identifikasi aset dan skema argumentatif, hal ini merupakan pemahaman yang baik tentang pengetahuan ilmiah.
47
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Tanja Riemeier, et al. mengenai kualitas argumentasi siswa dan pemahaman konsep mereka-
keterkaitan eksplorasi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas argumentasi siswa berdasarkan pada pemahaman
konseptual mereka. Model argumentasi Toulmin digunakan untuk menggambarkan proses dan kualitas argumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setiap argumentasi tunggal biasanya mengandung unsur yang sedikit berbeda dan elemen yang dianggap “berkualitas tinggi” itu
jarang. Argumentasi yang terdiri dari kualitas struktur konseptual yang tinggi terjadi ketika siswa mampu menggunakan pengalaman khusus yang mereka
lakukan selama pembelajaran. Jadi, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam masalah ilmiah yang kompleks terdapat ide-ide ilmiah dalam
argumentasi mereka.
48
C. Kerangka Pikir
Pentingnya argumentasi dalam pembelajaran tidak diragukan lagi. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran sains. Pada saat pembelajaran sains guru
menyampaikan pesan dan siswa menangkap serta merespon pesan tersebut, siswa dapat memberi tanggapan terhadap pesan yang tanggapan dari siswa
tersebut dapat ditanggapi lagi oleh siswa lainnya, sehingga terjadilah interaksi sosial antar siswa dan antara siswa dengan guru dalam pembelajaran. Salah
satu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi multiarah pada saat pembelajaran berlangsung adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.
47
Marina Castells, et al. Argumentation Scientific Conceptions in Peer Discussions: a Comparison Between Catalan English Students
,
Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009, p. 51.
48
Tanja Riemeier, et al. The Quality
of Students’ Argumentation and Their Conceptual Understanding
– An Exploration of Their Interrelationship
,
Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009, p. 71.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu inovasi model pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa. Pada
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk saling berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya,
karena dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw inilah komunikasi memegang peranan sangat penting. Tanpa adanya komunikasi, konstruksi
pengetahuan secara sosial tidak akan terjadi. Pada saat berkomunikasi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa akan mengemukakan berbagai
argumen, menganalisis
dan menimbang
argumen tersebut,
serta menyimpulkan dan mensintesis argumen yang akan menjadi argumen
kesepakatan bersama. Argumen yang terjadi selama pembelajaran ini dapat diidentifikasi polanya.
Penelitian berkaitan dengan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa sudah banyak dilakukan,
akan tetapi belum banyak penelitian yang mengungkap bagaimana kualitas argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
padahal model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini kaya akan argumentasi, terutama pada saat para siswa melakukan konstruksi
pengetahuannya secara sosial. Upaya membangun argumentasi di kelas ini didasarkan pada keyakinan bahwasanya pembelajaran merupakan fenomena
wacana, oleh sebab itu analisisnya pun melibatkan fungsi analisis wacana yang mampu mengungkap proses membangun pengetahuan yang sebenarnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dengan analisis wacana diharapkan mampu mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, yang beralamat di Jl. Hidup Baru 31, Serua Raya, Ciputat, Kota Tangerang
Selatan 15414 Telp. 021 74638445 Fax. 021 74630701. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 20112012, yakni pada bulan
September 2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah hal untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.
1
Subjek pada penelitian ini adalah siswa di kelas X-5 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, yang berjumlah 41 orang. Dalam
penelitian ini, subjek penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel
bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
2
Pemilihan subjek penelitian ini atas rekomendasi guru kelas berdasarkan kemampuan akademis, kesiapan dan keaktifan siswa dalam kelas tersebut.
C. Metode dan Langkah-langkah Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
konsep virus, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 88.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 139.
dasar.
3
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
4
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
“apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.
5
Dalam penelitian ini, aspek yang akan diteliti adalah wacana argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw. Langkah-langkah penelitian ini tertuang dalam bentuk bagan atau
skema yang menjelaskan tentang bagaimana alur dalam penelitian ini. Skema alur dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 72.
4
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 234.
5
Ibid.