88
GEOGRAFI Kelas XII Agak buruk
d4 Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik dan tidak terdapat bercak
berwarna kuning, cokelat atau kelabu. Adanya bercak pada kedalaman sekitar 40 cm dari permukaan tanah.
Buruk d5
Pada bagian bawah lapisan atas atau dekat permukaan terdapat tanah berwarna atau bercak kelabu, cokelat atau kekuningan.
Sangat buruk d6
Pada seluruh lapisan tanahhorison tanah terdapat warna kelabu di lapisan atas dan bawah, serta di lapisan bawah dijumpai bercak berwarna kebiruan, atau terdapat air
yang menggenang di permukaan dalam waktu yang relatif lama sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan
Tabel 3.12 Klasifikasi dan Kriteria Kedalaman Tanah Efektif untuk Pertumbuhan Tanaman
Kode Klas
Kedalaman cm k0
Sangat dalam 120
k1 Dalam
90–120 k2
Sedang 60–90
k3 Dangkal
30–60 k4
Sangat dangkal 30
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan
3 Kondisi Medan
Kondisi medan di sini berbeda dengan tanah. Menurut van Zuidam, medan adalah suatu bidang lahan yang
berhubungan dengan sifat-sifat fisik permukaan dan dekat permukaan yang kompleks dan penting bagi manusia. Jadi,
kondisi medan lebih memandang bagaimana konfigursi permukaan Bumi yang ditentukan oleh kemiringan lereng,
ada tidaknya singkapan batuan, serta keadaan batuan atau bahan kasar di permukaan Bumi. Bahan kasar tersebut seperti
kerikil, kerakal, dan batuan biasa. Menurutmu mengapa hal ini perlu dipertimbangkan? Bisakah kamu bayangkan seorang
petani harus membajak sawah pada lokasi yang masih terdapat banyak batuan? Pasti akan sangat sulit dalam
pengolahan lahannya bukan? Tidak hanya itu, bahkan faktor persebaran bahan kasar ini juga menentukan pertumbuhan
tanaman.
Selain itu, medan memengaruhi kondisi kestabilan lahan untuk bangunan. Meskipun kestabilan lahan tidak banyak
berperan dalam memengaruhi keberadaan lokasi pertanian, namun perlu juga dipertimbangkan karena menyangkut
kelangsungan lahan pertanian itu sendiri. Berikut ini kriteria dan klasifikasi medan yang bisa digunakan sebagai pedoman
penilaian kelayakan lahan untuk pertanian.
89
Lokasi Industri dan Pertanian
Tabel 3.13 Klasifikasi Medan Berdasarkan Kemiringan Lereng, Persentase Bahan Kasar, dan Singkapan
Batuan
Kemiringan Lereng Klas
Kemiringan Topografi
Datar 0–3
Timbulan rata-hampir rata Landai
3–8 Timbulan berombak
Agak miring 8–15
Timbulan bergelombang Miring
15–30 Timbulan perbukitan
Agak curam 30–45
Timbulan pegunungan Curam
45–65 Timbulan pegunungan
Sangat curam 65
Timbulan pegunungan Persentase Bahan Kasar terhadap Luas Permukaan
Kerikil Kerakal
Batuan Lepas Klas
Kisaran Klas
Kisaran Klas
Kisaran Tanpa
Tanpa Tanpa
0,01 Sedikit
0–15 Sedikit
0–15 Sedikit
0,01–3 Sedang
15–50 Sedang
15–50 Sedang
3–15 Banyak
50–90 Banyak
50–90 Banyak
15–90 Sangat banyak
90 Sangat banyak
90 Sangat banyak
90 Persentase Singkapan Batuan terhadap Luas Permukaan
Klas Kisaran
Tanpa Kurang dari 2 luas permukaan tanah tertutup batuan.
Sedikit Kurang lebih 2–10 luas permukaan tanah tertutup batuan.
Sedang Kurang lebih 10–50 luas permukaan tanah tertutup batuan.
Banyak Kurang lebih 50–90 luas permukaan tanah tertutup batuan.
