Sumatera Utara Periode 2008- 2013 dengan perolehan suara 1.396.892 atau 28,31 persen dari total suara 4.933.687. Tingkat partisipasi pemilih pada pilkada langsung pertama ini diwarnai rendahnya partisipasi warga. Dari total daftar pemilih tetap DPT sebanyak 8.475.026 pemilih, yang hanya memberikan hak suaranya sebanyak 5.011.377 pemilih atau hanya 59,1 persen. Sedangkan jumlah suara yang tidak sah sebanyak 77.690 suara. Tabel 5.5 Hasil Perolehan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 No. Pasangan Calon Perolehan Suara Persentase 1. H. M. Ali Umri, SH, M. Kn H. Maratua Simanjuntak UMMA 789.793 16.02 2. Mayejn Pur Tritamtomo, SH Dr. Ir. Benny Pasaribu, M. Ec TRI-BEN 1.070.303 21,69 3. Ir. R.E. Siahaan H. Suherdi PASS 818.171 16,58 4. H. Abdul Wahab Dalimunthe H. M. Syafii, SH, M. Hum WARAS 858.528 17,40 5. H. Syamsul Arifin Gatot Pudjo Nugroho SYAMPURNO 1.396.892 28,31 T O T A L 4.933.687 100.00 Sumber: KPU Provinsi Sumatera Utara, 2008. Sidang pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara tanggal 24 April 2008 menyampaikan hasil perhitungan suara pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan menetapkan Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho Syampurno sebagai calon Gubernur yang memperoleh suara terbanyak 1.396.892 suara 28,31 persen dari total 4.933.687 pemilih. Kemudian disusul Tritamtomo – Benny Pasaribu mendapatkan 1.070.303 suara 21,69 persen, A. Wahab Dalimunthe dan Raden Syafii memperoleh 858.528 suara 17,40 persen, R.E. Siahaan – Suherdi 818.171 suara 16,58 persen, serta Ali Umri – Maratua Simanjuntak mendapatkan perolehan suara sekitar 789.793 16 persen. Ketetapan yang diputuskan oleh KPU Provinsi Sumatera Utara terhadap hasil perolehan suara pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara memberikan peluang untuk digugat oleh calon gubernur yang memiliki bukti-bukti praktik kecurangan. Mekanisme gugatan terhadap hasil pemilihan gubernur diatur dalam peraturan Universitas Indonesia perundang-undangan. Secara hukum, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tidak memungkinkan adanya pemilihan ulang kepala daerah, yang ada hanya ruang untuk melakukan penghitungan suara ulang di TPS. Dalam Pasal 103 UU No.322004 menentukan, penghitungan suara ulang hanya mungkin dilakukan jika terjadi berupa a secara tertutup dan kurang penerangan cahaya; b saksi pasangan calon, panwaslih, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas; c dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan. Dalam Pasal 104 UU No.322004 menentukan, suara di TPS dapat diulang jika terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan. Selain itu, penghitungan ulang surat suara dilakukan pada tingkat Panitia Pemungutan Suara PPS apabila terjadi perbedaan data jumlah suara di TPS, kemudian penghitungan ulang surat suara dilakukan pada tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan PPK apabila terjadi perbedaan data jumlah suara di PPS. Begitu juga apabila terjadi perbedaan data jumlah suara pada tingkat KPU KabupatenKota dan KPU Propinsi, dilakukan pengecekan ulang terhadap sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara pada 1 satu tingkat dibawahnya. Berdasarkan ketentuan tersebut, kelalaian yang berakibat pemilih yang kehilangan hak pilih tidak dapat di jadikan alasan untuk mengulang pemilihan kepala daerah. Apalagi dalam UU No. 322004 tidak ditemukan istilah pemilihan ulang, karena tidak ada landasan hukum. Manuver untuk melakukan pemilihan ulang dapat dijadikan bukti ketidaksiapan sebagian pasangan calon kepala daerah untuk menerima kekalahan. Padahal, jauh hari sebelum kampanye, semua calon sudah berikrar “siap menang, siap kalah”. Peluang untuk menggugat hasil pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh calon gubernur Tritamtomo – Benny Pasaribu. Mereka menggugat KPU Provinsi Sumatera Utara selaku penyelenggara Pilgubsu 2008. Gugatan itu didaftarkan ke Pengadilan Tinggi Sumatera Utara pada hari Senin 28 April 2008. Salah seorang anggota tim advokasi hukum pasangan calon