Lembar Kerja Siswa Kajian Pustaka

3 Sering terjadi miss-konsepsi Siswa sering memiliki pandangan yang berbeda-beda terhaap masalah. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan semua pandangan siswa tersebut agar mencapai satu konsep yang sama dan sesuai dengan inti materi pelajaran. 4 Konsumsi waktu Model Pembelajaran Berbasis Masalah memerlukan waktu yang cukup banyak dalam proses penyelidikan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Amir 2009: 26,”Ketujuh langkah ini dapat berlangsung dalam beberapa pertemuan kelompok.” Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah lain yang diungkapkan oleh Shoimin 2014: 132 antara lain: 1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran karena ada bagian tertentu di mana guru harus berperan aktif dalam menyajikan materi. 2 Kelas dengan tingkat keragaman siswa yang tinggi akan mempersulit siswa dalam pembagian tugas kelompok.

3. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa sering disingkat dengan LKS. Buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Diknas, menerjemahkan LKS sebagai Lembar Kegiatan Siswa. Sumber ini mengartikan Lembar Kegiatan Siswa Student Work Sheet sebagai lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan tersebut biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Buku Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoretis dan Praktik yang ditulis oleh Prastowo 2014: 269 mengartikan LKS secara berbeda. LKS bukan merupakan Lembar Kegiatan Siswa, akan tetapi Lembar Kerja Siswa. Beliau mengartikan Lembar Kerja Siswa LKS sebagai suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoretis danatau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain. LKS disusun berdasarkan materi yang telah dipelajari. LKS berbentuk media cetak yang dapat dipegang dan diisi dengan tulisan. LKS dapat berupa gambar dan dapat pula berupa tulisan. Siswa akan menemukan materi, ringkasan, dan tugas di dalam LKS. Guru yang akan menyusun LKS hendaknya memiliki pengetahuan yang memadai terkait LKS. Dengan demikian, LKS tersebut dapat menunjang tercapainya kompetensi yang diharapkan. b. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran Durri Andriani dalam Prastowo 2014: 270 menyebutkan bahwa Lembar Kerja Siswa memiliki fungsi, tujuan, dan manfaat yang berbeda-beda selama pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan fungsi, tujuan, dan manfaat dari adanya Lembar Kerja Siswa. 1 Fungsi Lembar Kerja Siswa a LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. b LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. c LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih. d LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 2 Tujuan penggunaan Lembar Kerja Siswa a Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. b Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. c Melatih kemandirian belajar siswa. d Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa. 3 Manfaat Lembar Kerja Siswa a Guru mendapat kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat di dalam materi yang dibahas. Pemanfaatan LKS selama pembelajaran sebaiknya menerapkan metode SQ3R Survey, Question, Read, Recite, dan Review.. Metode tersebut diterjemahkan sebagai metode menyurvei materi, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang. Menurut Durri Andriani dalam Prastowo 2014: 270, metode ini menjamin pencapaian hasil pembelajaran yang optimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada tahap pertama, siswa membaca sepintas dari keseluruhan materi termasuk membaca ringkasan materi yang diberikan. Kegiatan pada kegiatan kedua adalah siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus dijawab sendiri sedangkan pada tahap ketiga, siswa dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda khusus pada materi yang diberikan, misalnya membubuhkan tanda kurung pada ide pokok dan menggarisbawahi kalimat-kalimat yang mendukung ide pokok. Tahap keempat menuntut siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah dibaca sebelumnya sedangkan pada tahap kelima, siswa diminta untuk melihat kembali materi-materi yang sudah selesai dipelajari. c. Jenis-Jenis Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa terdiri dari berbagai jenis. Perbedaan jenis Lembar Kerja Siswa dipengaruhi oleh perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi. Menurut Prastowo 2014: 272, terdapat lima jenis Lembar Kerja Siswa, yaitu: 1 LKS yang Penemuan Membantu Siswa Menemukan Suatu Konsep LKS ini memuat hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Guru merumuskan langkah- langkah yang harus dilakukan oleh siswa kemudian siswa mengamati fenomena dari hasil kegiatannya. Setelah itu, guru memberikan pertanyaan analisis yang membantu siswa untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang dibangun oleh siswa di dalam pikirannya. 