10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
a. Pengertian dan Hakikat Kurikulum 2013
Istilah kurikulum berasal dari kata curir dan curere. Istilah kurikulum ini pertama kali digunakan dalam dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno.
Secara etimologis, kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat
berlari dari mulai start sampai finish Sanjaya, 2009: 3. Seiring perkembangan zaman, istilah kurikulum juga digunakan di dalam dunia pendidikan. Menurut
pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa Sukmadinata, 2007: 4.
Pendapat Sukmadinata terhadap pengertian istilah kurikulum ini sejalan dengan pendapat Saylor, Alexander, dan Lewis dalam Sanjaya 2009: 4 bahwa
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan.
Seiring perkembangan zaman, makna kurikulum tersebut mengalami perubahan. Pasal 1 butir 19 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional berbunyi,”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Harold B. Alberty dalam Rusman 2009: 3 memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab
sekolah all of the activities that are provided for the students by the school. Caswell dan Campbell dalam Kurinasih dan Sani 2013: 5 mendefinisikan
kurikulum sebagai seluruh pengalaman dari anak yang berada dalam pengawasan guru. Saylor, Alexander, dan Lewis dalam Rusman 2009: 3
mengatakan bahwa kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di
luar sekolah. Kurikulum cenderung mengalami perubahan seiring perkembangan
zaman dan semakin beragamnya kebutuhan manusia. Kurikulum yang berlaku pada saat ini di Indonesia adalah Kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal
dengan istilah Kurikulum Tematik. Kurikulum 2013 ini berlaku sejak tahun pelajaran 20132014. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik
integratif dan saintifik. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dilaksanakan berdasarkan tema-tema. Setiap tema berisi dua sampai empat mata pelajaran.
Pembelajaran memuat lima langkah kegiatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Nuh dalam Kurinasih
dan Sani 2013: 22 mengatakan bahwa Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Kurinasih dan Sani 2013: 22 menyebutkan lima ciri Kurikulum 2013,
antara lain: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi
dan informasi. 2
Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan
berpikir kritis. 3
Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
4 Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi
kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.
5 Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hakikat Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1 Menggunakan pendekatan tematik integratif dan saintifik
2 Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tema-teman tertentu.
3 Mengedepankan pendidikan karakter yang tercermin dari urutan
kompetensi inti dalam penyusunan RPPTH, yakni dimulai dari kompetensi inti 2 sikap sosial kemudian kompetensi inti 1 sikap spiritual.
b. Rasional Perubahan Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum 2013 dilakukan atas adanya dasar pemikiran yang dapat dipahami dan dipertanggungjawabkan. Kurniawan 2014: 228
menjelaskan rasional perubahan kurikulum 2013 sebagai berikut. 1
Situasi, kondisi, dan kecenderungan perkembangan kehidupan a
Fenomena negatif yang mengemuka Beberapa gejala sosial yang sering muncul di Indonesia pada saat ini
membutuhkan penanganan yang serius khususnya dalam bidang pendidikan, misalnya: perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak masyarakat. b
Tantangan masa depan Berbagai isu globalisasi membutuhkan tanggapan yang serius dari dunia
pendidikan melalui penyiapan kurikulum, misalnya: globalisasi WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA, masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya,
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi, dan transformasi pada sektor pendidikan, dan hasil
TIMSS dan PISA. c
Tuntutan kompetensi masa depan Tuntutan kompetensi masa depan ini masih sangat berkaitan dengan
tantangan masa depan. Manusia harus memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai fenomena kemajuan pada masa yang akan datang.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki meliputi: kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga negara yang efektif, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan
hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas mengenai hidup, memiliki kesiapan untuk bekerja, dan memiliki
kecerdasan sesuai dengan bakat atau minatnya. d
Persepsi masyarakat tentang pendidikan Pemerintah sangat menghargai beberapa kritikan dari masyarakat terkait
pelaksanaan pendidikan di Indonesia, antara lain: pendidikan terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, dan
kurang bermuatan karakter.