Sangat banyak Lebih dari 90 luas permukaan tanah tertutup batuan.
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan
b. Faktor Ekonomis dan Manusia
Bagaimana faktor ini memengaruhi pertanian? Pertanian dapat dikatakan sebagai proses produksi. Suatu proses produksi akan
mempertimbangkan keuntungan secara ekonomi termasuk manusia sebagai salah satu modal dalam pengelolaan pertanian.
1 Manusia
Manusia sebagai tenaga pengelola lahan dibutuhkan dalam pertanian. Di beberapa tempat yang tersedia tenaga kerja yang
melimpah, maka pertanian cenderung menggunakan tenaga manusia lebih banyak. Selain itu, keahlian yang dimiliki oleh
tenaga kerja juga berpengaruh terhadap hasil pertanian.
90
GEOGRAFI Kelas XII
2 Modal
Ketersediaan modal memengaruhi beberapa bagian dalam sistem pertanian. Pengaruhnya sering bisa dilihat dari hasil
pertanian. Petani dengan modal yang terbatas, mempunyai keterbatasan dalam pengelolaan lahan, seperti penggunaan
mesin, pemupukan dan lain sebagainya. Berbeda dengan petani yang mempunyai modal cukup. Sekarang coba kamu
temukan bentuk lain pengaruh modal terhadap sistem pertanian.
3 Teknologi
Teknologi bisa membantu mengolah lahan menjadi lebih produktif. Beberapa bentuk teknologi antara lain irigasi dan
penggunaan mesin. Menggunakan bantuan keduanya, hasil panen bisa meningkat. Selain itu, dengan teknologi petani
juga bisa mengatasi berbagai keterbatasan lahan. Kemajuan teknologi mendorong penemuan yang terkait dengan dunia
pertanian, seperti pengembangan akuakultur, pengembangan pupuk, dan penanggulangan penyakit.
4 Permintaan Pasar
Permintaan pasar menjadi faktor yang memengaruhi pertanian secara komersial. Ketika permintaan naik, maka petani akan
berusaha untuk memenuhi target pemintaan pasar. Sebaliknya ketika permintaan menurun, kegiatan pertanian tidak menun-
jukkan geliat yang berarti.
5 Pemerintah
Pemerintah memberikan pengaruh pada pertanian dengan kebijakan dan bantuan yang diberikan kepada petani, seperti
subsidi pupuk, bantuan pengembangan sarana irigasi, pembangunan waduk, pelatihan pengembangan pertanian,
dan sebagainya.
Sekarang kamu sudah mengetahui apa yang memengaruhi berkembang tidaknya suatu pertanian. Jadi, bisakah kamu
bayangkan bagaimana lokasi pertanian yang ideal? Yang perlu kamu pertimbangkan jika akan mengembangkan lahan menjadi
lahan pertanian adalah tanaman apa yang hendak kamu tanam di lahan tersebut dan apakah tanaman itu cocok dengan kondisi lahan.
Nah, berikut ini kamu akan belajar bagaimana menilai lahan untuk pertanian.
2. Mengkaji Lahan dan Menentukan Lokasi
Pertanian
Dalam pertanian bukan hanya tanah yang menjadi pembahasan- nya. Banyak aspek alam yang terkait di dalamnya, hingga akhirnya
dipilih istilah lahan pertanian. Kaitannya dengan ini menurut FAO, lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, re-
lief, tanah, air dan vegetasi, serta benda yang ada di atas permukaan Bumi, yang secara langsung berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
Lingkup lahan seperti inilah yang dikaji dalam pertanian. Kegiatan di dalam pertanian mewujudkan berbagai bentuk penggunaan lahan, yang
terwujud dengan berbagai pertimbangan pengguna lahan atau petani.
91
Lokasi Industri dan Pertanian
Dalam mengkaji lahan untuk diwujudkan menjadi penggunaan lahan tertentu, dapat dilakukan dengan metode evaluasi kemampuan lahan
dan kesesuaian lahan. Keduanya pernah kamu pelajari meskipun terbatas. Nah, coba jelaskan seingatmu perbedaan keduanya.