2 LKS yang Aplikatif-Integratif Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang telah Ditemukan LKS ini membantu siswa untuk menerapkan berbagai konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. LKS ini dapat didahului dengan kegiatan menonton video yang mengandung nilai-nilai pelajaran. Setelah itu, siswa langsung mempraktekkannya dalam kesehariannya. 3 LKS yang Penuntun Berfungsi sebagai Penuntun Belajar LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. LKS ini lebih cocok jika diterapkan dalam remedial. Sebelum mengerjakan LKS ini, siswa diminta untuk membaca buku pelajaran. Siswa dituntut untuk mencari, menghafal, dan memahami materi pelajaran yang terdapat di dalam buku. 4 LKS yang Penguatan Berfungsi sebagai Penguatan LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. LKS ini lebih tepat jika digunakan dalam pengayaan. 5 LKS yang Praktikum Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum LKS praktikum berisi langkah-langkah atau petunjuk praktikum yang harus dilakukan oleh siswa. d. Unsur-Unsur Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa memiliki unsur yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan unsur-unsur buku ajar. Menurut Prastowo 2014: 273, LKS terdiri dari enam unsur utama yang meliputi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Judul 2 Petunjuk belajar 3 Kompetensi dasar atau materi pokok 4 Informasi pendukung 5 Tugas atau langkah kerja 6 Penilaian. Namun demikian, beliau menjelaskan lagi bahwa secara lebih spesifik, format LKS meliputi delapan unsur, yaitu: 1. Judul 2. Kompetensi Dasar yang akan dicapai 3. Waktu penyelesaian 4. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas 5. Informasi singkat 6. Langkah kerja 7. Tugas yang harus dilakukan 8. Laporan yang harus dikerjakan. e. Langkah-Langkah Membuat Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa yang baik harus dirancang melalui langkah- langkah yang jelas dan berurutan. Prastowo 2014: 274 menjelaskan enam langkah membuat Lembar Kerja Siswa, antara lain: 1 Melakukan Analisis Kurikulum Tematik Analisis Kurikulum Tematik bertujuan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Adapun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI caranya adalah dengan melihat materi pokok dan pengalaman belajar serta pokok bahasan yang akan diajarkan. Setelah itu, guru harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendaknya dicapai oleh siswa. 2 Menyusun Peta Kebutuhan LKS Peta Kebutuhan LKS dibuat untuk mengetahui materi-materi yang harus ditulis dalam LKS. Selain itu juga untuk mengetahui urutan materi di dalam LKS. Urutan materi menentukan prioritas penulisan materi. 3 Menentukan Judul LKS Judul LKS yang mengacu Kurikulum 2013 disesuaikan dengan tema utama dan pokok bahasan yang diperoleh dari pemetaan Kompetensi Dasar dan materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran di Sekolah Dasar. 4 Penulisan LKS Penulisan LKS juga dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a Merumuskan indikator dan atau pengalaman belajar antarmata pelajaran dari tema sentral yang telah disepakati. b Menentukan alat penilaian c Menyusun materi Penyusunan materi harus memperhatikan bahwa materi LKS tergantung pada Kompetensi Dasar yang akan dicapainya, materi dapat diambil dari berbagai sumber, hendaknya mencantumkan referensi dari materi yang digunakan agar siswa dapat mempelajarinya secara lebih jauh, tugas- tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya dapat dilakukan oleh siswa. d Menyusun materi berdasarkan struktur LKS Enam komponen LKS harus selalu ada di dalam LKS. Materi yang hendak ditampilkan di dalam LKS harus disusun sesuai dengan keenam komponen LKS tersebut. Secara khusus, Prastowo 2014: 274 juga mengajukan lima langkah penyusunan LKS yang bermakna. LKS yang bermakna dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang menarik bagi siswa. Hal ini mendorong siswa agar lebih tertarik dan belajar lebih giat. Beberapa langkah pengembangan LKS bermakna, yaitu: a Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dimasukkan ke dalam LKS b Mengumpulkan materi c Menyusun elemen atau unsur-unsur LKS d Pemeriksaan dan penyempurnaan Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap penyusunan LKS antara lain: analisis kurikulum tematik tema, subtema, KIKD, indikator, tujuan pembelajaran, dan materi pokok, mengumpulkan materi, menyusun elemen atau unsur-unsur LKS, dan