Guru cenderung menggunakan LKS ketika semua materi pelajaran pada setiap tema dalam buku guru telah selesai diajarkan kepada siswa. Hal tersebut
dilakukan dalam rangka menghindari ketidaktercapaian target pembelajaran setiap hari. Guru berharap bahwa dengan menggunakan LKS pada akhir semester, semua
tema selesai diajarkan pada waktu yang telah direncanakan dan tidak ada materi yang tertinggal tidak diajarkan. Dengan demikian, LKS sering disamaartikan
dengan evaluasi karena dilakukan pada akhir tema.
B. Deskripsi Produk Awal
Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti mengembangkan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
mengacu Kurikulum 2013 pada Subtema Pola Hidup Sehat untuk siswa kelas V lima SD. Pengembangan LKS menggunakan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah mengacu Kurikulum 2013 pada Subtema Pola Hidup Sehat dirancang oleh peneliti melalui beberapa tahap. Pada awalnya, peneliti memilih tema, subtema,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar yang akan digunakan khususnya bagi siswa kelas V lima sekolah dasar. Setelah itu, peneliti menjabarkan kompetensi dasar
tersebut ke dalam beberapa butir indikator. Kemudian, butir-butir indikator tersebut dirumuskan secara lebih rinci ke dalam tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti
membuat jaring-jaring subtema yang berisi kompetensi dasar yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu penyusunan silabus dan RPPTH. Meskipun pada bagian
judul skripsi ini produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS, namun peneliti juga tetap menyusun silabus dan RPPTH. Silabus dan RPPTH disusun
terlebih dahulu karena keduanya menjadi pedoman dalam penyusunan LKS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah menyusun silabus dan RPPTH, peneliti menyusun LKS sesuai dengan kegiatan inti pembelajaran pada RPPTH.
LKS merupakan produk utama yang dihasilkan oleh peneliti. LKS ini disusun dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pendekatan Saintifik. LKS yang disusun oleh peneliti memuat komponen- komponen antara lain: identitas LKS satuan pendidikan, kelassemester, muatan
pembelajaran, temasubtema, pembelajaran, alokasi waktu, nama-nama anggota kelompok, kompetensi dasar yang dilengkapi dengan tujuan pembelajaran, waktu
penyelesaian, alat dan bahan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Setiap LKS dilengkapi dengan
refleksi pada bagian akhir. Refleksi ini dirancang dalam rangka membantu siswa untuk menyadari sejauh mana tingkat kemampuan dan partisipasinya selama
pembelajaran baik ditinjau dari segi pengetahuan, sikap terhadap diri sendiri, sesama, dan terhadap Tuhan, maupun keterampilannya.
LKS yang dihasilkan berjumlah enam buah untuk satu subtema yang berlangsung selama enam kali pertemuan pembelajaran. Keenam LKS ini
dirancang untuk aktivitas siswa yang dilakukan dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah, yang menekankan aktivitas siswa di dalam
kelompok dalam rangka menyelesaikan masalah, dengan cara mengumpulkan data, diskusi, dan presentasi. Selain itu, setiap masalah yang ditampilkan di dalam LKS
baik dalam bentuk gambar maupun teks cerita merupakan masalah nyata yang sering dialami ataupun disaksikan oleh siswa. Inilah yang menjadi kekuatan dalam
penerapan pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Setiap LKS didesain dengan warna dan gambar yang bervariasi. Setiap LKS dilengkapi dengan gambar yang berukuran sedang sehingga tidak menyulitkan
siswa ketika mengamatinya. Jenis huruf yang digunakan juga bermacam-macam, antara lain: Broadway ukuran 20 pada bagian judul LKS, Comic Sans MS ukuran
12, Berlin Sans FB ukuran 12, Agency FB ukuran 11, Arial Rounded ukuran 12, dan Kristen ITC ukuran 12 pada bagian isi LKS. Variasi huruf yang digunakan
bertujuan untuk memperindah tampilan LKS dan menarik minat siswa. Tata cara penulisan huruf, kata, dan kalimat di dalam LKS juga senantiasa berpedoman pada
EYD. Semua kalimat tugas yang terdapat di dalam LKS mencerminkan tiga aspek
perkembangan peserta didik yaitu aspek kognitif, aspek afektif terhadap diri sendiri, sesama, dan Tuhan, serta aspek keterampilan. Setiap langkah Model PBM yang
telah dipadukan dengan langkah-langkah pendekatan saintifik dikemas secara menarik dalam gambar-gambar sehingga menjadi pedoman bagi siswa selama
mengerjakan LKS. Cover LKS didesain dengan warna, gambar, dan tulisan yang menarik. Cover LKS memuat identitas yang terdiri dari nama model pembelajaran
yang digunakan pada LKS yaitu Model PBM, sasaran kelas yaitu kelas V lima SD, tema “Sehat Itu Penting” dan subtema “Pola Hidup Sehat”, serta nama peneliti.
C. Data Hasil Validasi Pakar Model PBM Mengacu Kurikulum SD 2013 dan