Menilai kemampuan lahan berarti menilai dan mengelompokkan lahan berdasarkan potensi dan hambatannya apabila digunakan untuk
penggunaan lahan secara umum. Misalnya, berdasarkan penilaian kemudian dikelompokkan apakah lahan tersebut cocok untuk
pertanian lahan garapan, penggembalaan, hutan produksi, atau cagar alam hutan lindung. Dari pengelompokan ini dibagi menjadi delapan
kelas. Kamu bisa membuka buku kelas XI untuk mengetahui masing- masing kondisi lahan setiap kelasnya. Berikut ini klasifikasi lahan
berdasarkan kelas kemampuan lahan.
Tabel 3.14 Klasifikasi Lahan Berdasarkan Kelas Kemampuan Lahan
Karakter Lahan Lahan Dapat Digarap
Lahan Tidak Dapat Digarap I
II III
IV V
VI VII
VIII Lereng
Datar Landai
Sedang Curam
Curam Curam
Sangat Sangat
curam curam
Kedalaman Dalam –
Dalam – Dangkal
Dangkal – Dangkal –
Dangkal – Dangkal –
Dangkal – dalam geluh
geluh sedang
pasir sangat
sangat sangat
sangat berpasir
bergeluh dangkal
dangkal – dangkal
dangkal pasir
Tekstur tanah Lempung
Geluh Sedang
Pasir Pasir pasir
Pasir Pasir
Pasir berpasir
lempung bergeluh
geluhan geluhan
geluhan geluhan
pH tanah 6–7
5–6 4,5–5
4,5–5 3,5–4,5
3,5–4,5 3,5–4,5
3,5–4,5 9–8
8–8,5 8,5
8,5 8,5
8,5 8,5
Drainase Baik
Sedang Sangat
Jelek Jelek
Sangat Sangat
Sangat lambat
jelek jelek
jelek Bahaya erosi
Tiada Sedang
Berat Sangat
Sangat Sangat
Sangat Sangat
berat berat
berat berat
berat
Sumber: Ilmu Tanah
Satu lagi metode yang dapat digunakan untuk menilai lahan adalah kesesuaian lahan. Menurut FAO dalam Framework for Land
Evaluation, kesesuaian lahan adalah sistem klasifikasi kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Dari pengertian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa suatu wilayah dapat berbeda tingkat kesesuaiannya tergantung pada tipe penggunaan lahan yang
dipertimbangkan. Misalnya, berdasarkan penilaian kemampuan lahan, suatu wilayah bisa dikembangkan menjadi lahan pertanian, maka
dengan konsep kesesuaian lahan, lahan pertanian yang akan diwujudkan dinilai kesesuaiannya untuk jenis-jenis tanaman. Bisa
saja lahan tersebut sesuai untuk tanaman jagung tetapi tidak sesuai bagi tanaman padi.
Di dalam memilih lahan yang sesuai untuk tanaman, dilakukan dengan dua tahap. Pertama, menilai persyaratan tumbuh tanaman yang
akan diusahakan dan mengetahui sifat-sifat tanah, serta lokasi yang pengaruhnya bersifat negatif. Kedua, yaitu mengidentifikasi lahan
yang mempunyai karakteristik sesuai keinginan, tanpa sifat lain yang tidak diinginkan. Menggunakan konsep-konsep tersebut, dapatkah
kamu bayangkan langkah nyata apa yang harus dilakukan guna
92
GEOGRAFI Kelas XII
memperoleh lokasi yang sesuai untuk pertanian? Ya, benar, menggunakan data dan peta. Data yang dimaksud di sini data mengenai
karakteristik lahan, bisa diperoleh dari data sekunder atau melalui pengukuran. Setelah data diperoleh, kemudian dicocokkan dengan
persyaratan tumbuh suatu jenis tanaman tertentu.
