Siswa Bercakap yang Bukan Merupakan Materi Pembelajaran

Nama Kelompok Ahli Virus Cacar Virus Polio Virus Rabies Virus Influenza HIV-AIDS yang melekat pada “kepala” kapsid. Klaim. Serabut- serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Klaim. Partikel lengkap virus adalah virion. Klaim. kata bacteria dan phagus, dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Klaim. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Klaim. ekor, kapsid, dan ukuran seperti laba- laba. Klaim. Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jari- jari. Klaim. berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. Klaim. biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. Klaim. Berdasarkan tabel 4.8 di atas tampak bahwa klaim yang dihasilkan siswa ketika diberi permasalahan yang sifatnya pemahaman C2 tidak mencapai level pemahaman C2, melainkan hanya mencapai pada level pemahaman C1, pengembangan jawaban siswa rendah. Hal ini dikarenakan permasalahan yang diberikan oleh guru tidak mengandung kata kunci yang dapat mengarahkan siswa untuk menghasilkan klaim yang sesuai dengan tuntutan kognitif, serta kurangnya intervensi dari guru pada setiap kelompok ahli saat berlangsungnya diskusi. Selain itu, kualitas klaim yang dihasilkan oleh siswa juga masih lemah, karena klaim yang dihasilkan oleh siswa tidak mengandung data-data yang mendukung klaim tersebut, dan juga tidak ada penjamin yang mendukungnya.

3. Mayoritas Kualitas Argumentasi Siswa Berada pada Level 1, dan

Minoritas Kualitas Argumentasi Siswa Berada Pada Level 2 Data yang berasal dari hasil rekaman percakapan siswa dianalisis dengan teknik analisis wacana. Analisis wacana argumentasi siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini difokuskan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis, karena pada tahap inilah terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok sehingga dapat memicu siswa untuk berargumentasi, serta terjadi pula komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar pada tahap kuis sebagai penguatan terhadap materi yang juga memicu siswa untuk mengeluarkan argumennya. Analisis wacana argumentasi siswa diperlukan untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kualitas argumentasi siswa tersebut ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data D, klaim K, dan penjamin warrantW. Proses menganalisis wacana argumentasi siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap pembuatan transkripsi, penghalusan teks, reduksi, dan penentuan level argumentasi. Penentuan level argumentasi siswa berdasarkan atas kerangka kerja analisis dari Osborne yang mengklasifikasikan level argumentasi siswa dimulai dari level 1-5. 8 Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa LKS dan catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1 argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim, dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 klaim disertai dengan data, penjamin, atau 8 Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, High-schoo l Students’ Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy? International Journal of Science Education, Vol. 31 No. 11, July 2009, pp. 1421-1445.

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan belajar siswa melalui strtegi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada konsep hidrokarbon: penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) di Madrasah Aliyah Annajah Pettukangan selatan Jakartach

4 24 102

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA.

0 2 17