Universitas Indonesia
kepada Syamsul Arifin selalu difasilitasi oleh para senior atau orang-orang yang mengenal Syamsul Arifin.
Para aktivis mahasiswa yang tidak bergabung dalam organisasi intra maupun ekstra kampus seperti kelompok studi menyatakan bahwa dukungan Pemuda Pancasila
kepada pasangan Syampurno hanya akan menambah daftar panjang keburukan pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung. Adanya praktik transaksi di antara para
elit yang ingin menguasai sumber-sumber keuangan pemerintah lokal merupakan salah satu persoalan dalam pemilihan kepala daerah yang dilakukan saat ini.
“…saya meyakini pasti ada transaksi yang dilakukan oleh pengurus Pemuda Pancasila dengan Syamsul Arifin pada waktu pemilihan Gubernur Provinsi
Sumatera Utara. Bisa saja ada komitmen tertentu bisa dalam bentuk proyek atau jabatan di pemerintah atau apapun itu namanya. Tetapi, itu semua sulit
dimengerti oleh sebagian besar masyarakat Sumatera Utara. Meskipun sulit membuktikan seberapa besar sumbangan PP dalam kemenangan Syamsul
sebagai gubernur, tetapi orang banyak tau PP itu dukung Syamsul. Kalau sudah dukung ya sudah pasti akan ada klaim. Itu yang jadi masalah nantinya.”
43
4.3. Dukungan Kader Pemuda Pancasila yang Menjadi Pimpinan Partai Politik
Pada saat reformasi, para kader Pemuda Pancasila banyak yang menjadi anggota dan pengurus di berbagai partai politik. Keputusan tentang independensi organisasi
Pemuda Pancasila, memberi kebebasan kepada anggota dan kader untuk memilih partai politik manapun sesuai dengan keinginannya. Meskipun Partai Patriot Pancasila
didirikan oleh sebagian pengurus dan tokoh Pemuda Pancasila di Jakarta. Di Sumatera Utara, para kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai politisi selalu menghormati
kebijakan organisasi terkait bidang politik yang diputuskan oleh MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Walaupun kebijakan organisasi membebaskan kader Pemuda
Pancasila untuk memilih aktif di partai politik manapun. Tetapi, untuk pemilihan kepala daerah secara langsung, seluruh anggota Pemuda Pancasila diwajibkan memberikan
dukungan dan memilih calon yang telah didukung sebagai bentuk penegakan kewibawaan organisasi.
43
Wawancara dengan Ucok, mantan aktivis PRD di Medan, 27 Januari 2012, pukul 22.30 Wib di Medan.
Universitas Indonesia
Bagi kader Pemuda Pancasila yang aktif di partai politik tertentu, akan muncul konflik kepentingan jika keputusan yang ditetapkan oleh pengurus Pemuda Pancasila di
Sumatera Utara mungkin saja berbeda dengan keputusan partai politiknya. Fakta itu terjadi pada saat pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2008, beberapa kader
Pemuda Pancasila yang menjadi pengurus teras partai politik memutuskan dukungan calon yang berbeda dengan keputusan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara.
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara memutuskan untuk memberikan dukungan kepada Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Pada saat itu, Syamsul Arifin
mendapatkan dukungan dari 11 partai politik. Untuk memperkuat dukungan partai politik itu Syamsul Arifin juga mencari dukungan dari Pemuda Pancasila agar
membantu kegiatan pemenangan karena besarnya potensi organisasi pemuda tersebut di Sumatera Utara. Sementara, tidak semua kader Pemuda Pancasila yang dipastikan dapat
mengikuti keputusan organisasi karena beberapa kader dan tokoh Pemuda Pancasila juga menjadi pengurus partai politik yang tidak mencalonkan Syamsul Arifin.
Kondisi tersebut harus disikapi oleh pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dalam kegiatan pemenangan Syamsul Arifin. Sehingga sikap beberapa
kader Pemuda Pancasila dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama adalah sikap kader yang menjadi politisi atau pengurus partai politik di mana dukungan calon
gubernur dari partai politik itu sesuai dengan MPW Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara. Kedua, sikap kader Pemuda Pancasila yang menjadi pengurus partai
politik tetapi dukungan calon gubernur dari partai politik itu tidak sama keputusannya dengan calon dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Tabel 4.4 berikut
menunjukkan beberapa tokoh dan kader Pemuda Pancasila Sumatera Utara yang menjadi pengurus partai politik.