Menurut FAO, klasifikasi kesesuaian lahan terdiri atas empat kategori yang merupakan tingkat generalisasi yang bersifat menurun,
yaitu: a.
Ordo, menunjukkan jenis atau macam kesesuaian atau keadaan secara umum.
b. Klas, menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.
c. Subklas, menunjukkan pembatas atau tindakan perbaikan yang
perlu dilakukan. d. Unit, menunjukkan perbedaan kecil yang dibutuhkan dalam
pengelolaan dalam setiap subklas. Pada tingkat yang sederhana, kesesuaian lahan pada tingkat ordo
lebih sering digunakan sebagai pedoman. Kesesuaian lahan pada tingkat ini menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak untuk
peruntukan tertentu. Ordo kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Ordo S ”sesuaisuitable”, yang berarti lahan dapat digunakan untuk penggunaan tertentu secara lestari, dengan risiko yang
sedikit hingga hampir tidak ada risiko kerusakan terhadap sumber daya lahan yang digunakan. Pada tingkatan ini masih dibedakan
menjadi tiga kelas, yaitu: 1 Kelas S1 ”sangat sesuai” higly suitable, yaitu lahan yang tidak
mempunyai pembatas yang cukup berat untuk penggunaan yang lestari dan tanpa risiko tinggi.
2 Kelas S2 ”cukup sesuai” moderately suitable, yaitu lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk suatu penggunaan
yang lestari. Adanya faktor pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan.
3 Kelas S3 ”sesuai marginal” marginally suitable, yaitu lahan yang mempunyai pembatas sangat berat untuk suatu
penggunaan yang lestari. Faktor pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan, diperlukan usaha mengelola
faktor pendukung yang diperlukan.
b. Ordo N ”tidak sesuai” not suitable, merupakan lahan yang
mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga mengakibatkan sulit dilakukan penggunaan yang lestari. Ordo ini dibagi ke dalam
dua kelas, yaitu: 1 Kelas N1 ”tidak sesuai pada saat ini” curently not suitable,
lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat tetapi dimungkinkan untuk di atasi, hanya tidak dapat diperbaiki
dengan tingkat pengetahuan yang berkembang pada saat dilakukan penilaian lahan dan biaya yang rasional.
2 Kelas N2 ”tidak sesuai permanen” permanently not suitable, yaitu lahan mempunyai pembatas sangat berat dan tidak
mungkin dilakukan perbaikan dan penggunaan yang lestari.
93
Lokasi Industri dan Pertanian
Berdasarkan tingkatan kesesuaian lahan, berarti setiap tanaman pun membutuhkan persyaratan lahan yang berbeda untuk pertumbuh-
annya. Misalnya tanaman padi membutuhkan karakteristik lahan yang berbeda dengan tanaman jagung, kacang, maupun buah-buahan. Hal
ini dapat kamu buktikan dengan mencermati tabel berikut.
Tabel 3.15 Prasyarat Tumbuh Tanaman Padi Sawah Wetland Rice
Kualitas Lahan Klas Kesesuaian Lahan
S1 S2
S3 N1
N2 Suhu udara t
Rerata tahunan °C 25–29
30–32 33–35
35–40 40
24–22 21–18
18 Tipe iklim
C3, C4, D1 Zona agroklimat
B2, B3, C2 A1, A2, B1
D2, D3 D4, E1, E2
E3, E4 Kondisi perakaran
Drainase tanah agk.jlk-sdg
sgt.jlk-jlk baik
agk.cpt cepat
Tekstur tanah atas glp, gld, dl