2 Karakteristik kurikulum yang berlaku
Kurikulum yang berlaku sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2006 dinilai memiliki banyak kelemahan, antara lain:
a Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
b Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. c
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
d Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan belum
terakomodasi di dalam kurikulum. e
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
f Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beranekaragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada
guru. g
Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi proses dan hasil dan belum secara tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala. h
KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
3 Perbandingan kurikulum dan pembelajaran yang ada dengan tuntutan ideal
yang dipandang adaptif dengan situasi, kondisi, dan perkembangan.
Tabel 1. Perbandingan Kurikulum Pembelajaran Sekarang dan Kurikulum yang Ideal
Kondisi Pendidikan kurikulum dan pembelajaran
yang ada Kondisi Pendidikan kurikulum dan
pembelajaran yang ideal Kompetensi Lulusan
a. Sikap belum mencerminkan
karakter mulia. b.
Keterampilan belum sesuai dengan kebutuhan.
Kompetensi Lulusan a.
Berkarakter mulia. b.
Keterampilan yang relevan. c.
Pengetahuan-pengetahuan terkait. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pengetahuan-pengetahuan
lepas. Materi Pembelajaran
a. Belum relevan dengan yang
dibutuhkan. b.
Beban belajar terlalu berat. c.
Terlalu luas dan kurang mendalam
Materi pembelajaran a.
Relevan dengan yang dibutuhkan. b.
Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c. Materi esensial.
Proses Pembelajaran a.
Berpusat pada guru teacher centered learning.
b. Sifat pembelajaran yang
berorientasi pada buku teks. c.
Buku teks hanya memuat materi bahasan.
Proses Pembelajaran a.
Berpusat pada peserta didik student centered active learining.
b. Sifat pembelajaran yang kontekstual.
c. Buku teks memuat materi dan proses
pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan.
Penilaian a.
Menekankan aspek
kognitif. b.
Tes menjadi cara yang paling dominan.
Penilaian a.
Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotor secara proporsional.
b. Penilaian test dan portofolio saling
melengkapi. Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan a.
Memenuhi kompetensi
profesi saja. b.
Fokus pada ukuran kinerja PTK.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan a.
Memenuhi kompetensi
profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
b. Motivasi mengajar.
Pengelolaan Kurikulum Pemerintah hanya menyiapkan
sampai standar
isi mata
pelajaran. Pengelolaan Kurikulum
Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman.
c. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Perubahan Kurikulum 2006 KTSP menjadi Kurikulum 2013 Tematik secara lebih jelas terlihat pada perubahan elemen-elemennya.
Beberapa perubahan yang diusung dalam Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar SD diantaranya seperti tampak pada tabel. Kurniawan,
2014: 231. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum dan Bentuk Perubahannya
Elemen Perubahan Bentuk Perubahan
Kompetensi lulusan Adanya peningkatan dan keseimbangan soft
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
Kedudukan mata pelajaran isi
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang
dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan mata
pelajaran Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik
Integratif dalam semua mata pelajaran. Struktur kurikulum mata
pelajaran dan alokasi waktu a.
Holistik berbasis sains alam, sosial, dan budaya.
b. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6.
c. Jumlah jam bertambah 4 JPminggu akibat
perubahan pendekatan pembelajaran. Proses pembelajaran
a. Standar proses yang semula terfokus pada
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas,
tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.
c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
d. Sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi
melalui contoh dan teladan. e.
Tematik dan terpadu. Penilaian hasil belajar
a. Penilaian berbasis kompetensi.
b. Pergeseran dari penilaian melalui tes
mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja, menuju penilaian
otentik mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
c. Memperkuat PAP Penilaian Acuan
Patokan yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan
pada posisi
skor yang
diperolehnya terhadap
skor ideal
maksimal. d.
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti SKL.
e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang
dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.
Ekstrakurikuler a. Pramuka wajib
b. UKS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. PMR d. Bahasa Inggris.
d. Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bercirikan pendekatan saintifik scientific approach. Pada intinya, pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan
pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa Kosasih, 2014: 72. Siswa belajar berdasarkan pengalaman-pengalaman nyata
yang dialaminya. Siswa dituntut untuk melakukan suatu kegiatan kemudian memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam kegiatan tersebut. Dengan
demikian, siswa tidak belajar dengan cara tradisional misalnya menghafal materi pelajaran melainkan siswa mencoba untuk melakukan atau
mempraktekkannya sendiri. Siswa-siswa memperoleh pengalaman belajar berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan atas kesadaran sendiri bahwa
mereka membutuhkan hal-hal tersebut demi masa depannya. Pada dasarnya, materi-materi yang dipelajari merupakan fakta atau
fenomena yang benar-benar terjadi. Fakta-fakta tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah keilmuan. Permendikbud No. 81 A
tahun 2013 lampiran IV dalam Kosasih 2014: 74 mengemukakan bahwa proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan serta dapat ditambah mengkreasikan.
1 Mengamati
Mengamati merupakan langkah pertama dalam proses pembelajaran saintifik. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap mengamati
antara lain: a
Membaca sumber-sumber tertulis, seperti kamus, novel, surat kabar, iklan, poster bagan, dan grafik.
b Mendengarkan informasi lisan melalui radio, pembacaan wacana, dan
tayangan tentang narasumber. c
Melihat gambar dan sejenisnya. d
Menonton tayangan seperti film. e
Menyaksikan fenomena alam, sosial, budaya. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah berikut Kosasih, 2014:74. a
Menentukan objek pengamatan, sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari.
b Menentukan aspek-aspek yang perlu diamati siswa, sesuai dengan
indikator pembelajaran. c
Menuliskan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama kegiatan pengamatan.
d Menyiapkan skenario yang harus dilakukan siswa selama kegiatan
pengamatan. e
Menyiapkan skenario pembelajaran lanjutan setelah melakoni proses pengamatan.
2 Menanya
Menanya atau bertanya merupakan tahap kedua dalam proses pembelajaran saintifik. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk selalu aktif bertanya. Isi
pertanyaan diharapkan agar berkaitan dengan objek yang telah diamati sebelumnya. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
agar kegiatan menanya berlangsung secara efektif adalah: a
Memberikan kejelasan rambu-rambu kepada para siswa tentang materi pertanyaan yang harus diajukan.
b Menampung semua pertanyaan yang diajukan siswa, terlepas
pertanyaan itu sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan atau tidak. c
Menyeleksi pertanyaan-pertanyaan siswa, disesuaikan dengan rambu- rambu yang telah ditetapkan.
d Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk dicari ataupun
didiskusikan kemungkinan-kemungkinan jawabannya melalui diskusi kelompok ataupun diskusi kelas.
3 Menalar
Menalar adalah tahap ketiga dalam proses pembelajaran saintifik di mana siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan
sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa antara lain: a
Membaca beragam referensi yang sekiranya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b Melakukan pengamatan lapangan, terutama untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan data faktual. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c Melakukan percobaan laboratorium untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang memerlukan pembuktian ilmiah. d
Mewawancarai narasumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban yang berupa pendapat ahli.
4 Mengasosiasikan mencoba
Mengasosiasi berarti menerapkan mengembangkan, memperdalam pemahaman atas suatu konsep kepada konsep lain yang sejenis atau yang
berbeda. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah dengan cara mengaitkan pemahaman sebelumnya pada konteks pembelajaran yang sejenis ataupun
konteks pembelajaran yang bertentangan. Hal ini bertujuan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman siswa terhadap suatu konsep.
5 Mengomunikasikan
Mengomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan sebelumnya kepada orang lain, baik secara lisan maupun secara tertulis. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap mengomunikasikan yaitu: a
Silang baca antar siswa b
Membacakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi kelompok untuk mendapatkan tanggapan dari siswa lainnya.
c Berpresentasi di depan kelas dengan menggunakan media tertentu,
seperti LCD sehingga menyerupai kegiatan diskusi umum. d
Memajang karya di majalan dinding. e
Memasukkan karya di blog internet. f
Karya kunjung siswa atau kelompok yang satu menyerahkan karyanya kepada siswa lain untuk ditanggap atau dinilai.
g Kunjung karya siswa mengunjungi karya temannya yang dipajang di
dinding atau di tempat lain untuk dinilai atau dikomentari. h
Diselenggarakan dalam bentuk kegiatan yang lebih besar pagelaran, pameran, dan seminar.