nomor urut dua itu menjelaskan dua materi gugatan, yaitu tentang sengketa hasil penghitungan suara, serta tentang hal-hal yang berindikasi dapat mempengaruhi perolehan suara para pasangan calon. Universitas Indonesia Tim pemenangan dan konsultan hukum Tritamtomo – Benny Pasaribu menemukan adanya indikasi pelanggaran dan kecurangan dalam proses penghitungan perolehan suara pasangan calon oleh KPU Provinsi Sumatera Utara. Kecurangan atau penggelembungan suara terjadi dari TPS, PPS dan PPK. Terdapat selisih suara yang diperoleh pasangan Tritamtomo – Benny Pasaribu dari bukti formulir C1 rekapitulasi hasil perhitungan suara di TPS yang dimiliki oleh Tim Pemenangan calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara nomor urut 2 Tritamtomo – Benny Pasaribu dengan hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sumatera Utara. 48 Indikasi pelanggaran pilkada lainnya terkait tentang hal-hal yang mempengaruhi perolehan suara, seperti banyaknya masyarakat yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap DPT Pilgubsu 2008. Kemudian tentang penggunaan fasilitas negara dalam kampanye, pejabat fungsional terlibat kampanye, adanya penggunaan anggaran daerah untuk kampanye, pengancaman terhadap warga saat hendak mencoblos, ada satu pemilih mencoblos sampai tujuh kali di sebuah TPS dan ada surat suara yang hilang atau dibuang. Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara, Irham Buana Nasution, mengatakan: “…kesempatan gugatan yang diberikan kepada tim kampanye pasangan calon hanya untuk yang bersifat mempengaruhi penghitungan suara. Seperti temuan kecurangan yang dilakukan salah satu pasangan calon atau bukti penggelembungan suara. Batas waktu maksimal tiga hari setelah penetapan gubernur terpilih yang diberikan undang-undang hanya gugatan sengketa Pilkada yang mempengaruhi hasil. Jika terdapat bukti maka dapat diajukan langsung ke Mahkamah Agung MA. barang bukti tentang gugatan hasil perolehan suara harus berjumlah signifikan. Sehingga jika terdapat kecurangan penggelembungan suara yang jumlahnya jauh di bawah selisih suara antara pemenang dengan peringkat berikutnya, maka gugatan itu tidak dapat diakomodir. Misalnya seperti selisih antara Syampurno dengan Tri-Ben 326.589 suara. Jika ditemukan penggelembungan suara hanya 100.000, maka itu tidak signifikan dapat mempengaruhi perolehan suara. Dan gugatan tidak dapat 48 Data asli dapat dilihat di kantor Arteria Dahlan, SH, kuasa hukum tim advokasi hukum pasangan calon nomor urut dua, Tritamtomo – Benny Pasaribu. Universitas Indonesia didaftarkan. Sementara untuk gugatan seputar data pemilih menurutnya hanya akan dikategorikan sebagai gugatan perdata biasa, sebab tidak ada kaitannya dengan perolehan suara. Gugatan tersebut juga harus diajukan oleh pemilih yang kehilangan hak suaranya ke PT. Dan yang dituntut juga lembaga atau oknum yang dengan sengaja atau karena kelalaian telah menghilangkan hak politik warga negara.” 49 Untuk menghadapi gugatan hasil perolehan suara dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, tim pemenangan Syampurno melakukan serangkaian upaya agar menang dalam pengadilan tersebut. Upaya yang dilakukan adalah mendengar pendapat hukum yang disampaikan oleh Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara terhadap proses gugatan yang diajukan. Syamsul Arifin meminta kepada Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara untuk membantu memenangkan perkara dan akan memenuhi segala permintaan terkait dengan keperluan tersebut. Proses pertemuan antara Syamsul Arifin dengan Irham Buana Nasution sangat tertutup dan kesepatakan yang dihasilkan hanya diketahui kedua belah pihak. Untuk membuktikan materi gugatan yang disampaikan oleh kuasa hukum Tritamtomo – Benny Pasaribu, mereka harus menghadirkan saksi-saksi di pengadilan yang melihat secara langsung adanya bukti kecurangan pada saat pemilihan. Agar saksi-saksi yang dihadirkan berpihak kepada Syamsul Arifin, maka anggota Pemuda Pancasila ditugaskan untuk mengawal dan menjaga para saksi tersebut. Data tentang lokasi TPS yang diduga terdapat manipulasi perhitungan suara telah dipelajari oleh tim pemenangan Syampurno. Sebagian dari lokasi TPS tersebut merupakan daerah yang menjadi tanggung jawab Pemuda Pancasila seperti wilayah Medan Belawan, Medan Area, dan daerah pedesaan yang sulit dijangkau alat transportasi. 