pemeriksaan dan penyempurnaan. f. Penyusunan LKS yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah LKS dapat disusun dengan berlandaskan pada model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagai salah satu model pembelajaran, PBM juga dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dan penyusunan LKS. Langkah-langkah PBM yang hendak digunakan dalam LKS harus disesuaikan juga dengan langkah-langkah pembelajaran dalam kurikulum yang berlaku, dalam hal ini Kurikulum 2013. Dengan demikian, langkah- langkah model PBM harus disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penyesuaian langkah-langkah model PBM dan pendekatan saintifik dalam LKS dapat dilakukan dengan mengkaji pendapat Amir 2009: 24 dan Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV dalam Kosasih 2014: 74. Di bawah ini adalah tabel penyesuaian langkah-langkah model PBM dan pendekatan saintifik. Tabel 3. Penyesuaian Langkah Model PBM dan Pendekatan Saintifik No. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik Langkah-Langkah Model PBM 1 Mengamati Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas 2 Menanya Merumuskan masalah Menganalisis masalah 3 Menalar Merumuskan hipotesis 4 Mencoba Mengumpulkan data Pengujian hipotesis 5 Mengomunikasikan Merumuskan pemecahan masalah Tahap mengamati sejalan dengan kegiatan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas karena pada tahap mengamati, siswa dituntut untuk mengamati beberapa fenomena yang belum dipahami. Fenomena tersebut dapat berupa peristiwa, gambar, kata, dan kalimat yang belum dimengerti. Tahap menanya sejalan dengan kegiatan merumuskan masalah dan menganalisis karena pada tahap menanya, siswa dituntut untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan terkait hal-hal yang belum dipahami masalah pada kegiatan mengamati. Tahap menalar sejalan dengan kegiatan merumuskan hipotesis Hal demikian diajukan berdasarkan alasan bahwa pada tahap menalar, siswa dituntut untuk merumuskan satu atau beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan. Tahap mencoba sejalan dengan kegiatan mengumpulkan data dan menguji hipotesis karena pada tahap ini, siswa menemukan informasi-informasi dari berbagai sumber untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Tahap mengomunikasikan sejalan dengan kegiatan merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Pada tahap ini, siswa menyampaikan solusi pemecahan masalah yang sesungguhnya. Unsur-unsur LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013 juga perlu diperhatikan. Meninjau dua pendapat Prastowo 2014: 273 terkait unsur-unsur LKS yakni secara umum dan secara khusus maka peneliti memilih untuk menyusun LKS dengan unsur-unsur yang lebih khusus atau spesifik yaitu sebagai berikut. a Judul b Kompetensi Dasar yang akan dicapai c Waktu penyelesaian d Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas e Informasi singkat f Langkah kerja g Tugas yang harus dilakukan h Laporan yang harus dikerjakan. Adapun jenis LKS yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS penemuan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan suatu kosep.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada subtema perubahan wujud benda mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas lima (V) Sekolah Dasar.

0 2 393

Pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada subtema manusia dan lingkungan mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas lima (V) sekolah dasar.

0 3 348

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum sd 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 0 256

Pengembangan lembar kerja siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema cara menjaga kerukunan untuk kelas V Sekolah Dasar.

0 5 310

Pengembangan Lks menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 3 412

Pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema manusia dan peristiwa alam untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 325

Pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada subtema Indonesiaku, Bangsa Yang Cinta Damai mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas lima (V) SD.

0 0 365

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum Sekolah Dasar 2013 pada subtema pekerjaan orang tuaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

0 0 155

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada subtema gemar menggambar untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

0 1 131

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema pahlawanku kebanggaanku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

0 2 130