Tabel 4.4 Calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 dari Partai Politik dan Kader
Pemuda Pancasila yang Menjadi Pengurus Partai Politik Pendukung Calon Gubernur di Sumatera Utara
Calon Gubernur Dukungan
Partai Politik Kader Pemuda Pancasila
yang Menjadi Pengurus Partai Politik Pendukung
Jabatan di Partai Politik
Ali Umri – Maratua
Simanjuntak Partai Golkar
Ajib Shah Wakil Ketua I Majelis
Pertimbangan Organisasi Wakil Ketua
DPD Golkar Sumut
Universitas Indonesia
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
Hardi Mulyono Wakil Ketua II MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara
Wakil Ketua DPD Golkar
Sumut R.E Siahaan -
Suherdi PDS, PKB,
PPIB, PPD, PNI
Marheinisme, PBSD, Partai
Pelopor, PNBK
Tidak tersedia data tentang politisi dari koalisi partai
politik yang menjadi pengurus Pemuda Pancasila
-
Syamsul Arifin – Gatot
Pudjonugroho PPP, PKS,
PBB, P. Patriot
Pancasila, PKPB, PKPI,
PPDK, PSI, P. Merdeka,
PPDI, PNUI Hampir semua pengurus
Partai Patriot Pancasila merupakan pengurus MPW
Pemuda Pancasila Sumut. Kecuali partai politik
lainnya yang tidak terdata di Pemuda Pancasila
-
Wahab Dalimunthe – R.M. Syafii
P. Demokrat, PBR, PAN
Yance Aswin Ketua Bidang Hukum dan
HAM MPW Pemuda Pancasila Sumut
Farianda Putra Sinik Ketua Bidang Ketahanan
Nasional MPW Pemuda Pancasila Sumut
Syarifuddin Rosa Pengurus PP Labuhan
Batu Ahmad Arif
Pengurus DPC PP Kota Medan
Wakil Sekretaris DPD PD Sumut
Wakil Sekretais DPD PD Sumut
Wakil Ketua DPW PBR
Sumut Ketua DPD
PAN Kota Medan
Tritamtomo – Benny Pasaribu
PDIP Boyke Turangan
Ketua Bidang MPW Pemuda Pancasila Sumatera
Utara Brilian Mochtar
Pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara
Wakil Ketua DPD PDIP
Sumut
Wakil Ketua DPD PDIP
Sumut
Sumber: Diolah dari Berbagai Data, 2012.
Universitas Indonesia
Bagi kader yang termasuk kategori pertama tidak begitu sulit membuat kegiatan pemenangan Syamsul Arifin di beberapa wilayah yang menjadi daerah binaan atau
konstituennya. Para kader tersebut hanya perlu melakukan koordinasi dengan tim sukses yang dibentuk oleh koalisi partai politik pendukung Syamsul Arifin. Ketika
instruksi dukungan calon gubernur dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara ditetapkan maka saat itu juga seluruh kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai
politisi atau pengurus partai politik melakukan serangkaian kegiatan pemenangan di basis akar rumputnya. Mereka mengerahkan seluruh anggota partai politik untuk aktif
mendukung Syamsul Arifin seperti menyebarkan alat peraga, menghadiri pertemuan warga dan kampanye hingga hadir di TPS untuk memilih. Politisi yang menjadi
pengurus MPW Pemuda Pancasila dalam kategori pertama ini mayoritas berasal dari Partai Patriot Pancasila.
Bahkan Ketua Partai Patriot Pancasila ditunjuk sebagai ketua tim sukses pemenangan Syamsul Arifin–Gatot Pudjonugroho yang juga didukung oleh MPW
Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Politisi lain yang dikenal sebagai tokoh pemuda dan sangat akrab dengan Pemuda Pancasila adalah Martius Latuperissa, pengurus PKPI
Sumatera Utara, merupakan figur yang aktif mendukung Syamsul Arifin pada saat kegiatan sosialiasi dan pemilihan gubernur. Kendati menguraikan berbagai prilaku yang
tidak sehat di antara rekan-rekannya sesama politisi pada saat pemilihan kepala daerah, namun Martius merasa memiliki tanggung jawab persahabatan dengan Syamsul Arifin
untuk membantu kelancaran kemenangannya.
44
Meskipun dalam praktiknya, pimpinan MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara tidak begitu maksimal melakukan mobilisasi anggota untuk kegiatan pemenangan
Syamsul Arifin. Tetapi melalui para kader Pemuda Pancasila yang menjadi pimpinan teras partai politik, relatif dapat membantu kegiatan pemenangan. Posisi Darwin
Nasution sebagai Ketua Partai Patriot Pancasila dan ketua tim pemenangan sangat membantu memberikan ruang untuk partisipasi aktif para kader Pemuda Pancasila yang
menjabat sebagai pengurus inti partai politik di Sumatera Utara. Tindakan yang dilakukan Darwin Nasution adalah mengajak, menjelaskan sekaligus memantau kader-
kader Pemuda Pancasila yang aktif di pelbagai partai politik untuk melakukan kegiatan- kegiatan mencari dukungan kepada Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur.
44
Percakapan pribadi dengan Martius Latuperissa, 29 November 2011.
Universitas Indonesia
Pada kategori yang kedua terkait sikap kader Pemuda Pancasila yang menjadi pengurus partai politik tetapi dukungan calon gubernur dari partai politik itu tidak sama
keputusannya dengan calon gubernur dari MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Posisi kader Pemuda Pancasila yang tergolong pada kategori ini menjadi dilema
tersendiri bagi mereka. Di satu sisi, para kader tersebut diharuskan mentaati keputusan partai politik tentang calon gubernur yang didukung. Sementara, di sisi lain sebagai
kader Pemuda Pancasila, diwajibkan pula mengikuti instruksi organisasi untuk mendukung calon gubernur. Para kader Pemuda Pancasila itu menduduki jabatan
penting dalam kepengurusan partai politik seperti Ajib Shah Wakil Ketua DPD Golkar Sumatera Utara yang sangat kuat mendukung Syamsul Arifin dalam pemilihan
gubernur. Sementara Partai Golkar mengusung Ali Umri Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara sebagai calon gubernur.
45
Meskipun Ajib Shah menjelaskan ketidaksetujuannya terhadap gaya kepemimpinan Syamsul Arifin selama menjabat
sebagai Bupati Langkat, namun Ajib Shah menjadi salah seorang tokoh Pemuda Pancasila yang mendukung Syamsul Arifin sebagai calon gubernur.
Serangkaian upaya yang dilakukan Ajib Shah untuk menggalang dukungan masyarakat agar memilih Syamsul Arifin telah diketahui oleh pengurus DPD Partai
Golkar Sumatera Utara. Bagi para kader dan pengurus Partai Golkar yang tidak mendukung Ali Umri sebagai calon gubernur akan diberikan sanksi organisasi.
Meskipun teguran sudah didengar oleh Ajib Shah hingga ancaman pemecatan sebagai bentuk sanksi dari pimpinan Partai Golkar, namun Ajib Shah tidak begitu
memperdulikan keputusan partai tersebut.
46
Untuk daerah-daerah tertentu Ajib Shah menggunakan organisasi Pemuda Pancasila dan Partai Golkar dalam menggalang
dukungan masyarakat seperti Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. Menghubungi kerabat dan sahabat yang memiliki pengaruh di masyarakat untuk memenangkan
Syamsul Arifin dalam pemilihan gubernur terus dilakukan oleh Ajib Shah. Dia pun kemudian rajin menyampaikan kabar kepada semua orang yang ditemuinya untuk
memilih Syamsul Arifin.
45
Pada saat pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Syamsul Arifin tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Daerah Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara. Keputusan Syamsul Arifin maju
sebagai calon gubernur berakibat pada pencopotan dirinya dalam jabatan tersebut sekaligus sebagai anggota Partai Golkar. Tetapi, surat keputusan itu tidak pernah diterima Syamsul Arifin.
46
Wawancara dengan Ajib Shah, 20 Oktober 2011, di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, pukul 12.30 Wib.
Universitas Indonesia
DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara tidak mengambil tindakan organisasi atas kegiatan yang dilakukan Ajib Shah yaitu tidak mendukung Ali Umri
sebagai calon gubernur. Meskipun semua pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara mengetahui kegiatan Ajib Shah tersebut. Keputusan untuk tidak
memberikan sanksi organisasi kepada Ajib Shah karena Ali Umri banyak mendapat bantuan pengamanan dan keuangan dari keluarga Shah pada saat pemilihan ketua DPD
Golkar Sumatera Utara. Tidak konsistennya Partai Golkar menindak pengurus dan kadernya karena mendukung calon lain membuat kader-kader Golkar yang berasal dari
Pemuda Pancasila merasa bebas melakukan apa saja terkait dukungan kepada calon gubernur. Atas dasar itu pula, beberapa kader Pemuda Pancasila di Partai Golkar
mendukung Syamsul Arifin dalam kegiatan pemenangan. Kader Pemuda Pancasila lainnya seperti Boyke Turangan, Wakil Ketua DPD
PDI-P Sumatera Utara dan Wakil Ketua MPW Pemuda Pancasila, memiliki pandangan lain. DPD PDIP Provinsi Sumatera Utara mendukung Tri Tamtomo sebagai calon
Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sikap Boyke yang memang tidak begitu setuju kepada Syamsul Arifin mengharuskannya berada pada posisi netral yaitu tidak
melakukan kegiatan apapun untuk pemenangan Syamsul Arifin. Boyke menghormati keputusan koleganya di MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dan untuk
menghormati para tokoh dan senior Pemuda Pancasila yang telah mendukung Syamsul Arifin. Ketidaksukaan Boyke kepada Syamsul Arifin menjadi urusan yang sifatnya
pribadi saja dan tidak ada terkait dengan organisasi. Meski demikian tindakan yang pasif dan tidak mendukung Syamsul Arifin telah disampaikan Boyke kepada Ketua
MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Boyke juga tidak terlibat aktif dalam kegiatan pemenangan Tri Tamtomo sebagai calon gubernur dari PDI-P.
47
Berbeda dengan Ahmad Arif, ketua DPD PAN Kota Medan dan Pengurus MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, yang harus mengikuti keputusan DPW PAN
Sumatera Utara untuk mendukung Abdul Wahab Dalimunthe sebagai calon gubernur. Jabatan sebagai ketua partai politik mengharuskan Ahmad Arif memutuskan untuk tetap
memberikan dukungan kepada Abdul Wahab Dalimunthe. Tidakan Ahmad Arif tersebut telah disampaikannya kepada Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara dengan
beberapa kesepakatan. Di antara kesepakatan itu adalah Ahmad Arif tidak dibenarkan
47
Wawancara dengan Boyke Turangan, 28 Desember 2011 di kantor MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, pukul 13.00 Wib.
Universitas Indonesia
melakukan kegiatan pemenangan Abdul Wahab Dalimunthe di lingkungan internal Pemuda Pancasila atau menggunakan fasilitas Pemuda Pancasila. Ketua MPW Pemuda
Pancasila, Anuar Shah, memahami posisi Ahmad Arif sebagai salah seorang ketua partai politik yang berbeda pilihan calon gubernurnya dengan Pemuda Pancasila.
Namun, Ahmad Arif sebagai kader Pemuda Pancasila selalu bersedia berkoordinasi dengan MPW Pemuda Pancasila untuk berbagi informasi dari kegiatan pemenangan
calon masing-masing.
48
Situasi yang dilematis itulah yang terjadi pada para kader Pemuda Pancasila yang menjadi kader partai politik yang berbeda pilihan dukungan calon gubernur. Untuk
menyikapi kondisi tersebut, pengurus MPW Pemuda Pancasila melakukan langkah- langkah antisipatif dengan tidak mengorbankan karir politik para kader yang
bersangkutan. Langkah tersebut dilakukan karena partai politik pengusung tentu memiliki mekanisme internal berupa sanksi organisasi kepada kader yang tidak
mengikuti keputusan partai politik. Di satu sisi, instruksi organisasi Pemuda Pancasila mengharuskan seluruh kader dan simpatisan di semua instansi agar mendukung
Syamsul Arifin sebagai calon gubernur. Di sisi lain, beberapa kader Pemuda Pancasila yang berprofesi sebagai politisi dari partai politik yang berbeda dukungan calonnya
diharuskan pula mengikuti keputusan partai politik tentang dukungan calon gubernur. Situasi itu kemudian menyebabkan para kader Pemuda Pancasila yang memiliki
jabatan sebagai pengurus teras partai politik harus bersikap hati-hati dalam menentukan dukungannya. Beberapa kader Pemuda Pancasila memang menyatakan kendala
khususnya bagi mereka yang berbeda pilihan dukungan calon gubernur. Namun, saling memahami dan menghargai pilihan politik menjadi keharusan bagi para kader Pemuda
Pancasila meskipun praktik kegiatan di lapangan dilakukan secara dinamis di antara mereka. Ada kalanya kesamaan dan perselisihan pendapat diselesaikan dengan cara-
cara yang menghindari kekerasan. Namun, tidak demikian yang terjadi di antara pengikut atau massa masing-masing tokoh Pemuda Pancasila. Terkadang, perbedaan
pendapat di antara tokoh itu dapat menyebabkan perkelahian di antara pengikut mereka di tingkat akar rumput. Para tokoh Pemuda Pancasila yang berbeda pilihan politiknya
masih bisa bersapa dan bersenda gurau atau bahkan bersekutu ketika ditemukan kepentingan yang sama.
48
Wawancara dengan Ahmad Arif, 30 November 2011, pukul 17.00 Wib di Medan.
Universitas Indonesia
4.4. Dukungan Kader Pemuda Pancasila yang Menjadi Anggota Legislatif