Games Tournament, TAI Team Accelerated Instruction, CIRC Cooperative Integrated Reading Composition, dan Jigsaw.
18
Selain lima macam bentuk pembelajaran kooperatif tersebut, terdapat pula beberapa tipe pembelajaran kooperatif lain yakni Group
Investigation, Learning Together dan lain sebagainya. Lie A. dalam Yusuf seperti yang dikutip Herlina dalam Herlina menyatakan bahwa
Jigsaw merupakan salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang fleksibel.
19
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk
meningkatkan rasa
tanggung jawab
siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya.
2. Model Pembelajaran Jigsaw
Pembelajaran kooperatif model Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dari Universitas Texas USA.
20
Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa
aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
21
Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa di tempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima sampai
enam orang.
22
Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk
menguasai salah satu bagian materi belajar dan kemudian mengajarkan bagian itu kepada anggota-anggota lain di kelompoknya. Dalam teknik
18
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 137.
19
Herlina, Pembelajaran Konsep Ekosistem serta Perubahan Materi dan Energi dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas X Madrasah
Aliyah Negeri MAN 2 Model Palu, Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan, Vol. 1 No. 2-3, Agustus 2007, h. 94.
20
Made Wena, op. cit., h. 193.
21
Isjoni, op. cit., h. 54.
22
Richard I. Arends, Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 13.
Jigsaw, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
23
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain, sehingga setiap anggota kelompok memiliki rasa saling bergantung positif antar anggota
kelompoknya. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya, antara lain:
Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-
kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan
guru berdasarkan
pertimbangan tertentu.
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok
seyogyanya heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-
masing kelompok harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena suatu ukuran kelompok
mempengaruhi kemampuan produktivitasnya. Jumlah tiap kelompok yang tepat adalah sekitar 4-6 orang dengan kondisi siswa yang heterogen baik
dari segi kemampuan maupun karakteristik lainnya.
Tahap kedua dalam Jigsaw adalah setiap anggota kelompok
ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian, siswa-siswa atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-
anggota dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya, materi tersebut didiskusikan mempelajari serta memahami
setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Para anggota dari tim-tim yang
berbeda, tetapi membicarakan topik yang sama kadang-kadang disebut expert group atau kelompok ahli.
23
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas, Jakarta: PT. Grasindo, 2010, h. 69.