Iklim Teknologi yang digunakan untuk mem- peroleh informasi tentang sesuatu objek

198 GEOGRAFI Kelas XII fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda. Mata pencaharian, status sosial, suku bangsa, budaya, dan kepadatan penduduk juga bermacam-macam. Selain aspek bangunan dan demografis, karakteristik kota dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti topografi, sejarah, ekonomi, budaya, dan kesempatan usaha. Karakteristik kota selalu dinamis dalam rentang ruang dan waktu. Apabila dilihat sekilas wajah suatu kota, maka akan banyak susunan yang tidak beraturan. Akan tetapi, apabila diamati dengan cermat maka akan dijumpai bentuk dan susunan khas yang mirip dengan kota-kota lain. Misalnya, kota A berbentuk persegi empat, kota B berbentuk persegi panjang, dan kota C berbentuk bulat. Begitu juga dalam susunan bangunan kota terjadi pengelompokan berdasarkan tata guna lahan kota. Jadi, suatu kota memiliki bentuk dan susunan yang khas. Apabila kamu mengamati kota berdasarkan peta penggunaan lahan, maka kamu akan mendapatkan berbagai jenis zona, seperti zona perkantoran, perumahan, pusat pemerintahan, pertokoan, industri, dan perdagangan. Zona-zona tersebut menempati daerah kota, baik di bagian pusat, tengah, dan pinggirannya. Zona perkantoran, pusat pemerintahan, dan pertokoan menempati kota bagian pusat atau tengah. Zona perumahan elite cenderung memiliki lokasi di pinggiran kota. Sedang zona perumahan karyawan dan buruh umumnya berdekatan dengan jalan penghubung ke pabrik atau perusahaan tempat mereka bekerja. Para geograf dan sosiolog telah melakukan penelitian berkaitan dengan persebaran zona-zona suatu kota. Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan persebaran spasial kota. Beberapa teori tentang struktur kota dapat kamu ikuti pemaparan- nya sebagai berikut. 1 Teori Konsentris Concentric Theory Teori konsentris dari Ernest W. Burgess, seorang sosiolog beraliran human ecology, merupakan hasil penelitian Kota Chicago pada tahun 1923. Menurut pengamatan Burgess, Kota Chicago ternyata telah berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris yang mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-beda. Burgess berpendapat bahwa kota-kota mengalami perkembangan atau pemekaran dimulai dari pusatnya, kemudian seiring pertambahan penduduk kota meluas ke daerah pinggiran atau menjauhi pusat. Zona-zona baru yang timbul berbentuk konsentris dengan struktur bergelang atau melingkar. Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima zona sebagai berikut. 1.5 km LEGENDA Built-up Area Public Buildings Business Buildings Industrial Buildings Road City Boundary River U Sumber: Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, halaman 80 Gambar 6.16 Kota Yogyakarta awal abad XX berbentuk persegi empat. 199 Pola Keruangan Desa dan Kota Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.17 Struktur kota menurut teori konsentris. Keterangan: Zona 1 : Daerah Pusat Kegiatan DPK atau Central Business District CBD. Zona 2 : Peralihan, zona perdagangan beralih ke permukiman. Zona 3 : Permukiman kelas pekerja atau buruh. Zona 4 : Permukiman kelas menengah. Zona 5 : Penglaju, zona permukiman beralih ke zona pertanian. Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat Eropa yang telah maju penduduknya. Teori ini mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute transportasi dan komunikasi. 2 Teori Sektoral Sector Theory Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya pada tahun 1930-an. Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih berdasarkan sektor- sektor daripada sistem gelang atau melingkar sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Burgess. Hoyt juga meneliti Kota Chicago untuk mendalami Daerah Pusat Kegiatan Central Business District yang terletak di pusat kota. Ia berpendapat bahwa pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar. Mengapa struktur kota menurut teori sektoral dapat terbentuk? Para geograf menghubungkannya dengan kondisi geografis kota dan rute transportasi- nya. Pada daerah datar memungkinkan pembuatan jalan, rel kereta api, dan kanal yang murah, sehingga penggunaan lahan tertentu, misalnya perindustrian meluas secara memanjang. Kota yang berlereng menyebabkan pembangunan perumahan cenderung meluas sesuai bujuran lereng. Keterangan: Zona 1 : Daerah Pusat Kegiatan DPK atau Central Business District CBD Zona 2 : Daerah grosir dan manufaktur. Zona 3 : Permukiman kelas rendah. Zona 4 : Permukiman kelas menengah. Zona 5 : Permukiman kelas atas. 3 Teori Inti Ganda Multiple Nucleus Theory Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua geograf ini berpendapat, meskipun pola konsentris dan sektoral terdapat dalam wilayah kota, kenyataannya lebih kompleks dari apa yang dikemukakan dalam teori Burgess dan Hoyt. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 6.19 Struktur kota menurut teori sektoral. Sumber: www.mishell.image.pbase.com Gambar 6.18 Daerah Pusat Kegiatan Central Business District.