50 Tidak ada tindakan intimidasi yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila terkait mengawasi proses perkara yang berlangsung di Mahkamah Agung. Tetapi, anggota Pemuda Pancasila akan mengantisipasi jika IPK Sumatera Utara yang mendukung Tritamtomo dalam pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara turut 49 Wawancara dengan Irham Buana Nasution, Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara, 12 Januari 2013 pukul 12.00 Wib di Medan. 50 Penulis tidak menemukan data yang pasti tentang jumlah TPS yang diduga dimanipulasi atau terjadi penggelembungan suara. Data yang diperoleh tersebut hanya didapat dari pernyataan salah seorang narasumber hasil wawancara terhadap FS, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 25 Januari 2013, pukul 16.30 Wib, di Medan. Universitas Indonesia serta membantu mencari saksi-saksi yang akan diberangkatkan ke Jakarta menghadiri persidangan sengketa pemilihan gubernur. Tindakan antisipasi itu adalah menjaga dan mengawasi masyarakat dan pemilih yang akan diajak menjadi saksi oleh tim pemenangan Tritamtomo – Benny Pasaribu. Jika ada masyarakat yang berada di wilayah tanggung jawab Pemuda Pancasila diajak menjadi saksi pengadilan akan diancam agar tidak memenuhinya. Ancaman itu berupa ancaman fisik, melukai, bahkan membunuh pemilih yang ikut membantu Tritamtomo dalam gugatan sidang sengketa pemilihan gubernur yang memenangkan Syampurno. Untuk wilayah yang menjadi tanggung jawab Pemuda Pancasila tidak ada satupun pemilih yang dihadirkan sebagai saksi di pengadilan Mahkamah Agung terkait sengketa pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Pemilih yang hadir sebagai saksi di Jakarta berasal dari daerah binaan PDIP Sumatera Utara. Seluruh kader PDIP berupaya untuk membuktikan adanya kecurangan dalam pemungutan dan perhitungan suara yang terjadi di TPS, PPS, dan PPK. Kader PDIP Sumatera Utara memiliki militansi dan loyalitas kelembagaan yang baik, sementara Syampurno hanya memiliki dukungan kader loyal dari PKS. Untuk melengkapi para pendukung yang loyal dalam membantu KPU Provinsi Sumatera Utara menghadapi tuntutan sengketa pilkada, Syamsul Arifin meminta dukungan anggota Pemuda Pancasila. Selain itu, Syamsul Arifin dan tokoh Pemuda Pancasila melakukan pendekatan dan lobi kepada pihak-pihak yang berpengaruh seperti elit-elit di Jakarta untuk meminta dukungan dari proses pengadilan sengketa pemilihan gubernur. Pihak-pihak yang dilobi diantaranya adalah perwira TNI-AD yang dihormati Tritamtomo. 51 Tetapi, upaya tersebut tidak juga mendapatkan hasil untuk menghentikan tuntutan gugatan sengketa pemilihan gubernur. DPD PDIP Sumatera Utara sebagai partai yang mencalonkan Tritamtomo – Benny Pasaribu menjadi penentu dalam memutuskan pendaftaran gugatan sengketa pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Oleh karena itu, tidak ada pihak lain termasuk kalangan tentara yang dapat mengintervensi atau mempengaruhi keputusan untuk mendaftarkan gugaran sengketa tersebut. 51 Tidak ditemukan informasi yang jelas tentang nama elit-elit di Jakarta yang ditemui oleh Syamsul Arifin dan tokoh Pemuda Pancasila termasuk dari TNI-AD. Informasi tersebut diperoleh dari salah seorang tim sukses Syampurno. Universitas Indonesia Proses persidangan yang berlangsung di pengadilan Mahkamah Agung dihadiri oleh tim sukses Syampurno dan tokoh Pemuda Pancasila. Gugatan yang teregistrasi pada tanggal 7 Mei 2008 membutuhkan waktu selama 14 hari kerja untuk penetapan keputusan yaitu akhir Mei 2008. Setelah hasil keputusan dari MA tersebut, berdasarkan undang-undang, maka KPU Provinsi Sumatera Utara harus menyerahkan hasil perhitungan suara ke DPRD Sumatera Utara. Kemudian lembaga legisiatif itu melalui Gubernur Sumatera Utara akan