93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui kegiatan wawancara.
Adapun narasumber wawancara adalah Ibu U, selaku wali kelas V lima SDN Kalasan I, Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Wawancara
dilakukan di SDN Kalasan I pada hari Selasa, 30 Juni 2015 pukul 10.30 WIB. Wawancara ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pemahaman guru
terhadap LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan mengacu Kurikulum 2013. Selain itu, wawancara tersebut juga bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah dan fakta yang berkaitan dengan pemanfaatan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan mengacu Kurikulum
2013 dalam pembelajaran di kelas V lima SDN Kalasan I. Hasil wawancara tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai acuan dalam mengembangkan LKS yang
menggunakan Model PBM mengacu Kurikulum 2013. Dengan demikian, peneliti berharap agar tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui pengembangan dan
penggunaan LKS tersebut.
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara bersama Ibu U, wali kelas V lima SDN Kalasan I pada hari Selasa, 30 Juni 2015 pukul 10.30 WIB dilakukan dengan berpedoman pada tujuh
belas butir pertanyaan. Di bawah ini adalah uraian tentang jawaban dari ketujuh belas butir pertanyaan tersebut.
Butir pertanyaan pertama adalah tentang sejauh mana pemahaman guru terhadap hal-hal yang telah tersedia terkait pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru
memberikan jawaban bahwa hal-hal yang telah tersedia dan menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain: buku pelajaran untuk setiap tema Buku
Guru dan Buku Siswa, Kurikulum itu sendiri yakni Kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat Standar Proses dan Standar Penilaian.
Butir pertanyaan kedua adalah tentang sejauh mana pemahaman guru tentang hal-hal yang belum tersedia terkait pelaksanaan Kurikulum 2013. Guru
menjawab bahwa hal-hal yang belum tersedia di sekolahnya adalah aplikasi penilaian yang memudahkan para guru dalam melakukan rekapitulasi nilai. Guru
masih mengalami kesulitan dalam melakukan penghitungan nilai akhir ujian untuk diisi di dalam buku rapor.
Butir pertanyaan ketiga adalah sejauh mana pemahaman guru tentang hal- hal yang perlu tersedia terkait pelaksanaan Kurikulum 2013. Guru memberikan
jawaban yaitu pendampingan, monitoring, buku, dan media pembelajaran. Guru menekankan perlunya pengadaan buku pelajaran yang lebih banyak atau bervariasi.
Guru menjelaskan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 belum didampingi dan dimonitor secara baik oleh para pegawai dari Dinas Pendidikan.
Butir pertanyaan keempat adalah tentang sejauh mana pemahaman guru terkait macam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru hanya menyebutkan bahwa model pembelajaran yang dapat digunakan adalah setiap model pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dalam penerapannya lebih menekankan
partisipasi aktif siswa, mencari tahu dan menemukan solusi pemecahan masalah. Butir pertanyaan kelima adalah tentang model pembelajaran yang kiranya
dapat membantu siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup sehari-hari terkait dengan tema-tema dalam pelaksanaan Kurikulum SD 2013. Guru
memberikan jawaban antara lain: Saintifik, Problem Based Learning, dan Pembelajaran Berbasis Lingkungan.
Butir pertanyaan keenam adalah tentang sejauh mana pemahaman guru terkait Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013.
Guru menjawab bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang mengeksplorasi tahap-tahap
pembelajaran saintifik. Model Pembelajaran Berbasis Masalah memuat langkah- langkah pemecahan masalah dengan tidak menghilangkan lima langkah pendekatan
saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Butir pertanyaan ketujuh adalah tentang sejauh mana pemahaman guru
terkait dengan kekhasan komponen-komponen utama dalam RPP yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013.
Guru menjawab bahwa kekhasannya adalah komponen utama RPP menonjolkan langkah-langkah penyelesaian masalah.
Butir pertanyaan kedelapan adalah tentang sejauh mana pemahaman guru terkait LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
Kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa LKS yang menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013 disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi lokal yang ada di sekitar siswa.
Butir pertanyaan kesembilan adalah tentang sejauh mana pemahaman guru terkait komponen-komponen yang harus ada di dalam LKS yang menggunakan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Guru menyebutkan empat komponen utama antara lain: identitas LKS, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan langkah-
langkah atau petunjuk kerja. Butir pertanyaan kesepuluh adalah tentang apakah guru pernah menyusun
dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terkait dengan Kurikulum 2013. Guru menjawab bahwa beliau
pernah menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013. RPP dan LKS tersebut
digunakan dalam pembelajaran kelas V SD. Butir pertanyaan kesebelas adalah tentang kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh guru dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013.
Guru menjawab bahwa kesulitan paling mendasar adalah terkait waktu. Penyusunan dan pengembangan RPP dan LKS yang menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013 membutuhkan waktu yang relatif lama.
Butir pertanyaan kedua belas adalah tentang alasan mengapa waktu yang relatif lama dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013 dianggap sebagai kesulitan. Guru menjawab bahwa telah terdapat target dalam
setiap pokok bahasan untuk diselesaikan selama satu hari. Penyusunan dan pengembangan LKS tersebut akan menghambat tercapainya target dalam setiap
pokok bahasan yang telah direncanakan sebelumnya. Butir pertanyaan ketiga belas adalah tentang usaha atau cara guru untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terkait Kurikulum
2013. Guru menjawab bahwa beliau biasanya menggunakan LKS setelah semua tema di dalam buku selesai diajarkan.
Butir pertanyaan keempat belas adalah terkait ketersediaan contoh-contoh RPP dan LKS dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013 di SDN Kalasan 1. Guru menjawab bahwa di sekolah sudah terdapat beberapa RPP dan LKS yang dijadikan contoh namun jumlahnya
tidak banyak. Butir pertanyaan kelima belas adalah tentang apakah guru masih
memerlukan contoh-contoh RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu Kurikulum 2013. Guru menjawab bahwa beliau
masih membutuhkan contoh RPP dan LKS yang menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Butir pertanyaan keenam belas adalah tentang bagaimana karakteristik RPP dan LKS yang baik, yang dibutuhkan oleh guru mengacu pada Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Kurikulum 2013. Guru menjelaskan bahwa karakteristik RPP dan LKS yang baik adalah yang memenuhi komponen-komponen yang terdapat di
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Butir pertanyaan ketujuh belas adalah tentang saran apa yang dapat diberikan oleh guru terkait penyusunan dan pengembangan RPP dan LKS
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu pada Kurikulum SD 2013. Guru menekankan bahwa RPP dan LKS yang akan disusun sebaiknya
memunculkan Pendekatan Tematik Integratif secara jelas khususnya pada bagian skenario pembelajaran.
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Hasil wawancara dalam kegiatan analisis kebutuhan memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat pemahaman guru terkait LKS yang menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah yang mengacu pada Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru telah
memahami tentang model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013. Guru telah mengetahui model-
model pembelajaran yang sebaiknya digunakan dalam rangka menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran sesuai dengan karakteristik Kurikulum
2013. Guru sudah tidak asing lagi dengan LKS yang menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah mengacu Kurikulum 2013. Namun demikian, guru tidak sering menerapkannya selama pembelajaran. Guru menganggap bahwa proses
penyusunan LKS tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Di samping itu, penggunaannya dalam pembelajaran juga menyita banyak waktu. Guru berpendapat
bahwa penggunaan LKS selama pembelajaran dapat menghambat pencapaian target untuk setiap pokok bahasan per hari.
Guru cenderung menggunakan LKS ketika semua materi pelajaran pada setiap tema dalam buku guru telah selesai diajarkan kepada siswa. Hal tersebut
dilakukan dalam rangka menghindari ketidaktercapaian target pembelajaran setiap hari. Guru berharap bahwa dengan menggunakan LKS pada akhir semester, semua
tema selesai diajarkan pada waktu yang telah direncanakan dan tidak ada materi yang tertinggal tidak diajarkan. Dengan demikian, LKS sering disamaartikan
dengan evaluasi karena dilakukan pada akhir tema.
B. Deskripsi Produk Awal