Pasar Kesalahan Panjang Alat Ukur
69
Lokasi Industri dan Pertanian
Mengapa? Ya, karena kegiatan industri menjadikan lingkungan sebagai objek. Contohnya pengambilan
bahan mentah yang berasal dari lingkungan. Pengam- bilan sumber daya alam yang dapat diperbarui, harus
memerhatikan regenerasi terhadap sumber daya alam tersebut. Misalnya penebangan kayu di hutan harus
disertai dengan reboisasi. Tidak hanya pengambilan sumber daya alam yang diperbarui, pengambilan
sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui, seperti tambang batu bara harus dilakukan dengan pengelolaan
lingkungan yang baik. Setiap tahap kegiatan industri harus dikelola dengan baik, hingga tidak memberikan
dampak buruk terhadap lingkungan. Dampak buruk akibat berdirinya suatu industri antara lain
pencemaran air, udara, dan tanah.
Pencemaran air bisa terjadi di sungai, danau bahkan di laut. Pencemaran terjadi manakala limbah
yang dibuang belum dinetralkan terlebih dahulu. Jika air tercemar, organisme air bisa mati dan air tidak bisa
digunakan lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk di sekitar perairan tersebut. Bahkan,
terkadang karena parahnya pencemaran, air tidak dapat digunakan lagi untuk pertanian dan para nelayan rugi
akibat hasil tangkapan ikan berkurang. Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan kebijakan dengan
peraturan pengolahan limbah bagi tiap industri yang menghasilkan limbah. Pengelolaan limbah dilakukan dengan
terlebih dahulu menampung limbah sementara pada bak pengolahan limbah untuk dinetralkan agar tidak berbahaya bagi
lingkungan.
Pencemaran lingkungan juga dapat terjadi di udara. Udara tercemar oleh debu dan asap dari berbagai industri. Pencemaran
udara pada tingkat yang lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Beberapa contoh di atas merupakan dampak yang
patut kita perhitungkan untuk menentukan lokasi industri.
Kajian geografi berperan dalam penentuan lokasi industri. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi
industri adalah aspek biofisik. Aspek biofisik meliputi penggunaan lahan, kemiringan lereng dan relief, kedalaman muka
air tanah, tekstur tanah, kedalaman tanah, banjir, serta jaringan jalan.
1 Penggunaan Lahan
Apakah semua lahan cocok dipilih menjadi lokasi industri? Bayangkan saja jika kamu tinggal di suatu kawasan
permukiman yang dekat dengan lokasi industri. Apa yang kamu rasakan? Mungkin kamu akan mengalami gangguan
seperti bising, getaran, bau, debu, bahkan mungkin kemacetan lalu lintas. Jika kamu tinggal di lokasi yang demikian, berarti
kamu berada pada zona campuran mix used zoning, yaitu zona yang menunjukkan hubungan sinergis antara industri
dengan permukiman. Tetapi, harus diakui bahwa kedekatan industri dengan permukiman juga memunculkan kerawanan
seperti yang telah disebutkan tadi.
Sumber: www.tempointeraktif.com
Gambar 3.11 Bak pengelolaan limbah.
Sumber: www.chilihistoryproject.com
Gambar 3.10 Pengelolaan lingkungan yang baik harus dilakukan oleh industri, termasuk industri
tambang batu bara.
70
GEOGRAFI Kelas XII
Lokasi industri yang berdekatan dengan situs purbakala juga menimbulkan kerawanan. Keber-
adaan situs purbakala sangat dilindungi. Karena itu, pendirian lokasi industri seharusnya tidak
merusak situs purbakala yang telah ada. Lalu, lahan seperti apakah yang sesuai untuk dijadikan lokasi
industri? Lahan kebun atau tegalan lebih mudah diubah menjadi suatu lokasi industri daripada
lahan permukiman. Sebenarnya pemerintah telah mengatur penggunaan lahan dalam tata ruang
daerah. Tetapi, sulit untuk menentukan lokasi industri yang benar-benar jauh dari permukiman,
terutama di kota-kota besar di Jawa.
Dalam perencanaan pengembangan wilayah termasuk perencanaan pengembangan industri perlu mengetahui
penggunaan lahan lainnya, karena ada beberapa penggunaan lahan yang tidak boleh dialihfungsikan, yaitu sawah irigasi,
permukiman, kawasan lindung sempadan sungai, sempadan pantai, serta kawasan strategis militer.
Perlindungan terhadap lahan pertanian terutama yang beririgasi teknis dan lahan dengan fungsi utama melindungi
sumber daya alam dari pengaruh kawasan industri diatur dalam Keppres Nomor 41 Tahun 1996. Coba perhatikan tabel
klasifikasi bentuk dan harkat penggunaan lahan untuk lokasi industri berikut ini.
Tabel 3.1 Klasifikasi Bentuk dan Harkat Penggunaan Lahan untuk Lokasi Industri
No. Penggunaan Lahan
Harkat 1.
Lahan kosong, semak belukar, dan padang rumput. 4
2. Tegalan, kebun campur, dan industri.
3 3.
Perkebunan 2
4. Hutan
1 5.
Permukiman, sawah, militer, dan situs purbakala. –4
Sumber: Kursus Evaluasi Sumber Daya Lahan
2 Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng memengaruhi kestabilan lahan. Lereng yang terjal, cenderung kurang stabil. Pada lereng terjal sering
terjadi longsor dan rawan terhadap erosi. Jika lahan mempunyai karakteristik demikian tentu saja akan berbahaya
bagi lokasi industri. Lahan yang sesuai untuk lokasi industri mempunyai kemiringan lereng yang datar sampai landai.
Tidak percaya? Coba kamu perhatikan beberapa lokasi industri melalui peta topografinya atau
pengamatan langsung. Bagaimana kemiringan lereng di lokasi tersebut? Semuanya menempati
daerah yang berlereng landai atau dataran.
Kemiringan lereng merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi
industri. Semakin besar kemiringan lerengnya, maka akan semakin besar pula investasi yang harus
dikeluarkan untuk penanganannya. Hal ini dise- babkan faktor pemotongan dan penimbunan lereng
Sumber: Understanding Geography 4, halaman 180
Gambar 3.13 Lokasi industri di lahan datar.
Mengapa kawasan permukim- an, sempadan pantai, sempa-
dan sungai dihindari untuk didirikan lokasi industri?
Sumber: www.bhumisambhara.org
Gambar 3.12 Candi sebagai situs purbakala.