6 Mengkreasikan
Mengkreasikan merupakan sebuah langkah yang diharapkan dalam pembelajaran saintifik. Mengkreasikan adalah tahap lanjutan dari tahap
mengomunikasikan. Pada tahap ini, siswa menerapkan beberapa kreativitas yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Tahap mengkreasikan terdiri
dari tiga tingkatan, yaitu: a
Kreativitas sejenis, misalnya setelah membaca atau menyaksikan pembuatan layang-layang, siswa bisa membuat layang-layang seperti
pada bacaan atau tayangan. b
Kreativitas setingkat, misalnya setelah membaca resep tentang cara membuat roti, siswa dapat membuat kue baru yang menggunakan bahan
yang berbeda. c
Kreativitas meningkat, misalnya setelah memperoleh penjelasan tentang cara merakit sepeda, siswa dapat pula merakit sepeda motor ataupun
mobil. Tahap mengkreasikan dapat digunakan dalam pembelajaran dan dapat pula
tidak digunakan. Secara umum, para guru hanya mengenal dan menerapkan lima langkah pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar,
mengasosiasi mencoba, dan mengomunikasikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah salah satu ciri Kurikulum 2013. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan Kurniasih dan Sani,
2013: 48. Penilaian autentik juga diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti meneliti, menulis, merevisi, dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik menilai aspek-aspek pembelajaran secara menyeluruh, yakni dimulai
dari kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Penilaian autentik sering pula disebut sebagai penilaian yang senyata-
nyatanya, yakni penilaian yang berusaha menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan mereka yang sesungguhnya; dalam arti tidak parsial
ataupun manipulatif Kosasih, 2014: 131. Tidak parsial berarti penilaian tidak dilakukan hanya pada satu aspek saja sedangkan tidak manipulatif berarti tidak
direkayasa oleh guru. Penilaian autentik selalu berusaha untuk menilai kemampuan siswa secara menyeluruh atau holistik.
Penilaian secara menyeluruh meliputi penilaian dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap dinilai sesuai dengan
rumusan Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2. Kompetensi Inti 1 mencakup sikap spiritual sedangkan
Kompetensi Inti 2 mencakup sikap sosial. Aspek pengetahuan dinilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan rumusan Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi Inti 3. Aspek keterampilan dinilai sesuai dengan Kompetensi Dasar yang
terdapat di dalam Kompetensi Inti 4. Penilaian pada setiap aspek dapat dilakukan melalui teknik yang
bermacam-macam. Permendikbud dalam Kosasih 2014: 134 menyebutkan beberapa teknik penilaian sikap, yaitu: observasi, penilaian diri, penilaian
antarsiswa, dan penilaian dengan jurnal. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan melalui tes lisan, tes tertulis, dan penugasan sedangkan penilaian keterampilan
dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Kurniasih dan Sani 2013: 61 juga mengajukan pendapat yang sama
tentang teknik penilaian dalam Kurikulum 2013. Namun demikian, pada aspek pengetahuan, teknik penilaian hanya berupa tes tulis dan tes lisan sedangkan
aspek keterampilan terdiri dari penilaian performace atau kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, dan portofolio. Di bawah ini adalah penjelasan
tentang teknik-teknik penilaian dalam setiap aspek. 1
Sikap a
Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b
Penilaian diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya terkait PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian diri.
c Penilaian antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait kompetensi yang hendak
dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian teman sejawat.
d Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 2
Pengetahuan a
Tes tulis Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis. Bentuk-bentuk
tes tulis antara lain: pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b Tes lisan
Tes lisan adalah tes yang diberikan oleh guru kepada peserta didik secara lisan diucapkan sehingga peserta didik menjawab pertanyaan
tersebut. c
Penugasan Penugasan diberikan oleh guru untuk mengukur sejumlah kompetensi
siswa yang kompleks sehingga tidak memungkinkan siswa untuk mengerjakannya di dalam kelas.
