Definisi virus ialah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam

menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu bersama anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan pada kuis ini. Selama proses menjawab pertanyaan inilah terjadi komunikasi personal para siswa yang berhasil terekam dalam alat perekam. Data hasil perekaman inilah yang dianalisis dengan teknik analisis wacana. Kualitas dari argumentasi siswa tersebut ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data D, klaim K, dan penjamin warrantW. Hasil analisis wacana argumentasi siswa yang terjadi pada tahap kuis, tampak bahwa argumen siswa hanya berupa klaim. Untuk lebih jelasnya, tabel 4.6 di bawah ini akan merinci jumlah kategori pada percakapan yang terjadi pada tahap kuis. Tabel 4.6 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi pada Tahap Kuis Kategori Jumlah Kategori Non klaim 15 Klaim K 4 Klaim K dan Data D Klaim K, Data D, dan Penjamin warrantW Data D Penjamin warrantW Pendukung backingB Kualifikasi qualifierQ Sanggahan rebuttalR Jumlah 19 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, tampak bahwa argumen siswa hanya berupa klaim. Argumen yang dikemukakan siswa tidak mengandung data- data yang mendukung klaim, dan juga tidak ada penjamin yang mendukungnya. Untuk kategori yang tergolong kedalam non klaim di antaranya adalah stimulans, respon, dan pernyataan, akan tetapi kategori non klaim ini bukan sebuah argumen, melainkan yang mendukung mengarahkan pada argumentasi, jadi pada tahap kuis dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini argumen siswa hanya berupa klaim. Untuk lebih jelasnya mengenai tabel rincian jumlah kategori pada percakapan yang terjadi pada tahap kuis secara terperinci dapat dilihat pada lampiran. 7 Berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. untuk menentukan level argumentasi siswa tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas argumentasi siswa pada tahap kuis dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1. Argumen yang dikemukakan oleh siswa hanya berupa klaim dan tidak mengandung data-data yang mendukung klaim tersebut, serta tidak ada pula penjamin yang mendukungnya. Hal inilah yang membuktikan bahwa kualitas argumentasi siswa pada tahap kuis dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1 argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim. Berikut ini adalah cuplikan beberapa potongan klaim yang dikemukakan oleh siswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan pada tahap kuis: G: Pertanyaan pertama, apakah definisi dari virus?

M: Virus adalah penyakit yang menginfeksi sel organisme biologis. Klaim-1e.

M: Jawaban Salsa kurang tepat. Respon terhadap klaim-1e  Non klaim.

G: Ada yang ingin menambahkan?

M: Qudsi ingin menambahkan, Bu. Respon terhadap stimulans-1f  Non

klaim. M: Virus dapat berkembang biak pada sel hidup, dan tidak dapat berkembang biak di luar sel hidup. Klaim-1f. Yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang. Klaim-1f. G: Baiklah, dua kelompok itu dapat nilai, akan tetapi nilai yang didapat harus setengah-setengah, karena jawaban mereka kurang lengkap. Coba, kalau ada yang dapat menjawab, virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan? M: Saya ingin menjawabnya, Bu. Respon terhadap stimulans-2a  Non klaim. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. Respon terhadap respon stimulans-2a  Non klaim. G: Ya kamu, silahkan jawab dengan suara yang kencang M: Virus adalah mikroorganisme terkecil, lebih kecil daripada bakteri, virus termasuk mikroorganisme aseluler. Klaim-2a-1. G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, tepat sekali. Itu adalah pertanyaan kedua. M: Iya Bu, itu merupakan pertanyaan kedua. Respon terhadap pernyataan-2a  Non klaim. 7 Lampiran 8, h. 255. Beberapa contoh potongan klaim yang dikemukakan oleh siswa di atas menggambarkan bahwa argumen yang dikemukakan hanya berupa klaim, dan tidak mengandung data-data yang mendukung klaim, serta tidak ada pula penjamin yang mendukungnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas argumentasi siswa pada tahap ini berada pada level 1 argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim.

B. Temuan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan hasil analisis di antaranya:

1. Siswa Bercakap yang Bukan Merupakan Materi Pembelajaran

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pembentukan kelompok, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis. Pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal inilah terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok yang berhasil terekam dalam alat perekam yang telah dipersiapkan. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa percakapan siswa yang terjadi dalam diskusi kelompok ini tidak hanya bercakap mengenai materi pembelajaran saja, akan tetapi siswa juga bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini mengalami penghapusan pada saat proses penghalusan teks menjadi teks dasar agar kalimat-kalimat yang dihasilkan menjadi lebih efektif. Percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok ahli dan kelompok asal. Kurangnya atau minimnya partisipasi guru sebagai fasilitator pada saat berjalannya diskusi kelompok terutama pada tahap diskusi kelompok ahli ini menjadi alasan mengapa siswa dapat bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa efektivitas diskusi kelompok siswa rendah karena disebabkan oleh faktor yang berasal dari guru, maka dari itu diperlukan intervensi guru dalam diskusi kelompok pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk menunjang kualitas argumentasi siswa. Cuplikan potongan percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran tertera pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Cuplikan Potongan Percakapan Siswa yang Keluar dari Materi Pembelajaran Teks Asli Kelompok Ahli Virus Rabies Kelompok Asal 2 M: Bawa HP gak, Lu? M: Hah? M: Bawa HP gak? M: Enggak. Buat nelepon Riris itu. M: Yaelah Lu. M: Lu SMS Riris Nebeng Gue sama Riris. M: Eh, Gue gak ada pulsa. M: Yah… Gak usah ngomong, Din. M: Memang Lu suka sama Riris, Din? M: Kagak. M: Buddin suka tahu sama Riris. M: Lu kali yang suka, Alwin. M: Lah, malas amat Gue sama Riris.

M: Yah, habis ini ulangan.

M: Ulangan apaan, Nisa?

M: Ulangan Agama.

M: Iya apa? Sendiri-sendiri, ya? M: Ya berdua-berdua lah. Beberapa cuplikan potongan percakapan yang tertera pada tabel 4.7 di atas membuktikan bahwa pada saat diskusi kelompok berlangsung, siswa tidak hanya bercakap mengenai materi pembelajaran saja, akan tetapi siswa juga bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok, baik kelompok ahli maupun kelompok asal. Adanya percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini juga menandakan bahwa efektivitas dari diskusi kelompok tersebut rendah, dikarenakan kurangnya intervensi dari guru sebagai fasilitator pada saat diskusi kelompok berlangsung.

2. Klaim yang Dihasilkan Siswa dari Pertanyaan yang Terdapat Dalam

LKS Kelompok Ahli yang Sifatnya Pemahaman C2 Tidak Mencapai Level Pemahaman C2 Selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap diskusi kelompok ahli, masing-masing siswa mendapatkan 1 buah Lembar Kerja Siswa LKS sesuai dengan topik yang menjadi keahliannya. Setiap kelompok ahli diberikan permasalahan yang senada, namun disesuaikan dengan topik yang menjadi keahliannya. Permasalahan yang diberikan adalah definisi dan penyebab penyakit tertentu topik yang disajikan adalah cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS, serta perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu yang menjadi keahliannya. Siswa diminta untuk merumuskan solusi terhadap permasalahan yang diberikan dengan cara berdiskusi bersama dengan kelompok ahlinya. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa LKS dan catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa ketika siswa diberi permasalahan yang sifatnya pemahaman C2, seperti perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu, klaim yang dihasilkan siswa tidak mencapai level pemahaman C2 dan kualitas dari klaim tersebut masih lemah. Hal tersebut dapat dilihat dalam wacana yang dikemukakan oleh siswa di setiap kelompok ahli pada permasalahan yang sifatnya pemahaman C2 seperti tertera pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Wacana yang Dikemukakan Oleh Siswa di Setiap Kelompok Ahli pada Permasalahan yang Sifatnya Pemahaman C2 Nama Kelompok Ahli Virus Cacar Virus Polio Virus Rabies Virus Influenza HIV-AIDS Perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan Perbedaan antara bakteriofage dengan HIV adalah bahwa HIV hidup dan berkembang

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan belajar siswa melalui strtegi pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada konsep hidrokarbon: penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) di Madrasah Aliyah Annajah Pettukangan selatan Jakartach

4 24 102

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA.

0 2 17