g, gp, gld, ld, l pg, l
pasir berkerikil
Kedalaman efektif cm 50
41–50 20–40
20–10 10
Ketersediaan hara n N total lapisan atas
t sedang rendah
sgt.rdh –
P205 tersediap lap. atas sgt.tg
tinggi sdg-rdh
sgt.rdh –
K20 tersedia lap. atas t sedang
rendah sgt.rdh
– –
Kondisi medan s Kemiringan lereng
0–3 3–5
5–8 8–15
15 Kemiringan permukaan
0–5 5–10
10–25 25–50
50 Singkapan batuan
0–5 5–25
25–50 50
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan
Tabel 3.16 Prasyarat Tumbuh Tanaman Jagung Maize
Kualitas Lahan Klas Kesesuaian Lahan
S1 S2
S3 N1
N2 Suhu udara t
Rerata tahunan °C 20–26
27–30 31–32
33–35 35
20–18 18
– Tipe iklim
C2, C3, D2 A1, B1, C1
Zona agroklimat D3
A2, B2, B3 D1, E1
D4, e2, E3 E4
Kondisi perakaran r Drainase tanah
baik-agak baik agak jelek
jlk–agak.cpt sgt.jlk–cpt
– Tekstur tanah atas
glp, gd, d gp, lp
pg, ld pasir
pasir kerikil gl, gld
l. struktur l. masif
Kedalaman efektif cm 60
40–60 20–69
20–10 10
Ketersediaan hara n N total lapisan atas
t sedang rendah
sangat rendah –
– P205 tersedia lap. atas
sangat tinggi tinggi
sedang rendah sangat rendah
– K20 tersedia lap. atas
t sedang rendah
sangat rendah –
– Kondisi medan s
Kemiringan lereng 0–5
5–15 15–20
20–35 35
Batuan permukaan 0–5
5–10 10–25
25–50 50
Singkapan batuan 0–5
5–25 25–50
50
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan
94
GEOGRAFI Kelas XII Kualitas Lahan
Klas Kesesuaian Lahan S1
S2 S3
N1 N2
Suhu udara t Rerata tahunan °C
24–29 29–32
32–35 Tidak ada
55 22–N 24
18– 22 13
Ketersediaan air W Jumlah bulan kering
3 3– 4
4–4,5 Tidak ada
9,5 Rerata CH tahunan mm
1.500 1.200–1.500
800– 1.200 800
Kondisi perakaran r Drainase tanah
Terhambat Terhambat
Sedang, baik Cepat
Sangat cepat Tekstur tanah atas
glp, ld, d, gl gp, l. gld, ld
pg, l. masif Tidak ada
Kerikil, pasir Kedalaman efektif cm
50 40–50
25– 40 20– 25
20 Potensi hara f
KTK atas meq100 gr Sdg. atau lebih
Rendah Sgt. rendah
Tidak ada Tidak ada
pH lapisan atas 5,5–7,0
7,0–8,0 8–8,5
Tidak ada 8,5
4,0– 4,5 4,0– 4,5
4,0 Ketersediaan hara n
N total lapisan atas Sdg. atau lebih
Rendah Sangat rendah
– –
P205 tersedia lap. atas Sangat tinggi
Tinggi Sedang
Sangat rendah –
K20 tersedia atas Sdg. atau lebih
Rendah Rendah
– –
Sangat rendah Toksisitas x
Salinitas lap. bawah 3,5
3,5–5,0 5,0–5,6
6,6–8,0 8,0
Kondisi medan s Kemiringan lereng
3 3–5
5–8 Tidak ada
8 Batuan permukaan
2 2–5
5–10 10–25
25 Singkapan batuan
tidak ada 2–5
5–15 Tidak ada
15
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan
Tabel 3.17 Prasyarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo Voland Rice
Tabel 3.18 Prasyarat Tumbuh Tanaman Sayuran Dataran Rendah Iklim Basah Seledri, Selada, Tomat, Mentimun, Cabai
Hijau, dan Cabai Merah
Kualitas Lahan Klas Kesesuaian Lahan
Sesuai S Cukup Sesuai CS
Tidak Sesuai N Media perakaran r
Drainase tanah Baik
Terhambat Cepat
Tekstur tanah atas Halus-sedang
Tidak ada Kasar
Kedalaman efektif cm t30
15– 30 15
Kondisi medan s Kemiringan lereng
15 15–25
25 Batuan permukaan
3 3–15
15 Singkapan batuan
25 Tidak ada
25
Sumber: Petunjuk Praktikum Evaluasi Sumber Daya Lahan