3 Keterampilan
a Performance atau kinerja
Penilaian performance atau kinerja adalah penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya
dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. b
Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik
dalam membuat produk teknologi dan seni tiga dimensi. Guru tidak hanya menilai hasil akhir dari pekerjaan siswa namun juga prosesnya.
c Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dengan periode atau waktu tertentu.
Proyek dilakukan melalui tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
d Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi. Penilaian
portofolio dilakukan selama kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
f. Perangkat Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan berbagai perangkat pembelajaran yang meliputi: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Harian RPPTH, Lembar Kerja Siswa LKS, dan instrumen penilaian.
1 Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar Departemen
Pendidikan Nasional dalam Akbar 2013: 7. Silabus disusun berdasarkan sistem pendidikan nasional yang berlaku. Penyusunan silabus dalam Kurikulum
2013 dilakukan oleh pihak pemerintah pusat khususnya Departemen Pendidikan
Nasional. Meskipun
demikian, silabus
tersebut dapat
dikembangkan oleh para guru sesuai dengan kondisi lingkungan belajar di daerah setempat.
Silabus merupakan acuan dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Kosasih
2014: 144 bahwa silabus adalah pedoman rencana pembelajaran yang fungsinya sebagai acuan pengembangan RPP. Secara umum, Akbar 2013: 8
menjelaskan komponen silabus sebagai berikut. a
Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajarantema, dan
kelassemester. b
Standar kompetensi Chamsiatin dalam Akbar 2013: 8 menjelaskan pengertian standar
kompetensi sebagai kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai sikap dan atau semester. Standar kompetensi dalam silabus
diambil dari standar isi yang telah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
c Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar disusun berdasarkan standar kompetensi yang sudah ada.
d Materi pokok
Materi pokok adalah inti pelajaran yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar
yang sudah ditentukan. e
Kegiatan Belajar Mengajar KBM Inti Kegiatan Belajar Mengajar KBM adalah pengalaman belajar
peserta didik. Pengalaman belajar melibatkan proses mental dan fisik peserta didik dengan teman-temannya, para guru, media dan sumber
pembelajaran, serta lingkungan belajar yang menunjang pencapaian kompetensi. KBM harus memperhatikan urutan rangkaian kegiatan
belajar, hirarki dalam penyajian materi pelajaran, dan kemampuannya untuk terwujud atau tercermin dalam kegiatan belajar peserta didik.
f Indikator pencapaian kompetensi
Indikator merupakan penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator menjadi acuan
dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Penyusunan indikator harus memperhatikan penggunaan kata kerja operasional berdasarkan
Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom menyajikan berbagai kata kerja operasional secara bertingkat-tingkat dalam tiga aspek pendidikan yaitu:
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. g
Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data dari peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan Chamsiatin dalam Akbar, 2013: 27. Penilaian dilakukan dalam tiga aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor dengan teknik dan bentuk yang berbeda-beda. h
Alokasi waktu Alokasi waktu disusun berdasarkan jumlah minggu efektif dan jumlah
jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dalam setiap minggu. Penentuan alokasi waktu perlu juga mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan dan kedalaman kompetensi dasar, tingkat kesulitan dan kepentingan kompetensi dasar, dan keberagaman peserta
didik. i
Sumber, bahan, dan alat belajar Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
kejadian atau peristiwa, dan lingkungan. Bahan dan alat belajar dapat berupa benda-benda yang dapat digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran, misalnya kapur dan papan tulis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Silabus yang baik harus memuat beberapa komponen di atas. Agar sebuah silabus memenuhi kelayakan maka guru perlu memperhatikan beberapa
prosedur dalam menyusun dan silabus, antara lain: a
Mengisi kolom identitas silabus b
Mengkaji standar kompetensi c
Mengkaji kompetensi dasar d
Mengidentifikasi materi pokok e
Mengembangkan pengelaman belajar f
Merumuskan indikator g
Menentukan jenis penilaian h
Menentukan alokasi waktu i
Menentukan sumber belajar.
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian RPPTH
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian pada awalnya hanya dikenal dengan sebutan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah rencana pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum atau
silabus. RPP dibuat dalam rangka pedoman guru dalam mengajar sehingga pelaksanaannya bisa lebih terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan
Kosasih, 2014: 144. Istilah RPP dalam Kurikulum 2013 lebih dikenal dengan RPPH
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian. Hal ini dikarenakan dalam Kurikulum 2013, RPP disusun untuk setiap tema pembelajaran. Satu
tema terdiri dari beberapa subtema. Setiap subtema dijabarkan ke dalam enam pembelajaran dalam satu minggu. Dengan demikian, guru menyusun enam buah
RPPTH dalam satu minggu. Satu RPPTH digunakan dalam satu hari atau dalam satu kali pembelajaran.
RPPTH yang baik mengandung beberapa unsur di bawah ini. a
Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran meliputi nama sekolah, kelas, semester, mata
pelajaran, materi pokok, dan jumlah pertemuan. b
Kompetensi Inti KI Kompetensi Inti menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dicapai oleh siswa dalam setiap kelas. Kompetensi Inti terdiri dari empat bagian. Kompetensi Inti 1
menggambarkan sikap spiritual, kompetensi Inti 2 menggambarkan sikap sosial, kompetensi Inti 3 berkaitan dengan aspek kognitif,
sedangkan Kompetensi Inti 4 berkaitan dengan aspek keterampilan. c
Kompetensi Dasar KD Kompetensi dasar dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan
indikator dan tujuan pembelajaran. d
Indikator pencapaian kompetensi Indikator berfungsi sebagai penanda ketercapaian suatu tujuan
pembelajaran. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional. e
Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan arah atau sasaran dari suatu kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan indikator. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penyusunan tujuan pembelajaran harus memperhatikan rumusan yang jelas dan lengkap. Rumusan tujuan pembelajaran meliputi siswa
audience, perilaku yang diharapkan behavior, kondisi atau cara belajar siswa condition, dan tingkat pencapaiannya baik secara
kualitatif maupun kuantitatif degree. f
Materi ajar Materi ajar memuat fakta contoh atau model berkenaan dengan suatu
materi ajar, konsep definisi, pengertian atau batasan tentang istilah tertentu, prinsip aturan atau kaidah, dan prosedur langkah-langkah
yang relevan. Materi ajar ditulis dalam butir-butir yang jelas sesuai dengan kompetensi dasar ataupun indikator.
g Alokasi waktu
Alokasi waktu dalam setiap jenjang pendidikan berbeda-beda. Alokasi waktu untuk satu jam pelajaran di SD adalah 35 menit. Jumlah jam
pelajaran untuk siswa kelas bawah adalah 6 jam sedangkan siswa kelas atas adalah 8 jam. Dengan demikian, pada bagian alokasi waktu, untuk
kelas bawah ditulis 6×35 menit sedangkan kelas atas ditulis 8×35 menit. h
Metode pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara atau langkah-langkah
pembelajaran yang akan digunakan oleh guru untuk mencapai suatu kompetensi tertentu. Beberapa metode pembelajaran yang sering
digunakan oleh guru antara lain: ceramah, diskusi, latihan, tanya jawab, simulasi, demonstrasi, percobaan laboratorium, presentasi, observasi,
dan karyawisata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i Media, alat, dan sumber pembelajaran
Media adalah sarana yang berfungsi sebagai pengantar materi pembelajaran. Contoh media yaitu: LCD, benda tiruan, papan tulis,
kertas karto, torso, dan dan televisi. Cotoh alat yaitu: spidol, penggaris, penghapus, busur, dan miroskop. Contoh sumber yaitu: buku referensi,
orang narasumber, alam, dan peristiwa sosial budaya. j
Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga bagian utama yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru mengecek kesiapan siswa, menumbuhkan motivasi,
memperkenalkan materi pembelajaran dan mengaitkannya dengan materi sebelumnya apersepsi, motivasi, dan orientasi. Kegiatan inti
menggambarkan lima langkah pendekatan saintifik secara jelas dan sistematis. Pada kegiatan inti juga terdapat penggalan-penggalan. Kelas
bawah terdiri dari dua penggalan sedangkan kelas atas terdiri dari tiga penggalan. Kegiatan penutup biasanya terdiri dari penyimpulan,
penilaian akhir, refleksi, dan tindak lanjut penyampaian tugas-tugas ataupun saran dari guru.
k Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan autentik. Aspek yang dinilai mencakup tiga bagian, yaitu aspek kognitif
pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan. Penilaian dapat dilakukan selama proses pembelajaran dan dapat pula
pada akhir pembelajaran penilaian produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RPPTH yang baik harus disusun dengan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini.
a Memilih kompetensi dasar dan mengkaji silabus
b Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator dan tujuan
pembelajaran c
Mengidentifikasi materi pembelajaran d
Memilih metode dan media perangkat pembelajaran e
Mengembangkan kegiatan pembelajaran f
Mengembangkan jenis penilaian.
3 Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar Kerja Siswa LKS adalah suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoretis danatau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa; dan
penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain Prastowo, 2014: 269. LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran wajib yang harus digunakan oleh
para guru selama proses pembelajaran. LKS yang disusun oleh guru bertujuan untuk menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian siswa
dalam belajar, dan memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.
LKS yang baik dan lengkap harus memuat beberapa komponen. Prastowo 2014: 273 menyebutkan delapan unsur LKS secara spesifik, antara
lain: a
Judul b
Kompetensi Dasar yang akan dicapai c
Waktu penyelesaian d
Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas e
Informasi singkat f
Langkah kerja g
Tugas yang harus dilakukan h
Laporan yang harus dikerjakan.
4 Instrumen Penilaian
Penilaian dilakukan oleh para guru dalam tiga aspek, yaitu kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan. Setiap aspek
yang dinilai harus menggunakan instrumen yang jelas dan detail. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah
daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik Kosasih, 2014: 134.
Instrumen lain yang digunakan khususnya dalam menilai aspek kognitif adalah soal tes benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi isian,
jawaban singkat, dan uraian. Selain itu, dalam aspek keterampilan, instrumen yang digunakan antara lain: rubrik penilaian praktik, rubrik penilaian proyek,
dan rubrik penilaian portofolio. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia sejak tahun ajaran 2013- 2014 pada sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah maupun sekolah-
sekolah yang siap melaksanakannya masih mengalami banyak kekurangan. Namun demikian, di lain pihak pelaksanaan kurikulum ini memiliki beberapa
keunggulan. Kurniasih dan Sani 2013: 40 menjelaskan keunggulan dan kelemahan Kurikulum 2013 antara lain:
1 Keunggulan Kurikulum 2013
a Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. b
Adanya penilaian dari semua aspek. c
Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. e
Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills, hard skills, dan
kewirausahaan. g
Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
h Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional. i
Mengharuskan adanya remediasi secara berkala. j
Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks
dan pedoman pembahasan. k
Sifat pembelajaran sangat kontekstual. l
Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
m Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan secara lengkap sehingga
memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP serta
menerapkan pendekatan scientific secara benar. 2
Kelemahan Kurikulum 2013 a
Guru banyak salah kaprah karena beranggapan bahwa dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di
kelas. b
Banyak guru yang belum siap secara mental dengan adanya Kurikulum 2013 ini.
c Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific.
d Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP.
e Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik.
f Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku guru belum
sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat.
g Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
Kurikulum 2013 karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
h Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan
hasil dalam Kurikulum 2013 karena Ujian Nasional masih menjadi faktor penghambat.
i Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak
setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, ditambah persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang diampu.
j Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah