Pemetaan Penggunaan Lahan Menentukan Budi Daya Laut

132 GEOGRAFI Kelas XII Berbagai bencana akhir-akhir ini menimpa dari banjir, longsor, gempa hingga tsunami seolah mengantre menunjukkan kekuatannya. Korban pun banyak berjatuhan. Melihat kenyataan ini seperti menjadi hal yang layak apabila negeri kita disebut negeri bencana. Setujukah kamu? Sudah semestinya kita berusaha menghadapi musibah yang mungkin terjadi serta tanggap dengan segala kemungkinan yang terjadi baik itu gempa, banjir, tsunami maupun longsor. Sebagai langkah awal, kamu bisa mengenali potensi bencana di lingkunganmu. Bisa jadi korban tidak akan banyak berjatuhan jika masyarakat benar-benar mengenali bahwa daerahnya berpotensi terhadap terjadinya suatu bencana. Lebih lanjut kamu bisa menyajikan potensi tersebut pada peta dan menyusunnya menjadi informasi kerawanan bencana sedemikian rupa, sehingga tidak hanya bermanfaat bagimu tetapi juga bagi masyarakat di lingkunganmu. Sistem informasi ini dapat kamu susun melalui berbagai data dari berbagai sumber, antara lain dari interpretasi data hasil teknologi penginderaan jauh menjadi sebuah peta. Nah, untuk mengolah data tersebut kamu dapat menggunakan prinsip kerja sistem informasi geografis SIG. Sumber: Republika, 22 April 2005 SIG dapat dimanfaatkan untuk mengenali wilayah rawan bencana alam. 133 Sistem Informasi Geografis SIG Teknologi informasi berkembang amat pesat. Keingintahuan manusia sangat mendorong perkembangan tersebut. Rasa ingin tahu manusia tidak hanya terbatas pada lingkungan sekitar. Manusia juga ingin mengetahui objek dan fenomena di permukaan Bumi yang tidak sepenuhnya dapat kamu lihat karena keterbatasan indra penglihatan. Seperti contohnya peristiwa tsunami di Aceh pada bulan Desember 2004. Bagi kamu yang tidak tinggal di Aceh tentunya ingin mengetahui bagaimana hal itu terjadi. Kamu tentu ingin mengetahui wilayah mana saja yang terkena gelombang tsunami dan seberapa parah kerusakan yang terjadi. Pada saat seperti ini kamu akan menyadari betapa pentingnya teknologi informasi up to date yang mampu menggambar- kan lokasi tertentu di permukaan Bumi, fenomena apa yang terjadi, bagaimana fenomena itu terjadi, dan pertanyaan lain berhubungan dengan keruangan. Kenyataan seperti ini mendorong manusia untuk menciptakan suatu sistem yang mampu mengolah hasil rekaman kenampakan Bumi dengan lebih teliti dan memadukannya dengan data-data lain yang telah tersedia. Maka, terciptalah teknologi yang tidak hanya mampu menggambarkan hasil rekaman Bumi dengan peta, tetapi juga mampu memadukan hasil rekaman tersebut dengan suatu data hingga menghasilkan informasi baru. Nah, teknologi ini disebut SIG. A. Memahami SIG Mungkin istilah SIG masih terasa asing bagimu. Tetapi, mungkin tanpa kamu sadari kamu telah menerapkan konsep dasar SIG dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kamu telah menikmati produk-produk teknologi informasi tersebut. Pada saat menggambarkan peta maupun membuat suatu peta tematik, kamu telah menerapkan sebagian dari konsep dan tahapan dalam SIG secara sederhana. Lalu, bagaimana sebenarnya konsep dasar dan tahapan kerja dalam SIG? 1. Konsep Dasar SIG Masalah lokasi merupakan hal penting dalam geografi. Misalnya kamu diberikan pertanyaan, ”Di mana kamu parkir?” Mungkin pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sering kita dengar. Meskipun kelihatan sepele, pertanyaan ini merupakan salah satu contoh bentuk pengenalan lokasi yang mendasar dalam geografi. Untuk sistem informasi geografis, modern, konvensional, spa- sial, digitasi, editing, topologi, overlay, skoring, buffering, integrasi, interpretasi, peng- inderaan jauh Dunia pemetaan spasial berkembang dengan pesat. Begitu pula dengan tuntutan penggunaan. Saat ini peta tidak hanya menyajikan informasi spasial begitu saja, tetapi dituntut agar dapat digunakan untuk pengelolaan sumber daya perencanaan pembangunan. Bahkan hingga investigasi ilmiah lainnya. SIG berperan dalam hal ini, karena SIG mampu mengelola, membangun, menyimpan, dan menampilkan kembali data yang memiliki referensi geografis. Kemampuan ini membuatnya banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang.