Kutipan di atas mengandung arti bahwa kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. 2004 mengklasifikasikan level argumentasi siswa sebagai
berikut: Level 1 klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim, Level 2 klaim disertai dengan data, penjamin,
atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan, Level 3 serangkaian klaim atau counter klaim disertai dengan data, penjamin, atau
pendukung dengan sanggahan yang lemah, Level 4 klaim dan counter klaim dengan sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, dan
terakhir Level 5 argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu sanggahan.
Proses sebelum menganalisis wacana argumentasi lisan siswa dimulai dari perekaman audio sampai pada proses menganalisis wacana argumentasi
lisan siswa ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai berikut:
Gambar 3.4 Proses Sebelum Menganalisis Sampai Pada Proses
Menganalisis Wacana Argumentasi Lisan Siswa
Perekaman Wacana Argumentasi Lisan Siswa
Pembuatan Transkripsi
Penghalusan Teks
Reduksi
Penentuan Level Argumentasi
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dikemukakan hasil penelitian mengenai analisis wacana argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pada konsep virus dengan Kompetensi Dasar, yaitu mendeskripsikan ciri-ciri, dan peran virus dalam kehidupan.
A. Deskripsi Data
Data yang berasal dari hasil perekaman dianalisis dengan teknik analisis wacana. Analisis wacana argumentasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw ini difokuskan pada tahap yang memerlukan komunikasi intensif antar anggota kelompok sehingga dapat memicu siswa
untuk berargumentasi dan komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar sebagai penguatan terhadap materi
yang juga memicu siswa untuk mengeluarkan argumennya. Dalam hal ini difokuskan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis,
karena pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal inilah terjadi diskusi siswa atau terjadi komunikasi yang intensif antar anggota
kelompok yang memicu siswa untuk berargumentasi, serta pada tahap kuis siswa juga mengemukakan argumennya dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh pengajar sebagai penguatan terhadap materi. Adapun data yang berasal dari LKS tidak dianalisis secara spesifik,
namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi wacana argumentasi lisan siswa sama dengan wacana argumentasi tulisan siswa yang
tertuang dalam LKS, sehingga data yang berasal dari LKS dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder. Sedangkan, untuk catatan
lapangan yang dibuat juga dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi,
namun tidak dianalisis secara spesifik.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdiri dari empat tahap. Tahap pertama yaitu
pembentukan kelompok, pada tahap ini siswa dikelompokkan
kedalam kelompok asal yang beranggotakan 5-6 orang. Kemudian, pengajar membagi pokok bahasan virus kedalam beberapa topik, yaitu virus cacar,
polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. Masing-masing anggota kelompok asal mendapatkan satu topik yang berbeda dan menjadi ahli dari topik yang
didapatnya ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. Setelah itu, diberikan Lembar Kerja Siswa LKS kepada masing-masing ahli dalam
kelompok asal, sesuai dengan topik yang menjadi keahliannya. LKS yang diberikan dapat dilihat pada lampiran.
1
Pada tahap ini tidak terjadi komunikasi yang intensif antar anggota kelompok, yang terjadi hanya pembagian
kelompok dan pembagian tugas saja.
Tahap kedua yaitu diskusi kelompok ahli, pada tahap ini masing-
masing ahli dari setiap kelompok asal berkumpul untuk mendiskusikan dan merumuskan solusi terhadap permasalahan atau pertanyaan yang tercantum
dalam LKS yang telah diberikan pada tahap pembentukan kelompok. Pada tahap ini terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota
kelompok. Komunikasi atau percakapan yang terjadi antar anggota kelompok ini ada yang bersifat argumentasi dan yang mendukung mengarahkan pada
argumentasi. Analisis wacana argumentasi siswa diperlukan untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada tahap ini. Pemaparan mengenai analisis wacana argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli akan disampaikan pada
bab ini.
Tahap ketiga yaitu diskusi kelompok asal, pada tahap ini setiap ahli
kembali ke kelompok asal masing-masing untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asal masing-masing. Pada tahap ini,
masing-masing ahli kembali diberikan Lembar Kerja Siswa LKS untuk membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari
masing-masing ahli. Pada tahap diskusi kelompok asal ini siswa saling
1
Lampiran 2, h. 114.
bertukar informasi antar para ahli dalam kelompok asal masing-masing, serta membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari
masing-masing ahli. Pada tahap ini juga terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok. Sama halnya dengan tahap diskusi kelompok
ahli, komunikasi atau percakapan yang terjadi antar anggota kelompok ini juga ada yang bersifat argumentasi dan yang mendukung mengarahkan pada
argumentasi. Analisis wacana argumentasi juga diperlukan pada tahap ini untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pemaparannya juga akan disampaikan pada bab ini.
Setelah diskusi selesai, dipilihlah 2 kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Dalam hal ini yang
terpilih sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas adalah kelompok asal 2 dan kelompok asal 3.
Tahap keempat yaitu kuis, pada tahap ini siswa diberikan 3
pertanyaan yang bertujuan untuk penguatan terhadap materi virus. Pada tahap ini tidak terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok,
melainkan yang terjadi adalah komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, dikarenakan kuis ini bersifat tanya
jawab yang boleh dijawab oleh siswa secara berebut. Maka dari itu, masing- masing kelompok saling beradu cepat dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan, sehingga tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu bersama anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan pada kuis ini.
Analisis wacana argumentasi siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal,
dan kuis akan dipaparkan satu persatu. Berikut ini pemaparannya:
a. Tahap Diskusi Kelompok Ahli
Hasil rekaman yang dikumpulkan pada tahap diskusi kelompok ahli sebanyak 5 kelompok ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-
AIDS. Kelima kelompok tersebut memperlihatkan hasil isi rekaman yang utuh, sehingga dapat dianalisis. Oleh sebab itu, analisis wacana
argumentasi siswa pada tahap ini adalah sebanyak 5 kelompok.
Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi penurunan
jumlah wacana dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung mengarahkan pada argumentasi.
Untuk lebih jelasnya, deskripsi data mengenai jumlah wacana yang terjadi pada tahap diskusi kelompok ahli dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Jumlah Wacana Kelompok Ahli pada Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Konsep Virus
No. Nama Kelompok
Jenis dan Jumlah Percakapan Percakapan
yang Sesungguhnya
Teks Asli Percakapan
yang Telah Mengalami
Proses Penghalusan
Teks Dasar Percakapan
yang Bersifat Argumentasi
dan yang Mendukung
Argumentasi
1. Ahli Virus Cacar
474 234
32 2.
Ahli Virus Polio 320
202 35
3. Ahli Virus Rabies
377 184
52 4.
Ahli Virus Influenza 256
206 29
5. Ahli HIV-AIDS
313 252
96
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok ahli dimulai dari teks asli sampai
kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung mengarahkan pada argumentasi. Penurunan jumlah wacana pada setiap
kelompok ahli ini dikarenakan siswa mendiskusikan atau membicarakan suatu hal yang bukan merupakan materi pembelajaran. Percakapan siswa
yang keluar dari materi pembelajaran ini mengalami penghapusan pada saat proses penghalusan teks menjadi teks dasar agar kalimat-kalimat yang
dihasilkan menjadi lebih efektif. Jumlah wacana yang terjadi pada setiap kelompok ahli pada tahap diskusi kelompok ahli dapat dilihat melalui
histogram pada gambar 4.1 berikut ini.