menyerahkannya ke Menteri Dalam Negeri untuk disahkan presiden. Tahapan seperti itu, dikhawatirkan akan menunda pelantikan Gubernur Sumatera Utara terpilih. Oleh karena itu, proses pendaftaran gugatan dari Pengadilan Tinggi hingga registrasi di MA memakan waktu sembilan hari. Padahal KPU Provinsi Sumatera Utara sudah menetapkan pelantikan akan dilakukan dua bulan setelah pemungutan suara, yaitu pada 16 Juni mendatang. KPU Provinsi Sumatera Utara telah mempersiapkan materi untuk melakukan pembelaan dalam persidangan perdana di Mahkamah Agung. Mahkamah Agung dalam persidangan sengketa pilkada Sumut di gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tipikor, Jalan H Rasuna Said, Jakarta, pada hari Selasa 27 Mei 2008 menolak seluruh permohonan pemohon pasangan Tritamtomo – Benny Pasaribu yang menggugat keputusan KPU Nomor 16 tanggal 24 April 2008 tentang penetapan calon terpilih. Dalam keputusan tersebut, KPU Sumatera Utara menetapkan pasangan nomor urut 5, Syamsul Arifin-Gatot Pudjo Nugroho sebagai pemenang pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara dengan perolehan 28,31 persen suara. Majelis Hakim diketuai Paulus Lotulung dan anggota masing-masing Prof. Muksin, Prof. Abdul Manan, Prof. Sukarja dan Prof. HM Hakim Nyapa menilai berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, dalil yang diajukan pemohon tidak relevan dengan pokok perkara. Disebutkan Ketua Majelis Hakim, berdasarkan saksi dan bukti-bukti tertulis yang diajukan tidak relevan dengan permohonan pemohon baik dalam eksepsi maupun pokok perkara. Maka majelis hakim menolak secara keseluruhan permohonan pemohon baik dalam eksepsi maupun pokok perkara. Di persidangan tersebut, Prof Paulus Effendi Lotulung, menjatuhkan hukuman terhadap pemohon untuk membayar biaya perkara senilai Rp 300.000.000,-. Disebutkan Ketua Majelis Hakim putusan ini bersifat final. Oleh karena itu, putusan KPU Sumut yang menetapkan pasangan calon Gubernur dan Universitas Indonesia Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara nomor urut 5 H. Syamsul Arifin SE – Gatot Pujo Nugroho, ST pada tanggal 20 April 2008, sesuai dengan peraturan dan undang-undang adalah sah. Pembacaan putusan oleh majelis hakim agung selama 3 jam tersebut, menolak seluruh permohonan pemohon mulai dari penggelembungan suara, selisih penghitungan suara, dan penghilangan suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara. Hakim Agung juga menolak gugatan pemohon tentang pemilih yang tidak mendapat hak pilih, karena tidak masuk dalam daftar pemilih tetap, termasuk menyangkut masalah pemilih ganda, pemilih yang sudah meninggal dan tidak cukup umur. Pasalnya, gugatan tersebut tidak menyangkut dengan sengketa pilkada. Sebelum dijatuhi putusan majelis hakim, suasana di persidangan terlihat tegang. Masing-masing pemohon maupun termohon dan pengunjung dari kedua belah pihak juga ikut tegang menunggu putusan. Persidangan di Mahkamah Agung tersebut dihadiri oleh isteri Benny Pasaribu, mantan Kepala Bakesbang Linmas Sumut juga tim sukses calon gubernur dan wakil gubernur Triben, Edi Aman Saragih, Parlin Manihuruk, Ketua Amir Hamzah Center H Irwansyah Nasution SH MHum tim sukses Syampurno, dan Komunitas Pendukung Syamsul Arifin Kampsya Sumandi Wijaya Acoy. Setelah mendengar putusan dari majelis hakim agung, dari pemohon tidak menerima dengan hasil tersebut. Salah satu kuasa hukum dari pemohon mengatakan, mereka tidak menerima hasil tersebut. Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution menjelaskan, “…dalam persidangan yang digelar sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB majelis hakim agung yang mengadili perkara membacakan putusan MA terhadap pilkada Sumut. Putusan akhirnya seluruh gugatan permohonan keberatan pemohon ditolak oleh MK dengan tiga pertimbangan. Yakni pemohon tidak dapat membuktikan adanya kecurangan pilkada, penggelembungan suara atau pengurangan suara sebagaimana yang mereka ajukan dalam gugatannya. Juga tidak diperkuat dengan bukti-bukti dan saksi yang ada. Justru KPU yang bisa membuktikan bahwa tidak terjadi kecurangan penggelembungan dan pengurangan suara. Karena menurut majelis hakim pemungutan dan penghitungan suara telah berjalan aman dan Universitas Indonesia tidak ada keberatan yang diajukan. Apa yang digugat pasangan Tri-Ben bukanlah persoalan sengketa pilkada, tetapi pelanggaran pilkada. 52 Meskipun kuasa hukum pasangan calon gubernur nomor urut 2 Tritamtomo – Benny Pasaribu menolak keputusan majelis hakim MA, tetapi kekuatan jaringan yang dimiliki oleh Syamsul Arifin menjadi pertimbangan penting bagi mereka. Pemuda Pancasila yang memiliki jaringan dan akses sumber kekuasaan lembaga politik lokal di kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara juga mengerahkan kekuatannya untuk mengawal proses gugatan sengketa pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Melalui jaringan ke pemilik media cetak lokal, pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, meminta untuk tidak mempublikasikan berita- berita yang dapat menyebabkan diulangnya pemilihan gubernur. Upaya tersebut sebagai bentuk tanggung jawab Pemuda Pancasila dalam mengawal hasil perolehan suara yang memenangkan calon gubernur yang didukung. Pengurus Pemuda Pancasila Sumatera Utara menemui kader-kadernya yang menjadi pemilik media cetak lokal agar mendukung KPU Provinsi Sumatera Utara terkait dengan keputusan yang telah ditetapkan dalam pemilihan gubernur. Tidak sulit bagi Anuar Shah untuk memanggil para pemilik media cetak tersebut dan meminta untuk bertindak secara tepat karena hasil perolehan suara sudah menyatakan pemenang pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara adalah Syamsul Arifin – Gatot Pudjonugroho. Para pemilik media cetak lokal yang diminta oleh Anuar Shah untuk mendukung hal tersebut, sependapat dengan permintaan pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Para pimpinan redaksi dan wartawan diperintahkan untuk tidak memberitakan persoalan sengketa pemilihan gubernur. Tetapi, pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara juga meminta agar pemberitaan diarahkan untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa sengketa pilkada akan menunda pelantikan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, akan ada pemborosan anggaran negara jika pemilihan gubernur dilakukan kembali atau diulang. Opini tersebut berkembang selama proses sengketa pemilihan gubernur berlangsung sejak tim kuasa hukum Tritamtomo – Benny Pasaribu mendaftarkan gugatan ke Mahkamah Agung. Seluruh potensi media cetak diarahkan untuk 52 Wawancara dengan Irham Buana Nasution, Ketua KPU Provinsi Sumatera Utara, 12 Januari 2013 pukul 12.00 Wib di Medan. Universitas Indonesia menuliskan aspek negatif jika pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara diulang kembali. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terbentuknya opini di masyarakat yang membaca media cetak lokal tentang banyaknya pelanggaran yang dilakukan salah satu calon gubernur pada saat tahapan pemilihan berlangsung.

5.6. Model Relasi Jaringan Pemuda Pancasila Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Strategi Kampanye Pasangan Calon H.Syamsul Arifin Dan Gatot Pujonugroho Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

1 51 161

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

Solusi Atas Isu Politik Tentang Calon Independen Dan Ajakan Golput Dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2008.

0 0 14

TATACARA PENDAFTARAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR_PARPOL

0 0 26

Opini Mahasiswa Kota Medan Terhadap Iklan Politik Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

0 0 10

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 87

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 11

BAB 2 SUMATERA UTARA DAN PEMUDA PANCASILA: PERSPEKTIF HISTORIS, DINAMIKA SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK - Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Waki

0 1 58

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 51

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 18