72
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan Research dan Development atau R D. Sugiyono 2014: 407
mengartikan jenis penelitian dan pengembangan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian yang digunakan harus mampu menganalisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan penting untuk
diuji agar dapat berguna bagi masyarakat secara luas. Sukmadinata 2010: 164 menjelaskan arti penelitian dan pengembangan sebagai suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang dimaksud tidak
selalu berupa benda-benda yang dapat diraba tetapi dapat pula berupa perangkat lunak. Jenis penelitian ini diawali dengan adanya sebuah masalah yang
membutuhkan solusi pemecahan dengan menggunakan produk tertentu. Di dalam dunia pendidikan, produk yang dihasilkan dapat berupa benda-benda dan dapat pula
berupa pengetahuan-pengetahuan yang baru.
B. Prosedur Pengembangan
Borg and Gall dalam Sukmadinata 2010: 169 menjelaskan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data research and information collecting
Langkah pertama ini meliputi: pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Perencanaan planning
Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dikembangkan tujuan penggunaan produk, pengguna produk, dan deskripsi komponen produk serta
proses pengembangannya. 3.
Pengembangan draf produk develop preliminary form of product Pada langkah ketiga ini, peneliti mengembangkan bahan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan instrumen evaluasi. 4.
Uji coba lapangan awal preliminary field testing Kegiatan uji coba lapangan awal ini dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan
subjek uji coba antara 6 sampai 12 orang. 5.
Merevisi hasil uji coba main product revision Pada tahap merevisi, peneliti memperbaiki dan menyempurnakan hasil uji coba
sebelumnya. 6.
Uji coba lapangan main field testing Kegiatan uji coba lapangan mencakup lebih banyak sekolah dan subjek uji coba
yakni 5 sampai 15 sekolah dan 30 sampai 100 subjek uji coba. 7.
Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan operasional product revision Pada kegiatan ini, peneliti menyempurnakan kembali produk yang telah diuji
cobakan untuk yang kedua kalinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Uji coba pelaksanaan lapangan operasional field testing
Kegiatan uji coba yang ketiga ini sangat luas karena mencakup 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek uji coba.
9. Penyempurnaan produk akhir final product revision
Produk yang telah diuji cobakan pada kegiatan uji pelaksanaan lapangan, pada tahap ini akan disempurnakan berdasarkan saran dan komentar yang diberikan
oleh subjek uji coba. 10.
Diseminasi dan implementasi dissemination and implementation Pada tahap terakhir ini, peneliti melaporkan produk yang telah diuji cobakan
selama beberapa kali kemudian diterbitkan dan disebarkan secara luas. Sugiyono 2014: 408 menggambarkan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan sebagai berikut.
Gambar 2. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development R D
Potensi dan Masalah
Revisi Produk Desain Produk
Pengumpulan Data
Validasi Desain
Revisi Desain Uji coba
Produk Revisi Produk
Uji coba Pemakaian
Produksi Massal
1. Potensi dan Masalah
Potensi merupakan segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Potensi dapat berkembang menjadi masalah jika tidak dapat didayagunakan. Masalah dapat diatasi melalui penelitian dan
pengembangan. Potensi dan masalah yang dikemukakan harus didukung oleh data-data atau fakta. Data yang mendukung potensi dan masalah dapat
dikemukakan berdasarkan laporan penelitian dari sumber-sumber terpercaya.
2. Pengumpulan Data
Langkah kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. 3.
Desain Produk Desain produk merupakan hasil akhir dari kegiatan penelitian dan
pengembangan. Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan dan uraian ringkas.
4. Validasi Desain
Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai desain produk, apakah produk yang didesain secara rasional lebih efektif daripada yang lama atau
tidak. Validasi desain dilakukan dengan cara menghadirkan para pakar atau ahli yang sudah berpengalaman dalam menilai desain tersebut.
5. Revisi Desain
Revisi atau perbaikan desain dilakukan setelah para pakar melakukan validasi. Kelemahan-kelemahan yang diketahui dari hasil validasi
selanjutnya diperbaiki oleh peneliti. 6.
Uji coba Produk Uji coba produk tahap awal dalam penelitian pendidikan dapat dilakukan
melalui simulasi dan eksperimen. Melalui eksperimen, peneliti membandingkan efektivitas produk yang didesain. Indikator efektivitas
berupa kecepatan pemahaman siswa, tingkat kekreatifan siswa, dan peningkatan hasil belajar siswa.
7. Revisi Produk
Revisi produk dapat dilakukan lagi jika hasil pengujian tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
8. Uji coba Pemakaian
Uji coba pemakaian dilakukan pada lembaga pendidikan yang lebih luas. Kekurangan dan kelebihannya tetap dinilai agar diperbaiki pada tahap
selanjutnya. 9.
Revisi Produk Revisi produk dilakukan lagi apabila penerapannya pada lembaga
pendidikan yang lebih luas masih terdapat kekurangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Produksi Massal
Produk dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan diterapkan pada setiap lembaga pendidikan jika dinyatakan efektif setelah melalui beberapa
kali uji coba. Kesepuluh langkah penelitian tersebut adalah syarat yang harus dilalui oleh
peneliti dalam melakukan penelitian jenis Research and Development. Namun demikian, pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada lima langkah
penelitian. Pembatasan langkah-langkah penelitian pengembangan ini dikarenakan terbatasnya waktu penelitian dan hakikat produk penelitian berupa LKS yang hanya
berfungsi sebagai pegangan guru. Langkah-langkah penelitian yang digunakan tersebut merupakan perpaduan
antara teori Borg and Gall dan Sugiyono. Adapun lima langkah yang digunakan oleh peneliti yaitu: 1 Penelitian dan pengumpulan data, 2 Perencanaan, 3
Desain Produk, 4 Validasi Desain, dan 5 Revisi Desain. Kelima langkah tersebut dilakukan secara bertahap sehingga menghasilkan produk berupa LKS yang
menggunakan model PBM mengacu Kurikulum 2013. LKS yang telah direvisi selanjutnya dicetak namun tidak dalam jumlah yang banyak karena belum
diujicobakan di sekolah-sekolah dasar yang telah menerapkan pembelajaran dengan kurikulum 2013.
Prosedur pengembangan yang digunakan oleh peneliti tersebut akan
diuraikan secara detail di bawah ini dalam bentuk gambar.
Gambar 3. Prosedur Pengembangan LKS Menggunakan Model PBM
LANGKAH 1 Penelitian dan Pengumpulan Data
Analisis Kebutuhan
Wawancara
LANGKAH 2 Perencanaan
Rancangan Produk
LANGKAH 3 Desain Produk
LANGKAH 4 Validasi Ahli Model
PBM Mengacu Kurikulum 2013
LANGKAH 5 Revisi
Proses Pengembangan
Prototipe LKS Tema
Subtema Indikator
KIKD 1. Analisis
kurikulum tematik
Tujuan Materi
2. Mengumpul kan materi
3. Menyusun elemenun-
sur LKS 4. Pemeriksaan
dan penyempurna-
an
1. Langkah 1: Penelitian dan Pengumpulan Data
Penelitian diadakan karena adanya potensi dan masalah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui kegiatan wawancara
analisis kebutuhan, potensi yang dimiliki oleh SDN Kalasan 1 adalah telah mulai diterapkannya Kurikulum 2013 dalam pembelajaran khususnya bagi
siswa kelas V lima sekolah dasar. Di lain pihak, sekolah juga menemukan masalah atau hambatan yaitu masih kurangnya contoh-contoh LKS yang
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013 yang tersedia di sekolah. Selain itu, guru juga belum maksimal
menggunakan LKS selama pembelajaran. LKS hanya akan diberikan kepada siswa jika satu tema telah selesai diajarkan.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara tertulis dengan Ibu U, Wali Kelas V lima SD Negeri Kalasan I pada hari Selasa,
30 Juni 2015 pukul 10.30 WIB. Inti wawancara adalah terkait penggunaan LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum
2013. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah selama pembelajaran di kelas V lima
terkait penggunaan LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013.
Peneliti juga melakukan studi kepustakaan dan mencari informasi- informasi yang relevan dari internet. Hasil wawancara, studi kepustakaan,
dan mencari informasi-informasi yang relevan dari internet menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk membuat desain produk berupa LKS
dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian, diharapkan agar produk tersebut sesuai dengan kriteria dan tuntutan Kurikulum 2013 sehingga dapat digunakan dalam
pembelajaran di kelas V lima SD khususnya pada Subtema Pola Hidup Sehat.
2. Langkah 2: Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang garis besar atau gambaran umum terkait isi, bentuk, ukuran, dan desain LKS yang akan
dihasilkan. Selain itu, peneliti juga merencanakan proses penyusunan dan pengembangan LKS. Peneliti menentukan tujuan utama penyusunan LKS,
pihak-pihak yang akan menggunakan LKS tersebut, dan tata cara penyusunan LKS termasuk perkiraan rentang waktu dalam mendesain LKS.
3. Langkah 3: Desain Produk
Desain produk diawali dengan analisis kurikulum tematik. Analisis kurikulum tematik meliputi pemilihan tema, subtema, KIKD, indikator,
tujuan pembelajaran, dan materi pokok. Tema pembelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah “Sehat Itu Penting” sedangkan subtema yang dipilih
yaitu “Pola Hidup Sehat”. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemilihan
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Langkah selanjutnya adalah peneliti memilih indikator yang sesuai dengan subtema dan membuat tujuan
pembelajaran berdasarkan indikator tersebut. Materi pokok ditentukan berdasarkan indikator yang telah dirumuskan.
Peneliti memasuki tahap selanjutnya yaitu mengumpulkan materi dari berbagai sumber yang berkaitan kemudian peneliti menyusun elemen
atau unsur-unsur LKS yang meliputi: judul, kompetensi dasar yang akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Setelah itu peneliti memasuki tahap pemeriksaan dan penyempurnaan. Peneliti memeriksa kembali LKS
yang telah disusun dan menyesuaikannya dengan perkembangan, kondisi, dan usia siswa yang akan menggunakan LKS tersebut.
4. Langkah 4: Validasi Ahli
Evaluasi terhadap desain produk berupa LKS menggunakan jenis validasi pakar expert judgment. Pakar yang dipilih dalam melakukan
validasi adalah dua orang dosen PGSD dan dua orang guru kelas V lima SD yang telah memahami tentang LKS, Model Pembelajaran Berbasis
Masalah, dan Kurikulum 2013. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan LKS yang telah dirancang. Kelebihan dan
kekurangan tersebut membantu peneliti dalam memperbaiki dan menyempurnakan LKS yang telah didesain agar semakin bermutu.
5. Langkah 5: Revisi Desain
Revisi desain atau perbaikan terhadap produk berupa LKS dilakukan berdasarkan hasil validasi. Revisi desain bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan pada LKS yang telah divalidasi sebelumnya. Hasil revisi desain akan menjadi prototipe atau produk akhir berupa LKS yang menggunakan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema “Pola Hidup Sehat” untuk siswa kelas V lima SD.
C. Validasi Ahli Model PBM